View
220
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
xiv
EXTRAIT
Cette recherche s’agit du mème Keanu Conspiration dans l’internet. Comme le
mème internet est en augmentation, il faut des études concernant le phénomène, y
parmi chaque genre du mème. L’une des characteristique des mèmes internets est
les règles non écrits des mèmes. Cette recherche s’agit des structures qui
contribuent aux règles non écrits pour des créateurs successifs. Les règles non écrits
sont des characteristiques uniques des mèmes car c’est la nature des mèmes de se
reproduire et de se distribuer parmi n’importe qui. Les règles préservent l’idée dans
le mème et sont essentiaux a l’existence du mème. Le clé important de déterminer
les règles est d’examiner les elements externaux dans chaque mème et trouver le
modèle. La relation entre les elements externaux et les modèles détermine les règles
des mèmes. Cela aide les créateurs de créer nouveaux mèmes sans défier les règles.
Cette recherche utilise l’observation comme méthode de recherche et les mèmes
d’un site Français populaire pour les mèmes, www.memecenter.fr.
Mots-clés: internet mème, elements externaux, l’analyse du discourse
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak dua dekade terakhir, internet menjadi sebuah media baru untuk
persebaran wacana. Dengan adanya internet, sebuah wacana dari suatu negara dapat
dinikmati di belahan dunia lain dalam hitungan detik. Hal ini berkontribusi besar
dalam persebaran sebuah wacana melalui internet.
Salah satu bentuk wacana yang baru tersebar melalui internet adalah meme1.
Meme adalah sebuah fenomena baru dalam dunia maya yang berbentuk ide yang
tertuang dalam bentuk wacana dan tersebar di dunia maya melalui sosial media.
Kata meme berasal dari bahasa Yunani mimesis yang artinya meniru atau mimikri
(Dawkins, 1976:192). Namun meme yang ada di dunia maya mempunyai keunikan
karena penyebarannya melalui media maya yang mempunyai keunggulan dalam hal
cakupan jarak dan kecepatan waktu. David Bennahum dalam jurnal “First Monday,
Volume 4, Number 10 - 4 October 1999” yang ditulis oleh Stephen Downes,
mendefinisikan meme jaringan maya sebagai berikut;
“Contagious idea that replicates like a virus, passed on from mind to
mind. Memes function the same way genes and viruses do, propagating
through commu nication networks and face–to–face contact between
people”.
‘Ide yang mudah sekali menular dan menyebar seperti virus, disebarkan
dari satu orang ke orang lain. Meme berfungsi layaknya gen dan virus,
yakni menyebar melalui jaringan komunikasi dan secara tatap muka antar
manusia’
1 Meme termasuk hal baru dalam wacana, karenanya belum ditemukan buku teori mengenai meme
internet. Belum ada juga padanan kata yang resmi dalam bahasa Indonesia. Walaupun begitu,
masyarakat Indonesia cenderung mengucapkan kata meme dengan pengucapan [meme].
2
Seperti definisi tersebut, mimikri dalam meme terlihat dari kecenderungan
orang untuk menyebarkan ide yang terdapat meme atau membuat sesuatu yang
serupa. Ide yang terdapat dalam sebuah meme dapat berupa kegiatan, kejadian, atau
tuturan yang menarik. Sifat menarik inilah yang membuat ide tersebut mudah
tersebar secara viral di dunia maya dan menjadi internet meme.
Bentuk wacana meme dapat berupa video, gambar, maupun teks bergambar.
Meme yang berbentuk teks bergambar biasanya terdiri dari foto makro yang
mempunyai teks berukuran besar yang bertemakan hal yang sama.
Orang dapat membuat meme berupa teks bergambar menggunakan aplikasi
pembuat meme yang dikenal sebagai generator meme yang terdapat di banyak situs
di dunia maya. Salah satu contoh generator meme berbahasa Prancis adalah
memecenter.fr.
Gambar 1. Contoh generator meme
Sumber: www.memecenter.fr/generateur
Siapa saja dapat membuat meme menggunakan foto yang sudah ada dan
tentunya mengikuti aturan yang berlaku untuk meme tersebut. Aturan tersebut
misalnya dalam bahasa apa meme tersebut ditulis, foto apa yang digunakan, dan
3
bagaimana struktur meme tersebut. Dalam sebuah generator meme, biasanya sudah
ditentukan kalimat pertama dan kalimat kedua dalam sebuah meme.
Gambar 2. Aturan yang terdapat dalam pembuatan meme
Sumber: www.memecenter.fr/generateur
Gambar ini kemudian diunggah ke media sosial seperti facebook atau
reddit.com yang merupakan forum terbesar di internet. Ketika meme tersebut sudah
tersebar di dunia maya, siapapun dapat mengunggah ulang.
Gambar 3. Contoh halaman penyebaran meme di facebook.com, yaitu halaman
Memes en français.
Sumber: www.facebook.com/Memes.en.français
4
Beberapa contoh meme teks bergambar dapat dilihat dalam gambar-gambar
berikut.
Gambar 4
Reçoit des sms / que des alertes infos
Mendapat sms / hanya dari operator seluler
Sumber: http://www.memecenter.fr/2013/07/29/texto-alone/
Gambar 5
Se reveille avec 5 emails de bon anniversaire / que des messages automatiques de
sites web
Mendapat 5 ucapan selamat ulang tahun sebagun tidur / semuanya adalah pesan
otomatis dari website.
Sumber: http://www.memecenter.fr/2013/02/14/le-jour-de-son-anniversaire/
5
Gambar 4 dan 5 merupakan meme “Seul pour toujours”. Meme “Seul pour
toujours” menggambarkan seseorang yang selalu sendiri, biasanya berisikan teks
yang mendeskripsikan situasi kesendirian yang terbagi dalam dua bagian: bagian
atas menggambarkan situasi seakan orang tersebut mempunyai banyak teman,
namun bagian bawah menjelaskan lebih lanjut bahwa sebenarnya ‘teman’ tersebut
tidak ada.
Gambar 6
Un avion / c’est comme un sous-marin aerien
Pesawat itu / seperti kapal selam di udara
Sumber: http://www.memecenter.fr/2013/10/29/lavion/
Gambar 7
Les etangs / c’est comme une ile pour les poisons
6
Danau itu / seperti pulau bagi ikan
Sumber: http://www.memecenter.fr/2013/03/02/ile-pour-poisson/
Gambar 6 dan 7 merupakan meme “Type très drogue”. Meme “Type très
drogue” menggambarkan keadaan seseorang yang dalam pengaruh obat dan
mengatakan hal-hal yang konyol. Contoh hal konyol tersebut dituliskan dalam dua
bagian, bagian pertama di bagian atas berisikan sebuah nomina, dan bagian kedua
di bawah berisikan perbandingan nomina tersebut dengan nomina lain yang
memiliki fungsi mirip namun berbeda.
Sedangkan meme yang akan dibahas pada penelitian ini adalah meme Keanu
Conspiration atau meme Keanu Conspiration (MKC). Meme ini adalah salah satu
meme berbentuk teks bergambar. Gambar dari MKC adalah cuplikan dari film
“Bills and Ted’s Excellent Adventure” yang memperlihatkan ekspresi rasa takut
dari tokoh, yang diperankan oleh aktor Hollywood Keanu Reeves. Gambar ini
kemudian diberi teks dan diunggah ke salah satu media sosial populer reddit.com
pertama kali pada tanggal 2 Juni 2011
(http://knowyourmeme.com/memes/conspiracy-keanu). Teks ini ditulis dalam
bahasa Inggris yang berbentuk pertanyaan bernada konspirasi, yakni “What if
we CAN breathe in space / and they just don’t want us to escape” (Bagaimana jika
seandainya kita DAPAT bernafas di luar angkasa / namun mereka tidak ingin kita
untuk kabur). Foto aktor Keanu Reeves di sini diambil karena dipandang oleh
pengunggah pertama memiliki ekspresi yang sesuai dengan nada paranoid
mengenai teori konspirasinya, dan isi meme sama sekali tidak berhubungan dengan
aktor Keanu Reeves maupun film yang dibintanginya. Dengan kata lain, gambar
ekspresi ini bisa dibilang dipilih secara acak oleh pengunggah pertama. Di luar
7
dugaan, ketika meme ini muncul dan tersebar di dunia maya, banyak pengguna yang
menyukai idenya dan mulai membuat hal serupa. Dari situlah meme ini terkenal
sebagai meme Keanu Conspiration. “Keanu” merujuk pada laki-laki yang ekspresi
wajahnya diambil sebagai meme dan “Conspiration” karena teks meme tersebut
sarat dengan konspirasi atau hal-hal yang absurd.
Gambar 8
What if we can breathe in space / and they just don’t want us to escape
‘Bagaimana jika seandainya kita DAPAT bernafas di luar angkasa / namun
mereka tidak ingin kita untuk kabur’
Sumber: http://www.funnyjunk.com/funny_pictures/2719171/What/
Tampilan dari meme ini sama dengan meme sebelumnya, yaitu gambar
makro yang diselipi pertanyaan atau pernyataan yang biasanya terdiri dari dua
klausa, klausa pertama ditulis di bagian atas gambar dan klausa kedua di bawah
gambar. Walaupun secara fisik terlihat terpisah, teks tersebut sebenarnya
merupakan sebuah kesatuan kalimat yang terdiri dari dua klausa, yang keduanya
terdengar absurd.
8
Pertanyaan yang bersifat absurd ini menggugah perhatian massa dan dari
sinilah banyak orang dari berbagai negara membuat meme serupa dengan teks-teks
yang mirip, baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa ibu masing-masing,
termasuk bahasa Prancis. Contoh dari meme Keanu Conspiration berbahasa
Prancis:
Gambar 9
Et si le bleu que je vois n’est pas le meme que tu vois
‘Bagaimana jika warna biru yang kulihat tidak sama dengan warna biru yang
kaulihat?’
Sumber: http://www.memecenter.fr/2012/10/01/le-bleu-de-tes-yeux/
Gambar di atas berbunyi ‘Bagaimana jika warna biru yang kulihat tidak
sama dengan warna biru yang kaulihat?’, seakan menekankan bahwa konsep ‘biru’
yang selama ini dipahami oleh manusia secara umum berbeda antara satu sama lain.
Ketika gambar-gambar ini tersebar di dunia maya, siapapun dapat membuat
kembali dan menyebarkan meme tersebut dengan cara mengunggah foto tersebut.
Ketika sebuah meme cukup menarik perhatian, orang dapat meninggalkan komentar
9
atas meme tersebut. Komentar tersebut dapat berupa apa saja, mulai dari opini
pembaca, jawaban pembaca, bahkan bisa jadi hal yang tidak bersangkutan sama
sekali. Walaupun ada teks meme berupa pertanyaan, kebanyakan pertanyaan
tersebut hanyalah bersifat retoris dan teoretis dan tidak membutuhkan jawaban dari
pembaca. Meme hanya dibuat sebagai salah satu cara penyuaraan pemikiran, opini,
anekdot, dan lain-lain secara anonim dan massal, melalui aturan meme tersendiri
yang disepakati oleh masyarakat di dunia maya. Meme tidak digunakan untuk
mencari jawaban dari pembaca, namun meme cenderung memancing komentar
pembaca.
Penelitian ini akan membahas meme Keanu Conspiration karena bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam meme ini sangat menarik. Pertanyaan dalam
MKC biasanya diawali dengan et si (bagaimana jika) dan diikuti dengan hal-hal
yang dinilai absurd dalam masyarakat, ynag mengundang rasa bertanya-tanya dan
terkadang menimbulkan kesan humor.
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam MKC ini mengandung struktur
yang khas yang diikuti dengan unsur eksternal spesifik tiap meme. Struktur dan
unsur eksternal dalam wacana MKC ini sangat penting karena diperlukan untuk
pemahaman wacana. Apabila penerima pesan tidak mengetahui unsur eksternal
yang terkandung dalam MKC, misalnya konteks, maka pesan yang terkandung
dalam MKC tidak akan tersampaikan. MKC seringkali tidak menyatakan secara
eksplisit mengenai struktur maupun unsur eksternalnya, padahal pertanyaan yang
diajukan belum tentu dapat diuji kebenarannya, namun pembaca masih dapat
memahami inti dari MKC tersebut. Hal ini tentunya menarik untuk diteliti. Karena
10
itulah penelitian ini akan menilik struktur dan unsur eksternal yang terkandung
dalam meme Keanu Conspiration.
Data MKC diambil dari sebuah situs meme berbahasa Prancis, yakni
memecenter.fr, situs popular untuk meme berbahasa Prancis. Situs yang ber-tagline
“Les Meilleurs Memes en Français” ini berdiri sejak tahun 2013 dan memiliki 55
item MKC per Oktober 2013. Situs ini dipilih karena meme yang ada di dalamnya
terklasifikasikan dengan baik dan rapi menurut jenisnya, misalnya menurut meme
Keanu Conspiration, Type très drogue, dan sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Meme Keanu Conspiration mempunyai keunikan karena wacananya hanya
berupa teks dan tidak memberikan konteks secara eksplisit, namun pembaca dapat
mengerti maksud teks. Dari masalah tersebut timbul dua pertanyaan:
1) Bagaimanakah struktur yang terdapat dalam wacana meme
Keanu Conspiration?
2) Apa sajakah unsur eksternal meme Keanu Conspiration?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki dua tujuan, yang pertama adalah menjabarkan
struktur meme Keanu Conspiration, dan yang kedua adalah mengetahui unsur
eksternal meme Keanu Conspiration.
1.4 Tinjauan Pustaka
11
Penelitian mengenai unsur eksternal masih jarang dilakukan, namuan
penelitian mengenai analisis wacana maupun pragmatik sudah banyak ditemukan.
Walaupun begitu, belum ada yang meneiliti tentang meme internet. Berikut adalah
beberapa penelitian mengenai unsur eksternal dan analisis wacana yang pernah
dilakukan.
Skripsi “Implikatur Monolog dalam Novel Terre des Hommes – Analisis
Linguistik Pragmatis” karya Rita Purnama Sari (2012) menguraikan implikatur
dalam monolog dan dialog yang ada dalam novel Terre des Hommes. Skripsi
“Wacana Iklan Mobil Renault Twingo” karya Tifani Asri Reygina Algamar (2013)
membahas hubungan Antara dialog, visual, dan tagline yang ada dalam iklat televisi
mobil Renault Twingo menggunakan kajian pragmatik. Skripsi “Wacana Rubrik
L’Infirmiere a dit dalam majalah Okapi” karya Aisyah Maulidina membahas
analisis kohesi, koherensi, dan pragmatik dalam rubrik l’infirmiere a dit dalam
majalah Okapi. Skripsi Firda Triantie (2011), “Rubrik Signe Wolinski dalam
Majalah Paris Match” membahas analisis wacana dan pragmatik, termasuk unsur
eksternal dalam komik yang ada dalam rubrik tersebut.
Dari penelitian-penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penelitian mengenai struktur dan unsur eksternal wacana dalam internet meme
Keanu Conspiration belum pernah dilakukan.
1.5 Landasan Teori
Penelitian ini akan menggunakan teori implikatur yang termasuk dalam
kajian pragmatik. Teori yang akan digunakan adalah teori implikatur milik Paul
12
Grice. Implikatur juga termasuk unsur eksternal wacana. Karena penelitian ini
termasuk dalam ranah analisis wacana, teori analisis wacana juga akan digunakan.
Mulyana (2005:70) menyebutkan bahwa untuk menganalisis wacana, tidak
semua unit analisis harus dikaji, namun dapat saja dilakukan pada satu atau dua unit
yang dibutuhkan kejelasannya. Sedikit atau banyaknya unit yang dikaji tidak
menjamin kualitas analisis, karena kualitas analisis linguistik dipengaruhi oleh (1)
kemampuan dan profesionalisme analisis bahasa, (2) ketinggian analisis, dan (3)
teknik dan metode analisis yang digunakan.
1.5.1 Analisis wacana
Wacana merupakan unsur kebahasaan yang paling kompleks dan lengkap,
yaitu terdiri dari fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, hingga
karangan utuh. Hal ini berarti wacana mempunyai semua unsur kebahasaan ynag
diperlukan untuk berkomunikasi. Kajian wacana berkaitan dengan komunikasi
manusia yang dilakukan secara verbal (Mulyana, 2005:1).
Istilah ‘wacana’ berasal dari bahasa Sansekerta ‘wac/wak/vak’ yang artinya
‘berkata’, ‘berucap’ (Douglas, 1976:66). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2007:1265), wacana mempunyai definisi sebagai berikut: 1) komunikasi verbal,
percakapan; 2) keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan; 3) satuan bahasa
terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti
novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah; 4) kemampuan atau prosedur berpikir
secara sistematis; kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan
akal sehat; 5) pertukaran ide secara verbal. Wacana sendiri adalah terjemahan dari
13
istilah bahasa Inggris discourse (Djajasudarma, 1994:1) yang berasal dari bahasa
Latin discursus. Kata dis berarti ‘dari/dalam arah yang berbeda’ dan currere berarti
‘lari’. Secara keseluruhan, discourse berarti ‘lari ke sana kemari’ atau ‘lari bolak-
balik’ (Dede Oetomo, 1993:3). Kamus Webster (1983:522) mendefinisikan
discourse sebagai 1) komunikasi dengan kata-kata, 2) komunikasi secara umum, 3)
risalah tulis, kuliah, dan sebagainya.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuk wacana dapat
bermacam-macam, mulai dari percakapan, artikel, iklan, komik, dan sebagainya.
Klasifikasi wacana pun diperlukan untuk mengkaji wacana dengan baik dan benar.
Wacana dapat dibedakan menurut beberapa segi, yaitu (1) bentuk, (2) media, (3)
jumlah penutur, dan (4) sifat. Berdasarkan bentuknya, wacana dapat dibedakan
menjadi wacana naratif, prosedural, ekspositori, hortatori, epistoleri, dan dramatik.
Berdasarkan media, wacana dapat dibedakan menjadi wacana lisan dan tulisan.
Berdasarkan jumlah penutur, wacana dapat dibedakan menjadi wacan a monolog
dan dialog. Berdasarkan sifat, wacana dapat dibedakan menjadi wacana fiksi dan
nonfiksi (Mulyana, 2005:47).
Wacana mempunyai dua unsur utama, yakni unsur internal dan eksternal.
Unsur internal merupakan aspek kebahasaan yang terdapat dalam wacana,
sedangkan unsur eksternal adalah segala hal yang berkaitan dengan aspek sosial
atau budaya yang berada di luar wacana itu sendiri (Mulyana, 2005:7), Namun,
kedua hal itu membentuk kesatuan wacana yang utuh dan lengkap.
14
Unsur internal wacana berupa (1) kata atau dan kalimat, dan (2) teks atau
koteks. Sementara unsur eksternal wacana berupa (1) presuposisi, (2) implikatur,
(3) inferensi, dan (4) konteks.
Dalam setiap wacana ada faktor penentu peristiwa terjadinya wacana yang
disingkat oleh Hymes (1972) menjadi akronim SPEAKING. Kepanjangan akronim
ini adalah:
(S) setting and scene, yaitu latar dan suasana. Latar bersifat fisik sementara
suasanya bersifat psikis.
(P) participants, yaitu peserta tutur, baik langsung maupun tidak langsung.
Hal ini mencakup latar belakang peserta tutur seperti usia, latar belakang
sosial, dsb.
(E) ends, yakni hasil yang diharapkan dari penutur dan tujuan akhir dari
tuturan.
(A) act sequences, yaitu pesan dan isi pesan. Dalam kajian pragmatik,
bentuk pesan meliputi tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
(K) key, meliputi cara, nada, sikap, atau semangat dalam bertutur, misalnya
serius atau santai.
(I) instrumentalities atau sarana, misalnya lisan, tertulis, melalui media
tertentu, dsb.
(N) norms, atau norma, yaitu aturan yang membatasi percakapan.
(G) genre, atau jenis, yaitu jenis wacana, apakah termasuk naratif,
deskriptif, dan sebagainya.
15
1.5.2 Pragmatik
Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari
makna secara eksternal (Wijana, 2009:4). Dalam pragmatik, makna yang dikaji
sangat terikat dengan situasi tutur (Leech, 1983). Pragmatik berbeda dari semantik,
yang hanya mengkaji suatu makna secara linguistik. Ilmu pragmatik muncul karena
adanya rasa ketidakpuasan atas kajian linguistik yang hanya berpusat pada makna
semantis saja, karena ada hal-hal di luar bahasa yang patut dipertimbangkan. Kajian
pragmatik lebih menekankan makna yang ingin diutarakan oleh penutur.
Dalam pragmatik, setiap tuturan mewakili tindakan penutur. Ini dikenal
dengan nama The Act of Speech atau tindak tutur, seperti dikemukakan oleh Searle
dalam bukunya Speech Acts : An Essay in the Philosophy of Language (1969:23-
24). Tindak tutur ini ada tiga, yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu atau The
Act of Saying Something. Tindak tutur ini bersifat menginformasi atau memberitahu
tanda maksud lain, misalnya pada tuturan ‘Manusia membutuhkan air untuk hidup’.
Tindak tutur perlokusi atau The Act of Doing Something adalah tindak tutur untuk
melakukan sesuatu, di samping menginformasikan sesuatu. Tuturan ‘Ini sudah
malam’ ketika dituturkan oleh seseorang yang ditelepon pada malam hari padahal
ingin beristirahat bermakna bahwa penutur mengakhiri percakapan, bukan
menekankan pada fakta bahwa hari sudah malam. Yang ketiga, tindak tutur
perlokusi atau The Act of Affecting Someone adalah tindak tutur yang juga berfungsi
untuk memepengaruhi lawan tutur. Kalimat ‘Tempatnya asyik’ ketika dituturkan
seseorang pada teman-teman sepermainannya dapat berarti bahwa orang tersebut
16
sedang mempengaruhi teman-temannya untuk mengunjungi tempat tersebut, bukan
hanya memberitahu bahwa tempat yang dimaksud mempunyai suasana yang aysik.
1.5.2.1 Presuposisi
Presuposisi diturunkan dari bahasa Inggris ‘presupposition’ yang berarti
perkiraan, persangkaan, praanggapan (Nababan, 1987:47, via Mulyana, 2005:14).
Gottlob Frege (Nababan, 1987:48) mengemukakan bahwa semua pernyataan
memiliki praanggapan. Praanggapan dapat dibuktikan dengan cara melihat apakah
ketika praanggapan dibentuk menjadi kalimat negatif, pernyataan awal tidak dapat
dinyatakan benar atau salah (Wijana, 2009:37).
1.5.2.2 Implikatur
Implikatur, menurut Grice dalam bukunya Logic and Conversation (1975)
adalah sesuatu yang tersirat dan dan tidak dikemukakan secara eksplisit. Lebih
lanjut lagi, ia mengemukakan bahwa ada dua macam implikatur, yaitu implikatur
konvensional (conventional implicature) dan implikatur konversasional
(conversational implicature). Implikatur konvensional adalah sesuatu yang bersifat
umum dan diterima oleh masyarakat luas, sedangkan implikatur konversasional
mempunyai makna yang sangat bergantung pada tiap situasi terjadinya tuturan.
Lebih lanjut lagi, implikatur konvensional juga memiliki makna yang bersifat lebih
tahan lama, atau dapat juga disebut nontemporer. Implikatur konvensional juga
dapat berdiri sendiri, tidak harus dalam sebuah percakapan maupun terikat dalam
sebuah konteks khusus. Beberapa ciri-ciri implikatur konvensional adalah
17
penggunanan kata hubung seperti dan, tetapi, dan karena. Kata ‘dan’ menandakan
dua hal, yang pertama adalah penambahan, yang kedua adalah lanjutan atau urutan
dalam informasi dinamis. Kata tetapi menandakan bahwa ada keadaan yang
bertolak belakang dari ekspektasi yang ditimbulan pada awal tuturan. Sedangkan,
kata karena menandakan adanya hubungan sebab-akibat (Yule, 1996:45-46).
Penjabaran implikatur memerlukan simbol proposisi “p” dan “q” sebagai
lambang satu klausa atau kalimat utuh. Simbol ini disebut sentential variables
(variabel yang mewakili kalimat) (Levinson: 1983). Simbol “+>” dalam penjabaran
implikatur bermakna (1) mengimplikasi atau implicates, (2) klausa pertama akan
mengimplikasi kalimat selanjutnya (the uttering of the prior sentence will generally
implicate the following). Tanda “&” disebut ampersand yang berfungsi untuk
menggabungkan dua klausa. Tanda ¬ menegasikan proposisi.
1.5.2.3 Inferensi
Inferensi berarti kesimpulan (Echols dan Hassan, 1987:320, via Mulyana,
2005:19). Pembaca harus dapat menarik kesimpulan atau makna dari apa yang
dibaca/dengar walau makna tersebut tidak terungkap secara eksplisit. Gumperz (via
Mulyana, 2005:19) berpendapat bahwa inferensi adalah interpretasi yang
ditentukan oleh situasi dan konteks. Dari melihat situasi dan konteks itulah
pembaca dapat mengerti maksud penutur. Haviland dan Clark (1977) menyebutnya
sebagai asumsi yang menjembatani. Untuk dapat memahami wacana yang
mengandung inferensi, dapat diterapkan dua prinsip, yaitu prinsip analogi (PA) dan
penafsiran lokal (PPL). Prinsip analogi adalah memahami makna wacana
18
berdasarkan pengetahuan umum, sedangkan prinsip penafsiran lokal adalah
memahami makna wacana berdasarkan konteks lokal atau situasi lokal yang
mendukung terjadinya wacana tersebut. Pembaca harus membatasi sendiri
parameter atau wilayah penafsiran tersebut.
1.5.2.4 Konteks
Konteks adalah situasi terjadinya suatu komunikasi. Wijana (2009:72)
mengemukakan bahwa analisis wacana teks tidak dapat meninggalkan unsur
konteks karena konteks penting untuk mengungkap makna yang ada dalam teks.
Konteks itu sendiri dapat terbagi menjadi dua, yaitu konteks internal dan konteks
eksternal.
Konteks internal atau juga disebut koteks adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan bahasa yang digunakan dalam wacana. Sedangkan konteks
eksternal adalah segala sesuatu yang melingkupi wacana, baik situasi maupun
budaya.
Imam Syafi’ie (1990:126) mengemukakan bahwa konteks dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu:
1) konteks linguistik, yaitu kalimat-kalimat dalam percakapan,
2) konteks epistimis, yaitu latar belakang yang sama-sama
diketahui oleh partisipan,
3) konteks fisik, yaitu tempat terjadinya percakapan, obyek
yang disajikan, dan tindakan partisipan,
19
4) konteks sosial, yaitu relasi sosio-kultural yang melengkapi
hubungan antarpelaku dalam percakapan.
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah prosedur yang harus dilakukan dalam
pengkajian dalam rangka menemukan hasil penelitian. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap penting, yaitu pengumpulan data, analisis
data, dan penyajian hasil analisis data (Sudaryanto, 1993).
Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah meme Keanu Conspiration.
Sampel data diambil dari situs memecenter.fr dengan pertimbangan situs ini adalah
situs yang mempunyai klasifikasi meme yang sudah rapi. Untuk pengumpulan data,
digunakan metode simak dan teknik catat.
Dalam tahap analisis, digunakan teknik deskriptif untuk menganalisis unsur
eksternal yang terdapat dalam meme Keanu Conspiration. Tahap terakhir yaitu
tahap penyajian analisis data.
1.7 Sistematika Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi tiga bab. Bab I berupa pendahuluan yang
berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka,
landasan teori, metodologi penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II berisikan
analisis unsur eksternal meme Keanu Conspiration. Tulisan ini akan diakhiri
dengan kesimpulan penelitian dan ringkasan dalam bahasa Prancis.
Recommended