12
STUDI TINGKAT KECELAKAAN LALU-LINTAS DI KABUPATEN MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT Sakti Adji Adisasmita 1 , Syafruddin Rauf 2 , Muhammad Rahmani 3 ABSTRAK  : Kecela kaan lalu linta s meru pakan masa lah yang membut uhkan pena ngana n seri us menging at  besarnya kerugian yang diakibatkannya terutama krban ji!a" #ntuk itu, kajian yang perlu dilakukan adalah melakukan analisis terhadap data kecelakaaan lalu lintas yang ada" $ada penelitian ini dibahas masalah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan pr%insi di Kabupaten Mamuju $r%insi Sula!esi &arat" 'ujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisa tingkat kecelakaan lalu(lintas di Kabupaten Mamuju serta memberikan alternatif usulan penanganan daerah ra!an kecelakaan lalu(lintas dalam rangka mengurangi angka kecelakaan yang terjadi" )esain penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif serta pendekatan kualitatif s ebagai %alidasi data(data y ang diperleh" *kasi ra!an kecelakaan adalah suatu l kasi dimana t ingkat kecelakaan tinggi dengan kejadian kecelakaan berulang dalam suatu ruang dan rentang !aktu yang relatif sama yang diakibatkan leh suatu penyebab tertentu" )ata yang digunakan adalah data jumlah kecelakaan yang terjadi selama tahun 2+1+(2+12" asi l analisis juga me nunjukkan bah!a kendara an merupakan faktr pe nyebab kecelakaan y ang  paling mendminasi " -ambaran kmpsisi kara kteristik kecela kaan dari penglahan data diketahui sebaga i berikut :  jenis kecelakaan depan(depan merupakan jenis kecelakaan yang paling banyak sebesar ./,01, kendaraan sepeda mt r meru pakan jenis kenda raan yang pali ng besar keterl ibat annya yakni //,1 , !akt u pali ng seri ng terj adi kecelakaan adalah pada pukul 12"++(10"++ 4.,05, tingkat pendidikan S) merupakan tingkat pendidikan yang  paling besar mengalami kecelakaan yakni 31,./, berdasarkan usia yang paling besar mencakup usia 1/(3+ tahun sebesar 3/,0 dan kategri krban terbanyak adalah meninggal dunia sebesar 40,13" Kata kunci : Kecelakaan *alu(lintas , Analisa )eskriptif, 6alan $r%insi PENDAHULUAN 'ransp rtasi merupakan sua tu kegiat an memindahka n bar ang atau ra ng dari suat u tempat ke te mpat lain denga n sarana ataupun tanpa sarana" 6alan sebagai sal ah sat u med ia tra nsprt asi memegan g  peranan penting dalam prses kegiatan manusia" Kabupat en Ma muju memili ki tingkat pertumbuhan penduduk 7,34 setiap tahunnya" &adan $usat Statistik menyebutkan, jumlah penduduk Kabupaten Mamuju di tah un 2+1+ seb any ak .4." 4.7 6i!a" a l in i menyebabka n semak in kmpleks ny a int eraksi ssial antar  penduduk" Sehingga dengan kndisi seperti ini sarana dan prasarana dalam menpang akti% itas berma syara kat sangat dibut uhkan" #ntuk mendukung hal tersebut, pemerintah Kabupaten Mamuj u telah membangun jalan sepanjang 1"734,3 km" 6alan diibaratkan sebaga i suatu media yang apabil a terga nggu akan me nyebabka n sesuat u yang akan merugikan penggunannya baik itu kemacetan ataupun kecelakaan lalu lintas" $eraturan pemerintah 8" 22 'ahun 2++ tentang prasarana dan lalu(lintas jalan meny ebutkan bah!a kecela kaan lalu( lint as adalah suatu peristi!a di jalan yang tidak di duga dan ti dak di sengaja meli batkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lai n yang mengakibat kan kr ban man usi a dan9atau kerugian harta benda" Secara umum ada tig a faktr peny ebab kec ela kaa n lal u( lin tas yai tu faktr penggun a jal an, faktr kendaraan dan faktr lingkungan" Menurut *atief 145, daerah ra!an kecelakaan adalah daerah yang mempunyai angka kecelakaan tinggi, resik dan ptensi kecelakaa n ya ng ti ngg i pada suatu ruas  jalan" ara terbaik untuk mengurangi kecela kaan lalulinta s di jalan adalah dengan mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut" *angkah(langkah dalam mencegah dan menanggulangi kecelakaan di kel mpkka n dalam li ma ta hap ya kni :  Engineering  rekayasa5,  Education pendidikan5,  Enforcement  penegakkan hukum5, Encouragement  penggalakkan atau

Muhammad Rahmani

Embed Size (px)

DESCRIPTION

etyrt yrty rty drtyrty sdrtysdty rtikykbvn cvht sgdbhr5ethfgb fnf dhmghm fghfgh fghfghfgh

Citation preview

STUDI TINGKAT KECELAKAAN LALU-LINTAS DI KABUPATEN MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARATSakti Adji Adisasmita1, Syafruddin Rauf2, Muhammad Rahmani3ABSTRAK : Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah yang membutuhkan penanganan serius mengingat besarnya kerugian yang diakibatkannya terutama korban jiwa. Untuk itu, kajian yang perlu dilakukan adalah melakukan analisis terhadap data kecelakaaan lalu lintas yang ada. Pada penelitian ini dibahas masalah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan provinsi di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisa tingkat kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju serta memberikan alternatif usulan penanganan daerah rawan kecelakaan lalu-lintas dalam rangka mengurangi angka kecelakaan yang terjadi. Desain penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif serta pendekatan kualitatif sebagai validasi data-data yang diperoleh. Lokasi rawan kecelakaan adalah suatu lokasi dimana tingkat kecelakaan tinggi dengan kejadian kecelakaan berulang dalam suatu ruang dan rentang waktu yang relatif sama yang diakibatkan oleh suatu penyebab tertentu. Data yang digunakan adalah data jumlah kecelakaan yang terjadi selama tahun 2010-2012. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kendaraan merupakan faktor penyebab kecelakaan yang paling mendominasi. Gambaran komposisi karakteristik kecelakaan dari pengolahan data diketahui sebagai berikut : jenis kecelakaan depan-depan merupakan jenis kecelakaan yang paling banyak sebesar 46,81%, kendaraan sepeda motor merupakan jenis kendaraan yang paling besar keterlibatannya yakni 66,91%, waktu paling sering terjadi kecelakaan adalah pada pukul 12.00-18.00 (54,89%), tingkat pendidikan SD merupakan tingkat pendidikan yang paling besar mengalami kecelakaan yakni 31,46%, berdasarkan usia yang paling besar mencakup usia 16-30 tahun sebesar 36,8% dan kategori korban terbanyak adalah meninggal dunia sebesar 58,13%.Kata kunci : Kecelakaan Lalu-lintas, Analisa Deskriptif, Jalan Provinsi

PENDAHULUAN

Transportasi merupakan suatu kegiatan memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat lain dengan sarana ataupun tanpa sarana. Jalan sebagai salah satu media transportasi memegang peranan penting dalam proses kegiatan manusia. Kabupaten Mamuju memiliki tingkat pertumbuhan penduduk 7,35% setiap tahunnya. Badan Pusat Statistik menyebutkan, jumlah penduduk Kabupaten Mamuju di tahun 2010 sebanyak 454.547 Jiwa. Hal ini menyebabkan semakin kompleksnya interaksi sosial antar penduduk. Sehingga dengan kondisi seperti ini sarana dan prasarana dalam menopang aktivitas bermasyarakat sangat dibutuhkan. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah Kabupaten Mamuju telah membangun jalan sepanjang 1.735,93 km. Jalan diibaratkan sebagai suatu media yang apabila terganggu akan menyebabkan sesuatu yang akan merugikan penggunannya baik itu kemacetan ataupun kecelakaan lalu lintas.

Peraturan pemerintah No. 22 Tahun 2009 tentang prasarana dan lalu-lintas jalan menyebutkan bahwa kecelakaan lalu-lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. Secara umum ada tiga faktor penyebab kecelakaan lalu-lintas yaitu faktor pengguna jalan, faktor kendaraan dan faktor lingkungan.

Menurut Latief (1995), daerah rawan kecelakaan adalah daerah yang mempunyai angka kecelakaan tinggi, resiko dan potensi kecelakaan yang tinggi pada suatu ruas jalan. Cara terbaik untuk mengurangi kecelakaan lalulintas di jalan adalah dengan mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut. Langkah-langkah dalam mencegah dan menanggulangi kecelakaan dikelompokkan dalam lima tahap yakni : Engineering (rekayasa), Education (pendidikan), Enforcement (penegakkan hukum), Encouragement (penggalakkan atau penggalangan) dan Emergensy Preparedness. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisa karakteristik kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju serta memberikan alternatif usulan penanganan daerah rawan kecelakaan lalu-lintas dalam rangka mengurangi angka kecelakaan yang terjadi. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka penelitian ini dibatasi dengan memfokuskan pembahasan pada objek jalan berstatus Jalan Provinsi di Kabupaten Mamuju dan daerah yang paling rawan terjadi kecelakaan lalu-lintas sesuai data dan informasi dari pihak Kepolisian setempat.

METODOLOGI PENELITIAN

Desain penelitian bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif serta pendekatan kualitatif sebagai validasi data-data yang diperoleh atas lokasi penelitian di ruas jalan Provinsi di Kabupaten Mamuju. Adapun langkah-langkah untuk menentukan lokasi penelitian adalah sebagai berikut :

1. Diinventarisir ruas jalan atau area yang memiliki tingkat kecelakaan lalu-lintas tinggi. Selain itu mendengarkan arahan dari Polres setempat mengenai lokasi yang termasuk rawan kecelakaan lalu-lintas.

2. Dari ruas jalan tersebut ditelusuri lebih lanjut dan diambil ruas jalan yang paling rawan terhadap kecelakaan lalu-lintas.

3. Lokasi tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai daerah rawan kecelakaan lalu-lintas.

Lokasi penelitian berada di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Sesuai pengamatan langsung di lapangan dan data yang diperoleh sebagai berikut :a. Panjang Jalan yang ditinjau : 1300 Km

b. Kondisi permukaan jalan secara umum baik.

c. Di lokasi penelitian merupakan daerah dimana ramai aktivitas masyarakat seperti terdapat sekolah, perkantoran permukiman dan pasard. Klasifikasi Jalan: Provinsi dengan Kelas Jalan IIIAe. Lapisan atas: AC-WC dan AC-BC

f. Lapisan Pondasi Bawah: Telford

g. Lebar Badan Jalan: 5 meter

h. Jumlah Jalur: 2 Jalur

i. Jumlah Lajur: 1 Lajur/1Jalur

j. Lebar Bahu Jalan: 1 meter

k. Jenis Konstruksi Bahu: Agregat Kelas B

Pengambilan data dalam penelitian ini, meliputi :

a. Dokumentasi data kecelakaan lalu-lintas selama periode tahun 2010 dan 2012 (mulai dari bulan Januari hingga September) yang terdiri dari :

Jenis kecelakaan Profesi dari korban Laka Lantas

Usia Korban Laka Lantas

Pendidikan Korban Laka Lantas

Jenis kelamin korban Laka Lantas

Lokasi kecelakaan

Kriteria dampak Waktu kejadian (Jam dan hari)

Tipe kendaraan

Faktor penyebab Kerugian materialb. Observasi/pengamatan secara langsung untuk memperoleh data kondisi lingkungan, geometrik jalan, data perambuan jalan, data arus lalu-lintas c. Wawancara dilakukan dengan Kepolisian setempat dan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga serta warga di lokasi rawan kecelakaan lalu-lintas mengenai ruas jalan Provinsi yang akan ditelitid. Studi Kepustakaan dengan proses pengambilan data-data yang diperoleh dari literatur dalam penyusunan skripsi ini.

Untuk menghitung besarnya angka kecelakaan lalu-lintas menggunakan rumus Accident Rate (Angka kecelakaan)

R = A / L

Keterangan :

R = Angka kecelakaan per panjang jalan dalam satu tahun

A = Total jumlah kecelakaan yang terjadi dalam satu tahun

L = Panjang jalan yang ditinjau (Km, Mil)

(Sumber : Keselamatan Lalu-lintas, UGM, Yogyakarta, 1996HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat beberapa lokasi yang terjadi perulangan kejadian. Sebagian lokasi tidak teridentifikasi karena keterbatasan data, serta sebagian data merupakan data kecelakaan yang terjadi pada lokasi yang tersebar (hanya mengalami satu kejadian pada periode penelitian). Dalam penelitian ini hanya menganalisis lokasi yang teridentifikasi saja. Kasus kecelakaan lalu-lintas di ruas jalan kabupaten Mamuju dari tahun 2010-2012 akan dilampirkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 1 : Rekapitulasi jumlah kecelakaan di ruas Jalan Provinsi Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat

TahunJumlah KejadianKorban MeninggalLuka BeratLuka Ringan

2010

2011

2012*80

92

6391

76

5121

40

2727

20

22

Gambar 1 : Rekapitulasi jumlah kecelakaan di ruas Jalan Provinsi Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat

* = Sampai bulan September

Sumber : Kantor Lantas Kabupaten Mamuju

Tabel 2 : Data volume lalu-lintas harian rata-rata (LHR) KendaraanSepeda MotorMobil PenumpangMikroletBusMobil Pick UpTrukTotal

Jumlah22.0802.736964845624025.656

Sumber : survei

Standar Perencanaan Geometrik Jalan Bina MargaSurvei lalu-lintas harian rata-rata (LHR) di atas menurut standar perencanaan geometrik jalan Bina Marga berada pada tingkat >25.000 smp/hari dimana standar lebar jalan yang ditentukan adalah 2nx3,50 dimana n merupakan jumlah lajur per lajur. Jalan Kolektor dengan kelas jalan IIIA idealnya memiliki lebar lajur 3,00 m sedangkan dalam spesifikasi di lapangan hanya 2,5 m.

Data Kecelakaan Lalu-lintas di Kabupaten MamujuGambar 2 : Data Kecelakaan Berdasarkan Jam

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas terjadi pada waktu 12.00-18.00 sebesar (54,89%) dari 235 kejadian kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.

Gambar 3 : Data Kecelakaan Berdasarkan Hari

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas terjadi pada hari Selasa sebesar (18,29%) dari 235 kejadian kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.

Gambar 4 : Data Kecelakaan Berdasarkan Bulan

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas terjadi pada bulan Juni sebesar (14,89%) dari 235 kejadian kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.

Gambar 5 : Data Kecelakaan Berdasarkan Kecamatan

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas terjadi di Kecamatan Mamuju sebesar (52,76%) dari 235 kejadian kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.Gambar 6 : Data Kecelakaan Berdasarkan Identitas Pengemudi

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas terjadi pada profesi Karyawan Swasta (24,8%) dari 235 kejadian kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat dengan 375 korban.

Gambar 7 : Data Kecelakaan Berdasarkan Usia

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas terjadi pada usia 16-30 tahun (36,8%) dari 235 kejadian kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat dengan korban 375 orang.

Gambar 8 : Data Kecelakaan Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas terjadi pada Jenis Kelamin Laki-Laki (89,06%) dari 235 kejadian kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat dengan jumlah korban 375 orang.

Gambar 9 : Data Kecelakaan Berdasarkan Kategori Korban

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase kecelakaan lalu-lintas dengan kategori Meninggal Dunia (58,13%) dari 235 kejadian kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat dengan total korban 404 orang.

Gambar 10 : Data Kecelakaan Berdasarkan Jenis Kecelakaan

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase kecelakaan lalu-lintas dengan jenis kecelakaan lalu-lintas terbesar depan-depan (46,81%), dari 63 kejadian kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.

Gambar 11 : Data Kecelakaan Berdasarkan Jenis Kendaraan

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas terjadi pada kendaraan sepeda motor (66,91%) dari 235 kejadian kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat dengan jumlah kendaraan 402 unit dan korban 375 orang.

Gambar 12 : Data Kecelakaan Berdasarkan Kondisi Jalan

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas yang diakibatkan karena jalan terjadi karena tikungan tajam (70,83%) dari 24 kejadian kecelakaan karena kondisi jalan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.

Gambar 13 : Data Kecelakaan Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas terjadi pada pendidikan SD (31,46%) dari 235 Kasus kejadian kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat dengan korban 375 orang.Gambar 14 : Data Kecelakaan Berdasarkan SIM

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas berdasarkan SIM terbesar adalah yang Tanpa SIM (61,86%) dari 235 kasus kejadian kecelakaan karena kondisi jalan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat dengan korban 375 orang.

Gambar 15 : Data Kecelakaan Berdasarkan Faktor Kendaraan Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas berdasarkan Faktor Kendaraan terbesar adalah disebabkan kemudi kurang baik (59,43%) untuk 175 kasus kejadian kecelakaan karena faktor kendaraan di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.

Gambar 16 : Data Kecelakaan Berdasarkan Faktor Pengemudi

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas berdasarkan Faktor Pengemudi terbesar adalah disebabkan pengemudi kurang tertib (70,94%) untuk 148 kasus kejadian kecelakaan karena faktor pengemudi di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.Gambar 17 : Data Kecelakaan Berdasarkan Lokasi KecelakaanBerdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas berdasarkan Lokasi Kecelakaan terbesar adalah di kawasan permukiman (80%) untuk 235 kasus kejadian kecelakaan di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.

Gambar 18 : Data Kecelakaan Berdasarkan Status Jalan

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas terjadi pada Jalan Provinsi 102 kasus (43,4%) dari 235 Kasus kejadian kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.

Gambar 19 : Data Kecelakaan Berdasarkan Fungsi Jalan

Berdasarkan gambar di atas yang diambil dari data kecelakaan lalu-lintas tahun 2010-2012 diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas terjadi pada Jalan Kolektor 205 kasus (87,23%) dari 235 Kasus kejadian kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.

Karakteristik Kecelakaana. Faktor Penyebab Kecelakaan

Faktor penyebab kecelakaan di tahun 2010 sampai 2012 terdiri dari faktor manusia/pengemudi 148 kasus dari 235 kasus, dimana bentuk pelanggaran yang terjadi adalah pengemudi tidak tertib 105 kasus (70,94%) akibat tidak tertibnya pengemudi dan pengemudi lengah 31 kasus (20,94%). Pengemudi lengah mengindikasikan bahwa pengemudi tidak berkonsentrasi untuk mengendarai kendaraannya. Ada aktivitas lain sehingga membuat pengemudi kehilangan kendali kendaraannya. Metta Kartika (2009) menunjukkan ada beberapa aktivitas yang sering dilakukan pengendara yang membuatnya lengah saat berkendara yakni, melamun memikirkan keluarga saat mengemudi, menggunakan handphone, bercanda dengan teman di dalam kendaraan dan lain-lain. Sedangkan tidak tertib bila mana pengendara berada melakukan pelanggaran terlebih dahulu terhadap rambu-rambu lalu-lintas. Selain itu juga pengendara sering melaju dengan kecepatan yang tinggi sehingga potensi terjadinya kecelakaan cukup besar. Hal ini dilakukan terkadang untuk mengejar agar sampai di tempat tujuan. Kondisi jalan yang cukup lengang mengakibatkan pengemudi merasa leluasa untuk mengemudikan kendaraannya. Hal itu ditambah lagi dengan belum lengkapnya fasilitas marka dan rambu jalan untuk memperingati pengemudi.

Pengemudi yang mengalami kecelakaan juga termasuk belum memiliki kelengkapan SIM dengan persentase yang cukup signifikan 232 pengendara dari 375 yang menjadi pengendara yang mengalami kecelakaan (61,86%). Hal ini menandakan bahwa pengemudi belum dianggap cakap dalam mengemudikan kendaraan serta belum memahami aturan-aturan lalu-lintas. Menurut UU RI, No. 14 Tahun 1992 disebutkan bahwa salah satu cara untuk melihat keterampilan seseorang dalam mengemudi dapat diketahui dengan kepemilikan SIM, karena pada peraturan pembuatan SIM telah dijelaskan bahwa syarat memiliki SIM adalah terampil dalam berkendara dan dibuktikan dengan mengikuti tes mengemudi sebelum pembuatan SIM. Itu ditopang dengan data bahwa kebanyakan dari korban kecelakaan lalu-lintas adalah berpendidikan SD 118 orang (31,46%) dengan klasifikasi usia 16-30 tahun 138 orang (36,8%). Hal ini dianggap belum memiliki pengetahuan tentang mengemudi yang baik. Angka pelajar yang terlibat juga signifikan, sekitar 50 orang (13,33%). Walaupun belum cukup tinggi, namun hal ini termasuk kelalaian baik dari pihak orang tua maupun institusi yang memiliki kepentingan di dalamnya. Menurut Levy dalam Accident Analysis & Prevention (1990) menyatakan bahwa pengemudi dalam usia muda akan meningkatkan resiko untuk mengalami kecelakaan karena belum dapat mengontrol emosi dengan baik. Meskipun demikian menurutnya usia muda atau tua bukanlah hal yang terlalu berpengaruh. Hal tersebut terkait dengan pengalaman dan pengetahuan mengemudi yang bersangkutan.

Sedangkan faktor terjadinya kecelakaan lalu-lintas akibat kendaraan angkanya signifikan sekitar 175 Kasus dari 235 Kasus yang menyebabkan total 375 orang yang terlibat dalam kecelakaan selama tahun 2010 hingga tahun 2012. Faktor yang menyebabkan paling tinggi karena kemudi kendaraan yang kurang baik sebanyak 104 kasus (59,43%), ban kurang baik sebanyak 45 kasus (25,71%) dan rem tidak berfungsi/blong sebanyak 19 kasus (10,85%). Kendaraan yang mengalami kecelakaan lalu-lintas terbanyak oleh Sepeda Motor sebanyak 269 unit (66,91%) kemudian mobil barang sebanyak 73 unit (18,16%) lalu mobil penumpang 46 unit (11,44%). Hal ini sangat erat kaitannya dengan proses uji berkala yang dilakukan oleh daerah masing-masing sesuai Keputusan Menteri Nomor 9 Tahun 2004 dan Peraturan Daerah Kabupaten Mamuju No. 24 tahun 2001 mengingat tidak adanya batasan jelas tentang usia kendaran yang layak pakai. Namun uji berkala kendaraan menjadi syarat suatu kendaraan masih layak atau tidak dengan dibuktikan oleh sertifikat lulus uji tipe kendaraan (Pasal 20 Ayat 1). Bab II Kepmen tentang Maksud dan Tujuan Uji Kendaraan Bermotor dalam Pasal 2 Ayat 1 (a) menjelaskan bahwa Uji Tipe Kendaraan Bermotor dilakukan untuk memberikan jaminan keselamatan secara teknis penggunaan kendaraan bermotor di jalan. Komponen uji tipe kendaraan bermotor jenis sepeda motor menurut pasal 8, sekurang-kurangnya meliputi uji rem, uji lampu utama, uji emisi gas buang, uji tingkat suara klakson, uji/pengukuran berat kendaraan bermotor, uji/pengukuran dimensi kendaraan bermotor, uji speedometer, uji kebisingan, uji/pemeriksaan konstruksi (fisik dan fungsi perlengkapan kendaraan bermotor), uji lain, yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi kendaraan bermotor. Melihat masalah yang hadir karena kemudi yang rusak maka patut dilihat hasil uji pemeriksaan konstruksi (fisik dan fungsi perlengkapan kendaraan bermotor). Selain itu pengendara kendaraan bermotor selayaknya melakukan servis berkala demi kelayakan kendaraan yang digunakan.

Angka kecelakaan akibat kondisi jalan/lingkungan mencapai 24 kasus dimana faktor terbesar karena tikungan tajam 17 kasus (70,89%) lalu tidak berlampu 4 kasus, pandangan terhalang 2 kasus serta jalan rusak 1 kasus. Jotin Khisty (2003) mengatakan bahwa pada saat mengemudikan kendaraan pada kecepatan tertentu, ketersediaan jarak pandang yang baik sangat dibutuhkan apalagi sewaktu kendaraan menikung atau berbelok. Keadaan ini seringkali terganggu oleh gedung-gedung (perumahan penduduk), pepohonan, hutan-hutan kayu maupun perkebunan, tebing galian dan lain sebagainya. Oleh karena itu perlu adanya daerah bebas samping di tikungan untuk menjaga keamanan pemakai jalan. Hal ini ditopang dengan data kecelakaan di daerah permukiman warga sebanyak 188 kasus (80%). Dan jenis kecelakaan juga terbesar dengan proses tabrakan depan-depan 110 kasus (46,81%), artinya kemungkinan ketika tikungan tajam pengemudi tidak melihat kendaraan yang ada di depannya. Faktor lain yang juga harus diperhatikan adalah perencanaan geometrik jalan untuk tikungan serta himbauan-himbauan yang harus dipasang pada tikungan serta kelengkapan rambu dan marka jalan. Seperti rambu tikungan, skotlight, garis jalan, kemiringan jalan, cermin jalan di tikungan dan lain sebagainya. Kemudian pengemudi juga harus paham bagaimana cara melakukan aktivitas lalu-lintas dalam melakukan tikungan pada kendaraan yang bisa dilihat di PP No.43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu-lintas jalan Paragraf 3 Pasal 59. Jalan juga harus dilengkapi rambu batas kecepatan pada tikungan dimana menurut PP No. 43 juga dalam pasal 80 mengenai kecepatan maksimum dan minimum kendaraan bermotor batas kecepatan kendaraan bermotor maksimal 40 km per jam.b. Waktu Kejadian Kecelakaan

Kecelakaan tinggi terjadi pada hari Selasa 43 kasus (18,29%) di bulan Juni dengan 35 kasus (14,89%) dengan rentang waktu mulai pukul 12.00-18.00 dengan 129 kasus (54,89%). Pada umumnya warga beraktivitas di jam-jam seperti itu. Anak sekolahan mengakhiri aktivitas belajarnya, sedangkan di sore hari aktivitas para pegawai negeri dan pegawai swasta berakhir. Artinya arus lalu-lintas pada waktu-waktu itu cukup padat sebagai arus balik. Pengemudi yang mengalami kecelakaan lalu-lintas banyak diantaranya karyawan swasta 93 orang (24,8%) lalu disusul pedagang 65 orang (17,33%) dan pelajar 50 orang (13,33%). Angka kecelakaan ini juga banyak terjadi di kecamatan Mamuju yang merupakan pusat perkotaan Kabupaten Mamuju dengan angka kecelakaan 124 Kasus (52,76%). Terburu-buru untuk balik ke rumah hingga tidak mengindahkan kondisi lalu-lintas. Angka kasus tidak tertibnya pengendara 105 kasus (70,94%) bisa menjadi bukti. Belum lagi faktor kelelahan setelah bekerja. Sedangkan pada jam-jam antara pukul 18.00-00.00 angka kecelakaan juga tidak sedikit. Setidaknya mencapai 83 kasus (35,32%). Faktor penglihatan juga mempengaruhi, baik karena silaunya cahaya kendaraan atau jalan tersebut tidak memiliki penerangan.

b. Jenis Kecelakaan

Kecelakaan dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu tabrakan tunggal, depan-depan, depan belakang, depan samping, samping-samping, beruntun, tabrak manusia, tabrak hewan dan lain-lain. Jenis tabrakan yang dominan adalah jenis tabrak depan-depan 110 kasus (46,81%) disusul jenis tabrak depan samping 56 kasus (23,83%). Karena faktor kecelakaan besar diakibatkan oleh tikungan tajam 17 Kasus (70,83%) berdasarkan data menurut kondisi jalan, hal ini memungkinkan terjadinya kecelakaan. Seperti satu contoh deskripsi terjadinya kecelakaan dalam data kecelakaan yang diambil dari Polres Mamuju. Nomor L.P (LP/K/15/VI/2010) hari selasa tanggal 15 Juni 2010, Mobil Isuzu Panther DD 1630 B yang dikemudikan oleh Muhlis Sijaya pada siang hari melaju dari arah utara ke selatan berlawanan arah dengan motor suzuki smash 110 DC 4179 EA dikemudikan Abd. Syukur berboncengan dengan Werdi Utomo dengan kecepatan tinggi dari arah selatan namun karena Abd Syukur tidak bisa mengendalikan motornya di tikungan sehingga menabrak mobil yang dikemudikan Muhlis Sijaya menabrak Mobil APV mengakibatkan Werdi Utomo MD dan Abd Syukur MD di Rumah Sakit Mmj. Pengemudi tidak tertib karena tidak tahu kecepatan pada tikungan mesti diturunkan, sehingga kecelakaan dengan jenis tabrak depan-depan terjadi. d. Pengguna Jalan yang Terlibat

Kendaraan yang dominan terlibat dalam kecelakaan yaitu kendaraan bermotor roda dua 269 unit (66,91%). Hal ini dikarenakan volume moda ini di jalan raya paling besar dibandingkan jenis moda lainnya. Selain itu, jenis moda sepeda motor merupakan moda yang mudah terlibat kecelakaan mengingat strukturnya yang kurang stabil. Angka kendaraan sepeda motor di Kabupaten Mamuju hingga tahun 2010 mencapai 30.315 Unit. Reni Marshinta (2011) mengatakan bahwa intensitas kecelakaan berbanding lurus dengan intensitas kendaraan yang lewat. Sedangkan angka kendaraan di kota Mamuju mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari tahun 2008 yang berjumlah 327 unit meningkat di tahun 2009 mencapai 23.616 unit lalu bertambah lagi menjadi 30.315 unit (Data BPS tahun 2010). Semakin tinggi jumlah kendaraan berpengaruh terhadap angka kecelakaan lalu-lintas. e. Tingkat Keparahan Korban

Pengelompokan berdasarkan tingkat keparahan korban yang dibagi menjadi tiga tingkat yaitu luka ringan, luka berat, dan meninggal dunia. Dari hasil analisis diperoleh bahwa tingkat keparahan yang paling tinggi adalah Meninggal Dunia sebanyak 91 orang, Luka Berat 21 orang dan Luka Ringan 27 orang. Klasifikasinya terdiri dari 334 orang (89,06%) berjenis kelamin Laki-Laki dimana 199 orang meninggal dunia, 78 orang luka berat dan 57 orang luka ringan. Dan 41 orang berjenis kelamin Perempuan (10,93%) dimana 18 orang meninggal dunia, 12 orang luka berat dan 11 orang luka ringan.f. Lokasi Kejadian

Berdasarkan lokasi kejadian angka kecelakaan lalu-lintas terbesar di kecamatan Mamuju sebesar 124 kasus (52,76%). Menurut status jalan kasus kecelakaan terbesar terjadi pada Jalan Provinsi dengan 102 kasus (43,4%). Sedangkan menurut fungsi jalan terbesar terjadi pada Jalan Kolektor 205 kasus (87,23%). Panjang jalan Provinsi di Kabupaten Mamuju 153,35 km.

Dari data di atas dan rumus-rumus yang ada, kami akan menganalisis kecelakaan berdasarkan angka kecelakaan.

Tabel 3: Angka Kecelakaan (Accident rate) Tahun 2010-2012

NoLokasiJumlah Kecelakaan(A)Panjang Jalan (L) mAngka Kecelakaan R=A/L

123456789101112Kecamatan TapalangKecamatan MamujuKecamatan SimboroKecamatan KalukkuKecamatan PapalangKecamatan SampagaKecamatan TommoKecamatan Budong2Kecamatan TobadakKecamatan TopoyoKecamatan KarossaKecamatan Pangale1412452711182102716278590705288197671500751003150078600919007930013050082140178500,0001780,001750,00006010,00037700,0001460,0005710,00002540,0001090,00002520,00005360,0001940,000112

Daerah Rawan KecelakaanDari data dianalisa mengenai tingkat kecelakaannya dan selanjutnya dilakukan rangking dari beberapa lokasi kejadian kecelakaan untuk mengetahui lokasi mana yang memiliki tingkat kecelakaan tertinggi sesuai dengan tingkat keparahannya. Dari pembahasan tentang tingkat kecelakaan lalu-lintas di atas lokasi yang memiliki kecelakaan tertinggi yaitu lokasi di kecamatan Mamuju. Di kecamatan tersebut merupakan pusat perkotaan Kabupaten Mamuju. Menurut data dan informasi yang penulis dapatkan, baik itu melalui mekanisme wawancara dan pencarian informasi di website daerah serta dengan membandingkannya dengan analisis di atas bahwa yang terkategori lokasi rawan kecelakaan lalu-lintas di kecamatan Mamuju adalah ruas Jalan Sultan Hasanuddin. Jalan Sultan Hasanuddin merupakan arahan dari Polres setempat dan warga bahwa daerah tersebut merupakan daerah rawan kecelakaan lalu-lintas. Bahkan warga memberikan informasi bahwa seringnya kecelakaan di daerah tersebut, banyak yang tidak teridentifikasi oleh Polisi. Panjang ruas jalan Sultan Hasanuddin mencapai 1300 meter. Di daerah tersebut terdapat akses ke sekolah, permukiman yang padat, pasar, perkantoran dan menghubungkan jalan menuju Kabupaten Mamuju Utara. Kondisi jalan yang terkini dalam proses rehabilitasi oleh Pemerintahan setempat.Kesimpulan

Hasil penelitian dan analisis pembahasan daerah rawan kecelakaan lalu-lintas pada jalan Provinsi di Kabupaten Mamuju provinsi Sulawesi Barat dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Lokasi daerah rawan kecelakaan di Kabupaten Mamuju yaitu Kecamatan Mamuju Jalan Sultan Hasanuddin dengan 124 kejadian kecelakaan lalu-lintas

2. Karakteristik penyebab kecelakaan pada daerah rawan kecelakaan di jalan kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi barat menunjukkan faktor pengemudi (148 kasus) dan faktor kendaraan (175 kasus) adalah penyebab kecelakaan paling tinggi.

3. Dari data kecelakaan lalu lintas yang telah diolah dan ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan waktu kejadian terjadi kecelakaan lalu-lintas terbesar pada hari Selasa Bulan Juni terjadi di jam 12.00-18.00. Jenis kendaraan terbanyak yang mengalami kecelakaan adalah kendaraan sepeda motor. Profesi yang paling banyak mengalami kecelakaan adalah Karyawan Swasta dengan status pendidikan terakhir terbesar di jenjang Sekolah Dasar (SD). Usia rata-rata antara 16-30 tahun. Korban kecelakaan lalu-lintas terbesar adalah laki-laki. Jenis kecelakaan yang dominan adalah tabrakan depan depan.

Saran-saran

Untuk menurunkan angka kecelakaan lalu-lintas dan meningkatkan keselamatan berlalu-lintas padajalan Kabupaten mamuju Provinsi Sulawesi barat, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Upaya penanganan kecelakaan lalu-lintas harus dilaksanakan sedini mungkin, mengingat angka kecelakaan yang terus meningkat tiap tahunnya. Bahkan sejak sekolah dasar harus diupayakan bentuk-bentuk pendidikan rutin yang diterapkan pada anak-anak, melihat angka kecelakaan lalu-lintas didominasi oleh kalangan remaja dan umur sebayanya. Bentuk pendidikan berlalu-lintas yang diajarkan sejak dini merupakan usaha untuk menyadarkan kepada seluruh warga bahwa peraturan lalu-lintas sangat penting untuk ditaati dalam rangka menekan tingkat kecelakaan lalu lintas

2. Pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Dinas Pekerjaan Umum semestinya menerapkan program yang semakin berarti dalam penanganan kondisi jalan, baik itu kelengkapan rambu maupun marka serta seruan-seruan kepada pengguna jalan agar tertib berlalu-lintas. Kendala dana yang sering menjadi problem, semestinya harus sesegera mungkin dituntaskan. Karena melihat korban yang ditimbulkan dalam kecelakaan lalu-lintas ini adalah manusia. Sehingga haruslah menjadi perhatian serius pemerintah untuk memaksimalkan perannya khususnya dalam pencanangan program pembangunan jalan serta pemeliharaannya. Yang terpenting pemerintah harus melihat bahwa bertambahnya kendaraan di suatu daerah menunjukkan tren permasalahan lalu-lintas juga bertambah, termasuk kecelakaan lalu-lintas. Terutama kendaraan bermotor yang sudah sangat mudah diperoleh oleh warga. Hal ini harus dipikirkan lagi oleh pemerintah, untuk memikirkan master palan transportasi yang baik bagi warga dalam menekan angka kecelakaan lalu-lintas.

3. Pihak pemerintah setempat bekerja sama dengan Polres Kabupaten Mamuju juga harus terus menggalakkan peremajaan kendaraan. Berhubung faktor kendaraan sangat besar menjadi penyebab kecelakaan. Pemeliharaan rutin harus disosialisasikan lebih massif kepada pengguna kendaraan serta melakukan penertiban bagi kendaraan-kendaraan yang sudah tak layak pakai atau sudah tidak memenuhi kriteria layak jalan.4. Ketegasan oknum penegak hukum dalam hal ini Polisi seharusnya benar-benar direalisasikan di lapangan. Setiap bentuk pelanggaran yang dapat mengakibatkan kecelakaan lalu-lintas harus ditindaki setegas mungkin. Agar pengaruh efek jera dari indakan hukum dapat membuat masyarakat merasa sadar bahwa betapa pentingnya arti ketaatan dalam berlalu-lintas. Sehingga angka kecelakaan lalu-lintas dapat ditekan.

5. Perancang pembangunan jalan semestinya mengadopsi standar geometric yang sesuai dan tertera dalam peraturan pembangunan jalan. Baik itu konstruksi jalannya itu sendiri mulai dari alinemen horizontal dan vertikal, kapasitas jalan apakah sesuai volume lalu-lintas, penyediaan delinasi jalan sebagai pengaturan jarak pandang, kepastian panduan arah baik marka jalan maupun rambu jalan serta batas kecepatan kendaraan, dan terakhir kesediaan lingkungan sekitar yang dapat meminimkan resiko bahaya.

6. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :a. melakukan penelitian terhadap karakteristik kendaraan yang layak jalanb. melakukan penelitian mengenai perencanaan master plan transportasi di Kabupaten Mamujuc. melakukan penelitian tentang mekanisme sosialisasi keamanan berkendaraUCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kepada Allah SWT, kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta atas pengorbanannya selama ini, kepada Istri tercinta Fitriningsih, SS., S.Pd., M.Hum., atas motivasinya, kepada bapak Dr. Ir. Sakti A. Adisasmita, M.Si., M.Eng.Sc., Ph.D., dan bapak Ir. Syafruddin Rauf, MT yang senantiasa memberikan bimbingan, khususnya angkatan 2006 dan adik-adik yang telah banyak membantu selama penelitian, kiranya jurnal ini dapat diterbitkan dan dapat digunakan untuk referensi dalam pengembangan penelitian selanjutnya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.DAFTAR PUSTAKAUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. 2004. JakartaUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan. 2009. Jakarta.Kartika Metta. 2009. Analisis Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu-Lintas Pada Pengendara Sepeda Motor di Wilayah Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta.Khisty C. Jotin. Lall B. Kent. 2005. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Departemen Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat. Penyusunan dan Inventarisasi Daerah Rawan Kecelakaan Lalu-Lintas. 2009. Mamuju.

Rizal Fakhrur. 2010. Analisa Daerah Rawan Kecelakaan Lalu-Lintas Pada Jalan Arteri/Nasional (Studi Kasus Kabupaten Mamuju). 2010. Makassar

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 9 Tahun 2004 tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor. 2004. Jakarta.