Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI)
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Oleh:
ARINDA RETNANI ANGGAI
K 7406049
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI)
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh:
ARINDA RETNANI ANGGAI
K 74 06 049
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Dra. Sri Witturachmi, MM
NIP. 19540614 198103 2 001
Pembimbing II
Muhtar, S.Pd, M.Si
NIP. 1966123 1994121 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Skripsi ini telah direvisi oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ........................
Sekretaris : Jaryanto, S.Pd, SE, M.Si ........................
Anggota I : Dra. Sri Witturachmi, MM ........................
Anggota II : Muhtar, S.Pd, M.Si ........................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ........................
Sekretaris : Jaryanto, S.Pd, SE, M.Si ........................
Anggota I : Dra. Sri Witturachmi, MM ........................
Anggota II : Muhtar, S.Pd, M.Si ........................
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Arinda Retnani Anggai. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT
INSTRUCTION (DI) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universitas sebelas Maret, Juli 2010.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar
akuntansi siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta tapel 2009/2010 melalui
penerapan model pembelajaran Direct Instruction (DI).
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan
strategi siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4
Surakarta yang berjumlah 34 siswa. Obyek penelitian adalah berbagai kegiatan
yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan
melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
tindakan ini adalah informan, tempat/lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, tes dan dokumentasi.
Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3)
penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6)
penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-
masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.
Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 dan 2 kali pertemuan, alokasi waktu masing-
masing pertemuan 5 x 45 menit dan 3 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi (baik proses maupun hasil)
melalui penerapan model pembelajaran Direct Instruction. Hal tersebut terefleksi
dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa dalam mengajukan
pertanyaan atau ide selama proses belajar mengajar yaitu sebanyak 23 siswa
(67,65%) pada siklus I menjadi 26 siswa (73,53%) pada siklus II. (2) Keaktifan
siswa dalam menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
yaitu 24 siswa (70,59%) pada siklus I menjadi 28 siswa (82,35%) pada siklus II.
(3) Keaktifan siswa dalam mendemonstrasikan tugas ke depan kelas yaitu 23
siswa (67,65%) pada siklus I menjadi 25 siswa (76,47%) pada siklus II. (4) Nilai
rata-rata kelas pada observasi awal adalah 72,06, meningkat menjadi 80 di siklus I
dan 86,62 di siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata kelas 80, sebanyak 29 siswa
(85,3%) mendapat nilai di atas 68 dari 80% target yang direncanakan. Pada siklus
II nilai rata-rata kelas 86,62 sehingga terjadi peningkatan dibanding siklus I.
Sebanyak 34 siswa (100%) sudah mencapai nilai di atas 68 dari 80% target yang
direncanakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan
model pembelajaran Direct Instruction dapat meningkatkan prestasi pembelajaran
akuntansi baik dari segi proses maupun hasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Arinda Retnani Anggai. APPLICATION OF MODEL LEARNING DIRECT
INSTRUCTION (DI) AS AN EFFORT TO IMPROVE STUDENT
ACHIEVEMENT LEARNING ACCOUNTING CLASS XI IPS 4 SMA N 4
SURAKARTA YEAR LESSON 2009/2010. Thesis, Surakarta: Faculty of
Teacher Training and Education.University eleven March, July 2010.
The purpose of this research is to investigate accounting students'
learning achievement improvement class XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta tapel
2009/2010 through the application of learning models of Direct Instruction (DI).
This study uses classroom action research approach with the cycle
strategy. The subject of this study was student class XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta,
amounting to 34 students. The research object is the various activities that occur
in the classroom during the learning process. This research was carried out with
collaboration between researchers, classroom teachers and involve student
participation. Source of data used in this action research was the informant, place /
location, events, documents and archives. Technique data collecting by interview,
observation, testing and documentation. The procedure includes the stages of
research: (1) identification of issues, (2) preparation, (3) preparation of action
plans, (4) implementation of the action, (5) observations, and (6) preparation of
reports. The research process was conducted in two cycles, each cycle consisting
of four stages: (1) planning action, (2) implementation of the action, (3)
observation and interpretation, and (4) analysis and reflection. Each cycle carried
out in 3 and 2 meetings, allocation of time of each meeting of 5 x 45 minutes and
3 x 45 minutes.
Based on research that has been done, it can be concluded that there is increased
quality of learning of accounting (both process and outcome) through the
implementation of Direct Instruction learning model. This is reflected by several
indicators as follows: (1) active students in asking questions or ideas during the
learning process as many as 23 students (67.65%) in the first cycle to 26 students
(73.53%) in cycle II. (2) The activity of the students in answering questions
during the teaching and learning activities take place are 24 students (70.59%) in
the first cycle to 28 students (82.35%) in cycle II. (3) The activity of the students
in demonstrating the task to the front of the class of 23 students (67.65%) in the
first cycle to 25 students (76.47%) in cycle II. (4) The average value of the class
on preliminary observations was 72.06, rose to 80 in Cycle I and 86.62 in the
second cycle. In the first cycle the average value of the class 80, by 29 students
(85.3%) scored above 68 out of 80% of the planned target. In cycle II, the average
value of 86.62 class so that there was an increase compared to cycle I. A total of
34 students (100%) has reached values above 68 out of 80% of the planned
target. It can be concluded that with the implementation of Direct Instruction
learning model to enhance learning achievement both in terms of accounting
processes and results
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
”Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
-Q.S. Al-Mujaadilah :11-
“A good teacher is like a candle –
it consumes itself to light the way for others”.
-Penulis-
"Happiness comes when we stop complaining about the troubles we have &
offer thanks for all the troubles we don't have”.
-Penulis-
“Hidup bahagia adalah dimana kita bisa membagi kebahagian itu dengan
orang di sekitar kita”.
-Penulis-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Atas berkat rahmat Allah SWT penulis dapat menyeleseikan karya ini. Karya ini
penulis persembahkan kepada :
Ibu dan bapak yang sangat saya hormati, sayangi, dan cintai, yang selalu
berkorban, menyayangi, dan mencintai anak-anaknya dengan setulus hati
Kakak dan adik yang sangat saya sayangi, yang selalu mewarnai hari-
hariku
Bapak Drs. Sukirman, terimakasih atas bimbingannya selama ini
Bapak Dra. Sri Witturachmi,MM, terimakasih atas bimbingan dan
kesabarannya selama ini
Bapak Muhtar, S.Pd, M.Si, terimakasih atas bimbingan, dorongan, dan
kesabarannya selama ini
Seseorang yang aku cintai, terimakasih atas motivasi, bantuan, dan doanya
Sahabat-sahabatku tersayang, tirsa, airna, yay, agtia, ardi, teguh, riris,
naftali, elphin, wahyuni, septi, lya, ditha, martha, terimakasih atas
dorongan, bantuan, dan doanya
Saudara-saudaraku di wisma Nurul Fikri yang aku sayangi, dikna, rima,
billa, marscha, bety, sari, vivi, prima, eka, dan yang lainnya, terimakasih
atas bantuan, dorongan, dan doanya
Teman-teman seperjuangan di FKIP Akuntansi 06’
Almamaterku tercinta yang sangat saya banggakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat allah swt, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: ”Penerapan Model Pembelajaran
Direct Instruction (DI) sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta Tahun Pelajaran
2009/2010”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam
rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Atas selesainya penulisan skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberikan surat ijin penyusunan skripsi guna
melakukan penelitian.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, yang telah menyetujui
ijin penulisan skripsi ini.
3. Ketua Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, yang telah
memberikan ijin penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Sukirman, MM, selaku Pembimbing Akademis yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan pendidikan di
bangku kuliah selama ini.
5. Bapak Dra. Sri Witturachmi, MM, selaku pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulisan skripsi ini,
khususnya dalam hal materi skripsi
6. Bapak Muhtar, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulisan skripsi ini,
khususnya dalam hal tata tulis.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
yang telah banyak memberi bekal ilmu pengetahuan, sehingga dapat
menunjang selesainya skripsi ini.
8. Bapak Drs. Edi Pudiyanto, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 4
Surakarta, terimakasih atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanakan
penelitian.
9. Bapak Hariyanto, S.Pd, M.Pd selaku guru pamong yang telah banyak
membantu penulis dalam penelitian ini. Terimakasih atas bantuan waktu,
pikiran, dan tenaganya kepada penulis.
10. Segenap staf bagian Tata Usaha SMA Negeri 4 Surakarta yang telah
memberikan ijin penelitian.
11. Bapak, Ibu, Kakak, Adik, terimakasih atas kasih sayang, motivasi, dan doanya
selama ini.
12. Seseorang yang saya cintai, terimakasih atas motivasi, masukan, dan doanya.
13. Sahabat-sahabatku tersayang, terimakasih atas dorongan, bantuan, dan doanya.
14. Saudara-saudaraku di wisma Nurul Fikri yang aku sayangi, terimakasih atas
bantuan, dorongan, dan doanya
15. Teman-teman seperjuangan di FKIP Akuntansi 06’
16. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, namun
penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv
HALAMAN REVISI ....................................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1
B. Perumusan Masalah ....................................................................5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .........................................................................7
1. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi …………………………. 7
a. Pengertian Belajar.............................................................7
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................8
c. Pengertian Prestasi Belajar ................................................10
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...........11
e. Hakikat Akuntansi ............................................................12
f. Pengertian Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi ...................14
2. Hakikat Model Pembelajaran Direct Istruction……………….14
a. Pengertian Model pembelajaran Direct Instruction ...........14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
b. Langkah-langkah Model pembelajaran Direct Instruction .15
c. Kelebihan dan Kekurangan Model pembelajaran Direct
Instruction ........................................................................20
B. Penelitian yang Relevan ..............................................................21
C. Kerangka Berfikir .......................................................................23
D. Hipotesis Tindakan......................................................................26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................27
B. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................28
C. Sumber Data .............................................................................28
D. Pendekatan Penelitian …………………………………………...29
E. Tehnik Pengumpulan Data ..........................................................34
F. Tehnik Analisis Data ...................................................................35
G. Prosedur Penelitian......................................................................36
H. Proses Penelitian .........................................................................37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .........................................................41
1. Riwayat Singkat ....................................................................41
2. Struktur Organisasi SMA N 4 Surakarta ................................42
3. Motto, Visi, dan Misi SMA N 4 Surakarta.............................43
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI-S4 di
SMA Negeri 4 Surakarta ............................................................ 44
C. Deskripsi Hasil Penelitian ...........................................................46
1. Siklus I .............................................................................46
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................46
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ........................................49
c. Observasi dan Interpretasi ...............................................51
d. Analisis Refleksi Tindakan Siklus I .................................52
2. Siklus II .............................................................................54
a. Perencanaan Tindakan Siklus II .......................................54
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II .......................................56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
c. Observasi dan Interpretasi ...............................................58
d. Analisis Refleksi Tindakan Siklus II ................................60
D. Pembahasan .............................................................................63
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ...................................................................................67
B. Implikasi ...................................................................................68
C. Saran ...................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................70
LAMPIRAN ...................................................................................................72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Fase-fase Model Pembelajaran Direct Instruction .................................... 18
2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian ........................................ 26
3. Indikator Ketercapaian .............................................................................. 39
4. Hasil Nilai Siswa XI IPS 4 pada Observasi Awal ..................................... 45
5. Ketuntasan Belajar Siswa XI-S4 ................................................................ 62
6. Keaktifan Siswa XI-S4 ............................................................................... 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Kerangka Berfikir Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction ...... 25
2. Siklus PTK Menurut Suharsimi Arikunto .................................................. 32
3. Struktur Organisasi SMA N 4 Surakarta ................................................... 42
4. Grafik Prestasi Belajar Siswa .................................................................... 63
5. Grafik Keaktifan Siswa .............................................................................. 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Survei Awal
a. Catatan Lapangan 1 ............................................................................. 72
b. Daftar Nama Siswa XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta .............................. 74
2. Data Sebelum Tindakan
a. Pedoman Wawancara Guru (Pra Tindakan) ......................................... 75
b. Pedoman Wawancara Siswa (Pra Tindakan) ....................................... 76
c. Catatan Lapangan 2 ............................................................................. 77
d. Catatan Lapangan 3 ............................................................................. 79
e. Catatan Lapangan 4 ............................................................................. 80
f. Catatan Lapangan 5 ............................................................................. 81
g. Catatan Lapangan 6 ............................................................................. 82
h. Hasil Nilai Siswa (Observasi Awal) .................................................... 84
3. Siklus I
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ....................................... 85
b. Materi Pelajaran ................................................................................... 90
c. Latihan 1 Jurnal Umum Perusahaan Dagang ....................................... 102
d. Jawaban Latihan 1 ................................................................................ 103
e. Latihan 2 Jurnal Umum Perusahaan Dagang ....................................... 104
f. Jawaban Latihan 2 ................................................................................ 105
g. Lembaran Test (Evaluasi) Siklus I ....................................................... 106
h. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ......................................................... 114
i. Catatan lapangan 7 ................................................................................ 116
j. Hasil Nilai Siswa (Siklus I) ................................................................. 121
k. Lembar Observasi Keaktifan (Siklus I) ................................................ 122
4. Siklus II
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ..................................... 124
b. Latihan 3 Jurnal Umum Perusahaan Dagang ....................................... 128
c. Jawaban Latihan 3 ............................................................................... 129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
d. Latihan 4 Jurnal Umum Perusahaan Dagang ....................................... 130
e. Jawaban Latihan 4 ............................................................................... 131
f. Lembaran Test (Evaluasi) Siklus II .................................................... 132
g. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ....................................................... 136
h. Catatan Lapangan 8 ............................................................................. 140
i. Hasil Nilai Siswa (Siklus II) ................................................................ 144
j. Lembar Observasi keaktifan (Siklus II) .............................................. 145
5. Data Setelah Tindakan
a. Pedoman Wawancara Guru (Setelah Tindakan) .................................. 147
b. Pedoman Wawancara Siswa (Setelah Tindakan) ................................. 148
c. Catatan Lapangan 9 ............................................................................. 149
d. Catatan Lapangan 10 ........................................................................... 151
e. Catatan Lapangan 11 ........................................................................... 152
f. Catatan Lapangan 12 ........................................................................... 153
g. Catatan Lapangan 13 ........................................................................... 154
h. Hasil Nilai Siswa ................................................................................. 156
6. Perijinan ..................................................................................................... 157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya, pendidikan nasional kita mengarah pada pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
tercermin dalam pembangunan manusia yang berkualitas yang dapat memberikan
sumbangan terhadap terlaksananya program-program pembangunan yang telah
direncanakan. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk menciptakan
manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Orang yang berpendidikan
akan terhindar dari kebodohan dan kemiskinan, karena dengan modal ilmu
pengetahuan yang diperolehnya melalui proses pendidikan ia akan mampu
mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya. Dengan pendidikan
diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia yang mampu menghadapi
tantangan diberbagai bidang kehidupan serta dapat menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga manusia Indonesia dapat bersaing di era globalisasi
sekarang ini.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I, Pasal (1) menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah
laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan
sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu
berada. Dari waktu ke waktu, kebudayaan masyarakat sendiri semakin
berkembang. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah
hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan
agar anggota masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pendidikan nasional di Indonesia berakar pada kebudayaan bangsa dan
berdasarkan pada Pancasila serta UUD 1945. Tujuan pendidikan nasional bangsa
Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia seutuhnya menjadi warga masyarakat yang maju
serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.
Pembangunan di bidang pendidikan merupakan strategi dan wahana yang
sangat baik di dalam pembinaaan sumber daya manusia Indonesia yang
berkualitas. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan adanya partisipasi dari
semua warga negara. Bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian,
penanganan, dan prioritas secara intensif baik dari pemerintah, keluarga, dan
pengelola pendidikan pada khususnya. Pendidikan sangat berperan penting dalam
upaya peningkatan kualitas SDM. Tinggi rendahnya kualitas SDM antara lain
hasil kerja atau kinerja yang baik secara perorangan atau kelompok ditandai
dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dalam
Peningkatan kualitas. SDM dinyatakan berhasil apabila SDM mampu
menampilkan hasil kerja produktif secara rasional dan memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta kemampuan yang umumnya dapat diperoleh melalui
pendidikan.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada Pasal
13 ayat (1) menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal
non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Peranan
sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah
bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah
laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Untuk meningkatkan kualitas
SDM maka diperlukan pendidikan, yang meliputi pendidikan dasar (SD),
pendidikan menengah (SMA/SMK/MA), dan perguruan tinggi.
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Surakarta merupakan salah satu SMA
yang difavoritkan oleh masyarakat Surakarta. Dari tahun ke tahun, SMA ini
menunjukkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. SMA ini
semakin menunjukkan prestasi yang kian membanggakan baik dalam hal
akademik maupun non akademik (organisasi). Akuntansi merupakan salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mata pelajaran yang dipelajari siswa jika mengambil jurusan IPS. Akuntansi
mengkaji suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi
keuangan. Akuntansi merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman
yang sangat mendalam dan prosesnya secara bertahap dari materi ke materi
berikutnya. Siswa akan dihadapkan pada kasus-kasus yang membutuhkan
pemahaman tentang prosedur penyelesaian yang panjang, dan perhitungan yang
kompleks, yang semua itu tidak akan cukup bila dipelajari dengan cara
menghafal. Oleh karena itu siswa perlu diberikan dasar-dasar yang kuat mengenai
materi akuntansi secara bertahap.
Muhibinsyah (2003: 10) menyatakan bahwa “Pendidikan dapat diartikan
sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai
dengan kebutuhan”. Pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila ada
keberanian untuk mencari metode serta membangun paradigma baru. Suatu
metode yang telah terbukti mampu mendatangkan hasil baik pada masa lampau
belum tentu akan membawa hasil yang sama jika diterapkan di masa kini dan
mendatang. Dalam pembelajaran akuntansi diperlukan adanya model
pembelajaran yang inovatif, interaktif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat
memahami materi yang disampaikan dengan lebih optimal dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis melalui ulangan
harian akuntansi materi jurnal umum dapat diketahui bahwa hasil ulangan harian
siswa belum optimal. Masih ada beberapa anak yang belum memenuhi tingkat
ketuntasan minimal belajar yaiu 68 dan juga rata-rata nilai ulangan harian siswa
masih kurang optimal. Pembelajaran akuntansi di SMA N 4 Surakarta ini masih
menggunakan model konvensional yaitu metode ceramah. Pada dasarnya metode
ceramah bisa diterapkan dalam pembelajaran akuntansi, namun penggunaan
metode ini mengakibatkan kurangnya keaktifan siswa karena guru lebih
mendominasi dalam pembelajaran akuntansi serta mengakibatkan siswa kurang
tertarik dan merasa bosan sehingga meremehkan guru dengan ramai sendiri
bersama teman sebangkunya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dan
peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam
suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, para pendidik
disamping menguasai bahan atau materi ajar juga perlu mengetahui bagaimana
cara materi ajar itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik peserta didik
yang menerima materi pelajaran tersebut. Kegagalan pendidik dalam
menyampaikan materi ajar tidak selalu dikarenakan ia kurang menguasai bahan,
tetapi karena ia tidak tahu bagaimana cara meyampaikan materi pelajaran tersebut
dengan baik dan tepat sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana yang
menyenangkan dan juga mengasikkan. Agar peserta didik dapat belajar dengan
suasana menyenangkan dan mengasikkan, maka pendidik perlu memiliki
pengetahuan tentang pendekatan dan tehnik-tehnik pembelajaran dengan
memahami teori-teori belajar dan tehnik-tehnik mengajar yang baik dan tepat.
Oleh karena itu peneliti ingin memberikan solusi dengan menggunakan model
pembelajaran yang baru yaitu model pembelajaran direct instruction.
Menurut Arends yang dikutip oleh Trianto (2009: 41), model direct
instruction adalah salah satu model pembelajaran yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan
dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Pengetahuan
deklaratif adalah pengetahuan tetang sesuatu yang dapat diungkapkan dengan
kata-kata. Sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang
bagaimana melakukan sesuatu. Keunggulan terpenting dari metode direct
instruction adalah adanya fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang
tinggi terhadap perkembangan siswa, sistem manajemen waktu, dan atmosfir
akademik yang baik. Fokus akademik berarti prioritas tertinggi yang diletakkan
dalam penugasan dan penyeleseian tugas akademik. Menurut beberapa ahli
(Fisher, Berliber, Filby, Marliave, Ghen, dan Dishaw, 1980; Madaus, Airasian,
dan Kellaghan, 1980; Rosenshine, 1970, 1971, 1985), fokus yang kuat terhadap
masalah akademik menciptakan keterlibatan siswa yang semakin kuat dan
kemudian menghasilkan dan memajukan prestasi mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Berbeda dengan metode pembelajaran konvensional dimana guru hanya
memberikan materi secara umum tanpa memperhatikan pengetahuan deklaratif
maupun presedural, guru tidak memberikan feedback kepada siswa sehingga
hanya mengetahui tingkat keberhasilan siswa dari nilai akhir saja tanpa
memperhatikan proses belajar siswa. Sedangkan pada model pembelajaran direct
instruction, guru mempersiapkan siswa dengan mengingatkan kembali pada hasil
belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang
akan dipelajari, melakukan presentasi dan demonstrasi, memberikan latihan
terbimbing, mengevaluasi pemahaman siswa, kemudian guru memberikan
kesempatan latihan mandiri kepada siswa. Model ini cocok diterapkan pada mata
pelajaran akuntansi karena mata pelajaran ini menuntut siswa untuk dapat
memiliki ketrampilan, yang mana ketrampilan tersebut dapat dilatih setahap demi
setahap.
Hal inilah yang menjadi alasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian
di SMA N 4 Surakarta dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Direct
Instruction (DI) Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
Apakah penggunaan model pembelajaran Direct Instruction (DI) dapat
meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta
tahun ajaran 2009/2010?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan
dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 4
SMA N 4 Surakarta tahun ajaran 2009/2010 melalui penerapan model
pembelajaran Direct Instruction (DI).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat yang penulis harapkan adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
pengetahuan khusunya dalam bidang pedidikan mengenai penggunaan model
Direct Instruction (DI) guna mengoptimalkan prestasi belajar dan sebagai
bahan pertimbangan penelitian di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
akuntansi.
2) Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan memahami mata pelajaran
akuntansi yang disampaikan oleh guru guna mencapai prestasi belajar
yang optimal.
b. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru dalam memilih menentukan model
pembelajaran Direct Instruction (DI) sebagai model yang tepat digunakan
guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Bagi Sekolah
Sebagai masukan bagi sekolah yang bersangkutan dalam usahanya
meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya di bidang akuntansi.
d. Bagi Peneliti
1) Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diterima peneliti dari
perkuliahan khususnya yang berkaitan dengan akuntansi.
2) Membekali peneliti sebagai calon guru untuk dapat menentukan model
pembelajaran yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah kunci yang paling vital dalam usaha pendidikan,
sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Muhibbin Syah
(2005: 63) berpendapat bahwa “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap
jenis dan jenjang pendidikan”. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang
dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkuangan
keluarganya sendiri.
Belajar adalah suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan.
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna
yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan belajarlah, maka
manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk Tuhan
lainnya. Gagne (1970) berpendapat bahwa “ Belajar adalah perubahan yang
terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar terus menerus,
bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja”. Belajar terjadi
apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa
sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari
waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu setelah ia mengalami situasi
tadi.
Sedangkan menurut Hilgard dan Bower yang dikuti dari Syaiful
Sagala (2007: 51), “Balajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku
yang relatif permanen dan yang merupakan hasil proses pembelajaran bukan
disebabkan oleh adanya proses pendewasaan. Pendapat ini sejalan dengan
pendapat Edward Thorndike yang dikutip dari Syaifu Sagala (2007: 51) yang
menyatakan bahwa “Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku
siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami siswa
sendiri”.
Slameto (1995: 2) mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya”. Berdasarkan pendapat ini
dapat dipahami bahwa usaha yang dilakukan seseorang umtuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru yang merupakan hasil dari pengelaman
selam berinteraksi dengan lingkungan yaitu melalui proses yang disebut
belajar.
Berdasarkan definisi-definisi tentang belajar tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu yang relatif menetap (permanent) sebagai hasil atau akibat dari
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang dilakukan dengan usaha
yang disengaja. Perubahan tingkah laku yang dimaksud bukan dilihat dari
perubahan sifat-sifat fisik misalny tinggi dan berat badan, kekuatan fisik
misalnya untuk mengangkat, hal ini tidak termasuk belajar. Perilaku berbicara,
menulis, bergerak dan lainnya member kesempatan kepada manusi untuk
mempelajari perilaku-perilaku seperti berpikir, merasa, memecahkan masalah,
mengingat, dan lain-lainnya, perubahan ini termasuk belajar.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2005: 144), faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar dibedakan menjadi 3 macam:
1) Faktor Internal Siswa
Faktor internal siswa meliputi dua aspek:
a) Aspek Fisiologis
Aspek Fisiologis meliputi kondisis umum jasmaniah dan tonus
(tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh
dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b) Aspek Psikologis
Termasuk faktor-faktor rohaniah siswa pada umumnya dipandang
lebih esensial antara lain: (1) Tingkat kecerdasan atau intelegensi
siswa, (2). Sikap, (3). Bakat, (4). Minat, (5). Motivasi.
2) Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal terdiri dari dua macam:
a) Faktor Lingkungan Sosial
Faktor lingkungan sosial siswa, masyarakat dan tetangga juga teman-
teman sepermainan dilingkungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat
yang serba kumuh dan kekurangan, dan anak-anak pengangguran akan
mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi belajar adalah
orang tua dan keluarga siswa sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik
pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga
(letak rumah), semuanya akan membei dampak baik ataupun buruk
terhadap kegiatan belajar dan hasilnya.
b) Faktor Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan
letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang
digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa.
c) Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar dapat diartikan segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam emnunjang efektivitas dan efisiensi
proses pembelajaran materi tertentu.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 787) “Prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan
atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur
dengan alat atau tes tertentu. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud
prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh
proses pembelajaran tentang materi tertentu, yakni tingkat penguasaan,
perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan
tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau skor.
Prestasi merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat
pengetahuan siswa. Prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai
akhir penyajian materi satuan pelajaran akuntansi dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat hasil belajar siswa dengan cara memberikan soal-soal
objektif pada siswa serta tingkat keaktfan siswa.
Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, prestasi siswa
dapat diketahui dari hasil evaluasi. Menurut Muhibbinsyah (2005: 195)
“Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”.
Muhibbin syah (2005: 199) menyatakan “berbagai macam evaluasi
mulai yang sederhana sampai yang paling komplek, yaitu : pre-test dan post
test evaluasi presyarat, evaluasi diagnostic, evaluasi formatif, evaluasi
sumatif”. Berdasarkan pernyataan tersebut, macam-macam evaluasi dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1) Pre-test dan Post test
Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan menyajikan
materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan
siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test adalah kebalikan dari
pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir
penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan
siswa atas materi yangtelah diajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2) Evaluasi Prasyarat
Penilaian ini meliputi sejumlah bahan dengan ajaran atau bahan yang telah
diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah utnuk mengidentifikasi
penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan
diajarkan.
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran
dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum
dikuasai siswa.
3) Evaluasi Formatif
Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau
modul. Tujuannya untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Hasil
diagnosis kesulitan belajar tersebut digunkan sebagai bahan pertimbangan
rekayasa pengajaran remidilal (perbaikan).
4) Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau
modul. Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip
dengan evaluasi diagnostik, yakni utnuk mendiagnosis kesulitan belajar
siswa.
5) Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dilakukan untuk mengukur kinerja akademik
atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program
pengajaran.
6) Ujian Akhir Nasional (UAN)
Ujian Akhir Nasional pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif
dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,
maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130) menyebutkan faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1) Faktor internal terdiri dari dua macam:
a) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
b) Faktor Psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
yang terdiri atas:
(1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan
dan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah
dimiliki.
(2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
penyesuaian diri.
c) Faktor budaya seperti adat istiadat, Faktor kematangan fisik maupun
psikis
2) Yang tergolong faktor eksternal ialah:
a) Faktor sosial yang terdiri atas:
(1) Lingkungan keluarga
(2) Lingkungan sekolah
(3) Lingkungan masyarakat
(4) Lingkungan kelompok
b) Ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
e. Hakikat Akuntansi
Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada
siswa SMA kelas XI jurusan IPS. Mata pelajaran ini diajarkan untuk
memberikan pengetahuan awal kepada siswa tentang akuntansi yang dapat
digunakan sebagai bekal untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Akuntansi
merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem untuk
menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accounting)
“Akuntansi adalah merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan
pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter transaksi dan
kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk
menafsirkan hasil-hasilnya”.
1) Fungsi dan Tujuan
a) Fungsi mata pelajaran Akuntansi
Fungsi mata pelajaran Akuntansi di SMK dan MA adalah
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti,
jujur, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan,
pengelompokkan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan
laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar
Akuntasi Keuangan (SAK).
b) Tujuan mata pelajaran Akuntansi
Tujuan mata pelajaran Akuntansi di SMK dan MA adalah membekali
tamatan SMK dan MA dalam berbagai kompetensi dasar agar mereka
menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan
prosedur Akuntansi dengan benar, baik untuk kepentingan melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat
sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa.
2) Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akuntansi di SMK dan MA
Ruang lingkup mata pelajaran Akuntansi dimulai dari dasar-dasar
konseptual, struktur, dan siklus Akuntansi. Adapun materi pokok pelajaran
Akuntansi di SMK dan MA adalah:
a) Akuntansi dan sistem informasi
b) Dasar hukum pelaksanaan Akuntansi
c) Struktur dasar Akuntansi
d) Siklus akuntansi perusahaan jasa
e) Siklus Akuntansi perusahaan dagang
f) Siklus Akuntansi koperasi
g) Analisis laporan keuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
h) Metode kuantitatif
f. Pengertian Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi
Prestasi mata pelajaran Akuntansi yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran Akuntansi
dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah
melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
2. Hakikat Model Pembelajaran Direct Instruction
a. Pengertian Model Pembelajaran Direct Instruction
Joyce & Weil (2009) mendefinisikan model pembelajaran sebagai
kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Direct instruction atau pengajaran langsung dikenal dengan sebutan
active teaching, penyebutan tersebut mengacu pada gaya mengajar dimana
guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan
mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas, dengan berfokus pada
produksi hasil pembelajaran dengan menerapkan pemodelan ketrampilan dan
perilaku serta pemodelan berfikir.
Menurut Arends yang dikutip oleh Trianto (2009: 41) mengatakan
bahwa ”Direct instruction (pengajaran langsung) adalah salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang terstruktur
dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,
selangkah demi selangkah”.
Sedangkan menurut Joice,Weil, Calhaun (2000: 339): ”The term
direct instruction has been used by researchers to refer to a pattern of
teaching that consist of the teacher’s explaining a new concept or skill to a
large group of students, having them test their understanding by practicing
under tacher direction (that is, controlled practice), and encouraging them to
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
continue to practice under teacher guidance (guided practice)”. Uraian
tersebut menjelaskan bahwa model pengajaran langsung telah digunakan
untuk menjelaskan suatu konsep atau kemampuan baru kepada kelompok
besar siswa, memberikan ujian mengenai pemahaman materi dengan berlatih
dibawah bimbingan guru (latihan terbimbing/terkontrol) dan mendorong
mereka melanjutkan latihan dibawah pengawasan guru (latihan terbimbing).
Menurut Joice,Weil, Calhaun (2000: 338) model pembelajaan direct
instruction memiliki fokus utama antara lain:
1) Menitik beratkan pada prestasi belajar yang tinggi (the most prominent
features are an academic focus)
2) Adanya arahan dan bimbingan guru yang besar (a high degree of teacher
direction and control)
3) Adanya harapan yang besar untuk kemajuan siswa (high expectations for
pupil progress)
4) Adanya sistem pengelolaan waktu yang baik (a system for managing time)
5) Suasana lingkungan yang alami (atmosphere of relatively neutral affect)
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Direct Instruction
Direct instruction merupakan model pembelajaran yang berpusat
pada guru (teacher center). Menurut Arends yang dikutip oleh Kardi dan Nur
(2000: 27) Direct instruction memiliki 5 fase atau tahap pembelajaran, yaitu:
“estlabishing set, demonstrating, guided practice, feedback, dan extended
practice”. Menurut Kardi dan Nur (2000: 27) uraian lengkap dari
pengembangan kelima fase tersebut, yaitu:
1) Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa
Tujuannya yaitu untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa
pada pokok pembicaraan dan mengingatkan kembali pada hasil belajar
yang telah dimilikinya yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan
dipelajari, serta untuk memotivasi mereka agar berperan serta dalam
kegiatan pembelajaran. Penyampaian tujuan kepada siswa dapat dilakukan
guru melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
menuliskannya dipapan tulis yang berisi tahap-tahap dan isinya serta
alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap.
2) Presentasi dan demonstrasi
Kunci keberhasilan dalam model pembelajaran direct instruction
ialah mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti
langkah-langkah demonstrasi yang efektif. Direct instruction berpegang
teguh pada asumsi bahwa sebagian yang dipelajari (hasil belajar) berasal
dari mengamati orang lain. Agar dapat mendemontrasikan suatu konsep
atau keterampilan dengan baik, guru perlu sepenuhnya menguasai konsep
atau keterampilan yang akan didemonstrasikan dan berlatih melakukan
demostrasi untuk menguasai komponen-komponennya.
3) Memberikan latihan terbimbing
Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat
meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan
memungkinkan siswa menerapkan konsep atau keterampilan pada situasi
yang baru. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menerapkan
dan melakukan pelatihan antara lain:
a) Menugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna
b) Memberikan pelatihan kepada siswa sampai benar-benar menguasai
konsep atau keterampilan yang dipelajari
c) Memberikan kelebihan dan kekurangan pada seluruh latihan serta
menyelesaikan latihan pada tingkat awal.
4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan
balik, misalnya secara lisan, tes dan komentar tertulis. Tanpa umpan balik
yang spesifik, siswa tidak mungkin dapat memperbaiki kekurangannya
dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan ketrampilan yang mantap.
Menyediakan umpan balik yang efektif dapat ditempuh dengan cara:
a) Menyediakan umpan balik sesegera mungkin
b) Memberikan umpan balik yang spesifik
c) Umpan balik ditujukan langsung pada tingkah laku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
d) Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
e) Memberikan pujian dan umpanbalik pada kinerja yang benar
f) Apabila memberi umpan balik negatif, guru perlu menunjukkan
bagaimana tampilan yang benar
g) Membantu siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan
pada hasil
h) Mengajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri dan
bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya sendiri
5) Memberikan kesempatan latihan mandiri
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menerapkan
keterampilan yang baru saja diperoleh secara mandiri, kegiatan ini
dilakukan oleh siswa secara pribadi yang dilakukan dirumah atau diluar
jam pelajaran.
Menurut Daniel Muijs dan David Reynold yang dikutip oleh Agus
Suprijono (2009: 50), langkah-langkah yang dilakukan pada tiap fase dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Tabel 1. Fase-Fase Model Pembelajaran Direct Instruction
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1 : Estabilishing Set
Menyampaikan tujuan dan memotivasi
peserta didik
Fase 2 : Demonstrating
Mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan
Fase 3 : Guided Practice
Membimbing pelatihan
Fase 4 : Feed back
Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
Fase 5 : Extended Practice
Memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
informasi latar belakang pelajaran,
mempersiapkan peserta didik untuk
belajar
Mendemonstrasikan keterampilan yang
benar, menyajikan informasi tahap
demi tahap
Merencanakan dan memberi pelatihan
awal
Mengecek apakah peserta didik telah
berhasil melakukan tugas dengan baik,
memberi umpan balik
Mempersiapkan kesempatan melakukan
pelatihan lanjutan, dengan perhatian
khusus pada penerapan kepada situasi
lebih kompleks dalam kehidupan
sehari-hari
(Sumber: Agus Suprijono, 2009: 50)
Kelima fase dalam pengajaran langsung dapat dijelaskan secara detail
seperti berikut:
1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik
Menjelaskan tujuan para siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa
mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu
mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan
serta dalam pelajaran itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2) Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
Kunci keberhasilan pada fase ini yaitu mendemonstrasikan pengetahuan
dan keterampilan sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah
demonstrasi yang efektif.
3) Memberikan latihan terbimbing
Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung adalah cara guru
mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing.” Keterlibatan
siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat
belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan
konsep/ keterampilan pada situasi yang baru atau yang penuh tekanan.
4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Pada pengajaran langsung, fase ini mirip dengan apa yang kadang-kadang
disebut umpan balik. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk
memberikan umpan balik kepada siswa.
5) Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase
akhir pelajaran pada pengajaran langsung adalah pekerjaan rumah.
Pekerjaan rumah atau berlatih secara mandiri, merupakan kesempatan bagi
siswa untuk menerapkan keterampilan baru yang diperolehnya secara
mandiri.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti model pembelajaran direct
instruction adalah sebagai berikut:
1) Guru menciptakan pembelajaran yang kondusif, kemudian memberikan
materi yang akan dibahas dengan didahului pemberian apersepsi yang
menyangkut materi sebelumnya agar diingat kembali oleh siswa.
2) Guru menjelaskan materi lanjutan dari materi sebelumnya secara
sistematis dan mendalam.
3) Guru mendemonstrasikan materi yang dipelajari dan memberi kesempatan
siswa untuk memahami materi yang telah diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4) Guru memberikan latihan terbimbing kepada siswa kemudian membahas
jawaban dari latihan yang sudah diberikan. Sehingga terjadi interaksi aktif
antara siswa dengan guru.
5) Dalam latihan terbimbing, siswa diarahkan untuk mengerti dan dapat
memahami serta menganalisis permasalahan yang ada. Dari permasalahan
tersebut, siswa diberi kesempatan untuk megemukakan pendapatnya dan
bertanya, kemudian guru memberikan soal latihan untuk dipecahkan oleh
siswa secara individu ataupun kelompok.
6) Siswa diberi latihan mandiri dari materi yang telah diberikan kemudian
dipresentasikan di depan kelas. Dalam presentasi tersebut, pikiran siswa
akan terangsang untuk mengemukakan pendapat dan mempertahankan
hasil pekerjaannya. Dalam proses ini, guru bertindak sebagai fasilitator
jalannya presentasi. Dalam fase ini, akan terjadi interaksi aktif antar siswa
dengan siswa dan antara siswa dengan guru.
7) Guru memberikan tugas rumah yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
8) Penilaian terhadap pembelajaran ini yaitu penilaian terhadap hasil.
9) Melalui pembelajaran ini diharapkan kontribusi pelaksanaan pembelajaran
akan meningkat sehingga prestasi belajar akuntansi akan meningkat.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Direct Instruction
Menurut Yuli Sulisnayanti (2009: 47) model pembelajaran direct
instruction memiliki kelebihan dan kelemahan antara lain:
1) Kelebihannya model pembelajaran direct instruction, yaitu:
a) Guru bisa mengontrol urutan dan keleluasaan materi pembelajaran,
dengan demikian dapat diketahui sampai sejauh mana siswa menguasai
bahan pelajaran yang disampaikan.
b) Melalui model direct instruction selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan tentang suatu materi pelajaran, siswa juga bisa melihat atau
mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
c) Siswa dapat aktif terlibat dalam proses pembelajaran dengan
diberikannya waktu untuk latihan mandiri dan diskusi serta kegiatan
pendemonstrasian siswa itu sendiri.
d) Model ini dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang
besar.
2) Di samping memiliki kelebihan, model direct instruction juga memiliki
bebarapa kelemahan, diantaranya:
a) Model ini hanya mungkin dapat dilakukan untuk mata pelajaran
tertentu dan membutuhkan waktu yang relatif cukup lama agar semua
siswa dapat berpartisipasi selama proses pembelajaran.
b) Model ini tidak mungkin bisa mengatasi perbedaan setiap individu
baik perbedaan kemampuan, hubungan sosialisasi, dan lain
sebagainya.
c) Keberhasilan penerapan model ini sangat terbatas oleh kemampuan
guru dalam mengelola kelas dan menanamkan konsep materi kepada
siswa
d) Oleh karena gaya komunikasi kadang lebih banyak terjadi secara satu
arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan
materi menjadi sangat terbatas.
B. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian tindakan
kelas menggunakan model pembelajaran direct instruction antara lain:
1. Fatimah Ratnasari (2007) dalam penelitiannya yang berjudul ”Implementasi
Pembelajaran Direct Instruction Disertai Diskusi Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Laju Reaksi Siswa Kelas XI SMAN I Colomadu”. Hasil
penelitian menunjukkan sikap positif siswa selama pembelajaran ditunjukkan
dengan sering mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru/ siswa
(97.55%), sering membaca buku/ LKS (99.18%), sering melaksanakan tugas
kelompok (100%), sering menulis sesuai dengan proses belajar mengajar
(100%). Sedangkan respon siswa terhadap model pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dilakukan guru secara umum 61.42% siswa menyatakan setuju. Pembelajaran
direct instruction disertai diskusi dapat meningkatkan pemahaman konsep
kimia pada materi pokok laju reaksi. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan
rata-rata nilai siswa dari tes awal (1.83), tes siklus I (4.99), dan tes siklus II
(7.03).
2. Yuli Sulisnayanti (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Di Kelas X AK 2 SMK Negeri
3 Surakarta Melalui Penerapan Metode Direct Instruction Tahun Diklat
2008/2009”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
kualitas pembelajaran akuntansi (baik proses maupun hasil) melalui penerapan
metode pembelajaran Direct Instruction. Hal tersebut terefleksi dari beberapa
indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa dalam apersepsi menunjukkan
peningkatan dari 48.7 % atau 19 siswa menjadi 87 % atau 34 siswa. (2)
Selama proses pembelajaran berlangsung siswa yang menunjukkan keaktifan
mereka sebanyak 18 siswa pada siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 32
siswa, (3) Dalam ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada siklus I
terdapat 17 siswa, pada siklus II terdapat 33 siswa. (4) Adanya peningkatan
pencapaian hasil belajar siswa dari 59.5% atau 22 siswa menjadi 86,8% atau
33 siswa.
3. Aijaz Ahmed (The Turkish Online Journal of Educational Technology – April
2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Direct Instruction And Appropriate
Intervention For Children With Learning Problems”. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa direct instruction dapat mengembangkan prestasi belajar
mereka. The result of the delayed post-treatment test still shows that
experimental group performed statistically better than the comparison group
as a result of the treatment. The result of Post Hoc test shows that the
experimental group improved learning rate were 0.75, 0.86 and 0.77
respectively in maths, reading and social studies. This improved learning rate
is important educationally for children with learning problems.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema
dan masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini
digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Berdasarkan kajian
teori yang telah dikemukakan peneliti dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai
berikut:
Konsep-konsep dalam Akuntansi itu tersusun mulai dari yang mendasar
atau mudah sampai pada yang paling sukar. Akuntansi merupakan mata pelajaran
yang membutuhkan pemahaman yang sangat mendalam dan prosesnya secara
bertahap dari materi ke materi berikutnya. Siswa akan dihadapkan pada kasus-
kasus yang membutuhkan pemahaman tentang prosedur penyelesaian yang
panjang, dan perhitungan yang kompleks, yang semua itu tidak akan cukup bila
dipelajari dengan cara menghafal. Oleh karena itu siswa perlu diberikan dasar-
dasar yang kuat mengenai materi akuntansi secara bertahap.
Pembelajaran akuntansi kebanyakan masih menggunakan model
konvensional seperti metode ceramah. Metode ini sebenarnya bisa diterapkan
dalam pembelajaran, namun metode ini kurang memberikan kesempatan yang
luas kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan
menggunakan model konvensional masih didominasi oleh guru sehingga akses
siswa untuk berkembang dan aktif dalam pembelajaran menjadi terbatas.
Pembelajaran akuntansi yang ada juga kurang inovatif dan variatif sehingga dapat
menjemukan siswa. Hal ini berdampak pada kurangnya konsentrasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran sehingga penguasaan siswa terhadap materi yang
disampaikan guru juga kurang optimal. Penguasaan materi pembelajaran yang
tidak optimal ini menyebabkan prestasi belajar siswa juga tidal optimal.
Dalam pelajaran akuntansi siswa dituntut untuk dapat memahami sebuah
konsep sehingga diperoleh pemahaman yang bersifat tahan lama dan menguasai
konsep-konsep akuntansi, bukan hanya menghafal teori. Oleh karena itu,
diperlukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran antara lain
dengan menggunakan model yang tepat. Pemilihan model yang tepat akan
membuat siswa lebih mudah memahami konsep atau materi. Salah satu model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif dalam pembelajarn akuntansi adalah
model pembelajaran direct instruction. Model pembelajaran direct instruction
mengarah pada dunia akademis yaitu model mengajar yang menggunakan materi
yang terstruktur dan berkelanjutan. Pada model ini tujuan pada aktivitas
pengajaran adalah tingkat pemahaman konsep pelajaran bagi siswa, alokasi waktu
untuk instruksi cukup dan kontinue, isi materi berkembang, performance siswa
dimonitor dan feedback pada siswa diberikan segera dan berorientasi akademis.
Berdasarkan pada kajian teori dan tema yang diambil dalam masalah
penelitian diatas dan sesuai dengan judul masalah penelitian, yaitu : “Penerapan
Model Pembelajaran Direct Instruction (DI) Sebagai Upaya Peningkatan
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta Tahun
Pelajaran 2009/2010”, maka kerangka pemikirannya dapat digambarkan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Kondisi Awal
1. Pembelajaran kurang menarik dan kurang inovatif karena
guru menggunakan pembelajaran konvensional.
2. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran kurang.
3. Prestasi belajar siswa kurang optimal.
Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction
1. Guru menciptakan pembelajaran yang kondusif dan memberikan
apersepsi.
2. Guru menjelaskan materi lanjutan.
3. Guru mendemonstrasikan materi yang dipelajari dan memberi
kesempatan siswa untuk memahami materi yang telah diberikan.
4. Guru memberikan latihan terbimbing dan mengarahkan siswa untuk
memahami dan dapat memecahkan permasalahan.
5. Siswa diberi latihan mandiri untuk dipecahkan baik secara individu
maupun kelompok, dari materi yang telah diberikan kemudian
dipresentasikan di depan kelas.
6. Guru memberikan post-test kepada siswa dari materi yang telah
dipelajari.
7. Penilaian terhadap pembelajaran ini yaitu penilaian terhadap hasil.
Kondisi Akhir
Prestasi belajar akuntansi siswa meningkat
ditunjukkan dengan tercapainya KKM,
meningkatnya nilai akhir siswa, dan meningkatnya
keaktifan siswa.
Gambar 1. Kerangka Berfikir Penerapan Model Direct Instruction
Tindakan PTK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu persoalan.
Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil penelitian yang
relevan serta kerangka pemikiran, maka dapat penulis merumuskan hipotesis
sebagai berikut ”Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Dapat
Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 4
Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Surakarta, yang beralamat di
Jalan L.U. Adisucipto Nomor 1. Adapun yang menjadi subyek penelitian ini
adalah siswa kelas XI IPS 4 dengan jumlah siswa 34 anak. Alasan pemilihan
sekolah ini sebagai tempat penelitian karena pertama, sekolah tersebut belum
pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis sehingga terhindar dari
kemungkinan penelitian ulang. Kedua, banyak siswa yg berpendapat (khususnya
siswa kelas XI IPS 4) bahwa pembelajaran akuntansi yang dilakukan saat ini
kurang menarik sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran dan prestasi
belajarnya juga kurang optimal. Ketiga, antara peneliti dengan sekolah sudah
terjalin hubungan yang baik.
2. Waktu Penelitian
Peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Februari 2010
sampai Juni 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan
laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
Jenis Februari Maret April Mei Juni Juli
Kegiatan 2010 2010 2010 2010 2010 2010
1. Persiapan Penelitian
a. Penyusuanan Judul
b. Penyusunan Proposal
c. Perijinan
2. Perencanaan Tindakan
3. Implementasi Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
4. Review
5. Penyusunan Laporan
(Sumber: Observasi Awal, 2010)
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Penelitian ini dikhususkan pada kelas XI jurusan IPS yang terdiri dari
enam kelas. Di mana jumlah siswa dari tiap kelas program ini rata-rata 34
siswa. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4
Surakarta tahun diklat 2009/2010 dengan jumlah siswa 34 anak.
2. Obyek Penelitian
Obyek pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah berbagai
kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar
mengajar yang terdiri dari:
a. Pemilihan model/metode pembelajaran
b. Pelaksanaan model/metode pembelajaran yang dipilih
c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar
d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
e. Prestasi proses pembelajaran
C. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam PTK berupa segala gejala atau peristiwa
yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan. Data tersebut meliputi data sekolah, data siswa, nilai hasil belajar
dan keaktifan siswa. Data penelitan dikumpulkan dari berbagai sumber yang
meliputi:
1. Informan
Informan merupakan orang yang dapat memberikan informasi yang lebih
lengkap dan rinci yang berkaitan dengan penelitian sehingga dapat diperoleh
data yang obyektif. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi
informan adalah guru mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 4 Surakarta
tahun ajaran 2009/2010 dan juga praktikan.
2. Tempat atau Lokasi
Tempat atau lokasi menjadi sumber informasi karena dalam pengamatan harus
sesuai dengan konteksnya dan setiap situasi sosial melibatkan tempat atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
sumber lokasinya. Tempat atau lokasi tindakan ini adalah sekolah dan ruang
kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta.
3. Peristiwa
Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, penelitian bisa mengetahui
proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan
sendiri secara langsung. Peristiwa dalam penelitian ini adalah proses kegiatan
belajar mengajar mata pelajaran akuntansi pada siswa XI IPS 4 SMA N 4
Surakarta.
4. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya dalam
penelitian tindakan kelas ini. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang
dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian tindakan kelas
ini, yaitu; silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil
pekerjaan siswa. Dalam hal ini siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta tahun
ajaran 2009/2010.
D. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), yang merupakan suatu penelitian praktis bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Dalam bahasa
inggris PTK diartikan dengan Classroom Actions Research, disingkat CAR.
Menurut pendapat Ebbut yang dikutip oleh Kasihani Kasbolah (2001: 9),
“Penelitian tindakan kelas merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam
upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan
praktis serta refleksi dari tindakan tersebut”. Sedangkan Menurut Suharsimi
Arikunto (2007: 2-3), ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu:
1. Penelitian
Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
suatu cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik
minat dan penting bagi si peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2. Tindakan
Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Dalam bentuk penelitian rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas
Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan ketiga pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.
Menurut Kasihani Kasbolah (2001: 9), “Penelitian tindakan kelas merupakan
suatu bentuk penelitian yang yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku
dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya,
memahami pekerjan ini serta di mana pekerjaan ini dilakukan”.
Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya sendiri untuk menanggulangi masalah yang ada didalam kelas yang
bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran di dalam kelas.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan tugas dan tanggungjawab guru
terhadap kelasnya. Penelitian Tindakan Kelas berbeda dengan penelitian formal
akademik pada umumnya. Menurut Ibnu yang dikutip oleh Zainal Aqib (2009:
16), Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik antara lain:
1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional
2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya
3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional
5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus
Menurut Hopkins yang dikutip oleh Zainal Aqib (2009: 17) menyebutkan
prinsip- prinsip dasar yang melandasi penelitian tindakan kelas, antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode penelitian
tindakan kelas yang diterapkannya tidak mengganggu komitmennya sebagai
pengajar
2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan dari guru sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran
3. Metodologi yang digunakan harus reliabel, sehingga memungkinkan guru
mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan,
mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta
memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang
dikemukakan
4. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah
yang cukup merisaukan, dan bertolak dari tanggungjawab profesional
5. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh
kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan
pekerjaannya
6. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom
excerding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam
konteks kelas dan atau mata pelajaran ertentu, melainkan perspektif misi
sekolah secara keseluruhan.
Menurut Hopkins (1993) yang dikutip oleh Prof. Suhardjono (2008: 64),
secara garis besar terdapat empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus,
yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan,3) pengamatan, dan 4) refleksi yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Gambar 2. Siklus PTK (Suharsimi Arikunto dkk, 2008: 74)
Keterangan:
1. Perencanaan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut akan dilakukan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari
kegiatan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat
dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-
benar faktual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya,
masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil
pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan
peneliti.
Permasalahan Perencanaan
tindakan I Pelaksanaan
Tindakan I
Permasalahan
Baru Hasil
Refleksi
Refleksi I Pengamatan /
Pengumpulan data I
Perncanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Apabila
Permasalahan
belum terselesaikan
Refleksi II
Dilanjutkan ke
Siklus
Selanjutnya
Pengamatan /
Pengumpulan Data
II
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan
melatarbelakangi PTK.
c. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun
kalimat pernyataan.
d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa
rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan
berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih
tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan
oleh guru.
e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan
indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data
yang dapat dipakai untuk menganalisis indicator keberhasilan itu.
f. Membuat secara rinci rancangan tindakan.
2. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan
pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan
dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian
tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan
dilakukan,(b) kegiatan yang seharusnya dialakukan oleh guru,(c) kegiatan
yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media
pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis
intrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/pengamatan disertai
dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.
3. Observasi dan Interpretasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format
observasi/ penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya
terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa
data kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data
kuantitatif yang menggambarkan kretifitas siswa, antusias siswa, mutu diskusi
yang dilakukan, dan lain sebagainya. Data yang dikumpulkan hendaknya
dicek untuk mengetahui keabsahannya. Data yang telah terkumpul
memerlukan analisis, baik untuk mempermudah penggunaan maupun dalam
penarikan kesimpulan. Untuk hal ini berbagai teknik analisis statistika dapat
digunakan.
4. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul,
kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Refleksi dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap
hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari
proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus
berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan
pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan pengumpulan data peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih secara langsung. Wawancara dilakukan oleh peneliti
terhadap guru dan siswa mengenai proses pembelajaran yang selama ini
dilakukan dan bagaimanakah hasil yang dicapai dari proses pembelajaran
tersebut. Jenis wawancara yang dilakukan adalah dengan wawancara bebas
terpimpin, di mana penginterview membawa kerangka pertanyaan yang telah
dibuat untuk disajikan, tetapi cara bagaimana pertanyaan itu diajukan sesuai
kebijaksanaan interviewer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi dilakukan dengan mengamati,
mengidentifikasi dan mencatat kelebihan serta kekurangan proses
pembelajaran. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi partisipasi
yaitu observasi dimana observer terlibat langsung secara aktif terhadap obyek
yang diteliti.
3. Tes
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi
belajar yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran, dan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan atau perkembangan pelaksanaan tindakan. Tes dilakukan
dengan dua cara, yaitu tes tertulis dan praktek atau lisan dengan
mendemonstrasikan pekerjaan mereka di depan kelas.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengamatan terhadap
gejala-gejala yang diteliti yang memberikan gambaran bagaimana sebuah
penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran saat penelitian dilaksanakan.
F. Teknik Analisis Data
Data yang tersedia dari pengumpulan data perlu dianalisis, sedangkan
untuk menganalisis data tersebut perlu digunakan teknik analisis data sehingga
data yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Data penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif Komparatif
Analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan antara
kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan dengan hasil yang diperoleh
pada siklus I dan siklus II sehingga dapat dilihat adanya perbedaan sebelum
dan sesudah dilakukannya tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar siswa yang
diperoleh dari tes formatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah kuantitatif
sederhana yang berupa penghitungan nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai
terendah, dan persentase jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan. Dari
informasi ini dapat diketahui sampai sejauh manakah keberhasilan siswa
dalam proses belajar mengajar.
3. Analisis Data Kualitatif
Analisis kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara rinci dan
lengkap selama proses penelitian berlangsung. Analisis data kualitatif
diperoleh berdasarkan hasil observasi, refleksi dari tiap-tiap siklus, dan
membandingkan kinerja siswa maupun guru dalam hasil pengamatan dengan
parameter atau teori tertentu.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian merupakan tahap-tahap yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Adapun Tahap-tahap tersebut
meliputi:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:
a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan bentuk tindakan yang sesuai dengan rencana pembelajaran
c. Penyusunan soal evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu: siklus I, dan siklus II Setiap
siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan dengan menerapkan
model pembelajaran direct instruction, yakni untuk meningkatkan pestasi
belajar akuntansi. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji
kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan.
5. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang
melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru. Pengamatan
dapat dilakukan secara beriringan bahkan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan (interpretasi model pembelajaran).
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian.
H. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta
melalui penerapan model pembelajaran direct instruction. penelitian ini dilakukan
secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai. Setiap
siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan
Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi untuk
perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam dua
siklus, diantaranya:
1. Siklus Pertama (I)
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:
1) Skenario pembelajaran sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
a) Kegiatan awal:
(1) Apersepsi:
Guru menggali dan mengembangkan pengetahuan siswa
terhadap materi pelajaran yang akan dibahas.
Guru menjelaskan poin-poin kunci tujuan pembelajaran.
(2) Motivasi:
Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang materi
pelajaran
b) Kegiatan inti:
(1) Guru melakukan pendekatan terstruktur (ciri pengajaran
langsung) yakni menjelaskan materi pelajaran secara bertahap
dengan terstruktur dan jelas.
(2) Teacher directed (ciri pengajaran langsung). Guru
mendemonstrasikan/memberikan contoh, prosedur perhitungan
dari materi pelajaran dan memberikan latihan terbimbing
kepada siswa.
(3) Seatwork (peran praktik individual di dalam pengajaran
langsung)
Guru memberikan praktik tugas mandiri kepada siswa.
Guru berkeliling kelas memeriksa pekerjaan siswa.
Siswa membahas jawaban soal latihan yang sudah dikerjakan
melalui presentasi tugas.
Siswa didampingi guru membahas soal latihan yang telah
dikerjakan.
c) Kegiatan akhir:
(1) Menarik kesimpulan pembelajaran
(2) Guru memberikan pekerjaan rumah dengan memasukkan satu
atau dua soal revisi.
Selain membuat skenario pembelajaran, juga dibuat instrumen untuk
evaluasi yang berupa soal tes tertulis dan menetapkan indikator
ketercapaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 3. Indikator Ketercapaian
Aspek yang diukur
Persentase
Target
Capaian
Cara mengukur
Ketuntasan hasil belajar
(standar nilai minimal
adalah 68)
80% Dihitung dari jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 68 ke atas, untuk
siswa yang mendapat nilai 68 dianggap
telah mencapai ketuntasan belajar.
Keaktifan Siswa 70% Diamati saat siswa mengajukan
ide/pertanyaan, saat siswa menjawab
pertanyaan, dan saat siswa
mendemonstrasikan tugas, dengan
menggunakan lembar observasi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
menunjukkan perhatian dan
kesungguhan dalam KBM.
(Sumber: Observasi Awal di Kelas XI IPS 4, 2010)
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang
telah direncanakan. Aktivitas PTK tidak boleh mengganggu kegiatan
pembelajaran, dalam arti menghambat atau mengalihkan fokus kegiatan
pencapaian tujuan pembelajaran.
c. Tahap observasi dan interpretasi
Tahap ini observasi dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasikan
aktivitas penerapan model pembelajaran direct instruction pada proses
pembelajaran akuntansi.
d. Tahap analisis dan refleksi
Tahap ini dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interpretasi
sehingga diperoleh kesimpulan terhadap semua informasi yang diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dari pelaksanaan tindakan dan berguna untuk perencanaan siklus
berikutnya.
2. Siklus Kedua (II)
Pada siklus II Merencakan tindakan yang dilakukan pada siklus II yang
mendasarkan pada tahap refleksi siklus I, sebagai upaya perbaikan dari siklus
tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran
akuntansi.
a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah diperbaiki pada
siklus sebelumnya (siklus I).
b. Mengamati/mengobservasi tindakan kegiatan belajar mengajar antara guru
dan siswa.
c. Melakukan kegiatan refleksi yang mengacu pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Riwayat Singkat
SMA Negeri 4 Surakarta bukan suatu sekolah yang terbentuk secara
langsung menjadi SMA Negeri, akan tetapi diawali dengan sekolah swasta yang
bernama SMA Bagian C. Didirikan oleh Drs. G. P. H. M. Prawironegoro pada
tahun 1946. berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
7371/13/1950 tanggal 2 September 1950, SMA Bagian C resmi menjadi SMA
Negeri 3 Bagian C dengan kepala sekolah G. P. H. M. Prawironegoro dan dibantu
wakil kepala sekolah Drs. Kabul Dwijolaksono.
SMA Negeri 3 Bagian C menempati gedung SD Kesatriyan Baluwarti
pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1951, selanjutnya dari tahun 1951 sampai
1958 menempati dua lokasi, yaitu gedung SMP Kristen Banjarsari dan Gedung
SMP Negeri 4 Surakarta. SMA Negeri Bagian C dari tahun ke tahun mulai
menampakkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Terbukti dari
daya tampung SMA ini yang semakin meningkat, maka Menteri P dan K
mengeluarkan SK No. 4083/B III tanggal 5 Agustus 1955 yang berisikan bahwa
SMA Negeri 3 Bagian C dipecah. Sejak saat itu nama SMA Negeri 3 Bagian C
tidak digunakan lagi. SMA Negeri 3 Bagian C dipecah menjadi dua bagian yaitu:
a. SMA Negeri 4 Bagian C dengan Kepala Sekolah Drs. G. P. H. M.
Prawironegoro yang menempati gedung SMP Kristen Banjarsari Surakarta.
b. SMA Negeri 5 Bagian C dengan Kepala Sekolah Drs, Kabul Dwijolaksono
yang menempati gedung SMP Negeri 4 Surakarta.
Kedua SMA tersebut pada bulan Agustus 1958 pindah ke gedung baru di
Jl. LU Adisucipto No.1 Surakarta, sedangkan kegiatan akademik atau proses
belajar mengajar dilaksanakan pada waktu:
a. SMA Negeri 4 Bagian C pada pagi hari jam 07.00 – 12.00 WIB
b. SMA Negeri 5 Bagian C pada siang hari jam 13.00 – 18.00 WIB
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Sejak bulan September 1974 untuk SMA Negeri 5 Bagian C menempati
gedung baru di daerah Bibis, Cengklik Surakarta. Sedangkan lokasi yang berada
di Jalan LU. Adisucipto No.1 digunakan seluruhnya oleh SMA Negeri 4 Bagian
C yang telah diubah namanya menjadi SMA Negeri 4 Surakarta sampai sekarang.
2. Struktur Organsisasi SMA Negeri 4 Surakarta
Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan .
Suatu lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap peningkatan pendidikan
dan pembentukan generasi yang berbudi luhur. Untuk memenuhi tuntutan –
tuntutan tersebut suatu lembaga harus mempunyai strategi dalam penanganannya.
Oleh sebab itu SMA negeri 4 Surakarta dalam pengeloalaannya memiliki struktur
organisasi yaitu :
Waka Bid.
Imersi
Waka Bid.
Kurikulum
Waka Bid
Kesiswaan
Waka Bid.
Supras
Waka Bid.
Humas
Hardjono, S.pd Dra. Eny Rosita Drs. Munarso Drs. Suharno Hariyanto,
S.Pd, M.Pd
PU :
Meyra Dwi N,
S.Si, M.Pd
Dra. Endang
Siwi R, M.Pd
PU :
Drs. Hari
Purwoto, M.Pd
Dra. Ratih Ismu
H. Nanang
Inwanto, S.Pd
PU :
Drs. Sunardi
Drs. Suyono
PU :
H. Sudarsono,
S.Pd
Yohannes
Sutopo, S.Pd
PU :
Drs. Titi
Priyono, MM.
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Negeri 4 Surakarta
Kepala Sekolah
Drs. Edy Pudiyanto, M.Pd
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tugas dan fungsi daris struktur organisasi adalah :
a. Sebagai unit pelaksana teknis, pendidikan jalur sekolah di lingkungan
depdiknas di bawah tanggung jawab kepala kantor pendidikan pemuda
dan olahraga kota surakarta.
b. Melaksanakan pendidikan menengah umum di jalur sekolah bagian
tamatan SMP
c. Melaksanakan kurikulum yang belaku.
d. Membina hubungan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat
e. Melaksanakan bimbingan konseling bagi siswa
f. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga sekolah.
3. Motto, Visi, dan Misi SMA Negeri 4 Surakarta
a. Motto Sekolah
“ MEGAH, INDAH, JAYA”
b. Visi Sekolah
“UNGGUL DALAM PRESTASI SANTUN DALAM PERILAKU”
Dengan indikator :
1) Unggul dalam Ujian Nasional
2) Unggul dalam Persaingan Ujian Masuk PT
3) Unggul dalam Lomba Akademik dan Non Akademik
4) Unggul dalam Mentalitas dan Moralitas
c. Misi Sekolah
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
dengan upaya:
1) Memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan siswa.
2) Menghantarkan siswa dalam menguasai Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3) Menyediakan wahana pembinaan siswa melalui pengembangan
IMTAQ.
4) Memperluas pengetahuan dan peningkatan SDM dalam pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI-S4
di SMA Negeri 4 Surakarta
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
observasi awal untuk mengetahui pembelajaran akuntansi di XI IPS 4 SMA
Negeri 4 Surakarta. Kegiatan observasi dilakukan pada tanggal 5 April 2010 dan 7
April 2010. Berdasarkan dokumentasi nilai dan hasil diskusi awal dengan guru
mata pelajaran akuntansi dapat diketahui bahwa tingkat penguasaan materi
akuntansi siswa yang relatif masih rendah. Identifikasi lebih lanjut terhadap model
pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran akuntansi masih bersifat
konvensional yaitu dengan ceramah. Materi akuntansi yang kompleks serta model
pembelajaran yang masih konvensional ini menyebabkan siswa mudah jenuh
dalam mengikuti pembelajaran, mereka akhirnya cenderung ramai sendiri dengan
teman sebangkunya. Siswa dapat berkonsentrasi pada awal pelajaran dimulai tapi
setelah setengah jam kemudian siswa sudah mulai bosan dan kehilangan
konsentrasi belajar.
Berdasarkan analisis dokumen, nilai siswa kelas XI IPS 4 pada mata
pelajaran akuntansi dengan materi laporan keuangan perusahaan jasa, dari 34
siswa terdapat 9 siswa yang nilainya belum memenuhi batas nilai tuntas yaitu 68.
Nilai siswa kelas XI IPS 4 pada mata pelajaran akuntansi dengan materi laporan
keuangan perusahaan jasa sebelum dilakukan tindakan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 4. Hasil Nilai Siswa XI IPS 4 pada Observasi Awal
No. Nomor
Induk NAMA L/P
Nilai
Ulangan Keterangan
1. 18304 Ageng Tri Bayu Pramono L 70 Tuntas
2. 18307 Alma Hajjan Muhandhis L 65 Belum Tuntas
3. 18308 Alviana Afriska P 80 Tuntas
4. 18149 Amanda Ayudia Putri P 75 Tuntas
5. 18225 Andry Dimas Pradesasta L 80 Tuntas
6. 18312 Ardian Wisnu Wardhana L 78 Tuntas
7. 18150 Arfian Mahendra Tama L 55 Belum Tuntas
8. 18151 Arinda Anggit Pawestri P 75 Tuntas
9. 18152 Auvi Nurul Yasmin P 68 Tuntas
10. 18116 Bagus Hendro Kusumo L 65 Belum Tuntas
11. 18270 Deon Marlen L 78 Tuntas
12. 18318 Diva Qanita Octaviana P 70 Tuntas
13. 18160 Ervin Ahmad Saputro L 65 Belum Tuntas
14. 18320 Evita Nur Estini P 78 Tuntas
15. 18238 Fatimah Puspita Pambudi P 75 Tuntas
16. 18163 Febriana Pralasia P 78 Tuntas
17. 18202 Fenndy Satria Wijaya L 75 Tuntas
18. 18242 Hergi Rabjani L 60 Belum Tuntas
19. 18126 Hisyam Faturrahman L 80 Tuntas
20. 18244 Ikhsan Fahmi L 75 Tuntas
21. 18167 Intan Sani Putri P 78 Tuntas
22. 18245 Inu Ardhanvi Adiputri P 70 Tuntas
23. 18328 Krishna Cahya Murthi K L 65 Belum Tuntas
24. 18344 Lancia Eka Sari Putri P 68 Tuntas
25. 18133 Miranti Rizki Amalia P 65 Belum Tuntas
26. 18052 Muhammad Fathan L 78 Tuntas
27. 18332 Muhammad Fuad Z L 75 Tuntas
28. 18335 Prativi Kartika Devi P 68 Tuntas
29. 18252 Priscilya Vita Riandita Ayu Kusu P 65 Belum Tuntas
30. 18213 Putri Andini P 85 Tuntas
31. 18253 Rahardyan Bayu Prafitra L 78 Tuntas
32. 18293 Rizal Himmawan Sucipto L 75 Tuntas
33. 18339 Syarifudin L 65 Belum Tuntas
34. 18221 Yudha Maulana L 70 Tuntas
Rata-rata Kelas 72,06
(Sumber: Nilai Ulangan pada saat Observasi Awal, 2010)
Dari sumber data diketahui bahwa 9 orang nilainya belum memenuhi
batas nilai tuntas atau sebesar 26,47%, sehingga jumlah siswa yang nilainya sudah
mencapai batas nilai tuntas yaitu sebanyak 25 siswa atau sebesar 73,53%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Disamping itu nilai rata-rata kelas juga hanya mencapai 72,06. Sebagai salah satu
sekolah yang diunggulkan di Surakarta, nilai siswa seharusnya bisa menunjukkan
prestasi yang lebih bagus lagi.
Adanya permasalahan tersebut maka timbul pemikiran peneliti untuk
menerapkan model pembelajaran direct instruction. Model pembelajaran direct
instruction merupakan cara mengajar dimana guru memberikan konsep dasar
sehingga membentuk pengetahuan dan keterampilan yang baru pada diri siswa
yang dapat diajarkan setahap demi setahap dengan pola yang terstruktur sehingga
siswa lebih mudah menyerap dan memahami konsep, pengetahuan, kemampuan
baru, secara bertahap, sedikit demi sedikit dan didukung oleh peran guru sebagai
fasilitator dalam mengembangkan kemampuan siswa.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus 1
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui metode direct
instruction (pengajaran langsung) adalah:
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan Tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, 19
April 2010 di ruang guru SMA Negeri 4 Surakarta. Guru bersama peneliti
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian
ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam
memahami materi dan masih rendahnya tingkat keaktifan siswa serta
kurangnya minat mengikuti pelajaran akuntansi. Kemudian disepakati
bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan, yakni pada 28 April 2010 , 5 Mei 2010, dan 10 Mei 2010.
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
1) Peneliti sebagai guru membuat skenario pembelajaran akuntansi
menggunakan metode Direct Instruction, dengan skenario
pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama (2×45 menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat
siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
(3) Memberi pengarahan tentang model pembelajaran direct
instruction yang akan diterapkan.
(4) Memberikan handout materi yang akan dibahas.
(5) Guru menjelaskan materi jurnal umum untuk perusahaan
dagang.
(6) Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah
disampaikan dan membuka kesempatan untuk tanya jawab.
Kegiatan ini disebut asimilasi, dimana siswa diharapkan
mampu mengintegrasikan antara konsep atau pengalaman
baru yang mereka lihat saat guru mendemonstrasikan materi
ke dalam skema atau pola yang sudah ada di pikirannya.
(7) Guru memberikan latihan soal secara terbimbing kepada
siswa. Guru melakukan pendekatan kepada siswa, dan
membantu memberikan penjelasan kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan soal.
(8) Guru memonitoring semua pekerjaan siswa. Guru membantu
siswa yang belum paham sepenuhnya materi yang diberikan.
(9) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.
(10) Salam penutup
b) Pertemuan Kedua (2×45 menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
(3) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab
kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada
pada diri siswa.
(4) Guru memberikan latihan soal secara mandiri tentang materi
yang telah diberikan. Siswa dapat mengerjakan soal melalui
diskusi dengan teman agar terjadi interaksi dapat terjalin.
(5) Siswa diminta untuk mempresentasikan tugas yakni dengan
mengerjakan latihan serta menjelaskan perhitungan dari
jawaban soal tersebut di depan kelas.
(6) Guru memberikan kontrol bimbingan dalam pembahasan
latihan soal dengan menyempurnakan penjelasan siswa dalam
mempresentasikan tugas.
(7) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.
(8) Salam penutup
c) Pertemuan Ketiga (1×45menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah
dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
(3) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa seatwork,
yakni soal latihan untuk materi jurnal umum untuk
perusahaan dagang, dan meminta siswa agar mengerjakan
secara mandiri serta tidak saling bekerja sama.
(4) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan
tertib dan tenang.
(5) Guru meminta lembar jawab soal
(6) Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan
membahasnya.
(7) Salam penutup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi jurnal umum untuk perusahaan dagang dengan metode Direct
Instruction
3) Guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes.
Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu tanggal 28 April 2010 , 5 Mei 2010,
dan 10 Mei 2010di ruang kelas XI IPS 4. Pertemuan dilaksanakan selama
5 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Materi pada
pelaksanaan tindakan I ini adalah jurnal umum untuk perusahaan dagang.
Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan konsep materi jurnal umum
untuk perusahaan dagang. Pertemuan kedua diisi dengan melanjutkan
materi jurnal umum untuk perusahaan dagang dan memberikan latihan
terbimbing untuk siswa, kemudian meminta beberapa siswa untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya. Urutan pelaksanaan tindakan
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Rabu, 28 April 2010)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran, seluruh siswa
masuk semua. Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah
siswa sudah siap untuk mengikuti proses pembelajaran.
b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pelajaran. Siswa
memperlihatkan perhatian mereka kepada setiap kalimat yang guru
ucapkan.
c) Guru mendemonstrasikan jurnal umum untuk perusahaan dagang.
Namun sebelumnya guru mendemonstrasikan tentang konsep
akuntansi perusahaan dagang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
d) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka
rasa belum jelas.
e) Guru memberikan latihan soal secara terbimbing kepada siswa.
Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa. Guru
memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya pada saat guru
berkeliling. Beberapa siswa mau bertanya pada guru mengenai
kesulitan dalam pengerjaan latihan soal tersebut.
f) Guru memonitoring semua pekerjaan siswa. Guru membantu siswa
yang belum paham sepenuhnya materi yang diberikan.
g) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan
kesimpulan dan menyuruh siswa untuk mempelajari lagi tentang
materi yang sudah di ajarkan.
2) Pertemuan Kedua ( Rabu,5 Mei 2010)
a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
b) Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah
dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
c) Guru melanjutkan penyampaian materi jurnal umum perusahaan
dagang kepada siswa.
d) Siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal secara mandiri
mengenai konsep akuntansi perusahaan dagang serta jurnal umum
untuk perusahaan dagang.
e) Siswa dapat berdiskusi dengan teman dalam mengerjakan soal.
Sebagian besar siswa sudah mengerjakan dengan benar meskipun
ada beberapa siswa yang mengerjakan tetapi masih kurang lengkap
dan kurang teliti dalam pengerjaan soal.
f) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas
mempresentasikan hasil pekerjaannya yakni dengan menjawab soal
dan menjelaskan cara perhitungannya di depan kelas.
g) Pada saat demonstrasi berlangsung, banyak dari siswa bertanya dan
guru memberikan stimulus serta umpan kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
h) Guru melanjutkan demonstrasi soal pada pertemuan sebelumnya
sampai soal yang diberikan kepada siswa habis.
i) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan
kesimpulan dan memberitahukan kepada siswa untuk pertemuan
berikutnya diadakan evaluasi atau ulangan untuk jurnal umum
untuk perusahaan dagang.
3) Pertemuan Ketiga ( Senin,10 Mei 2010)
a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
b) Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah
dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
c) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mempersiapkan alat
tulis yang diperlukan untuk post tes.
d) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal pilihan
ganda materi jurnal umum perusahaan dagang, dan meminta siswa
agar mengerjakan secara mandiri serta tidak saling bekerja sama.
e) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
f) Masih ada beberapa siswa yang mencoba bekerjasama. Guru
menegur satu per-satu siswa yang kedapatan bekerjasama.
g) Guru meminta lembar jawab soal
h) Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan membahasnya.
i) Salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Pelaksanaan tindakan penelitian ini bersamaan dengan
dilakukannya observasi selama pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan
oleh peneliti mengacu pada lembar observasi yang telah disusun.
Observasi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi penerapan model
pembelajaran direct instruction di kelas XI IPS 4. Peneliti mengambil
posisi di dalam kelas sebagai guru kelas dan berkolaborasi dengan Drs.
Hariyanto, S.Pd, M.Pd selaku guru akuntansi di XI IPS 4 agar peneliti dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
guru dapat bersama-sama mengamati langsung proses belajar mengajar
akuntansi. Pada pertemuan pertama dan kedua, yaitu 28 April 2010 dan 5
Mei 2010 guru menyampaikan materi akuntansi jurnal umum untuk
perusahaan dagang dengan model pembelajaran direct instruction secara
jelas dan mengadakan presentasi hasil latihan soal (latihan secara
terbimbing) yang diberikan kepada siswa. Pada pertemuan ketiga yaitu 10
Mei 2010, peneliti sebagai guru melakukan evaluasi akhir dari siklus I
agar hasil belajar dari siklus I dapat segera diketahui. Dari kegiatan
tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model direct instruction sudah dijelaskan secara rinci dalam
pelaksanaan tindakan I.
Berikut ini adalah hasil observasi penerapan model pembelajaran
direct instruction:
1) Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan atau ide pada saat
pembelajaran sebesar 67,65%, sedangkan 32,35% lainnya masih belum
berani mengemukakan ide dan pertanyaan dikarenakan siswa terbiasa
mendengarkan dan sedikit bertanya maupun menjawab pertanyaan
pada saat pembelajaran dengan model konvensional.
2) Siswa yang aktif menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung sebesar 70,59%, sedangkan 29,41% lainnya
kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini disebabkan karena
sebagian siswa masih merasa malu dan tidak percaya diri dalam
mengajukan pendapatnya. Siswa juga masih takut mengajukan
pendapatnya karena takut dinilai salah oleh guru.
3) Siswa yang aktif dalam mendemonstrasikan tugas dari guru ke depan
kelas sebesar 67,65%, sedangkan yang 32,35% hanya menunggu dan
melihat temannya menyelesaikan tugas. Hal ini dikarenakan beberapa
siswa masih merasa malu dan tidak percaya diri dalam menjawab
pertanyaan dari guru.
4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah mampu mengerjakan soal jurnal umum untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
perusahaan dagang dan memenuhi SKM sebesar 86,3%, sedangkan
14,7% siswa lainnya belum memenuhi SKM. Hal ini disebabkan
mereka masih kesulitan dalam memahami materi dan kurang teliti
dalam pengerjaan soal. Nilai rata-rata kelas 79,9 atau 80.
d. Analisis Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat
bahwa penerapan model pembelajaran direct instruction mampu
meningkatkan prestasi dan keaktifan siswa.
Sebelum penerapan model pembelajaran direct instruction (DI),
rata-rata kelas adalah 72,06. Namun setelah diterapkannya model
pembelajaran ini, rata-rata kelas naik menjadi 80. Jumlah siswa yang
mendapatkan nilai diatas standar ketuntasan 68 sebanyak 85,29% atau 29
siswa dari jumlah keseluruhan 34 siswa. Dengan kata lain, salah satu
indikator ketercapaian pada siklus I telah tercapai, yaitu 85,29% atau 29
siswa telah memperoleh nilai diatas 68 dari 80% target yang direncanakan.
Tetapi pada siklus I ini keaktifan siswa belum mancapai target yang
direncanakan yaitu 70%, sehingga peneliti ingin menerapkan lagi model
pembelajaran direct instruction (DI) agar model pembelajaran ini terbukti
dapat membantu meningkatkan prestasi siswa serta meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru yang ditemukan dalam siklus I ini adalah
sebagai berikut:
a) Kontrol guru dalam pembelajaran masih kurang maksimal
sehingga masih banyak siswa yang ramai di dalam kelas.
b) Guru belum dapat memonitoring tugas semua siswa.
c) Guru dalam menyampaikan materi dan mendemontrasikan jawaban
atas tugasnya terlalu cepat sehingga banyak siswa yang belum
sepenuhnya mengerti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
d) Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
menyelesaikan tugas dengan benar, teliti, dan lebih cepat daripada
siswa yang lain.
2) Beberapa kekurangan dari segi siswa dalam siklus I adalah sebagai
berikut:
a) Beberapa siswa belum berani mendemonstrasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas karena kurang percaya diri.
b) Beberapa siswa yang hanya mau bertanya pada saat guru
melakukan pendekatan.
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah:
1) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan monitoring yang merata
kepada semua siswa, selain sebagai pengawasan juga agar tidak ada
siswa yang merasa kurang diperhatikan.
2) Guru harus lebih mengatur alokasi waktu untuk setiap tahap-tahap
pembelajaran.
3) Guru harus lebih tegas untuk menegur siswa yang ramai atau yang
kurang disiplin.
4) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa
bekerjasama dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini
bertujuan agar untuk memacu semangat setiap siswa untuk
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan rapi.
2. Siklus 2
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui metode
Direct Instruction adalah:
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan Tindakan II dilaksanakan pada hari Sabtu, 8
Mei 2010 di ruang guru SMA Negeri 4 Surakarta. Guru bersama peneliti
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian
ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi
dari siklus I terdapat beberapa kekurangan, kemudian disepakati bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 2 kali
pertemuan, yakni pada hari Senin tanggal 17 Mei 2010 dan hari Rabu 19
Mei 2010 dengan rancangan sebagi berikut:
1) Peneliti sebagai guru membuat skenario pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction, skenario
pembelajaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama (1x45 menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran sebelumnya dan
memberitahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.
(4) Mengulang sedikit materi tentang jurnal umum perusahaan
dagang.
(5) Guru memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan
materi yang belum jelas.
(6) Guru memberikan latihan soal berupa seatwork dari materi
jurnal umum perusahaan dagang kepada siswa untuk
dikerjakan secara terbimbing.
(7) Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan.
(8) Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa. Guru
memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya pada saat
guru berkeliling.
(9) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan
kelas mempresentasikan hasil pekerjaannya yakni dengan
menjawab soal dan menjelaskan cara perhitungannya di depan
kelas.
(10) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang soal latihan yang belum dipahami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(11) Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai
latihan mandiri siswa dengan materi jurnal umum perusahaan
dagang untuk dikumpulkan di pertemuan berikutnya.
(12) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan
kesimpulan dan menyuruh siswa untuk mempelajari lagi
tentang materi yang sudah di ajarkan.
(13) Guru menyampaikan salam penutup dan memberitahu untuk
pertemuan berikutnya diadakan evaluasi atau ulangan terakhir.
b) Pertemuan Kedua (2x45 menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan
dilakukan
(3) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas mandiri
yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
(4) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir
atas materi yang telah dibahas.
(5) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai
dan meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling
bekerja sama.
(6) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan
tertib dan tenang.
(7) Guru meminta lembar jawab soal.
(8) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah berikan agar
siswa mengetahui letak kesalahannya.
(9) Salam penutup.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi jurnal umum perusahaan dagang dengan model pembelajaran
Direct Instruction.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3) Peneliti sebagai guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes
dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir
siklus). Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman
observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan
dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Senin tanggal 17 Mei
2010 dan hari Rabu tanggal 19 Mei 2010 di ruang kelas XI IPS 4.
Pertemuan dilaksanakan selama 3×45 menit sesuai dengan skenario
pembelajaran dan RPP. Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah
jurnal umum untuk perusahaan dagang. Pada pertemuan pertama, guru
menjelaskan konsep materi jurnal umum untuk perusahaan dagang.
Pertemuan kedua diisi dengan melanjutkan materi jurnal umum untuk
perusahaan dagang dan memberikan latihan terbimbing untuk siswa,
kemudian meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai
berikut:
Pada pertemuan pertama guru mengulang sekilas materi yang
disampaikan pada siklus I, kemudian guru memberikan latihan terbimbing
kepada siswa berupa seatwork dari materi jurnal umum pada perusahaan
dagang. Pada pertemuan kedua, guru melakukan tes evaluasi akhir siklus
II dengan materi jurnal umum perusahaan dagang.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Senin, 17 Mei 2010)
a) Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa
b) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa
maupun kelas.
c) Guru mengulang sedikit tentang materi yang terdahulu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
d) Guru memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan materi
yang belum jelas.
e) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran sebelumnya dan
memberitahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.
f) Guru memberikan latihan soal berupa seatwork dari materi jurnal
umum perusahaan dagang kepada siswa untuk dikerjakan secara
terbimbing.
g) Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan.
h) Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa. Guru
memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya pada saat guru
berkeliling.
i) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas
mempresentasikan hasil pekerjaannya yakni dengan menjawab soal
dan menjelaskan cara perhitungannya di depan kelas.
j) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang soal latihan yang belum dipahami.
k) Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai latihan
mandiri siswa dengan materi jurnal umum perusahaan dagang
untuk dikumpulkan di pertemuan berikutnya.
l) Guru menyampaikan salam penutup dan memberitahu untuk
pertemuan berikutnya diadakan evaluasi atau ulangan terakhir.
2) Pertemuan Kedua (Rabu, 19 Mei 2010)
a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
b) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan
dilakukan
c) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas mandiri yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya.
d) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas
materi yang telah dibahas.
e) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai dan
meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
f) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
g) Guru meminta lembar jawab soal.
h) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah berikan agar siswa
mengetahui letak kesalahannya.
i) Salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Pelaksanaan tindakan penelitian ini bersamaan dengan
dilakukannya observasi selama pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan
oleh peneliti mengacu pada lembar observasi yang telah disusun.
Observasi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi penerapan model
pembelajaran direct instruction di kelas XI IPS 4. Peneliti mengambil
posisi di dalam kelas sebagai guru kelas dan berkolaborasi dengan Drs.
Hariyanto, S.Pd, M.Pd selaku guru akuntansi di XI IPS 4 agar peneliti dan
guru dapat bersama-sama mengamati langsung proses belajar mengajar
akuntansi.
Pada pertemuan pertama guru mengulang sekilas materi yang
disampaikan pada siklus I, kemudian guru memberikan latihan terbimbing
kepada siswa berupa seatwork dari materi jurnal umum pada perusahaan
dagang. Pada pertemuan kedua, guru melakukan tes evaluasi akhir siklus
II dengan materi jurnal umum perusahaan dagang. Dari kegiatan tersebut,
diperoleh deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction seperti yang
telah diungkapkan dalam pelaksanaan tindakan II.
Berikut ini adalah hasil observasi penerapan model pembelajaran
direct instruction:
1) Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan atau ide pada saat
pembelajaran sebesar 76,47%, sedangkan 23,53% lainnya masih belum
berani mengemukakan ide dan pertanyaan dikarenakan siswa terbiasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
mendengarkan dan sedikit bertanya maupun menjawab pertanyaan
pada saat pembelajaran dengan model konvensional.
2) Siswa yang aktif menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung sebesar 82,35%, sedangkan 17,65% lainnya
kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini disebabkan karena
sebagian siswa masih merasa malu dan tidak percaya diri dalam
mengajukan pendapatnya. Siswa juga masih takut mengajukan
pendapatnya karena takut dinilai salah oleh guru.
3) Siswa yang aktif dalam mendemonstrasikan tugas dari guru ke depan
kelas sebesar 73,53%, sedangkan yang 26,47% hanya menunggu dan
melihat temannya menyelesaikan tugas. Hal ini dikarenakan beberapa
siswa masih merasa malu dan tidak percaya diri dalam menjawab
pertanyaan dari guru.
4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus II dapat diidentifikasi
bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal jurnal umum untuk
perusahaan dagang dan memenuhi SKM sebesar 100% atau sebanyak
34 siswa. Nilai rata-rata kelas naik dari 80 menjadi 86,62.
d. Analisis Refleksi Tindakan Siklus II
Pada tahap ini hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis oleh
peneliti, untuk kemudian dilakukan refleksi untuk melihat kekurangan dan
kelemahan yang terjadi. Penerapan model pembelajaran direct instruction
pada siklus II lebih baik daripada siklus I. Prestasi belajar yang dicapai
siswa mengalami peningkatan yang cukup berarti. Sebelum penerapan
model pembelajaran direct instruction, nilai rata-rata kelas naik menjadi
80 pada siklus I dan 85 pada siklus II. Pada siklus II 100% siswa nilainya
sudah mencapai batas tuntas keberhasilan belajar. Dengan kata lain, salah
satu indikator ketercapaian pada siklus II telah tercapai, yaitu 100 % siswa
telah memperoleh nilai diatas 68 dari 80% target yang direncanakan.
Kondisi ini lebih baik dari siklus I yang hanya 86,3% siswa yang
mencapai nilai di atas 68 yang merupakan Standar Ketuntasan Minimal
(SKM).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Keaktifan siswa juga meningkat di siklus II. Keaktifan siswa dalam
mengajukan pertanyaan atau ide meningkat dari 67,65% di siklus I
menjadi 76,47 di siklus II. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
selam pembelajaran juga meningkat dari 70,59% di siklus I menjadi
82,35% di siklus II. Kekatifan siswa dalam mendemonstrasikan tugas ke
depan kelas meningkat dari 67,65% di siklus I menjadi 73,53% di siklus
II. Pada siklus II keaktifan siswa mengalami peningkatan dan telah
mencapai target yang direncanakan yaitu 70%. Dengan demikian, semua
indikator ketercapaian pada siklus II telah tercapai.
Kekurangan pelaksanakan tindakan siklus II, yaitu:
1) Masih banyak siswa yang kurang percaya diri untuk
mendemonstrasikan hasil pekerjaannya ke depan kelas.
2) Guru masih belum memberikan perhatian menyeluruh kepada siswa
yang masih pasif pada saat pembelajaran. Guru masih harus
melakukan pendekatan untuk memberikan motivasi kepada siswa.
Berdasarkan hasil observasi tindakan pada siklus II, peneliti
melakukan analisis sebagai berikut:
1) Guru sudah lebih bisa menguasai kelas sehingga ketika mengajar
perhatiannya bisa tersebar pada seluruh bagian kelas.
2) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
mengalami peningkatan. Siswa tidak lagi melakukan hal-hal yang
tidak perlu dan jauh lebih bersemangat saat mengerjakan tugas dan
saat mendemonstrasikan tugas, meskipun ada beberapa siswa yang
masih pasif saat pembelajaran berlangsung.
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah :
1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
2) Guru harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan terhadap
beberapa siswa yang masih pasif dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
3) Guru lebih inovatif dalam menggunakan berbagai model dan metode
pembelajaran pada saat mengajar sehingga siswa lebih bersemangat
dalam mengikuti pelajaran dan tidak cepat bosan.
D. PEMBAHASAN
Hasil pelaksanaan siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran direct instruction dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas XI IPS 4 pada mata pelajaran akuntansi.
Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, peneliti menganalisis hasil
post-test siklus I dan post-test siklus II.
Ketuntasan belajar dihitung dengan rumus:
Jumlah siswa yang tuntas
Ketuntasan = x 100%
Jumlah seluruh siswa
Tabel 5. Ketuntasan Belajar Siswa
Kriteria
Jumlah Siswa Presentase
Sebelum
Penerapan Siklus I Siklus II
Sebelum
Penerapan Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
25
9
29
5
34
0
73,53%
26,47%
85,29%
14,71%
100%
0
(Sumber: Data Primer yang Diolah, 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Peningkatan prestasi belajar dapat dilihat dari grafik berikut ini :
Gambar 4. Grafik Prestasi Belajar Siswa
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model
pembelajaran direct instruction nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan.
Sebelum diterapkannya model pembelajaran direct instruction, nilai rata-rata kelas
pada observasi awal adalah 72,06, tetapi setelah penerapan model pembelajaran
direct insruction nilai rata-rata kelas menjadi 80 di siklus I dan 86,62 di siklus II.
Pada siklus I nilai rata-rata kelas 80, sebanyak 29 siswa (85,3%) mendapat nilai di
atas 68 dari 80% target yang direncanakan. Pada siklus II nilai rata-rata kelas
86,62 sehingga terjadi peningkatan dibanding siklus I. Sebanyak 34 siswa (100%)
sudah mencapai nilai di atas 68 dari 80% target yang direncanakan.
Hasil pelaksanaan siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran direct instruction dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas XI IPS 4 pada mata pelajaran akuntansi. Selain itu dengan menerapkan
model pembelajaran direct instruction, keaktifan siswa juga meningkat. Hal
tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Grafik Prestasi Belajar
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 6. Keaktifan Siswa
Aspek Jumlah Siswa Persentase
Kenaikan Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
Keaktifan siswa dalam
mengajukan ide/pertanyaan 23 26 67,65% 73,53% 5,88%
Keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan 24 28 70,59% 82,35% 11,76%
Keaktifan siswa dalam
mendemonstrasikan tugas 23 25 67,65% 76,47% 8,82%
(Sumber: Data primer yang diolah, 2010)
Peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada grafik
sebagai berikut:
Gambar 5. Grafik Keaktifan Siswa
Grafik di atas memberikan informasi bahwa dengan adanya penerapan
model pembelajaran direct instruction (DI) maka keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran akuntansi mengalami peningkatan antara lain:
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Siklus I Siklus II
Grafik Keaktifan Siswa
Keaktifan Bertanya Keaktifan Menjawab Keaktifan dalam demonstrasi tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
1. Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan atau ide selama proses belajar
mengajar yaitu sebanyak 23 siswa (67,65%) pada siklus I menjadi 26 siswa
(73,53%) pada siklus II, dari 70% target yang direncanakan. Keaktifan
mengajukan pertanyaan atau ide dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan
sebesar 5,88%.
2. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung yaitu 24 siswa (70,59%) pada siklus I menjadi 28 siswa (82,35%)
pada siklus II, dari 70% target yang direncanakan. Keaktifan menjawab
pertanyaan dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebesar 11,76%.
3. Siswa yang aktif dalam mendemonstrasikan tugas ke depan kelas yaitu 23
siswa (67,65%) pada siklus I menjadi 25 siswa (76,47%) pada siklus II, dari
70% target yang direncanakan. Keaktifan mendemonstrasikan tugas ke depan
kelas dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebesar 8,82%.
Dalam penelitian ini prestasi siswa dapat mencapai 100% sedangkan
keaktifan siswa belum mencapai 100%. Hal ini disebabkan karena siswa sudah
terbiasa dengan model pembelajaran konvensional, sehingga siswa lebih terlatih
dalam kemampuan kognitif yang meliputi aspek pengetahuan, pemahaman,
penghafalan. Hal inilah yang menyebabkan presentase keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan lebih tinggi daripada presentase kaktifan siswa dalam
megajukan pertanyaan atau ide maupun presentase keaktifan siswa dalam
mendemonstrasikan tugas ke depan kelas. Walaupun siswa dapat menguasai
materi yang disampaikan guru namun keaktifan siswa yang meliputi kemampuan
berkomunikasi, bertanya, menjawab maupun berpendapat masih kurang terlatih,
sehingga belum semua siswa dapat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Penerapan model pembelajaran direct instruction dalam pembelajaran
akuntansi dapat menarik perhatian siswa. Siswa menjadi lebih antusias mengikuti
pembelajaran sehingga siswa mampu memahami materi yang disampaikan oleh
guru sehingga prestasi belajar dan keaktifan siswa juga meningkat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) penerapan model pembelajaran direct instrustion (DI)
Pada Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tahun Ajaran 2009/2010 adalah berhasil dan dapat dipertanggungjawabkan
hasilnya. Hal ini dikarenakan PTK telah dilaksanakan sesuai prosedur penelitian
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan
keempat tahap tersebut diperoleh hasil bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan pada pembelajaran mata pelajaran Akuntansi. Berdasarkan penelitian
ini, guru dapat menerapkan model pembelajaran direct instruction ini untuk
pembelajaran berikutnya dengan target pencapaian prestasi yang lebih tinggi
sehingga prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan dibandingkan
pembelajaran sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan implementasi model pembelajaran
direct instruction (DI) di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran
2009/2010 yang dilaksanakan dengan 2 siklus, dimana tiap siklus meliputi empat
tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi
dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi tindakan, dapat disimpulkan, bahwa
terdapat peningkatan prestasi belajar akuntansi dengan menggunakan model
pembelajaran direct instruction (DI) pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4
Surakarta semester genap tahun ajaran 2009/2010.
Peningkatan prestasi belajar tersebut terefleksi dari beberapa indikator
berikut ini:
1. Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan atau ide selama proses belajar
mengajar yaitu sebanyak 23 siswa (67,65%) pada siklus I menjadi 26 siswa
(73,53%) pada siklus II dari 70 % target yang direncanakan.
2. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung yaitu 24 siswa (70,59%) pada siklus I menjadi 28 siswa (82,35%)
pada siklus II dari 70 % target yang direncanakan.
3. Siswa yang aktif dalam mendemonstrasikan tugas ke depan kelas yaitu 23
siswa (67,65%) pada siklus I menjadi 25 siswa (76,47%) pada siklus II dari 70
% target yang direncanakan.
4. Nilai rata-rata kelas pada observasi awal adalah 72,06, tetapi setelah
penerapan model pembelajaran direct insruction nilai rata-rata kelas menjadi
80 di siklus I dan 86,62 di siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata kelas 80,
sebanyak 29 siswa (85,3%) mendapat nilai di atas 68 dari 80% target yang
direncanakan. Pada siklus II nilai rata-rata kelas 86,62 sehingga terjadi
peningkatan dibanding siklus I. Sebanyak 34 siswa (100%) sudah mencapai
nilai di atas 68 dari 80% target yang direncanakan.
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Kondisi-kondisi tersebut diatas, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Guru mampu mengelola kelas dengan baik. Hal tersebut terefleksi dari (1)
kemampuan guru dalam memotivasi siswa untuk ikut aktif terlibat dalam
proses pembelajaran yang berlangsung, (2) posisi guru sudah tidak lagi
terpaku kelas bagian depan tetapi sudah mampu berotasi sehingga dapat
memantau siswa yang berada di bagian belakang.
2. Guru menyadari perlunya melakukan suatu evaluasi terhadap proses
pembelajaran, agar segala kelemahan yang ada dapat teratasi dengan baik, dan
tidak terulang dalam proses pembelajaran berikutnya.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan dalam penelitian tentang implementasi model
pembelajaran direct instruction di SMA Negeri 4 Surakarta, maka implikasi yang
dapat dikaji adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, bahwa
implementasi model pembelajaran direct instruction pada materi Jurnal
Umum Perusahaan Dagang dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi,
yang dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam
siklus I dan siklus II serta peningkatan keaktifan siswa dalam siklus I dan
siklus II. Hal ini disebabkan, model pembelajaran direct instruction yang lebih
mengarahkan penjelasan materi pelajaran yang lebih bertahap, terstruktur, dan
berkelanjutan sehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi dan juga
lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
2. Implikasi Praktis
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model
pembelajaran direct instruction dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan penelitian ini juga diharapkan guru yang mengalami
permasalahan rendahnya prestasi belajar siswa diharapkan menjadikan model
pembelajaran direct instruction sebagai alternatif pemecahan masalah.
Pelaksanaan pembelajaran ini tentunya masih terdapat kekurangan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
kelemahannya. Kelemahannya adalah kemampuan guru untuk mengontrol
kelas agar tidak ramai masih belum optimal serta kurangnya kemampuan
siswa untuk berkomunikasi dengan teman maupun dengan guru dalam
pembelajaran.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya lebih memotivasi dan memfasilitasi guru dalam mengembangkan
model/metode pembelajaran yang lebih mendorong siswa aktif dalam
pembelajaran serta lebih mudah untuk memahami materi pelajaran
2. Bagi Guru
a. Hendaknya guru selalu meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas,
sehingga prestasi belajar siswa dapat terus meningkat seiring dengan
peningkatan kemampuan yang dimilikinya.
b. Hendaknya guru meningkatkan kemampuannya dalam mengontrol kelas
agar tercipta suasana belajar yang kondusif.
c. Kerjasama antara guru dengan siswa harus lebih ditingkatkan agar tercipta
suasana belajar yang kondusif serta komunikasi yang lebih bagus.
d. Guru yang belum menerapkan model pembelajaran ini ataupun guru yang
sedang mengalami permasalahan rendahnya prestasi siswa dapat
menerapkan model pembelajaran ini dengan cara: 1) menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswaa, 2) mendemonstrasikan materi pelajaran, 3)
memberikan latihan terbimbing, 4) mengecek pemahaman siswa dan
memeberikan umpan balik, dan 5) memberikan latihan mandiri.
3. Bagi Siswa
a. Siswa harus lebih meningkatkan kemampuan berkomunikasinya baik
dengan siswa lain maupun dengan guru.
b. Siswa hendaknya memperhatikan dan tidak gaduh saat guru menerangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Agus Suprijono. 2009. Pengajaran Langsung: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Aijaz Ahmed. 2007. “Direct Instruction and Appropriate Intervention for
Children with Learning Problems”. (The Turkish Online Journal of
Educational Technology – TOJET April 2007 ISSN: 1303-6521 volume
6 Issue 2 Article 3)
Arends, Richard L. 2008. Learning to teach. Yogjakarta: Pustaka Belajar.
Depdikbud. 1996. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
__________________ . 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi.
Surakarta: UNS Press.
Fatimah Ratnasari. 2007. Implementasi Pembelajaran Direct Instruction Disertai
Diskusi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Laju reaksi Siswa Kelas XI
SMAN I Colomadu. Surakarta: UNS.
Joice, Weil, Calhaun. 2009. Models Of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kardi dan Nur. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press.
Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Malang:
Universitas Negeri Malang.
M. Dalyono, Drs. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhammad Rohmadi dan Slamet Subiyantoro. 2009. Model-Model Pembelajaran
Bahasa, Sastra, Dan Seni. Surakarta: Yuma Pustaka Surakarta.
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nana Sudjana, DR. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Ngadiman, dkk. 2004. Buku Satu Dasar-Dasar Akuntansi. Surakarta: UNS Press.
Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah, Drs. 1994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru.
Surabaya: Usaha Nasional.
Syaiful Sagala, DR. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana
Yuli Sulisnayanti. 2009. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi di
Kelas X AK 2 SMK Negeri 3 Surakarta Melalui Penerapan Metode
Direct Instruction Tahun Diklat 2008/2009. Surakarta: UNS.
Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Yrama Widya.