Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ALAT MONITORING KONDISI TANAH DAN PENYIRAMAN OTOMATIS PADA
TANAMAN CABAI DI LAHAN GAMBUT DENGAN WEB MENGGUNAKAN
NODEMCU ESP8266 BERBASIS INTERNET OF THINGS
Adam Morseleno1, Andie2, Fauzi Yusa Rahman3
1 Teknik Informatika, 55201, Teknologi Informasi, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al
Banjari, NPM16630217 2 Teknik Informatika, 55201, Teknologi Informasi, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al
Banjari, NIDN1107048503 3 Teknik Informatika, 55201, Teknologi Informasi, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al
Banjari, NIDN1115058601
E-mail:[email protected]
ABSTRAK
Tanah adalah tempat perantara berkembangnya tumbuhan baik tumbuhan semusim ataupun tumbuhan
tahunan bagi kemaslahatan manusia serta makhluk hidup yang lain. Perlu diperhatikan bahwa menjaga tanah
agar tanah bisa digunakan untuk media bercocok tanam secara terus menerus harus menjaga kesuburan tanah.
Permasalahan yang dihadapi yakni kondisi tanah di lahan gambut terhadap tanaman cabai, yang meliputi suhu
dan kelembaban tanah. Kurangnya informasi tentang suhu dan kelembaban tanah akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman cabai.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemilik lahan tentang kondisi
tanah tersebut dan membuat sebuah prototype monitoring kondisi tanah dan penyiraman otomatis menggunakan
NodeMCU ESP8266 yang teehubung melalui web. Perangkat yang digunakan yaitu NodeMCU ESP8266, YL-
69, DS18B20, dan pompa air tegangan 5V. NodeMCU ESP8266 mendukung untuk membuat mikrokontroler
berbasis IoT (Internet of Things), dan bisa diprogram dengan bahasa C yang terdapat pada software Arduino
IDE. Alasan memilih untuk menggunka perangkat NodeMCU ESP8266 ini karena sudah dilengkapi dengan
modul WiFi. Dengan prototype ini memudahkan pemilik lahan bisa memonitoring kondisi tanah melalui web
yang sudah terhubung ke jaringan internet, meskipun bisa disadari banyak yang harus diperbaiki dan
dikembangkan lagi dari prototype ini.
Kata Kunci: Mikrokontroler, Arduino, Website, Internet of Things, NodeMCU ESP8266, DS18B20, YL-69
ABSTRACT
A land is an intermediary place for the development of plants, both seasonal and annual plants for the benefit of
humans and other living things. It should be noted that maintaining the soil so that the soil can be used for
growing media continuously must maintain soil fertility. The problem faced is the condition of the soil in the
peatlands against chili plants, which include temperature and soil moisture. Lack of information about soil
temperature and humidity will affect the growth of chili plants.
In this study, the aim of this research is to provide information to landowners about the condition of the soil and
to create a prototype for monitoring soil conditions and automatic watering using NodeMCU ESP8266 which is
connected via the web. The devices used were NodeMCU ESP8266, YL-69, DS18B20, and a 5V voltage water
pump. NodeMCU ESP8266 supports creating IoT (Internet of Things) -based microcontrollers and can be
programmed in the C language found in the Arduino IDE software. The reason for choosing to use the ESP8266
NodeMCU device is because it is equipped with a WiFi module. With this prototype, it makes it easier for
landowners to monitor soil conditions via a web that is already connected to the internet network, although it
can be realized that there are many things that need to be improved and developed from this prototype.
Keywords: Microcontroller, Arduino, Website, Internet of Things, NodeMCU ESP8266, DS18B20, YL-69
PENDAHULUAN
Tanah adalah media alami yang dibutuhkan untuk kegiatan pertanian, dan nutrisi setiap
tanah berbeda. Banyak sedikitnya kandungan unsur hara pada tanah merupakan indikator tingkat
kesuburan tanah tersebut (Kiki Heruwati, Sp, Sri Endah M, Sp, 2019). Tanah juga termasuk
bagian dari ekosistem yang membantu menghasilkan tanaman , menentukan dan menjaga suatu
kualitas ekosistem. Tanah yang sehat adalah keseimbangan antara faktor fisik, kimia dan biologis
yang dapat meningkatkan hasil optimal tanaman dan membantu menjaga air, kesuburan tanah dan
kualitas tanah. Tanah mempunyai kesuburan yang berbeda, tergantung pada unsur penyusunan
tanah di lokasi, yakni bahan induk, iklim, topografi, biologi maupun waktu. Tanah adalah fokus
utama dalam pembahasan kesuburan tanah, sebaliknya tumbuhan ialah penanda utama kualitas
kesuburan tanah. (Andi Magfiranur, SP, 2019)
Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang
diinginkan di lingkungan di mana tanah berada. Selain varietas, pengelolaan tanaman dan hama
dan penyakit, kesuburan tanah dianggap untuk memastikan hasil panen. Namun, untuk
memastikan kualitas produksi tanaman, perlu diperhatikan kesuburan tanah dan kualitas tanah.
(Ikram, 2011)
Kualitas tanah mengintegrasikan bagian fisik, kimia dan biologi tanah serta interaksinya.
Kualitas tanah jadi kapasitas khusus suatu tanah berperan secara natural ataupun dalam batasan
batasan ekosistem yang terkelola untuk menyangga produktivitas binatang dan tanaman,
memelihara atau meningkatkan kualitas udara dan air, serta menunjang tempat tinggal dan
kesehatan manusia. Dari bermacam arti kualitas tanah tersebut bisa disimpulkan bahwa secara
sederhana kualitas tanah merupakan kapasitas suatu tanah untuk berfungsi (Larson dan Pierce
1991). Kualitas tanah yang baik mendukung fungsi tanah sebagai media pertumbuhan tanaman,
mengatur dan mendistribusikan aliran air, dan juga mendukung lingkungan. Kualitas tanah yang
terjaga berpengaruh pada manusia secara ekonomi melalui penjualan hasil panen. Pengaruh
kualitas tanah yang baik, yaitu ketahanan tanah terhadap erosi, ketahanan manusia, diminimalkan
karena pengaruh logam berat atau sebagai konsumen dari hasil yang diperoleh. Terganggunya
kualitas dan komponen fungsional tanah akan berpengaruh terhadap semua organisme yang hidup
di tanah akan menurunkan hasil pertanian atau perkebunan yang terdapat di suatu daerah (Ilham
Aldyanto, 2016). Salah satu tempat penelitian berlokasi di Desa Puntik Dalam, Kecamantan
Mandastana, Barito Kuala, Kalimantan Selatan dengan pemilik lahan bernama Bapak Sudiono
dengan ukuran 10.000 meter persegi atau 1 hektar, tetapi hanya ukuran dengan lebar 51 meter dan
panjang 10 meter saja yang ingin ditanam tanaman cabai.
Tanaman cabai merupakan golongan sayuran sekaligus bumbu yang banyak dibudidayakan
di negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, karena harga jual yang tinggi banyak digunakan
sebagai pengukat rasa masakan, penyedap masakan dan berbagai manfaat kesehatan. Tanaman
cabai mempunyai kandungan Lasparaginase serta Capsaicin sebagai zat anti kanker serta tidak
hanya itu, vitamin C terdapat pada tanaman cabai yang bisa memenuhi kebutuhan tiap hari seluruh
orang, namun dikonsumsi dalam jumlah sewajar nya serta tidak berlebihan untuk menjauhi perih
lambung, maag serta sebagainya. Buahnya memiliki rasa pedas, rasanya kepedasannya berasal dari
kandungan capsaicin dalam cabai merah. Di Indonesia, tanaman cabai ditanam tanaman tahunan
umumnya dikenal sebagai rawa di sawah dan lahan gersang. Tanaman cabai lebih mudah tumbuh,
namun wajib mencermati perkembangan tanaman cabai biar produktif serta menghasilkan buah
yang bermutu. (Wikipedia, 2019)
Berdasarkan RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah) Profil Kabupaten Barito Kuala terutama pada geologi, lahan
gambut di Barito Kuala 40,54% memiliki jenis organosol glei humus berwarna coklat hitam
dengan kandungan zat organik sebesar ±20%. Jenis tanah ini tidak berbatu dan bercadas, dengan
sifat keasaman yang tinggi (RPI2JM Kabupaten Barito Kuala, 2015-2019). Minimnya informasi
tentang perubahan kondisi tanah di lahan gambut, mengakibatkan tanah dan tanaman menjadi
tidak subur atau rusak, tidak dapat menghasilkan buah yang baik, atau bahkan tidak ada hasil sama
sekali, dan akhirnya tanaman mati. Pada permasalahan tersebut memberikan solusi dengan
menggunakan sensor kelembaban tanah, suhu tanah, serta penyiraman otomatis dan dapat
dimonitoring. Sensor menerima perintah dari mikrokontroler dan menghubungkan ke sensor dan
data dikirim ke pemilik lahan mengunakan jaringan internet berbasiskan Internet of Things.
Internet of Things (IoT) merupakan konsep penggunaan perangkat elektronik yang dapat
digunakan melalui jaringan internet.
Mikrokontroler yaitu sebuah komputer mini yang dapat diprogram sesuai dengan keinginan
kita dengan bahasa pemrograman C membuat perintah dalam bentuk coding dan mengirimkan data
ke sensor. Untuk bisa mengakses data dari sensor dari jarak jauh menggunakan modul NodeMCU
agar data dari sensor dikirim melalui internet. NodeMCU adalah mikrokontroler yang sudah
dilengkapi dengan module WIFI ESP8266 yang terintegrasi dengan internet didalam nya. Dengan
diterapankannya IoT pada lahan tersebut, dapat mempermudah monitoring kondisi tanah serta
menjaga pertumbuhan pada tanaman cabai yang ditanam dan menghasilkan cabai yang bagus.
Berdasarakan pada permasalahan terbebut, maka dibuatlah penelitian tersebut dengan judul
“ALAT MONITORING KONDISI TANAH DAN PENYIRAMAN OTOMATIS PADA
TANAMAN CABAI DI LAHAN GAMBUT DENGAN WEB MENGGUNAKAN
NODEMCU ESP8266 BERBASIS INTERNET OF THINGS”.
METODE
Dalam metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara melihat objek penelitian secara langsung ke
lapangan untuk mendapatkan infomasi bagaimana kondisi pada tanah di lokasi tersebut,
terutama pada lahan yang berjenis lahan gambut.
2. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada pemilik lahan
yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi dan mengajukan beberapa pertanyaan
mengenai kondisi tanah, bagaimana cara perawatannya, kendalanya apa saja.
3. Studi Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi yang relevan yang
berasal dari dokumen, internet, jurnal, buku, dan bisa juga dalam bentuk softcopy atau
video yang berguna untuk mengidentifikasi masalah, perancangan dan pembuatan
prototype yang sesuai dengan masalah tersebut.
Metode untuk pengembangan sistem yang diterapkan untuk pembuatan prototype
merupakan metode pengembangan prototype. Berdasarkan Raymond McLeod, prototype
didefinisikan sebagai alat yang dapat memberikan ide kepada produsen ataupun calon pengguna
perihal bagaimana sistem tersebut beroperasi dalam wujud yang lengkap, dan cara kerja untuk
menghasilkan suatu prototype disebut prototyping.(Firman Agustian, 2013)
Gambar 1. 1 Metode Prototype
Proses-proses metode protoype tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan kebutuhan
Pengembang dan pengguna bertemu dan menentukan tujuan umum, kebutuhan
yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya.
2. Perancangan
Perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software yang
diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype.
3. Evaluasi Prototype
Pengguna/user mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk
memperjelas kebutuhan.
Metode prototype memiliki tahapan-tahapan di dalam proses pengembangannya. Tahapan
inilah yang menentukan keberhasilan dari sebuah prototype. Pengembang harus memperhatikan
tahapan dalam metode prototype agar hasilnya dapat diterima oleh pengguna/user. Dan tahapan-
tahapan dalam prototype tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan kebutuhan
Pengguna dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh
perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan
dibuat.
2. Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus
pada penyajian kepada pengguna (misalnya dengan membuat input dan format output).
3. Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pengguna apakah prototyping yang sudah dibangun
sudah sesuai dengan keinginan pengguna. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan
diambil. Jika tidak, maka prototyping direvisi dengan mengulang ke tahap pengumpulan
kebutuhan, membangun prototyping, dan evaluasi prototyping.
4. Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam
bahasa pemrograman yang sesuai.
5. Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites
dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dapat dilakukan dengan White Box, Black Box,
Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
6. Evaluasi sistem
Pengguna mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan
yang diinginkan. Jika sudah, maka langkah ketujuh yaitu menggunakan sistem dilakukan,
jika belum maka mengulangi ke tahap mengkodekan sistem dan menguji sistem.
7. Menggunakan sistem
Perangkat lunak atau software yang telah diuji dan diterima pengguna siap
untuk digunakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Flowchart Analisis Sitem Berjalanan
Proses sistem berjalan saat ini masih mengunakan cara manual yaitu pemilik lahan
biasanya hanya mengira-ngira saja apakah tanah itu layak atau tidaknya buat dijadikan lahan
bercocok tanam dengan cara melihat tanah lalu melakukan penyiraman secara manual pada
tanaman cabai tersebut, jika suhu tanah dan kelembaban tanah dibawah angka idealnya kondisi
tanah maka pertumbuhan akan terhambat, tidak berbuah dan hasil panen tidak akan mendapat hasil
yang maksimal.
Gambar 1. 2 Flowchart Analisis Sitem Berjalan
Analisis Kebutuhan Sistem
Prototype monitoring kondisi tanah yang terintegrasi dengan web berbasis internet of
things dapat membantu pemilik lahan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi kondisi tanah
yang terhubung langsung ke jaringan internet. Cara penggunaan prototype cukup mudah,
tancapkan adaptor ke sumber listrik sebagai sumber daya dan hubungkan ke jaringan internet,
tancapkan sensor ke dalam tanah dan akan menampilkan informasi melalui web dan lcd. Informasi
yang ditampilkan pada web dan lcd meliputi suhu dalam derajat celcius dan fahrenheit,
kelembaban dengan nilai analog dan persen, kondisi tanah kering, lembab atau basah , dan status
pompa air nyala atau mati. Kondisi tanah yang baik berdasarkan suhu tanah antara 24 – 30ºC atau
75 - 86°F dan kelembaban tanah antara 60-80%, jika suhu tanah dan kelembaban tanah dibawah
angka idealnya kondisi tanah maka pertumbuhan akan terhambat.
Gambar 1. 3 Flowchart Analisis Kebutuhan Sistem
Berdasarkan flowchart di atas dapat dijelaskan secara garis besar prinsip kerja prototype
ini, setelah alat aktif dan sensor menyala, kemudian sensor suhu DS18B20, dan sensor kelembaban
tanah YL-69 akan langsung membaca kondisi tanah. Sensor DS18B20 bisa membaca mulai dari -
55°C s/d 125°C dan -67°F s/d 257°F. Sensor YL-69 membaca kelembaban tanah berdasarkan nilai
analog dan nilai persen. Kelembaban tanah berdasarkan nilai persen bertujuan untuk menentukan
kondisi tanah basah, lembab, kering dan mematikan atau menyalakan pompa.
Rancangan Model Sistem
Gambar 1. 4 Rancangan Model Prototype
Komponen-komponen yang terdapat pada gambar diatas adalah sebagai berikut:
1. Adaptor
2. Modular regulator MB102
3. NodeMCU ESP8266
4. Sensor DS18B20
5. Sensor YL-69
6. Breadboard
7. Liquid Crystal Display (LCD) 20x4
8. Relay
9. Inter Integrated Circuit (I2C)
10. Pompa air mini (Water pump)
11. Laptop
Gambar 1. 5 Rancangan Perakitan Prototype
Seluruh komponen alat seperti sensor DS18B20, sensor YL-69, modular regulator
MB102, breadboard, dan dihubungkan ke NodeMCU ESP8266. Setelah semua komponen
terpasang kemudian adaptor dihubungkan ke sumber aliran listrik. Komponen-komponen dari
prototype ini memiliki fungsi seperti berikut, yaitu:
1. Adaptor, sebagai input penyuplai tegangan utama yang terhubung pada listrik agar
seluruh komponen yang tersambung pada NodeMCU ESP8266 dapat berjalan sesuai
dengan yang sudah di program, dan dengan menggunakan tegangan 5v.
2. Modul regulator MB102, berfungis sebagai papan penyalur daya listrik yang dihubungkan
melalui breadboard dan mengalirakan daya listrik ke semua perangkat yang terpasang.
3. NodeMCU ESP8266, sebagai papan sirkuit untuk menghubungkan sensor dan beberapa
rangkaian lainnya. NodeMCU ESP8266 sebagai media penyimpanan kode dan
konektifitas nirkabel untuk prototype dan juga untuk menghubungkan beberapa sensor
menggunakan kabel jumper.
4. Sensor DS18B20, berfungsi sebagai pengukur suhu tanah.
5. Sensor YL-69, berfungsi sebagai pengukur kelembaban tanah.
6. Breadboard, sebagai tempat memasangkan kabel input dan output, komponen kecil untuk
alat, sensor, NodeMCU ESP8266, beserta modul-modul yang digunakan.
7. Liquid Crystal Display (LCD) 20x4, berfungsi untuk menampilkan
informasi tentang alat aktif, suhu tanah, kelembaban tanah, dan keadaan
pompa nyala atau mati.
8. Relay, berfungsi sebagai saklar elektronik atau pemutus arus listrik pada pompa air dan
diberi kondisi tertentu yang telah diberi code di modul NodeMCU ESP8266.
9. Inter Integrated Circuit (I2C), dipasangkan ke LCD untuk menghemat pin yang akan
dihubungkan ke NodeMCU ESP8266.
10. Pompa air mini (Water pump), berfungsi untuk mengalirkan air ke tanah.
Diagram Konteks
Gambar 1. 6 Diagram Konteks
Data Flow Diagram (DFD) Level 1
Gambar 1. 7 Data Flow Diagram (DFD) Level 1
Hasil dan Tampilan Alat dan Aplikasi
Tampilan Alat
Gambar 1. 8 Tampilan Alat
Tampilan Antarmuka Masukan Sistem
1. Tampilan Halaman Login
Gambar 1. 9 Tampilan Halaman Login
Tampilan halaman login terdapat terdapat dua text-box untuk mengisi username,
password, terdapat juga checkbox unutk menampilkan karakter password dan tombol
masuk. Halaman login ini berfungsi untuk mengakses menu-menu selanjutnya.
2. Tampilan Halaman Dashboard
Gambar 1. 10 Tampilan Halaman Dashboard
Tampilan halaman dashboard sebagai halaman pertama yang muncul setelah login.
Terdapat menu dashboard, grafik, dan tabel di sampig kiri dan tombol keluar di pojok
kanan atas, keterangan rentang suhu dan kelembaban tanah, keterangan kondisi tanah
berdasarkan nilai persen dari sensor kelembaban tanah, keterangan nyala atau matinya
pompa air secara otomatis dari sensor kelembaban tanah berdasarkan nilai persen.
3. Tampilan Halaman Grafik Suhu Tanah
Gambar 1. 11 Tampilan Halaman Grafik Suhu Tanah
Tampilan halaman grafik pada sistem berfungsi untuk menampilkan
grafik suhu tanah, terdapat filter tangal dan waktu untuk melihat grafik dihari
sebelumnya.
4. Tampilan Halaman Grafik Kelembaban Tanah
G
a
m
b
a
r
4
.
Gambar 1. 12 Tampilan Halaman Grafik Kelembaban Tanah
Tampilan halaman grafik pada sistem berfungsi untuk menampilkan
grafik kelembaban tanah, terdapat filter tanggal dan waktu untuk melihat grafik dihari
sebelumnya.
5. Tampilan Halaman Hasil Filter Grafik Suhu Tanah
G
a
m
b
a
r
4
.
1
T
a
Gambar 1. 13 Tampilan Halaman Hasil Filter Grafik Suhu Tanah
Tampilan halaman ini menampilkan grafik suhu tanah dari hasil filter tanggal dan
waktu, dan terdapat tombol untuk kembali ke grafik realtime.
6. Tampilan Halaman Hasil Filter Grafik Kelembaban Tanah
G
a
m
b
a
r
4
.
Gambar 1. 14 Tampilan Halaman Hasil Filter Grafik Kelembaban Tanah
Tampilan halaman ini menampilkan grafik kelembaban tanah dari hasil filter
tanggal dan waktu, dan terdapat tombol untuk kembali ke grafik realtime.
7. Tampilan Halaman Tabel Data Monitoring
G
a
m
b
\
a
r
4
.
2
Gambar 1. 15 Tampilan Halaman Tabel Data Monitoring
Tampilan halaman tabel ini menampilkan informasi data monitoring yang
tersusun dalam tabel.
8. Tampilan Cetak Laporan Data Monitoring
Gambar 1. 16 Tampilan Cetak Laporan Data Monitoring
Tampilan halaman ini untuk memilih tanggal, waktu, dan kondisi tanah yang akan
dicetak.
Tampilan Antarmuka Keluaran Sistem
1. Tampilan Laporan Data Monitoring
Gambar 1. 17 Tampilan Laporan Data Monitoring
Tampilan laporan monitoring menampilkan data berdasarkantanggal, waktu dan
kondisi tanah dari tabel dalam bentuk pdf.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada alat monitoring kondisi tanah dan
penyiraman otomatis pada tanaman cabai di lahan gambut dengan web menggunakan NodeMCU
ESP8266 berbasis internet of things, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dengan alat monitoring kondisi tanah ini bisa membantu pemilik lahan untuk memantau
keadaan perubahan kondisi tanah pada lahan gambut berdasarkan suhu tanah dan
kelembaban tanah dengan web dan layar lcd yang terdapat pada alat tersebut apakah
kondisi tanah dalam keadaan kering, lembab, atau basah.
2. Terdapat penyiraman otomatis yang berguna untuk menjaga suhu tanah dan kelembaban
tanah sehingga tanaman cabai serta tanah pada lahan gambut menjadi subur dan
menghasilkan buah yang bagus.
3. Pemilik lahan bisa melihat rekap data monitoring kondisi tanah di hari dan di waktu
sebelumnya dengan laporan yang terdapat pada aplikasi web.
Saran
Dari hasil penelitian pada alat monitoring kondisi tanah dan penyiraman otomatis pada
tanaman cabai di lahan gambut dengan web menggunakan NodeMCU ESP8266 berbasis internet
of things didapatkan kekurangan, maka dari itu disarankan beberapa hal untuk pengembangan dan
penyempurnaan dari alat ini, yaitu:
1. Penambahkan sensor pH tanah untuk mengetahui kondisi tanah baik atau tidak berdasarkan
kadar asam dan basa nya.
2. Penambahkan sistem pemupukan otomatis agar tanah dan tanaman cabai terjaga kesuburan
nya.
3. Penambahkan catu daya tambahan seperti baterai dan pengisian daya pada baterai
menggunakan panel surya yang berguna untuk menjalakan alat apabila listrik padam.
4. Untuk mengetahui sisa air didalam penampungan air, dibutuhkan sensor ultrasonik dan
memberi notifikasi pada aplikasi web kepada pemilik lahan untuk pengisian ulang air.
5. Penambahan SMS Gateway untuk memonitoring apabila jaringan internet tidak stabil,
gangguan, atau jaringan internet mati untuk sementara waktu.
REFERENSI
Aldyanto, I. (2016). Penentuan Indeks Kualitas Tanah Sawah Berdasarkan Produktivitas Padi Di
Kabupaten Sragen. Universitas Sebelas Maret Institutional Repository. Diakses pada 26
Maret 2020, dari https://eprints.uns.ac.id/29330/.
Alexandromeo. (2017). Belajar Html : Apa Itu Html ? Pengertian, Sejarah, Contoh Program Html -
Makinrajin. Diakses pada 26 Maret 2020, dari https://makinrajin.com/blog/apa-itu-
html/.
AllGoBlog. (2017). Apa Itu Arduino Ide Dan Arduino Sketch ? Diakses pada 26 Maret 2020, dari
http://allgoblog.com/apa-itu-arduino-ide-dan-arduino-sketch/.
Andi Magfiranur, S. (2019). Menjaga Kesuburan Tanah. Diakses pada 26 Maret 2020, dari
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/83131/Menjaga Kesuburan-Tanah/.
Ardeana Galih Mardika, R. K. (2019). Mengatur kelembaban tanah menggunakan sensor
kelembaban tanah yl-69 berbasis arduino pada media tanam pohon gaharu. JOEICT
(Jurnal of Education and Information Communication Technology), 03, 130–140.
Belajariot. (2018). Berbagai Macam Kabel Jumper. Diakses pada 25 Maret 2020, dari
https://belajariot.com/berbagai-macam-kabel-jumper/.
Balittanah. (2014). Apa Yang Dimaksud Dengan Tanah ? Diakses pada 25 Maret 2020,dari
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/en/berita-terbaru-topmenu-58/1094-
tanah33.
Bertus, N. (2015). Belajar Menggunakan Microsoft Visio. Diakses pada 26 Maret 2020, dari
https://www.softovator.com/belajar-menggunakan-microsoft-visio/.
BootupAcademy.ai. (2019). Pengertian Mysql, Kegunaan, Kelebihan, Dan Contoh Mysql – Bootup
Academy Blog. Diakses pada 26 Maret 2020, dari https://bootup.ai/blog/pengertian-
mysql/.
Burange, A. W., & Misalkar, H. D. (2015). Review of Internet of Things in Development of Smart
Cities with Data Management & Privacy. International Conference on Advances in
Computer Engineering and Applications, (pp. 189–195).
Damayanti, V. (2017). Pengertian dan Manfaat Adaptor/Power Suplay. Diakses pada 25 Maret 2020,
dari http://eprints.polsri.ac.id/4537/3/File III.pdf.
Fatma, D. (2017). Tanah Gambut: Ciri-ciri, Proses Terbentuk, Jenis dan Persebarannya. Diakses pada
29 Maret 2020, dari https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/tanah-gambut.
GPinstrument. (2017). Breadboard Dual Power Supply 3.3 5v Mb102 Mb102 Arduino Dc
Regulator. Diakses pada 26 Maret 2020, dari
https://fjb.kaskus.co.id/product/58ff8e2cded770b11f8b4568/breadboard-dual-power-
supply-33-5v-mb102-mb-102-arduino-dc-regulator.
Hambali, S. K. (2015). Internet of things. Journal of the Institute of Telecommunications
Professionals, 9(4), 38.
Ikram. (2011). Kualitas Tanah. Diakses pada 26 Maret 2020, dari
http://ikramilmutanah.blogspot.com/2011/08/kualitas-tanah.html.
IndoWebsite. (2018). Pengertian Website Adalah Laman Berisi Informasi. Diakses pada 26 Maret
2020, dari https://www.indowebsite.id/website/.
Irawan, S. P. (2017). Pelajari Tentang Sensor Suhu Ds18b20 Dan Bagaimana Penyambungan Alat
Tersebut Sebagai Input Pada Perangkat Raspberry Pi Sebagai Sensor Suhu Sebuah
Ruangan. Diakses pada 25 Maret 2020, dari https://kl801.ilearning.me/2017/02/26/pelajari-
tentang-sensor-suhu-ds18b20-dan-bagaimana-penyambungan-alat-tersebut-sebagai-input-
pada-perangkat-raspberry-pi-sebagai-sensor-suhu-sebuah-ruangan/.
Kho, D. (2015). Pengertian Relay dan Fungsi Relay. Diakses pada 1 Juni 2020, dari
https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/.
Kiki Heruwati, Sp, Sri Endah M, S. (2019). Pengaruh Ph Tanah Terhadap PertumbuhanTanaman.
Diakses pada 24 Maret 2020, dari
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/75448/pengaruh-ph-tanah-terhadap-
pertumbuhan-tanaman/.
Sippa. (2015-2019). Bab 4 Profil Kabupaten Barito Kuala. 1–17. RPI2JM Kabupaten Barito Kuala.
Diakses pada 25 Mei 2020, dari
http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_f4dbfd
c59e_BAB%20IVBab%204.pdf.
Nani Sumarni, A. M. (2005). Bididaya Tanaman Cabai Merah. Bandung: Balai Penelitian Tanaman
Sayuran.
Nurfalach, D. R. (2010). Budidaya Tanaman Cabai Merah (Capsium Annum L.) Di Uptd Perbibitan
Tanaman Hortikultura Desa Pakopen Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Universitas Sebelas Maret. Diakses pada 25 Mei 2020, dari https://eprints.uns.ac.id/8836/.
Qwords. (2020). Pengertian Xampp Lengkap Dengan Fungsi Dan Cara Instalasi. Diakses pada 1 Juni
2020, dari https://qwords.com/blog/pengertian-xampp/.
Rahman, S. (2014). Mengenal Apa itu Javascript, Fungsi dan Contoh Penggunaannya. Diakses pada
26 Maret 2020, dari https://www.devaradise.com/id/2014/11/pengertianl-apa-itu-
javascript-manfaat-cara-kerja.html.
RF, H. (2018). Apa Itu Css (Cascading Style Sheets)? Diakses pada 26 Maret 2020, dari
https://www.apacara.com/tutorial/apa/apa-itu-css-cascading-style-sheets.html.
Sommerville, I. (2011). Metode Waterfall Dalam Software Engineering (Rekayasa Perangkat Lunak).
Jakarta: Erlangga.
Sujarwo. (2017). Pengertian Bahasa Pemrograman C. Diakses pada 24 Maret 2020, dari
http://student.blog.dinus.ac.id/sujarwo/2017/07/20/pengertian-bahasa-pemrograman-c/.
Wang, C., Daneshmand, M., Dohler, M., Mao, X., Hu, R. Q., & Wang, H. (2013). Guest Editorial -
Special issue on internet of things (IoT): Architecture, protocols and services. IEEE
Sensors Journal, 13(10), 3505–3508.
W, Rian Yulianto. (2019). Ekstensi dan Tema Visual Studio Code yang Saya Gunakan. Diakses pada
26 Maret 2020, dari https://medium.com/kode-dan-kodean/ekstensi-dan-tema-visual-
studio-code-yang-saya-gunakan-6c3555762816.
Widiyaman, T. (2018). Mengenal Modul Nodemcu Esp8266, Sikecil Yang Handal Untuk Iot |
Warriornux. Diakses 25 Maret 2020, dari https://www.warriornux.com/mengenal-
nodemcu-esp8266-iot/.
Wikipedia. (2019). Cabai. Diakses 1 Juni 2020, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Cabai.
Wikipedia. (2020). Nodemcu. Diakses pada 25 Maret 2020, dari
https://en.wikipedia.org/wiki/NodeMCU.
Wildani, Erick Pratama. (2017). Rancang Bangun Sistem Monitoring Penggunaan Daya Listrik Di
Rumah Tangga. Diakses pada 26 Maret 2020, dari
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/15294?show=full.
Yulias, Zefrani. (2011). Apa itu Mikrokontroler?. Diakses pada 24 Maret 2020, dari
http://blog.famosastudio.com/2011/07/edukasi/apa-itu-mikrokontroler/178
Yulias, Zefrani. (2011b). Tutorial Breadboard Untuk Arduino | Famosa Studio Blog. Diakses pada 25
Maret 2020, dari http://blog.famosastudio.com/2011/06/tutorial/tutorial-breadboard-untuk-
arduino/59.
Zulfikar, M. (2015). Apa itu Fritzing ?. Diakses pada 26 Maret 2020, dari http://
zulfikar218.blogspot.com/2015/05/apa-itu-fritzing.html.
Agustian, Firman. (2013). Metode Prototyping. Diakses pada 24 Maret 2020, dari
https://agustian354.wordpress.com/2013/05/14/331/.