Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Sifat Tawadhu' Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam
] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي
Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi
Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
2013 - 1434
الصالة عليه النبي تواضعوالسالم
« اإلندونيسية باللغة »
الشقاوي الله عبد بن أمين الشيخ
أمامة أبو الله هداية عارف :ترجمةهاريانتو إيكو زياد أبو :مراجعة
2013 - 1434
Mengulas Sifat Tawadhu'
Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta
salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah
dengan benar melainkan Allah Shubhanahu wa ta’alla semata
yang tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai bahwa
Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba
dan utusan -Nya. Amma ba'du:
Diantara sekian banyak akhlak serta sifat terpuji yang
ditekankan oleh agama kita ialah sifat tawadhu (rendah hati).
Dikarenakan akhlak mulia adalah inti ajaran Islam, maka tak salah
kalau banyak ayat serta hadits yang menganjurkan hal tersebut,
salah satunya sifat yang akan menjadi kajian kita kali ini, yaitu
sifat tawadhu. Allah ta'ala berfirman:
اس خ3دك3 تص3عر و3ال3 ﴿ 3م و3ال3 للن 3رٱل في شت حا ضأ ه3 إن م3ر3 ٱلل3المخ كل يحب ال3 [18: لقمان ]﴾١٨ ف3خور ت
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri". (QS Luqman: 18).
Dalam keterangan lain Allah Shubhanahu wa ta’alla berfirman:
3
3اح3ك3 فضخٱو3 ﴿ ن [88: الحجر ]﴾ ٨٨ منين3مؤلل ج3"Dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman". (QS al-Hijr: 88).
Pengertian:
Yang dimaksud tawadhu ialah merendahkan diri dan
berlaku lemah lembut. Dan ini tidak akan mendongkrak
pelakunya menjadi terpuji melainkan bila dibarengi karena
mengharap wajah Allah azza wa jalla.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: "Kalau
sekiranya ada orang bersikap tawadhu agar Allah Shubhanahu wa
ta’alla mengangkat derajatnya dimata orang, maka ini belum
dikatakan telah merengkuh sifat tawadhu, karena maksud utama
perilakunya itu didasari agar mulia dimata orang, dan sikap
seperti itu menghapus tawadhu yang sebenarnya".1
Ucapan beliau didasari sebuah hadits yang dikeluarkan oleh
Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu,
bahwa Nabi MuhammadShalallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda:
1 . al-Fatawa al-Kubra 6/279.4
3و3اض3ع3 و3م3ا»: وسلم عليه الله صلى الله رسول قال 3ح3د ت أه لل ف3ع3ه إال ه ر3 [مسلم أخرجه« ]الل
"Tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah melainkan (pasti) Allah akan mengangkat derajatnya". HR Muslim no: 2588.
Syaikh Abdurahman as-Sa'di mengomentari maksud
hadits diatas dengan mengatakan: "Sabdanya: "Tidaklah
seseorang merendahkan diri karena Allah". Sebagai peringatan
supaya memperbagusi niat, yaitu dengan didasari ikhlas karena
Allah Nabi Muhammaddidalam sikap tawadhunya tadi. karena
banyak dijumpai, ada orang yang terkadang menampilkan sikap
tawadhu dihadapan orang kaya, namun, niatnya supaya bisa
mengais sedikit dari hartanya, atau terhadap pimpinan supaya
bisa tercapai keinginannya.
Ada pula yang menampilkan sikap tawadhu dengan
tujuan riya' dan pamer, maka tujuan-tujuan semacam ini,
semuanya rusak, tidak memberi manfaat sama sekali bagi
pelakunya, kecuali rendah diri yang didorong rasa ikhlas karena
Allah Shubhanahu wa ta’alla dalam rangka mendekatkan diri
kepada -Nya dan ingin meraih ganjaran serta kemurahan -Nya
5
kepada makhluk, sehingga ihsan terbaik serta ruhnya itu ada pada
ikhlas karena Allah ta'ala". 2
Dan Nabi kita, Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam
adalah pionir terdepan dalam akhlak mulia yang satu ini, untuk
menggambarkan tawadhunya Nabi kita lihat pada haditsnya Anas
bin Malik radhiyallahu 'anhu, sebagaimana diriwayatkan oleh
Imam Muslim. Diceritakan oleh beliau:
3ن » 3ة أ أ 3ان3 امر3 ىء ع3قله3ا فى ك 3ت ش3 3ا ف3ق3ال سول3 ي الله ر33يك3 لى إن 3ا» ف3ق3ال3 ح3اج3ة إل 3ن أم ي 3ى انظرى فال 3ك أ ك الس
ى شئت 3قضى3 ح3ت 3ك أ 3ك ل ت 3« ح3اج3 3عض فى م3ع3ه3ا . ف3خ3ال بى الطرق غ3ت ح3ت ته3ا من ف3ر3 [مسلم أخرجه« ] ح3اج3
"Ada seorang perempuan yang sedikit bermasalah otaknya berkata pada Nabi MuhammadShalallahu ‘alaihi wa sallam: "Wahai Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, saya ada keperluan sebentar denganmu". Nabi menyahut: "Ya Ummu Fulan, apa kebutuhanmu, hingga aku bisa membantu urusanmu". Maka beliau mengikutinya sedikit minggir dijalan kota Madinah, sampai perempuan tadi menyelesaikan keperluannya". HR Muslim no: 2326.
Masih kisah yang menjelaskan tawadhunya Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, diriwayatkan oleh Imam
2 . Bahjatul Abrar wa Quratu 'uyunil Akhbar hal: 92.6
Bukhari dari sahabat Anas radhiyallahu 'anhu beliau
menceritakan:
3ت إن » 3ان 3م3ة ك 3هل إم3اء من األ 3ة أ 3أخذ الم3دين 3ت 3د ل سول بي ر3
3يه الله ص3لى الله م3 ع3ل ل 3نط3لق و3س3 اء3ت ح3يث به ف3ت « ش3[البخاري أخرجه]
"Pernah ada seorang budak yang berada dikota Madinah, menggandeng tangan Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam lalu diajak pergi untuk membantu urusannya". HR Bukhari no: 6072.
Bahkan lebih mengesankan lagi dari itu semua, sebuah
hadits yang dibawakan oleh al-Baghawi dalam syarhu sunah dari
Aisyah radhiyallahu 'anha, diceritakan bahwa Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يأكل كما آكل »: وسلم عليه الله صلى الله رسول قال
في البغاوي أخرجه« ] العبد يجلس كما وأجلس العبد[ السنة شرح
"Aku makan sebagaiman makannya seorang hamba sahaya, dan aku duduk seperti duduknya seorang budak". HR al-Baghawi 13/248. Dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam silsilah ash-Shahihah no: 544.
7
Dalam redaksi lain, dikatakan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
لو عائشة يا »: وسلم عليه الله صلى الله رسول قال حجزته وإن ملك الذهب. أتاني جبال معي لسارت شئت
السالم عليك أيقر ربك فقال: إن,الكعبة لتساوي شئت إن:ويقول نبيا شئت وإن ملكا نبيا فأشار,عبدا
:فقلت نفسك ضع جبريل إلي نبيا أخرجه« ] عبدا[البغاوي
"Wahai Aisyah, kalaulah sekiranya aku mau tentu ada gunung yang terbuat dari emas berjalan menemaniku. Telah datang kepadaku malaikat yang kain bagian bawahnya hampir setinggi Ka'bah. Dia mengatakan: "Sesungguhnya Rabbmu kirim salam kepadamu, dan berfirman: "Kalau engkau mau Aku jadikan seorang Nabi dan hamba, atau seorang Nabi dan malaikat". Lalu aku berpaling kepada Jibril 'alaihi sallam, dan ia mengisyaratkan padaku supaya rendah diri. Maka aku jawab: "Aku rela menjadi Nabi dan seorang hamba..". Hadits shahih diriwayatkan oleh al-Baghawi dalam syarhu Sunah 13/348 no: 3683.
Tatkala Aisyah ditanya apakah Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan pekerjaan
dirumahnya? Beliau menjawab:
8
3ع3م:ق3ال3ت » 3ان3, ن سول ك 3يه الله ص3لى الله ر3 م3 ع3ل ل و3س33خصف 3ه ي 3عل 3خيط ن 3ه و3ي 3وب 3عم3ل ث 3يته في و3ي 3م3ا ب 3عم3ل ك ي
3ح3دكم 3يته في أ [البغاوي أخرجه« ] ب
"Ia, beliau biasa menambal sendalnya, dan menjahit bajunya sendiri, dan melakukan pekerjaan rumah seperti halnya kalian melakukannya dirumah kalian". Hadits shahih dikeluarkan oleh Baghawi dalam Syarhu Sunah 13/242 no: 3675.
Dan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bisa berdo'a:
هم »: وسلم عليه الله صلى الله رسول قال 3حينى الل أ3و3فنى مسكينا ة فى و3احشرنى مسكينا و3ت اكين زمر3 الم3س3
3وم3 3ام3ة ي [الترمذي أخرجه« ] القي
"Ya Allah hidupkanlah hamba dalam keadaan miskin, dan wafatkanlah dalam keadaan miskin, serta bangkitkan diriku bersama orang-orang miskin kelak pada hari kiamat". HR at-Tirmidzi no: 2352. Dinilai hasan oleh al-Albani dalam shahih sunan at-Tirmidzi 2/275 no: 1917.
Tatkala ada seorang sahabat datang kepada beliau lalu
memujinya sambil mengatakan: "Duhai sebaik-baik makhluk".
9
Beliau justru menimpali: "Itu adalah Ibrahim 'alaihi sallam". HR
Muslim no: 2369.
Dalam shahih Bukhari dan Muslim dibawakan sebuah hadits dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, disebutkan bahwa Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
3و »: وسلم عليه الله صلى الله رسول قال 3بثت ل في ل
جن 3بث3 م3ا الس 3اني ثم يوسف ل 3ت بته الداعي أ 3ج3 « أل3[مسلم و البخاري أخرجه]
"Kalau seandainya aku dipenjara seperti Yusuf lamanya tatkala dipenjara, pasti aku akan tetap memenuhi tugasku ini (berdakwah)". HR Bukhari no: 3372. Muslim no: 151. Hal ini menunjukan bagaimana sikap tawadhunya beliau, karena
beliau mendapat ujian yang tidak pernah ada seorangpun yang
mendapat semisal dengannya.
Masih dalam riwayat Bukhari dan Muslim dibawakan
sebuah hadits dari Abu Burdah, dirinya mengkisahkan: "Aisyah
pernah keluar kepada kami sambil memegang baju dan jubah
yang usang, lalu mengatakan: "Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam dicabut ruhnya dalam keadaan memakai dua baju ini". HR
Bukhari no: 5818. Muslim no: 2080.
10
Dalam riwayat-riwayat diatas menjelaskan bahwa beliau
adalah imam (pemimpinnya) orang-orang yang bertawadhu, dan
ini tidak mengherankan karena tawadhu merupakan sifatnya para
Nabi. Sebagaimana dijelaskan dalam salah satu riwayat yang
dikeluarkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallah
'anhu, dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam beliau
bersabda:
3ع3ث3 م3ا »: وسلم عليه الله صلى الله رسول قال ه ب اللا 3بي ع3ى إال ن 3م3 ر3 ابه ف3ق3ال3.الغ3ن 3صح3 3نت3 أ 3ع3م:ف3ق3ال3 و3أ كنت, ن
3رع3اه3ا اريط3 ع3ل3ى أ 3هل ق3ر3 ة3 أل [البخاري أخرجه« ] م3ك
"Tidaklah Allah mengutus seorang nabi pun melainkan dirinya pasti pernah menggembala kambing". Maka para sahabatnya bertanya: 'Tidak pula engkau wahai Rasul? Beliau menjawab: "Tidak pula aku. Dahulu aku biasa menggembala dibebukitan miliknya penduduk Makah". HR Bukhari no: 2262.
Sehingga sangat wajar sekali bila Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam memotivasi umatnya untuk bersikap
tawadhu dan rendah diri. Sebagaimana haditsnya Iyadh al-
Majaasyi'i radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
11
3وح3ى الله3 و3إن»: وسلم عليه الله صلى الله رسول قال أ3ى 3ن إل 3و3اض3عوا أ ى ت 3 ح3ت 3فخ3ر3 ال 3ح3د ي 3ح3د ع3ل3ى أ 3 أ 3بغى و3ال 3ح3د ي أ
3ح3د ع3ل3ى [مسلم أخرجه« ] أ
"Sesungguhnya Allah menurunkan wahyu padaku agar kalian bersikap rendah diri, hingga tidak ada seorangpun yang merendahkan saudaranya, dan tidak berlaku lalim satu sama lain". HR Muslim no: 2865.
Salah satu petuah yang pernah diberikan Abu Bakar
kepada kita ialah: "Kami mendapatkan kemuliaan akhlak ada pada
takwa, kekayaan pada keyakinan, serta keluhuran pada rendah
diri".
Dan Aisyah radhiyallahu 'anha pernah mengingatkan:
"Sungguh betapa banyak orang yang lalai pada ibadah yang paling
afdhal yaitu tawadhu".
Faidah sikap rendah diri:
1. Salah satu jalan yang akan mengantarkan pada surga.
2. Allah Shubhanhu wa ta’alla akan mengangkat kedudukan
orang yang rendah diri dihati manusia. Dikenang kebaikannya
oleh orang lain serta diangkat derajatnya diakhirat.
12
3. Bahwa sikap tawadhu terpuji itu ditujukan pada orang-orang
beriman, adapun pengumpul dunia serta orang yang sesat
maka bersikap rendah diri terhadap mereka akan menjadikan
kehinaan.
4. Sifat tawadhu sebagai bukti akan keindahan akhlak serta
pergaulannya.
5. Bahwa sifat tawadhu merupakan sifatnya para Nabi dan Rasul. 3
Akhirnya kita tutup kajian ini dengan ucapan segala puji hanya
bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, Rabb semesta alam. Shalawat
serta salam semoga senantiasa Allah Shubhanahu wa ta’alla
limpahkan pada Nabi kita Muhammad Shubhanahu, pada
keluarga beliar serta para sahabatnya.
3 . Lihat pembahasan ini dalam kitab Nadhratun Na'im fii Makarimi Akhlakir Rasul Karim shalallahu 'alaihi wa sallam 4/1268.
13