89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: ARINDA RETNANI ANGGAI K 7406049 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI)

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

ARINDA RETNANI ANGGAI

K 7406049

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI)

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:

ARINDA RETNANI ANGGAI

K 74 06 049

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Dra. Sri Witturachmi, MM

NIP. 19540614 198103 2 001

Pembimbing II

Muhtar, S.Pd, M.Si

NIP. 1966123 1994121 001

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Skripsi ini telah direvisi oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ........................

Sekretaris : Jaryanto, S.Pd, SE, M.Si ........................

Anggota I : Dra. Sri Witturachmi, MM ........................

Anggota II : Muhtar, S.Pd, M.Si ........................

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ........................

Sekretaris : Jaryanto, S.Pd, SE, M.Si ........................

Anggota I : Dra. Sri Witturachmi, MM ........................

Anggota II : Muhtar, S.Pd, M.Si ........................

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Arinda Retnani Anggai. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT

INSTRUCTION (DI) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan. Universitas sebelas Maret, Juli 2010.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar

akuntansi siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta tapel 2009/2010 melalui

penerapan model pembelajaran Direct Instruction (DI).

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan

strategi siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4

Surakarta yang berjumlah 34 siswa. Obyek penelitian adalah berbagai kegiatan

yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan

melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian

tindakan ini adalah informan, tempat/lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, tes dan dokumentasi.

Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3)

penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6)

penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-

masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2)

pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.

Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 dan 2 kali pertemuan, alokasi waktu masing-

masing pertemuan 5 x 45 menit dan 3 x 45 menit.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

terdapat peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi (baik proses maupun hasil)

melalui penerapan model pembelajaran Direct Instruction. Hal tersebut terefleksi

dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa dalam mengajukan

pertanyaan atau ide selama proses belajar mengajar yaitu sebanyak 23 siswa

(67,65%) pada siklus I menjadi 26 siswa (73,53%) pada siklus II. (2) Keaktifan

siswa dalam menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung

yaitu 24 siswa (70,59%) pada siklus I menjadi 28 siswa (82,35%) pada siklus II.

(3) Keaktifan siswa dalam mendemonstrasikan tugas ke depan kelas yaitu 23

siswa (67,65%) pada siklus I menjadi 25 siswa (76,47%) pada siklus II. (4) Nilai

rata-rata kelas pada observasi awal adalah 72,06, meningkat menjadi 80 di siklus I

dan 86,62 di siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata kelas 80, sebanyak 29 siswa

(85,3%) mendapat nilai di atas 68 dari 80% target yang direncanakan. Pada siklus

II nilai rata-rata kelas 86,62 sehingga terjadi peningkatan dibanding siklus I.

Sebanyak 34 siswa (100%) sudah mencapai nilai di atas 68 dari 80% target yang

direncanakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan

model pembelajaran Direct Instruction dapat meningkatkan prestasi pembelajaran

akuntansi baik dari segi proses maupun hasil.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Arinda Retnani Anggai. APPLICATION OF MODEL LEARNING DIRECT

INSTRUCTION (DI) AS AN EFFORT TO IMPROVE STUDENT

ACHIEVEMENT LEARNING ACCOUNTING CLASS XI IPS 4 SMA N 4

SURAKARTA YEAR LESSON 2009/2010. Thesis, Surakarta: Faculty of

Teacher Training and Education.University eleven March, July 2010.

The purpose of this research is to investigate accounting students'

learning achievement improvement class XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta tapel

2009/2010 through the application of learning models of Direct Instruction (DI).

This study uses classroom action research approach with the cycle

strategy. The subject of this study was student class XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta,

amounting to 34 students. The research object is the various activities that occur

in the classroom during the learning process. This research was carried out with

collaboration between researchers, classroom teachers and involve student

participation. Source of data used in this action research was the informant, place /

location, events, documents and archives. Technique data collecting by interview,

observation, testing and documentation. The procedure includes the stages of

research: (1) identification of issues, (2) preparation, (3) preparation of action

plans, (4) implementation of the action, (5) observations, and (6) preparation of

reports. The research process was conducted in two cycles, each cycle consisting

of four stages: (1) planning action, (2) implementation of the action, (3)

observation and interpretation, and (4) analysis and reflection. Each cycle carried

out in 3 and 2 meetings, allocation of time of each meeting of 5 x 45 minutes and

3 x 45 minutes.

Based on research that has been done, it can be concluded that there is increased

quality of learning of accounting (both process and outcome) through the

implementation of Direct Instruction learning model. This is reflected by several

indicators as follows: (1) active students in asking questions or ideas during the

learning process as many as 23 students (67.65%) in the first cycle to 26 students

(73.53%) in cycle II. (2) The activity of the students in answering questions

during the teaching and learning activities take place are 24 students (70.59%) in

the first cycle to 28 students (82.35%) in cycle II. (3) The activity of the students

in demonstrating the task to the front of the class of 23 students (67.65%) in the

first cycle to 25 students (76.47%) in cycle II. (4) The average value of the class

on preliminary observations was 72.06, rose to 80 in Cycle I and 86.62 in the

second cycle. In the first cycle the average value of the class 80, by 29 students

(85.3%) scored above 68 out of 80% of the planned target. In cycle II, the average

value of 86.62 class so that there was an increase compared to cycle I. A total of

34 students (100%) has reached values above 68 out of 80% of the planned

target. It can be concluded that with the implementation of Direct Instruction

learning model to enhance learning achievement both in terms of accounting

processes and results

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

”Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

-Q.S. Al-Mujaadilah :11-

“A good teacher is like a candle –

it consumes itself to light the way for others”.

-Penulis-

"Happiness comes when we stop complaining about the troubles we have &

offer thanks for all the troubles we don't have”.

-Penulis-

“Hidup bahagia adalah dimana kita bisa membagi kebahagian itu dengan

orang di sekitar kita”.

-Penulis-

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Atas berkat rahmat Allah SWT penulis dapat menyeleseikan karya ini. Karya ini

penulis persembahkan kepada :

Ibu dan bapak yang sangat saya hormati, sayangi, dan cintai, yang selalu

berkorban, menyayangi, dan mencintai anak-anaknya dengan setulus hati

Kakak dan adik yang sangat saya sayangi, yang selalu mewarnai hari-

hariku

Bapak Drs. Sukirman, terimakasih atas bimbingannya selama ini

Bapak Dra. Sri Witturachmi,MM, terimakasih atas bimbingan dan

kesabarannya selama ini

Bapak Muhtar, S.Pd, M.Si, terimakasih atas bimbingan, dorongan, dan

kesabarannya selama ini

Seseorang yang aku cintai, terimakasih atas motivasi, bantuan, dan doanya

Sahabat-sahabatku tersayang, tirsa, airna, yay, agtia, ardi, teguh, riris,

naftali, elphin, wahyuni, septi, lya, ditha, martha, terimakasih atas

dorongan, bantuan, dan doanya

Saudara-saudaraku di wisma Nurul Fikri yang aku sayangi, dikna, rima,

billa, marscha, bety, sari, vivi, prima, eka, dan yang lainnya, terimakasih

atas bantuan, dorongan, dan doanya

Teman-teman seperjuangan di FKIP Akuntansi 06’

Almamaterku tercinta yang sangat saya banggakan

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat allah swt, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: ”Penerapan Model Pembelajaran

Direct Instruction (DI) sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar

Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta Tahun Pelajaran

2009/2010”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam

rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Atas selesainya penulisan skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberikan surat ijin penyusunan skripsi guna

melakukan penelitian.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, yang telah menyetujui

ijin penulisan skripsi ini.

3. Ketua Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, yang telah

memberikan ijin penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Sukirman, MM, selaku Pembimbing Akademis yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan pendidikan di

bangku kuliah selama ini.

5. Bapak Dra. Sri Witturachmi, MM, selaku pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulisan skripsi ini,

khususnya dalam hal materi skripsi

6. Bapak Muhtar, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulisan skripsi ini,

khususnya dalam hal tata tulis.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

yang telah banyak memberi bekal ilmu pengetahuan, sehingga dapat

menunjang selesainya skripsi ini.

8. Bapak Drs. Edi Pudiyanto, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 4

Surakarta, terimakasih atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanakan

penelitian.

9. Bapak Hariyanto, S.Pd, M.Pd selaku guru pamong yang telah banyak

membantu penulis dalam penelitian ini. Terimakasih atas bantuan waktu,

pikiran, dan tenaganya kepada penulis.

10. Segenap staf bagian Tata Usaha SMA Negeri 4 Surakarta yang telah

memberikan ijin penelitian.

11. Bapak, Ibu, Kakak, Adik, terimakasih atas kasih sayang, motivasi, dan doanya

selama ini.

12. Seseorang yang saya cintai, terimakasih atas motivasi, masukan, dan doanya.

13. Sahabat-sahabatku tersayang, terimakasih atas dorongan, bantuan, dan doanya.

14. Saudara-saudaraku di wisma Nurul Fikri yang aku sayangi, terimakasih atas

bantuan, dorongan, dan doanya

15. Teman-teman seperjuangan di FKIP Akuntansi 06’

16. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, namun

penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv

HALAMAN REVISI ....................................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1

B. Perumusan Masalah ....................................................................5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................5

D. Manfaat Penelitian ......................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka .........................................................................7

1. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi …………………………. 7

a. Pengertian Belajar.............................................................7

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................8

c. Pengertian Prestasi Belajar ................................................10

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...........11

e. Hakikat Akuntansi ............................................................12

f. Pengertian Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi ...................14

2. Hakikat Model Pembelajaran Direct Istruction……………….14

a. Pengertian Model pembelajaran Direct Instruction ...........14

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

b. Langkah-langkah Model pembelajaran Direct Instruction .15

c. Kelebihan dan Kekurangan Model pembelajaran Direct

Instruction ........................................................................20

B. Penelitian yang Relevan ..............................................................21

C. Kerangka Berfikir .......................................................................23

D. Hipotesis Tindakan......................................................................26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................27

B. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................28

C. Sumber Data .............................................................................28

D. Pendekatan Penelitian …………………………………………...29

E. Tehnik Pengumpulan Data ..........................................................34

F. Tehnik Analisis Data ...................................................................35

G. Prosedur Penelitian......................................................................36

H. Proses Penelitian .........................................................................37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .........................................................41

1. Riwayat Singkat ....................................................................41

2. Struktur Organisasi SMA N 4 Surakarta ................................42

3. Motto, Visi, dan Misi SMA N 4 Surakarta.............................43

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI-S4 di

SMA Negeri 4 Surakarta ............................................................ 44

C. Deskripsi Hasil Penelitian ...........................................................46

1. Siklus I .............................................................................46

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................46

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ........................................49

c. Observasi dan Interpretasi ...............................................51

d. Analisis Refleksi Tindakan Siklus I .................................52

2. Siklus II .............................................................................54

a. Perencanaan Tindakan Siklus II .......................................54

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II .......................................56

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

c. Observasi dan Interpretasi ...............................................58

d. Analisis Refleksi Tindakan Siklus II ................................60

D. Pembahasan .............................................................................63

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ...................................................................................67

B. Implikasi ...................................................................................68

C. Saran ...................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................70

LAMPIRAN ...................................................................................................72

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Fase-fase Model Pembelajaran Direct Instruction .................................... 18

2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian ........................................ 26

3. Indikator Ketercapaian .............................................................................. 39

4. Hasil Nilai Siswa XI IPS 4 pada Observasi Awal ..................................... 45

5. Ketuntasan Belajar Siswa XI-S4 ................................................................ 62

6. Keaktifan Siswa XI-S4 ............................................................................... 64

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kerangka Berfikir Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction ...... 25

2. Siklus PTK Menurut Suharsimi Arikunto .................................................. 32

3. Struktur Organisasi SMA N 4 Surakarta ................................................... 42

4. Grafik Prestasi Belajar Siswa .................................................................... 63

5. Grafik Keaktifan Siswa .............................................................................. 64

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Survei Awal

a. Catatan Lapangan 1 ............................................................................. 72

b. Daftar Nama Siswa XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta .............................. 74

2. Data Sebelum Tindakan

a. Pedoman Wawancara Guru (Pra Tindakan) ......................................... 75

b. Pedoman Wawancara Siswa (Pra Tindakan) ....................................... 76

c. Catatan Lapangan 2 ............................................................................. 77

d. Catatan Lapangan 3 ............................................................................. 79

e. Catatan Lapangan 4 ............................................................................. 80

f. Catatan Lapangan 5 ............................................................................. 81

g. Catatan Lapangan 6 ............................................................................. 82

h. Hasil Nilai Siswa (Observasi Awal) .................................................... 84

3. Siklus I

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ....................................... 85

b. Materi Pelajaran ................................................................................... 90

c. Latihan 1 Jurnal Umum Perusahaan Dagang ....................................... 102

d. Jawaban Latihan 1 ................................................................................ 103

e. Latihan 2 Jurnal Umum Perusahaan Dagang ....................................... 104

f. Jawaban Latihan 2 ................................................................................ 105

g. Lembaran Test (Evaluasi) Siklus I ....................................................... 106

h. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ......................................................... 114

i. Catatan lapangan 7 ................................................................................ 116

j. Hasil Nilai Siswa (Siklus I) ................................................................. 121

k. Lembar Observasi Keaktifan (Siklus I) ................................................ 122

4. Siklus II

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ..................................... 124

b. Latihan 3 Jurnal Umum Perusahaan Dagang ....................................... 128

c. Jawaban Latihan 3 ............................................................................... 129

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

d. Latihan 4 Jurnal Umum Perusahaan Dagang ....................................... 130

e. Jawaban Latihan 4 ............................................................................... 131

f. Lembaran Test (Evaluasi) Siklus II .................................................... 132

g. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ....................................................... 136

h. Catatan Lapangan 8 ............................................................................. 140

i. Hasil Nilai Siswa (Siklus II) ................................................................ 144

j. Lembar Observasi keaktifan (Siklus II) .............................................. 145

5. Data Setelah Tindakan

a. Pedoman Wawancara Guru (Setelah Tindakan) .................................. 147

b. Pedoman Wawancara Siswa (Setelah Tindakan) ................................. 148

c. Catatan Lapangan 9 ............................................................................. 149

d. Catatan Lapangan 10 ........................................................................... 151

e. Catatan Lapangan 11 ........................................................................... 152

f. Catatan Lapangan 12 ........................................................................... 153

g. Catatan Lapangan 13 ........................................................................... 154

h. Hasil Nilai Siswa ................................................................................. 156

6. Perijinan ..................................................................................................... 157

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya, pendidikan nasional kita mengarah pada pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya

tercermin dalam pembangunan manusia yang berkualitas yang dapat memberikan

sumbangan terhadap terlaksananya program-program pembangunan yang telah

direncanakan. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk menciptakan

manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Orang yang berpendidikan

akan terhindar dari kebodohan dan kemiskinan, karena dengan modal ilmu

pengetahuan yang diperolehnya melalui proses pendidikan ia akan mampu

mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya. Dengan pendidikan

diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia yang mampu menghadapi

tantangan diberbagai bidang kehidupan serta dapat menguasai ilmu pengetahuan

dan teknologi sehingga manusia Indonesia dapat bersaing di era globalisasi

sekarang ini.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I, Pasal (1) menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah

laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan

sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu

berada. Dari waktu ke waktu, kebudayaan masyarakat sendiri semakin

berkembang. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah

hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan

agar anggota masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

1

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pendidikan nasional di Indonesia berakar pada kebudayaan bangsa dan

berdasarkan pada Pancasila serta UUD 1945. Tujuan pendidikan nasional bangsa

Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas

sumber daya manusia Indonesia seutuhnya menjadi warga masyarakat yang maju

serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

Pembangunan di bidang pendidikan merupakan strategi dan wahana yang

sangat baik di dalam pembinaaan sumber daya manusia Indonesia yang

berkualitas. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan adanya partisipasi dari

semua warga negara. Bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian,

penanganan, dan prioritas secara intensif baik dari pemerintah, keluarga, dan

pengelola pendidikan pada khususnya. Pendidikan sangat berperan penting dalam

upaya peningkatan kualitas SDM. Tinggi rendahnya kualitas SDM antara lain

hasil kerja atau kinerja yang baik secara perorangan atau kelompok ditandai

dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dalam

Peningkatan kualitas. SDM dinyatakan berhasil apabila SDM mampu

menampilkan hasil kerja produktif secara rasional dan memiliki pengetahuan dan

keterampilan serta kemampuan yang umumnya dapat diperoleh melalui

pendidikan.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada Pasal

13 ayat (1) menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal

non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Peranan

sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah

bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah

laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Untuk meningkatkan kualitas

SDM maka diperlukan pendidikan, yang meliputi pendidikan dasar (SD),

pendidikan menengah (SMA/SMK/MA), dan perguruan tinggi.

Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Surakarta merupakan salah satu SMA

yang difavoritkan oleh masyarakat Surakarta. Dari tahun ke tahun, SMA ini

menunjukkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. SMA ini

semakin menunjukkan prestasi yang kian membanggakan baik dalam hal

akademik maupun non akademik (organisasi). Akuntansi merupakan salah satu

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

mata pelajaran yang dipelajari siswa jika mengambil jurusan IPS. Akuntansi

mengkaji suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi

keuangan. Akuntansi merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman

yang sangat mendalam dan prosesnya secara bertahap dari materi ke materi

berikutnya. Siswa akan dihadapkan pada kasus-kasus yang membutuhkan

pemahaman tentang prosedur penyelesaian yang panjang, dan perhitungan yang

kompleks, yang semua itu tidak akan cukup bila dipelajari dengan cara

menghafal. Oleh karena itu siswa perlu diberikan dasar-dasar yang kuat mengenai

materi akuntansi secara bertahap.

Muhibinsyah (2003: 10) menyatakan bahwa “Pendidikan dapat diartikan

sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang

memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai

dengan kebutuhan”. Pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila ada

keberanian untuk mencari metode serta membangun paradigma baru. Suatu

metode yang telah terbukti mampu mendatangkan hasil baik pada masa lampau

belum tentu akan membawa hasil yang sama jika diterapkan di masa kini dan

mendatang. Dalam pembelajaran akuntansi diperlukan adanya model

pembelajaran yang inovatif, interaktif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat

memahami materi yang disampaikan dengan lebih optimal dan tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis melalui ulangan

harian akuntansi materi jurnal umum dapat diketahui bahwa hasil ulangan harian

siswa belum optimal. Masih ada beberapa anak yang belum memenuhi tingkat

ketuntasan minimal belajar yaiu 68 dan juga rata-rata nilai ulangan harian siswa

masih kurang optimal. Pembelajaran akuntansi di SMA N 4 Surakarta ini masih

menggunakan model konvensional yaitu metode ceramah. Pada dasarnya metode

ceramah bisa diterapkan dalam pembelajaran akuntansi, namun penggunaan

metode ini mengakibatkan kurangnya keaktifan siswa karena guru lebih

mendominasi dalam pembelajaran akuntansi serta mengakibatkan siswa kurang

tertarik dan merasa bosan sehingga meremehkan guru dengan ramai sendiri

bersama teman sebangkunya.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dan

peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam

suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, para pendidik

disamping menguasai bahan atau materi ajar juga perlu mengetahui bagaimana

cara materi ajar itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik peserta didik

yang menerima materi pelajaran tersebut. Kegagalan pendidik dalam

menyampaikan materi ajar tidak selalu dikarenakan ia kurang menguasai bahan,

tetapi karena ia tidak tahu bagaimana cara meyampaikan materi pelajaran tersebut

dengan baik dan tepat sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana yang

menyenangkan dan juga mengasikkan. Agar peserta didik dapat belajar dengan

suasana menyenangkan dan mengasikkan, maka pendidik perlu memiliki

pengetahuan tentang pendekatan dan tehnik-tehnik pembelajaran dengan

memahami teori-teori belajar dan tehnik-tehnik mengajar yang baik dan tepat.

Oleh karena itu peneliti ingin memberikan solusi dengan menggunakan model

pembelajaran yang baru yaitu model pembelajaran direct instruction.

Menurut Arends yang dikutip oleh Trianto (2009: 41), model direct

instruction adalah salah satu model pembelajaran yang dirancang khusus untuk

menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif

dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan

dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Pengetahuan

deklaratif adalah pengetahuan tetang sesuatu yang dapat diungkapkan dengan

kata-kata. Sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang

bagaimana melakukan sesuatu. Keunggulan terpenting dari metode direct

instruction adalah adanya fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang

tinggi terhadap perkembangan siswa, sistem manajemen waktu, dan atmosfir

akademik yang baik. Fokus akademik berarti prioritas tertinggi yang diletakkan

dalam penugasan dan penyeleseian tugas akademik. Menurut beberapa ahli

(Fisher, Berliber, Filby, Marliave, Ghen, dan Dishaw, 1980; Madaus, Airasian,

dan Kellaghan, 1980; Rosenshine, 1970, 1971, 1985), fokus yang kuat terhadap

masalah akademik menciptakan keterlibatan siswa yang semakin kuat dan

kemudian menghasilkan dan memajukan prestasi mereka.

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Berbeda dengan metode pembelajaran konvensional dimana guru hanya

memberikan materi secara umum tanpa memperhatikan pengetahuan deklaratif

maupun presedural, guru tidak memberikan feedback kepada siswa sehingga

hanya mengetahui tingkat keberhasilan siswa dari nilai akhir saja tanpa

memperhatikan proses belajar siswa. Sedangkan pada model pembelajaran direct

instruction, guru mempersiapkan siswa dengan mengingatkan kembali pada hasil

belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang

akan dipelajari, melakukan presentasi dan demonstrasi, memberikan latihan

terbimbing, mengevaluasi pemahaman siswa, kemudian guru memberikan

kesempatan latihan mandiri kepada siswa. Model ini cocok diterapkan pada mata

pelajaran akuntansi karena mata pelajaran ini menuntut siswa untuk dapat

memiliki ketrampilan, yang mana ketrampilan tersebut dapat dilatih setahap demi

setahap.

Hal inilah yang menjadi alasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian

di SMA N 4 Surakarta dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Direct

Instruction (DI) Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi

Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

Apakah penggunaan model pembelajaran Direct Instruction (DI) dapat

meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta

tahun ajaran 2009/2010?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan

dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 4

SMA N 4 Surakarta tahun ajaran 2009/2010 melalui penerapan model

pembelajaran Direct Instruction (DI).

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan

baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat yang penulis harapkan adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan

pengetahuan khusunya dalam bidang pedidikan mengenai penggunaan model

Direct Instruction (DI) guna mengoptimalkan prestasi belajar dan sebagai

bahan pertimbangan penelitian di masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran

akuntansi.

2) Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan memahami mata pelajaran

akuntansi yang disampaikan oleh guru guna mencapai prestasi belajar

yang optimal.

b. Bagi Guru

Sebagai masukan bagi guru dalam memilih menentukan model

pembelajaran Direct Instruction (DI) sebagai model yang tepat digunakan

guna meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Bagi Sekolah

Sebagai masukan bagi sekolah yang bersangkutan dalam usahanya

meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya di bidang akuntansi.

d. Bagi Peneliti

1) Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diterima peneliti dari

perkuliahan khususnya yang berkaitan dengan akuntansi.

2) Membekali peneliti sebagai calon guru untuk dapat menentukan model

pembelajaran yang tepat.

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kunci yang paling vital dalam usaha pendidikan,

sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Muhibbin Syah

(2005: 63) berpendapat bahwa “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap

jenis dan jenjang pendidikan”. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya

pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang

dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkuangan

keluarganya sendiri.

Belajar adalah suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan.

Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna

yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan belajarlah, maka

manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk Tuhan

lainnya. Gagne (1970) berpendapat bahwa “ Belajar adalah perubahan yang

terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar terus menerus,

bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja”. Belajar terjadi

apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa

sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari

waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu setelah ia mengalami situasi

tadi.

Sedangkan menurut Hilgard dan Bower yang dikuti dari Syaiful

Sagala (2007: 51), “Balajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku

yang relatif permanen dan yang merupakan hasil proses pembelajaran bukan

disebabkan oleh adanya proses pendewasaan. Pendapat ini sejalan dengan

pendapat Edward Thorndike yang dikutip dari Syaifu Sagala (2007: 51) yang

menyatakan bahwa “Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai

7

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku

siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami siswa

sendiri”.

Slameto (1995: 2) mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri

sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya”. Berdasarkan pendapat ini

dapat dipahami bahwa usaha yang dilakukan seseorang umtuk memperoleh

perubahan tingkah laku yang baru yang merupakan hasil dari pengelaman

selam berinteraksi dengan lingkungan yaitu melalui proses yang disebut

belajar.

Berdasarkan definisi-definisi tentang belajar tersebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku

individu yang relatif menetap (permanent) sebagai hasil atau akibat dari

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang dilakukan dengan usaha

yang disengaja. Perubahan tingkah laku yang dimaksud bukan dilihat dari

perubahan sifat-sifat fisik misalny tinggi dan berat badan, kekuatan fisik

misalnya untuk mengangkat, hal ini tidak termasuk belajar. Perilaku berbicara,

menulis, bergerak dan lainnya member kesempatan kepada manusi untuk

mempelajari perilaku-perilaku seperti berpikir, merasa, memecahkan masalah,

mengingat, dan lain-lainnya, perubahan ini termasuk belajar.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Muhibbin Syah (2005: 144), faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar dibedakan menjadi 3 macam:

1) Faktor Internal Siswa

Faktor internal siswa meliputi dua aspek:

a) Aspek Fisiologis

Aspek Fisiologis meliputi kondisis umum jasmaniah dan tonus

(tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh

dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas

siswa dalam mengikuti pelajaran.

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

b) Aspek Psikologis

Termasuk faktor-faktor rohaniah siswa pada umumnya dipandang

lebih esensial antara lain: (1) Tingkat kecerdasan atau intelegensi

siswa, (2). Sikap, (3). Bakat, (4). Minat, (5). Motivasi.

2) Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal terdiri dari dua macam:

a) Faktor Lingkungan Sosial

Faktor lingkungan sosial siswa, masyarakat dan tetangga juga teman-

teman sepermainan dilingkungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat

yang serba kumuh dan kekurangan, dan anak-anak pengangguran akan

mempengaruhi aktivitas belajar siswa.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi belajar adalah

orang tua dan keluarga siswa sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik

pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga

(letak rumah), semuanya akan membei dampak baik ataupun buruk

terhadap kegiatan belajar dan hasilnya.

b) Faktor Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung

sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan

letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang

digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat

keberhasilan belajar siswa.

c) Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar dapat diartikan segala cara atau strategi

yang digunakan siswa dalam emnunjang efektivitas dan efisiensi

proses pembelajaran materi tertentu.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 787) “Prestasi

belajar adalah penguasaan pengetahuan atau atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes atau

angka nilai yang diberikan oleh guru.

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan

atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur

dengan alat atau tes tertentu. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud

prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh

proses pembelajaran tentang materi tertentu, yakni tingkat penguasaan,

perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan

tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau skor.

Prestasi merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat

pengetahuan siswa. Prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai

akhir penyajian materi satuan pelajaran akuntansi dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat hasil belajar siswa dengan cara memberikan soal-soal

objektif pada siswa serta tingkat keaktfan siswa.

Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, prestasi siswa

dapat diketahui dari hasil evaluasi. Menurut Muhibbinsyah (2005: 195)

“Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai

tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”.

Muhibbin syah (2005: 199) menyatakan “berbagai macam evaluasi

mulai yang sederhana sampai yang paling komplek, yaitu : pre-test dan post

test evaluasi presyarat, evaluasi diagnostic, evaluasi formatif, evaluasi

sumatif”. Berdasarkan pernyataan tersebut, macam-macam evaluasi dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1) Pre-test dan Post test

Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan menyajikan

materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan

siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test adalah kebalikan dari

pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir

penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan

siswa atas materi yangtelah diajarkan.

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2) Evaluasi Prasyarat

Penilaian ini meliputi sejumlah bahan dengan ajaran atau bahan yang telah

diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah utnuk mengidentifikasi

penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan

diajarkan.

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran

dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum

dikuasai siswa.

3) Evaluasi Formatif

Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau

modul. Tujuannya untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Hasil

diagnosis kesulitan belajar tersebut digunkan sebagai bahan pertimbangan

rekayasa pengajaran remidilal (perbaikan).

4) Evaluasi Diagnostik

Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau

modul. Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip

dengan evaluasi diagnostik, yakni utnuk mendiagnosis kesulitan belajar

siswa.

5) Evaluasi Sumatif

Ragam penilaian sumatif dilakukan untuk mengukur kinerja akademik

atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program

pengajaran.

6) Ujian Akhir Nasional (UAN)

Ujian Akhir Nasional pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif

dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,

maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130) menyebutkan faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua, yaitu:

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1) Faktor internal terdiri dari dua macam:

a) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawan maupun yang

diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

b) Faktor Psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh

yang terdiri atas:

(1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan

dan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah

dimiliki.

(2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,

penyesuaian diri.

c) Faktor budaya seperti adat istiadat, Faktor kematangan fisik maupun

psikis

2) Yang tergolong faktor eksternal ialah:

a) Faktor sosial yang terdiri atas:

(1) Lingkungan keluarga

(2) Lingkungan sekolah

(3) Lingkungan masyarakat

(4) Lingkungan kelompok

b) Ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

e. Hakikat Akuntansi

Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada

siswa SMA kelas XI jurusan IPS. Mata pelajaran ini diajarkan untuk

memberikan pengetahuan awal kepada siswa tentang akuntansi yang dapat

digunakan sebagai bekal untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Akuntansi

merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem untuk

menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan.

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accounting)

“Akuntansi adalah merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan

pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter transaksi dan

kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk

menafsirkan hasil-hasilnya”.

1) Fungsi dan Tujuan

a) Fungsi mata pelajaran Akuntansi

Fungsi mata pelajaran Akuntansi di SMK dan MA adalah

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti,

jujur, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan,

pengelompokkan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan

laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar

Akuntasi Keuangan (SAK).

b) Tujuan mata pelajaran Akuntansi

Tujuan mata pelajaran Akuntansi di SMK dan MA adalah membekali

tamatan SMK dan MA dalam berbagai kompetensi dasar agar mereka

menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan

prosedur Akuntansi dengan benar, baik untuk kepentingan melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat

sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa.

2) Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akuntansi di SMK dan MA

Ruang lingkup mata pelajaran Akuntansi dimulai dari dasar-dasar

konseptual, struktur, dan siklus Akuntansi. Adapun materi pokok pelajaran

Akuntansi di SMK dan MA adalah:

a) Akuntansi dan sistem informasi

b) Dasar hukum pelaksanaan Akuntansi

c) Struktur dasar Akuntansi

d) Siklus akuntansi perusahaan jasa

e) Siklus Akuntansi perusahaan dagang

f) Siklus Akuntansi koperasi

g) Analisis laporan keuangan

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

h) Metode kuantitatif

f. Pengertian Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi

Prestasi mata pelajaran Akuntansi yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran Akuntansi

dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah

melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

2. Hakikat Model Pembelajaran Direct Instruction

a. Pengertian Model Pembelajaran Direct Instruction

Joyce & Weil (2009) mendefinisikan model pembelajaran sebagai

kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan

pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Direct instruction atau pengajaran langsung dikenal dengan sebutan

active teaching, penyebutan tersebut mengacu pada gaya mengajar dimana

guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan

mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas, dengan berfokus pada

produksi hasil pembelajaran dengan menerapkan pemodelan ketrampilan dan

perilaku serta pemodelan berfikir.

Menurut Arends yang dikutip oleh Trianto (2009: 41) mengatakan

bahwa ”Direct instruction (pengajaran langsung) adalah salah satu pendekatan

mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang

berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang terstruktur

dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,

selangkah demi selangkah”.

Sedangkan menurut Joice,Weil, Calhaun (2000: 339): ”The term

direct instruction has been used by researchers to refer to a pattern of

teaching that consist of the teacher’s explaining a new concept or skill to a

large group of students, having them test their understanding by practicing

under tacher direction (that is, controlled practice), and encouraging them to

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

continue to practice under teacher guidance (guided practice)”. Uraian

tersebut menjelaskan bahwa model pengajaran langsung telah digunakan

untuk menjelaskan suatu konsep atau kemampuan baru kepada kelompok

besar siswa, memberikan ujian mengenai pemahaman materi dengan berlatih

dibawah bimbingan guru (latihan terbimbing/terkontrol) dan mendorong

mereka melanjutkan latihan dibawah pengawasan guru (latihan terbimbing).

Menurut Joice,Weil, Calhaun (2000: 338) model pembelajaan direct

instruction memiliki fokus utama antara lain:

1) Menitik beratkan pada prestasi belajar yang tinggi (the most prominent

features are an academic focus)

2) Adanya arahan dan bimbingan guru yang besar (a high degree of teacher

direction and control)

3) Adanya harapan yang besar untuk kemajuan siswa (high expectations for

pupil progress)

4) Adanya sistem pengelolaan waktu yang baik (a system for managing time)

5) Suasana lingkungan yang alami (atmosphere of relatively neutral affect)

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Direct Instruction

Direct instruction merupakan model pembelajaran yang berpusat

pada guru (teacher center). Menurut Arends yang dikutip oleh Kardi dan Nur

(2000: 27) Direct instruction memiliki 5 fase atau tahap pembelajaran, yaitu:

“estlabishing set, demonstrating, guided practice, feedback, dan extended

practice”. Menurut Kardi dan Nur (2000: 27) uraian lengkap dari

pengembangan kelima fase tersebut, yaitu:

1) Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa

Tujuannya yaitu untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa

pada pokok pembicaraan dan mengingatkan kembali pada hasil belajar

yang telah dimilikinya yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan

dipelajari, serta untuk memotivasi mereka agar berperan serta dalam

kegiatan pembelajaran. Penyampaian tujuan kepada siswa dapat dilakukan

guru melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

menuliskannya dipapan tulis yang berisi tahap-tahap dan isinya serta

alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap.

2) Presentasi dan demonstrasi

Kunci keberhasilan dalam model pembelajaran direct instruction

ialah mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti

langkah-langkah demonstrasi yang efektif. Direct instruction berpegang

teguh pada asumsi bahwa sebagian yang dipelajari (hasil belajar) berasal

dari mengamati orang lain. Agar dapat mendemontrasikan suatu konsep

atau keterampilan dengan baik, guru perlu sepenuhnya menguasai konsep

atau keterampilan yang akan didemonstrasikan dan berlatih melakukan

demostrasi untuk menguasai komponen-komponennya.

3) Memberikan latihan terbimbing

Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat

meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan

memungkinkan siswa menerapkan konsep atau keterampilan pada situasi

yang baru. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menerapkan

dan melakukan pelatihan antara lain:

a) Menugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna

b) Memberikan pelatihan kepada siswa sampai benar-benar menguasai

konsep atau keterampilan yang dipelajari

c) Memberikan kelebihan dan kekurangan pada seluruh latihan serta

menyelesaikan latihan pada tingkat awal.

4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan

balik, misalnya secara lisan, tes dan komentar tertulis. Tanpa umpan balik

yang spesifik, siswa tidak mungkin dapat memperbaiki kekurangannya

dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan ketrampilan yang mantap.

Menyediakan umpan balik yang efektif dapat ditempuh dengan cara:

a) Menyediakan umpan balik sesegera mungkin

b) Memberikan umpan balik yang spesifik

c) Umpan balik ditujukan langsung pada tingkah laku

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

d) Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa

e) Memberikan pujian dan umpanbalik pada kinerja yang benar

f) Apabila memberi umpan balik negatif, guru perlu menunjukkan

bagaimana tampilan yang benar

g) Membantu siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan

pada hasil

h) Mengajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri dan

bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya sendiri

5) Memberikan kesempatan latihan mandiri

Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menerapkan

keterampilan yang baru saja diperoleh secara mandiri, kegiatan ini

dilakukan oleh siswa secara pribadi yang dilakukan dirumah atau diluar

jam pelajaran.

Menurut Daniel Muijs dan David Reynold yang dikutip oleh Agus

Suprijono (2009: 50), langkah-langkah yang dilakukan pada tiap fase dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Tabel 1. Fase-Fase Model Pembelajaran Direct Instruction

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1 : Estabilishing Set

Menyampaikan tujuan dan memotivasi

peserta didik

Fase 2 : Demonstrating

Mendemonstrasikan pengetahuan atau

keterampilan

Fase 3 : Guided Practice

Membimbing pelatihan

Fase 4 : Feed back

Mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik

Fase 5 : Extended Practice

Memberikan kesempatan untuk

pelatihan lanjutan dan penerapan

Menjelaskan tujuan pembelajaran,

informasi latar belakang pelajaran,

mempersiapkan peserta didik untuk

belajar

Mendemonstrasikan keterampilan yang

benar, menyajikan informasi tahap

demi tahap

Merencanakan dan memberi pelatihan

awal

Mengecek apakah peserta didik telah

berhasil melakukan tugas dengan baik,

memberi umpan balik

Mempersiapkan kesempatan melakukan

pelatihan lanjutan, dengan perhatian

khusus pada penerapan kepada situasi

lebih kompleks dalam kehidupan

sehari-hari

(Sumber: Agus Suprijono, 2009: 50)

Kelima fase dalam pengajaran langsung dapat dijelaskan secara detail

seperti berikut:

1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik

Menjelaskan tujuan para siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa

mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu

mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan

serta dalam pelajaran itu.

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2) Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan

Kunci keberhasilan pada fase ini yaitu mendemonstrasikan pengetahuan

dan keterampilan sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah

demonstrasi yang efektif.

3) Memberikan latihan terbimbing

Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung adalah cara guru

mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing.” Keterlibatan

siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat

belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan

konsep/ keterampilan pada situasi yang baru atau yang penuh tekanan.

4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Pada pengajaran langsung, fase ini mirip dengan apa yang kadang-kadang

disebut umpan balik. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk

memberikan umpan balik kepada siswa.

5) Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

Kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase

akhir pelajaran pada pengajaran langsung adalah pekerjaan rumah.

Pekerjaan rumah atau berlatih secara mandiri, merupakan kesempatan bagi

siswa untuk menerapkan keterampilan baru yang diperolehnya secara

mandiri.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti model pembelajaran direct

instruction adalah sebagai berikut:

1) Guru menciptakan pembelajaran yang kondusif, kemudian memberikan

materi yang akan dibahas dengan didahului pemberian apersepsi yang

menyangkut materi sebelumnya agar diingat kembali oleh siswa.

2) Guru menjelaskan materi lanjutan dari materi sebelumnya secara

sistematis dan mendalam.

3) Guru mendemonstrasikan materi yang dipelajari dan memberi kesempatan

siswa untuk memahami materi yang telah diberikan.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4) Guru memberikan latihan terbimbing kepada siswa kemudian membahas

jawaban dari latihan yang sudah diberikan. Sehingga terjadi interaksi aktif

antara siswa dengan guru.

5) Dalam latihan terbimbing, siswa diarahkan untuk mengerti dan dapat

memahami serta menganalisis permasalahan yang ada. Dari permasalahan

tersebut, siswa diberi kesempatan untuk megemukakan pendapatnya dan

bertanya, kemudian guru memberikan soal latihan untuk dipecahkan oleh

siswa secara individu ataupun kelompok.

6) Siswa diberi latihan mandiri dari materi yang telah diberikan kemudian

dipresentasikan di depan kelas. Dalam presentasi tersebut, pikiran siswa

akan terangsang untuk mengemukakan pendapat dan mempertahankan

hasil pekerjaannya. Dalam proses ini, guru bertindak sebagai fasilitator

jalannya presentasi. Dalam fase ini, akan terjadi interaksi aktif antar siswa

dengan siswa dan antara siswa dengan guru.

7) Guru memberikan tugas rumah yang akan dibahas pada pertemuan

berikutnya.

8) Penilaian terhadap pembelajaran ini yaitu penilaian terhadap hasil.

9) Melalui pembelajaran ini diharapkan kontribusi pelaksanaan pembelajaran

akan meningkat sehingga prestasi belajar akuntansi akan meningkat.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Direct Instruction

Menurut Yuli Sulisnayanti (2009: 47) model pembelajaran direct

instruction memiliki kelebihan dan kelemahan antara lain:

1) Kelebihannya model pembelajaran direct instruction, yaitu:

a) Guru bisa mengontrol urutan dan keleluasaan materi pembelajaran,

dengan demikian dapat diketahui sampai sejauh mana siswa menguasai

bahan pelajaran yang disampaikan.

b) Melalui model direct instruction selain siswa dapat mendengar melalui

penuturan tentang suatu materi pelajaran, siswa juga bisa melihat atau

mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

c) Siswa dapat aktif terlibat dalam proses pembelajaran dengan

diberikannya waktu untuk latihan mandiri dan diskusi serta kegiatan

pendemonstrasian siswa itu sendiri.

d) Model ini dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang

besar.

2) Di samping memiliki kelebihan, model direct instruction juga memiliki

bebarapa kelemahan, diantaranya:

a) Model ini hanya mungkin dapat dilakukan untuk mata pelajaran

tertentu dan membutuhkan waktu yang relatif cukup lama agar semua

siswa dapat berpartisipasi selama proses pembelajaran.

b) Model ini tidak mungkin bisa mengatasi perbedaan setiap individu

baik perbedaan kemampuan, hubungan sosialisasi, dan lain

sebagainya.

c) Keberhasilan penerapan model ini sangat terbatas oleh kemampuan

guru dalam mengelola kelas dan menanamkan konsep materi kepada

siswa

d) Oleh karena gaya komunikasi kadang lebih banyak terjadi secara satu

arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan

materi menjadi sangat terbatas.

B. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian tindakan

kelas menggunakan model pembelajaran direct instruction antara lain:

1. Fatimah Ratnasari (2007) dalam penelitiannya yang berjudul ”Implementasi

Pembelajaran Direct Instruction Disertai Diskusi Untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Laju Reaksi Siswa Kelas XI SMAN I Colomadu”. Hasil

penelitian menunjukkan sikap positif siswa selama pembelajaran ditunjukkan

dengan sering mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru/ siswa

(97.55%), sering membaca buku/ LKS (99.18%), sering melaksanakan tugas

kelompok (100%), sering menulis sesuai dengan proses belajar mengajar

(100%). Sedangkan respon siswa terhadap model pembelajaran yang

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dilakukan guru secara umum 61.42% siswa menyatakan setuju. Pembelajaran

direct instruction disertai diskusi dapat meningkatkan pemahaman konsep

kimia pada materi pokok laju reaksi. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan

rata-rata nilai siswa dari tes awal (1.83), tes siklus I (4.99), dan tes siklus II

(7.03).

2. Yuli Sulisnayanti (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Di Kelas X AK 2 SMK Negeri

3 Surakarta Melalui Penerapan Metode Direct Instruction Tahun Diklat

2008/2009”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan

kualitas pembelajaran akuntansi (baik proses maupun hasil) melalui penerapan

metode pembelajaran Direct Instruction. Hal tersebut terefleksi dari beberapa

indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa dalam apersepsi menunjukkan

peningkatan dari 48.7 % atau 19 siswa menjadi 87 % atau 34 siswa. (2)

Selama proses pembelajaran berlangsung siswa yang menunjukkan keaktifan

mereka sebanyak 18 siswa pada siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 32

siswa, (3) Dalam ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada siklus I

terdapat 17 siswa, pada siklus II terdapat 33 siswa. (4) Adanya peningkatan

pencapaian hasil belajar siswa dari 59.5% atau 22 siswa menjadi 86,8% atau

33 siswa.

3. Aijaz Ahmed (The Turkish Online Journal of Educational Technology – April

2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Direct Instruction And Appropriate

Intervention For Children With Learning Problems”. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa direct instruction dapat mengembangkan prestasi belajar

mereka. The result of the delayed post-treatment test still shows that

experimental group performed statistically better than the comparison group

as a result of the treatment. The result of Post Hoc test shows that the

experimental group improved learning rate were 0.75, 0.86 and 0.77

respectively in maths, reading and social studies. This improved learning rate

is important educationally for children with learning problems.

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema

dan masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini

digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Berdasarkan kajian

teori yang telah dikemukakan peneliti dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai

berikut:

Konsep-konsep dalam Akuntansi itu tersusun mulai dari yang mendasar

atau mudah sampai pada yang paling sukar. Akuntansi merupakan mata pelajaran

yang membutuhkan pemahaman yang sangat mendalam dan prosesnya secara

bertahap dari materi ke materi berikutnya. Siswa akan dihadapkan pada kasus-

kasus yang membutuhkan pemahaman tentang prosedur penyelesaian yang

panjang, dan perhitungan yang kompleks, yang semua itu tidak akan cukup bila

dipelajari dengan cara menghafal. Oleh karena itu siswa perlu diberikan dasar-

dasar yang kuat mengenai materi akuntansi secara bertahap.

Pembelajaran akuntansi kebanyakan masih menggunakan model

konvensional seperti metode ceramah. Metode ini sebenarnya bisa diterapkan

dalam pembelajaran, namun metode ini kurang memberikan kesempatan yang

luas kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan

menggunakan model konvensional masih didominasi oleh guru sehingga akses

siswa untuk berkembang dan aktif dalam pembelajaran menjadi terbatas.

Pembelajaran akuntansi yang ada juga kurang inovatif dan variatif sehingga dapat

menjemukan siswa. Hal ini berdampak pada kurangnya konsentrasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran sehingga penguasaan siswa terhadap materi yang

disampaikan guru juga kurang optimal. Penguasaan materi pembelajaran yang

tidak optimal ini menyebabkan prestasi belajar siswa juga tidal optimal.

Dalam pelajaran akuntansi siswa dituntut untuk dapat memahami sebuah

konsep sehingga diperoleh pemahaman yang bersifat tahan lama dan menguasai

konsep-konsep akuntansi, bukan hanya menghafal teori. Oleh karena itu,

diperlukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran antara lain

dengan menggunakan model yang tepat. Pemilihan model yang tepat akan

membuat siswa lebih mudah memahami konsep atau materi. Salah satu model

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif dalam pembelajarn akuntansi adalah

model pembelajaran direct instruction. Model pembelajaran direct instruction

mengarah pada dunia akademis yaitu model mengajar yang menggunakan materi

yang terstruktur dan berkelanjutan. Pada model ini tujuan pada aktivitas

pengajaran adalah tingkat pemahaman konsep pelajaran bagi siswa, alokasi waktu

untuk instruksi cukup dan kontinue, isi materi berkembang, performance siswa

dimonitor dan feedback pada siswa diberikan segera dan berorientasi akademis.

Berdasarkan pada kajian teori dan tema yang diambil dalam masalah

penelitian diatas dan sesuai dengan judul masalah penelitian, yaitu : “Penerapan

Model Pembelajaran Direct Instruction (DI) Sebagai Upaya Peningkatan

Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta Tahun

Pelajaran 2009/2010”, maka kerangka pemikirannya dapat digambarkan sebagai

berikut:

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Kondisi Awal

1. Pembelajaran kurang menarik dan kurang inovatif karena

guru menggunakan pembelajaran konvensional.

2. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran kurang.

3. Prestasi belajar siswa kurang optimal.

Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction

1. Guru menciptakan pembelajaran yang kondusif dan memberikan

apersepsi.

2. Guru menjelaskan materi lanjutan.

3. Guru mendemonstrasikan materi yang dipelajari dan memberi

kesempatan siswa untuk memahami materi yang telah diberikan.

4. Guru memberikan latihan terbimbing dan mengarahkan siswa untuk

memahami dan dapat memecahkan permasalahan.

5. Siswa diberi latihan mandiri untuk dipecahkan baik secara individu

maupun kelompok, dari materi yang telah diberikan kemudian

dipresentasikan di depan kelas.

6. Guru memberikan post-test kepada siswa dari materi yang telah

dipelajari.

7. Penilaian terhadap pembelajaran ini yaitu penilaian terhadap hasil.

Kondisi Akhir

Prestasi belajar akuntansi siswa meningkat

ditunjukkan dengan tercapainya KKM,

meningkatnya nilai akhir siswa, dan meningkatnya

keaktifan siswa.

Gambar 1. Kerangka Berfikir Penerapan Model Direct Instruction

Tindakan PTK

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu persoalan.

Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

relevan serta kerangka pemikiran, maka dapat penulis merumuskan hipotesis

sebagai berikut ”Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Dapat

Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 4

Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”.

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Surakarta, yang beralamat di

Jalan L.U. Adisucipto Nomor 1. Adapun yang menjadi subyek penelitian ini

adalah siswa kelas XI IPS 4 dengan jumlah siswa 34 anak. Alasan pemilihan

sekolah ini sebagai tempat penelitian karena pertama, sekolah tersebut belum

pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis sehingga terhindar dari

kemungkinan penelitian ulang. Kedua, banyak siswa yg berpendapat (khususnya

siswa kelas XI IPS 4) bahwa pembelajaran akuntansi yang dilakukan saat ini

kurang menarik sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran dan prestasi

belajarnya juga kurang optimal. Ketiga, antara peneliti dengan sekolah sudah

terjalin hubungan yang baik.

2. Waktu Penelitian

Peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Februari 2010

sampai Juni 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan

laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian

Jenis Februari Maret April Mei Juni Juli

Kegiatan 2010 2010 2010 2010 2010 2010

1. Persiapan Penelitian

a. Penyusuanan Judul

b. Penyusunan Proposal

c. Perijinan

2. Perencanaan Tindakan

3. Implementasi Tindakan

a. Siklus I

b. Siklus II

4. Review

5. Penyusunan Laporan

(Sumber: Observasi Awal, 2010)

27

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Penelitian ini dikhususkan pada kelas XI jurusan IPS yang terdiri dari

enam kelas. Di mana jumlah siswa dari tiap kelas program ini rata-rata 34

siswa. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4

Surakarta tahun diklat 2009/2010 dengan jumlah siswa 34 anak.

2. Obyek Penelitian

Obyek pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah berbagai

kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar

mengajar yang terdiri dari:

a. Pemilihan model/metode pembelajaran

b. Pelaksanaan model/metode pembelajaran yang dipilih

c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar

d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

e. Prestasi proses pembelajaran

C. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam PTK berupa segala gejala atau peristiwa

yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang

telah ditetapkan. Data tersebut meliputi data sekolah, data siswa, nilai hasil belajar

dan keaktifan siswa. Data penelitan dikumpulkan dari berbagai sumber yang

meliputi:

1. Informan

Informan merupakan orang yang dapat memberikan informasi yang lebih

lengkap dan rinci yang berkaitan dengan penelitian sehingga dapat diperoleh

data yang obyektif. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi

informan adalah guru mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 4 Surakarta

tahun ajaran 2009/2010 dan juga praktikan.

2. Tempat atau Lokasi

Tempat atau lokasi menjadi sumber informasi karena dalam pengamatan harus

sesuai dengan konteksnya dan setiap situasi sosial melibatkan tempat atau

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sumber lokasinya. Tempat atau lokasi tindakan ini adalah sekolah dan ruang

kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta.

3. Peristiwa

Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, penelitian bisa mengetahui

proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan

sendiri secara langsung. Peristiwa dalam penelitian ini adalah proses kegiatan

belajar mengajar mata pelajaran akuntansi pada siswa XI IPS 4 SMA N 4

Surakarta.

4. Dokumen dan Arsip

Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya dalam

penelitian tindakan kelas ini. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang

dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian tindakan kelas

ini, yaitu; silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil

pekerjaan siswa. Dalam hal ini siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta tahun

ajaran 2009/2010.

D. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK), yang merupakan suatu penelitian praktis bertujuan untuk

memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Dalam bahasa

inggris PTK diartikan dengan Classroom Actions Research, disingkat CAR.

Menurut pendapat Ebbut yang dikutip oleh Kasihani Kasbolah (2001: 9),

“Penelitian tindakan kelas merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam

upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan

praktis serta refleksi dari tindakan tersebut”. Sedangkan Menurut Suharsimi

Arikunto (2007: 2-3), ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu:

1. Penelitian

Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan

suatu cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau

informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik

minat dan penting bagi si peneliti

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2. Tindakan

Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu. Dalam bentuk penelitian rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas

Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang

pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah

sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang

sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan ketiga pengertian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.

Menurut Kasihani Kasbolah (2001: 9), “Penelitian tindakan kelas merupakan

suatu bentuk penelitian yang yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku

dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya,

memahami pekerjan ini serta di mana pekerjaan ini dilakukan”.

Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam

kelasnya sendiri untuk menanggulangi masalah yang ada didalam kelas yang

bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran di dalam kelas.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan tugas dan tanggungjawab guru

terhadap kelasnya. Penelitian Tindakan Kelas berbeda dengan penelitian formal

akademik pada umumnya. Menurut Ibnu yang dikutip oleh Zainal Aqib (2009:

16), Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik antara lain:

1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional

2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya

3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi

4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional

5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus

Menurut Hopkins yang dikutip oleh Zainal Aqib (2009: 17) menyebutkan

prinsip- prinsip dasar yang melandasi penelitian tindakan kelas, antara lain:

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode penelitian

tindakan kelas yang diterapkannya tidak mengganggu komitmennya sebagai

pengajar

2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang

berlebihan dari guru sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran

3. Metodologi yang digunakan harus reliabel, sehingga memungkinkan guru

mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan,

mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta

memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang

dikemukakan

4. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah

yang cukup merisaukan, dan bertolak dari tanggungjawab profesional

5. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh

kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan

pekerjaannya

6. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom

excerding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam

konteks kelas dan atau mata pelajaran ertentu, melainkan perspektif misi

sekolah secara keseluruhan.

Menurut Hopkins (1993) yang dikutip oleh Prof. Suhardjono (2008: 64),

secara garis besar terdapat empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus,

yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan,3) pengamatan, dan 4) refleksi yang dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Gambar 2. Siklus PTK (Suharsimi Arikunto dkk, 2008: 74)

Keterangan:

1. Perencanaan

Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan

tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan

tersebut akan dilakukan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari

kegiatan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat

dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-

benar faktual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya,

masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil

pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan

peneliti.

Permasalahan Perencanaan

tindakan I Pelaksanaan

Tindakan I

Permasalahan

Baru Hasil

Refleksi

Refleksi I Pengamatan /

Pengumpulan data I

Perncanaan

Tindakan II

Pelaksanaan

Tindakan II

Apabila

Permasalahan

belum terselesaikan

Refleksi II

Dilanjutkan ke

Siklus

Selanjutnya

Pengamatan /

Pengumpulan Data

II

Siklus I

Siklus II

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan

melatarbelakangi PTK.

c. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun

kalimat pernyataan.

d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa

rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan

berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih

tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan

oleh guru.

e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan

indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data

yang dapat dipakai untuk menganalisis indicator keberhasilan itu.

f. Membuat secara rinci rancangan tindakan.

2. Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan

pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan

dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian

tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan

dilakukan,(b) kegiatan yang seharusnya dialakukan oleh guru,(c) kegiatan

yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media

pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis

intrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/pengamatan disertai

dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.

3. Observasi dan Interpretasi

Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.

Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya

berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti melakukan

pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama

pelaksanaan tindakan berlangsung.

Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format

observasi/ penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya

terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa

data kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data

kuantitatif yang menggambarkan kretifitas siswa, antusias siswa, mutu diskusi

yang dilakukan, dan lain sebagainya. Data yang dikumpulkan hendaknya

dicek untuk mengetahui keabsahannya. Data yang telah terkumpul

memerlukan analisis, baik untuk mempermudah penggunaan maupun dalam

penarikan kesimpulan. Untuk hal ini berbagai teknik analisis statistika dapat

digunakan.

4. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul,

kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Refleksi dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap

hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari

proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan

pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan pengumpulan data peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh

dua orang atau lebih secara langsung. Wawancara dilakukan oleh peneliti

terhadap guru dan siswa mengenai proses pembelajaran yang selama ini

dilakukan dan bagaimanakah hasil yang dicapai dari proses pembelajaran

tersebut. Jenis wawancara yang dilakukan adalah dengan wawancara bebas

terpimpin, di mana penginterview membawa kerangka pertanyaan yang telah

dibuat untuk disajikan, tetapi cara bagaimana pertanyaan itu diajukan sesuai

kebijaksanaan interviewer.

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi dilakukan dengan mengamati,

mengidentifikasi dan mencatat kelebihan serta kekurangan proses

pembelajaran. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi partisipasi

yaitu observasi dimana observer terlibat langsung secara aktif terhadap obyek

yang diteliti.

3. Tes

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi

belajar yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran, dan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan atau perkembangan pelaksanaan tindakan. Tes dilakukan

dengan dua cara, yaitu tes tertulis dan praktek atau lisan dengan

mendemonstrasikan pekerjaan mereka di depan kelas.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengamatan terhadap

gejala-gejala yang diteliti yang memberikan gambaran bagaimana sebuah

penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan

mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran saat penelitian dilaksanakan.

F. Teknik Analisis Data

Data yang tersedia dari pengumpulan data perlu dianalisis, sedangkan

untuk menganalisis data tersebut perlu digunakan teknik analisis data sehingga

data yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Data penelitian ini dianalisis

dengan menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif Komparatif

Analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan antara

kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan dengan hasil yang diperoleh

pada siklus I dan siklus II sehingga dapat dilihat adanya perbedaan sebelum

dan sesudah dilakukannya tindakan.

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar siswa yang

diperoleh dari tes formatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah kuantitatif

sederhana yang berupa penghitungan nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai

terendah, dan persentase jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan. Dari

informasi ini dapat diketahui sampai sejauh manakah keberhasilan siswa

dalam proses belajar mengajar.

3. Analisis Data Kualitatif

Analisis kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara rinci dan

lengkap selama proses penelitian berlangsung. Analisis data kualitatif

diperoleh berdasarkan hasil observasi, refleksi dari tiap-tiap siklus, dan

membandingkan kinerja siswa maupun guru dalam hasil pengamatan dengan

parameter atau teori tertentu.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian merupakan tahap-tahap yang ditempuh dalam

penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Adapun Tahap-tahap tersebut

meliputi:

1. Tahap Pengenalan Masalah

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:

a. Mengidentifikasi masalah

b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori

yang relevan

2. Tahap Persiapan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:

a. Penyusunan jadwal penelitian

b. Penyusunan bentuk tindakan yang sesuai dengan rencana pembelajaran

c. Penyusunan soal evaluasi

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu: siklus I, dan siklus II Setiap

siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan

tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.

4. Tahap Implementasi Tindakan

Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan dengan menerapkan

model pembelajaran direct instruction, yakni untuk meningkatkan pestasi

belajar akuntansi. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji

kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan.

5. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang

melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru. Pengamatan

dapat dilakukan secara beriringan bahkan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan (interpretasi model pembelajaran).

6. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah

dilakukan selama penelitian.

H. Proses Penelitian

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya

prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta

melalui penerapan model pembelajaran direct instruction. penelitian ini dilakukan

secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai. Setiap

siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan

Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi untuk

perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam dua

siklus, diantaranya:

1. Siklus Pertama (I)

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:

1) Skenario pembelajaran sebagai berikut:

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

a) Kegiatan awal:

(1) Apersepsi:

Guru menggali dan mengembangkan pengetahuan siswa

terhadap materi pelajaran yang akan dibahas.

Guru menjelaskan poin-poin kunci tujuan pembelajaran.

(2) Motivasi:

Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang materi

pelajaran

b) Kegiatan inti:

(1) Guru melakukan pendekatan terstruktur (ciri pengajaran

langsung) yakni menjelaskan materi pelajaran secara bertahap

dengan terstruktur dan jelas.

(2) Teacher directed (ciri pengajaran langsung). Guru

mendemonstrasikan/memberikan contoh, prosedur perhitungan

dari materi pelajaran dan memberikan latihan terbimbing

kepada siswa.

(3) Seatwork (peran praktik individual di dalam pengajaran

langsung)

Guru memberikan praktik tugas mandiri kepada siswa.

Guru berkeliling kelas memeriksa pekerjaan siswa.

Siswa membahas jawaban soal latihan yang sudah dikerjakan

melalui presentasi tugas.

Siswa didampingi guru membahas soal latihan yang telah

dikerjakan.

c) Kegiatan akhir:

(1) Menarik kesimpulan pembelajaran

(2) Guru memberikan pekerjaan rumah dengan memasukkan satu

atau dua soal revisi.

Selain membuat skenario pembelajaran, juga dibuat instrumen untuk

evaluasi yang berupa soal tes tertulis dan menetapkan indikator

ketercapaian.

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 3. Indikator Ketercapaian

Aspek yang diukur

Persentase

Target

Capaian

Cara mengukur

Ketuntasan hasil belajar

(standar nilai minimal

adalah 68)

80% Dihitung dari jumlah siswa yang

mendapatkan nilai 68 ke atas, untuk

siswa yang mendapat nilai 68 dianggap

telah mencapai ketuntasan belajar.

Keaktifan Siswa 70% Diamati saat siswa mengajukan

ide/pertanyaan, saat siswa menjawab

pertanyaan, dan saat siswa

mendemonstrasikan tugas, dengan

menggunakan lembar observasi dan

dihitung dari jumlah siswa yang

menunjukkan perhatian dan

kesungguhan dalam KBM.

(Sumber: Observasi Awal di Kelas XI IPS 4, 2010)

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang

telah direncanakan. Aktivitas PTK tidak boleh mengganggu kegiatan

pembelajaran, dalam arti menghambat atau mengalihkan fokus kegiatan

pencapaian tujuan pembelajaran.

c. Tahap observasi dan interpretasi

Tahap ini observasi dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasikan

aktivitas penerapan model pembelajaran direct instruction pada proses

pembelajaran akuntansi.

d. Tahap analisis dan refleksi

Tahap ini dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interpretasi

sehingga diperoleh kesimpulan terhadap semua informasi yang diperoleh

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dari pelaksanaan tindakan dan berguna untuk perencanaan siklus

berikutnya.

2. Siklus Kedua (II)

Pada siklus II Merencakan tindakan yang dilakukan pada siklus II yang

mendasarkan pada tahap refleksi siklus I, sebagai upaya perbaikan dari siklus

tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran

akuntansi.

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah diperbaiki pada

siklus sebelumnya (siklus I).

b. Mengamati/mengobservasi tindakan kegiatan belajar mengajar antara guru

dan siswa.

c. Melakukan kegiatan refleksi yang mengacu pada siklus sebelumnya.

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Riwayat Singkat

SMA Negeri 4 Surakarta bukan suatu sekolah yang terbentuk secara

langsung menjadi SMA Negeri, akan tetapi diawali dengan sekolah swasta yang

bernama SMA Bagian C. Didirikan oleh Drs. G. P. H. M. Prawironegoro pada

tahun 1946. berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

7371/13/1950 tanggal 2 September 1950, SMA Bagian C resmi menjadi SMA

Negeri 3 Bagian C dengan kepala sekolah G. P. H. M. Prawironegoro dan dibantu

wakil kepala sekolah Drs. Kabul Dwijolaksono.

SMA Negeri 3 Bagian C menempati gedung SD Kesatriyan Baluwarti

pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1951, selanjutnya dari tahun 1951 sampai

1958 menempati dua lokasi, yaitu gedung SMP Kristen Banjarsari dan Gedung

SMP Negeri 4 Surakarta. SMA Negeri Bagian C dari tahun ke tahun mulai

menampakkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Terbukti dari

daya tampung SMA ini yang semakin meningkat, maka Menteri P dan K

mengeluarkan SK No. 4083/B III tanggal 5 Agustus 1955 yang berisikan bahwa

SMA Negeri 3 Bagian C dipecah. Sejak saat itu nama SMA Negeri 3 Bagian C

tidak digunakan lagi. SMA Negeri 3 Bagian C dipecah menjadi dua bagian yaitu:

a. SMA Negeri 4 Bagian C dengan Kepala Sekolah Drs. G. P. H. M.

Prawironegoro yang menempati gedung SMP Kristen Banjarsari Surakarta.

b. SMA Negeri 5 Bagian C dengan Kepala Sekolah Drs, Kabul Dwijolaksono

yang menempati gedung SMP Negeri 4 Surakarta.

Kedua SMA tersebut pada bulan Agustus 1958 pindah ke gedung baru di

Jl. LU Adisucipto No.1 Surakarta, sedangkan kegiatan akademik atau proses

belajar mengajar dilaksanakan pada waktu:

a. SMA Negeri 4 Bagian C pada pagi hari jam 07.00 – 12.00 WIB

b. SMA Negeri 5 Bagian C pada siang hari jam 13.00 – 18.00 WIB

41

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Sejak bulan September 1974 untuk SMA Negeri 5 Bagian C menempati

gedung baru di daerah Bibis, Cengklik Surakarta. Sedangkan lokasi yang berada

di Jalan LU. Adisucipto No.1 digunakan seluruhnya oleh SMA Negeri 4 Bagian

C yang telah diubah namanya menjadi SMA Negeri 4 Surakarta sampai sekarang.

2. Struktur Organsisasi SMA Negeri 4 Surakarta

Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan .

Suatu lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap peningkatan pendidikan

dan pembentukan generasi yang berbudi luhur. Untuk memenuhi tuntutan –

tuntutan tersebut suatu lembaga harus mempunyai strategi dalam penanganannya.

Oleh sebab itu SMA negeri 4 Surakarta dalam pengeloalaannya memiliki struktur

organisasi yaitu :

Waka Bid.

Imersi

Waka Bid.

Kurikulum

Waka Bid

Kesiswaan

Waka Bid.

Supras

Waka Bid.

Humas

Hardjono, S.pd Dra. Eny Rosita Drs. Munarso Drs. Suharno Hariyanto,

S.Pd, M.Pd

PU :

Meyra Dwi N,

S.Si, M.Pd

Dra. Endang

Siwi R, M.Pd

PU :

Drs. Hari

Purwoto, M.Pd

Dra. Ratih Ismu

H. Nanang

Inwanto, S.Pd

PU :

Drs. Sunardi

Drs. Suyono

PU :

H. Sudarsono,

S.Pd

Yohannes

Sutopo, S.Pd

PU :

Drs. Titi

Priyono, MM.

Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Negeri 4 Surakarta

Kepala Sekolah

Drs. Edy Pudiyanto, M.Pd

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tugas dan fungsi daris struktur organisasi adalah :

a. Sebagai unit pelaksana teknis, pendidikan jalur sekolah di lingkungan

depdiknas di bawah tanggung jawab kepala kantor pendidikan pemuda

dan olahraga kota surakarta.

b. Melaksanakan pendidikan menengah umum di jalur sekolah bagian

tamatan SMP

c. Melaksanakan kurikulum yang belaku.

d. Membina hubungan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat

e. Melaksanakan bimbingan konseling bagi siswa

f. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga sekolah.

3. Motto, Visi, dan Misi SMA Negeri 4 Surakarta

a. Motto Sekolah

“ MEGAH, INDAH, JAYA”

b. Visi Sekolah

“UNGGUL DALAM PRESTASI SANTUN DALAM PERILAKU”

Dengan indikator :

1) Unggul dalam Ujian Nasional

2) Unggul dalam Persaingan Ujian Masuk PT

3) Unggul dalam Lomba Akademik dan Non Akademik

4) Unggul dalam Mentalitas dan Moralitas

c. Misi Sekolah

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan

keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

dengan upaya:

1) Memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan siswa.

2) Menghantarkan siswa dalam menguasai Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi.

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

3) Menyediakan wahana pembinaan siswa melalui pengembangan

IMTAQ.

4) Memperluas pengetahuan dan peningkatan SDM dalam pembelajaran.

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI-S4

di SMA Negeri 4 Surakarta

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

observasi awal untuk mengetahui pembelajaran akuntansi di XI IPS 4 SMA

Negeri 4 Surakarta. Kegiatan observasi dilakukan pada tanggal 5 April 2010 dan 7

April 2010. Berdasarkan dokumentasi nilai dan hasil diskusi awal dengan guru

mata pelajaran akuntansi dapat diketahui bahwa tingkat penguasaan materi

akuntansi siswa yang relatif masih rendah. Identifikasi lebih lanjut terhadap model

pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran akuntansi masih bersifat

konvensional yaitu dengan ceramah. Materi akuntansi yang kompleks serta model

pembelajaran yang masih konvensional ini menyebabkan siswa mudah jenuh

dalam mengikuti pembelajaran, mereka akhirnya cenderung ramai sendiri dengan

teman sebangkunya. Siswa dapat berkonsentrasi pada awal pelajaran dimulai tapi

setelah setengah jam kemudian siswa sudah mulai bosan dan kehilangan

konsentrasi belajar.

Berdasarkan analisis dokumen, nilai siswa kelas XI IPS 4 pada mata

pelajaran akuntansi dengan materi laporan keuangan perusahaan jasa, dari 34

siswa terdapat 9 siswa yang nilainya belum memenuhi batas nilai tuntas yaitu 68.

Nilai siswa kelas XI IPS 4 pada mata pelajaran akuntansi dengan materi laporan

keuangan perusahaan jasa sebelum dilakukan tindakan adalah sebagai berikut:

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 4. Hasil Nilai Siswa XI IPS 4 pada Observasi Awal

No. Nomor

Induk NAMA L/P

Nilai

Ulangan Keterangan

1. 18304 Ageng Tri Bayu Pramono L 70 Tuntas

2. 18307 Alma Hajjan Muhandhis L 65 Belum Tuntas

3. 18308 Alviana Afriska P 80 Tuntas

4. 18149 Amanda Ayudia Putri P 75 Tuntas

5. 18225 Andry Dimas Pradesasta L 80 Tuntas

6. 18312 Ardian Wisnu Wardhana L 78 Tuntas

7. 18150 Arfian Mahendra Tama L 55 Belum Tuntas

8. 18151 Arinda Anggit Pawestri P 75 Tuntas

9. 18152 Auvi Nurul Yasmin P 68 Tuntas

10. 18116 Bagus Hendro Kusumo L 65 Belum Tuntas

11. 18270 Deon Marlen L 78 Tuntas

12. 18318 Diva Qanita Octaviana P 70 Tuntas

13. 18160 Ervin Ahmad Saputro L 65 Belum Tuntas

14. 18320 Evita Nur Estini P 78 Tuntas

15. 18238 Fatimah Puspita Pambudi P 75 Tuntas

16. 18163 Febriana Pralasia P 78 Tuntas

17. 18202 Fenndy Satria Wijaya L 75 Tuntas

18. 18242 Hergi Rabjani L 60 Belum Tuntas

19. 18126 Hisyam Faturrahman L 80 Tuntas

20. 18244 Ikhsan Fahmi L 75 Tuntas

21. 18167 Intan Sani Putri P 78 Tuntas

22. 18245 Inu Ardhanvi Adiputri P 70 Tuntas

23. 18328 Krishna Cahya Murthi K L 65 Belum Tuntas

24. 18344 Lancia Eka Sari Putri P 68 Tuntas

25. 18133 Miranti Rizki Amalia P 65 Belum Tuntas

26. 18052 Muhammad Fathan L 78 Tuntas

27. 18332 Muhammad Fuad Z L 75 Tuntas

28. 18335 Prativi Kartika Devi P 68 Tuntas

29. 18252 Priscilya Vita Riandita Ayu Kusu P 65 Belum Tuntas

30. 18213 Putri Andini P 85 Tuntas

31. 18253 Rahardyan Bayu Prafitra L 78 Tuntas

32. 18293 Rizal Himmawan Sucipto L 75 Tuntas

33. 18339 Syarifudin L 65 Belum Tuntas

34. 18221 Yudha Maulana L 70 Tuntas

Rata-rata Kelas 72,06

(Sumber: Nilai Ulangan pada saat Observasi Awal, 2010)

Dari sumber data diketahui bahwa 9 orang nilainya belum memenuhi

batas nilai tuntas atau sebesar 26,47%, sehingga jumlah siswa yang nilainya sudah

mencapai batas nilai tuntas yaitu sebanyak 25 siswa atau sebesar 73,53%.

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Disamping itu nilai rata-rata kelas juga hanya mencapai 72,06. Sebagai salah satu

sekolah yang diunggulkan di Surakarta, nilai siswa seharusnya bisa menunjukkan

prestasi yang lebih bagus lagi.

Adanya permasalahan tersebut maka timbul pemikiran peneliti untuk

menerapkan model pembelajaran direct instruction. Model pembelajaran direct

instruction merupakan cara mengajar dimana guru memberikan konsep dasar

sehingga membentuk pengetahuan dan keterampilan yang baru pada diri siswa

yang dapat diajarkan setahap demi setahap dengan pola yang terstruktur sehingga

siswa lebih mudah menyerap dan memahami konsep, pengetahuan, kemampuan

baru, secara bertahap, sedikit demi sedikit dan didukung oleh peran guru sebagai

fasilitator dalam mengembangkan kemampuan siswa.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing

siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan

tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.

1. Siklus 1

Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui metode direct

instruction (pengajaran langsung) adalah:

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan Tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, 19

April 2010 di ruang guru SMA Negeri 4 Surakarta. Guru bersama peneliti

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian

ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam

memahami materi dan masih rendahnya tingkat keaktifan siswa serta

kurangnya minat mengikuti pelajaran akuntansi. Kemudian disepakati

bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 3 kali

pertemuan, yakni pada 28 April 2010 , 5 Mei 2010, dan 10 Mei 2010.

Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

1) Peneliti sebagai guru membuat skenario pembelajaran akuntansi

menggunakan metode Direct Instruction, dengan skenario

pembelajaran sebagai berikut:

a) Pertemuan pertama (2×45 menit)

(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa

(2) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat

siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.

(3) Memberi pengarahan tentang model pembelajaran direct

instruction yang akan diterapkan.

(4) Memberikan handout materi yang akan dibahas.

(5) Guru menjelaskan materi jurnal umum untuk perusahaan

dagang.

(6) Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah

disampaikan dan membuka kesempatan untuk tanya jawab.

Kegiatan ini disebut asimilasi, dimana siswa diharapkan

mampu mengintegrasikan antara konsep atau pengalaman

baru yang mereka lihat saat guru mendemonstrasikan materi

ke dalam skema atau pola yang sudah ada di pikirannya.

(7) Guru memberikan latihan soal secara terbimbing kepada

siswa. Guru melakukan pendekatan kepada siswa, dan

membantu memberikan penjelasan kepada siswa yang

mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan soal.

(8) Guru memonitoring semua pekerjaan siswa. Guru membantu

siswa yang belum paham sepenuhnya materi yang diberikan.

(9) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.

(10) Salam penutup

b) Pertemuan Kedua (2×45 menit)

(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa

(2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan

dalam pembelajaran.

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

(3) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab

kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada

pada diri siswa.

(4) Guru memberikan latihan soal secara mandiri tentang materi

yang telah diberikan. Siswa dapat mengerjakan soal melalui

diskusi dengan teman agar terjadi interaksi dapat terjalin.

(5) Siswa diminta untuk mempresentasikan tugas yakni dengan

mengerjakan latihan serta menjelaskan perhitungan dari

jawaban soal tersebut di depan kelas.

(6) Guru memberikan kontrol bimbingan dalam pembahasan

latihan soal dengan menyempurnakan penjelasan siswa dalam

mempresentasikan tugas.

(7) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.

(8) Salam penutup

c) Pertemuan Ketiga (1×45menit)

(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa

(2) Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah

dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.

(3) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa seatwork,

yakni soal latihan untuk materi jurnal umum untuk

perusahaan dagang, dan meminta siswa agar mengerjakan

secara mandiri serta tidak saling bekerja sama.

(4) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat

mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan

tertib dan tenang.

(5) Guru meminta lembar jawab soal

(6) Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan

membahasnya.

(7) Salam penutup.

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

materi jurnal umum untuk perusahaan dagang dengan metode Direct

Instruction

3) Guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes.

Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).

Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi

yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan siswa

selama proses belajar mengajar berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan,

seperti yang telah direncanakan, yaitu tanggal 28 April 2010 , 5 Mei 2010,

dan 10 Mei 2010di ruang kelas XI IPS 4. Pertemuan dilaksanakan selama

5 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Materi pada

pelaksanaan tindakan I ini adalah jurnal umum untuk perusahaan dagang.

Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan konsep materi jurnal umum

untuk perusahaan dagang. Pertemuan kedua diisi dengan melanjutkan

materi jurnal umum untuk perusahaan dagang dan memberikan latihan

terbimbing untuk siswa, kemudian meminta beberapa siswa untuk

mempresentasikan hasil pekerjaannya. Urutan pelaksanaan tindakan

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama (Rabu, 28 April 2010)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian

melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran, seluruh siswa

masuk semua. Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah

siswa sudah siap untuk mengikuti proses pembelajaran.

b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pelajaran. Siswa

memperlihatkan perhatian mereka kepada setiap kalimat yang guru

ucapkan.

c) Guru mendemonstrasikan jurnal umum untuk perusahaan dagang.

Namun sebelumnya guru mendemonstrasikan tentang konsep

akuntansi perusahaan dagang.

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

d) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka

rasa belum jelas.

e) Guru memberikan latihan soal secara terbimbing kepada siswa.

Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa. Guru

memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya pada saat guru

berkeliling. Beberapa siswa mau bertanya pada guru mengenai

kesulitan dalam pengerjaan latihan soal tersebut.

f) Guru memonitoring semua pekerjaan siswa. Guru membantu siswa

yang belum paham sepenuhnya materi yang diberikan.

g) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan

kesimpulan dan menyuruh siswa untuk mempelajari lagi tentang

materi yang sudah di ajarkan.

2) Pertemuan Kedua ( Rabu,5 Mei 2010)

a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa

b) Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah

dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.

c) Guru melanjutkan penyampaian materi jurnal umum perusahaan

dagang kepada siswa.

d) Siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal secara mandiri

mengenai konsep akuntansi perusahaan dagang serta jurnal umum

untuk perusahaan dagang.

e) Siswa dapat berdiskusi dengan teman dalam mengerjakan soal.

Sebagian besar siswa sudah mengerjakan dengan benar meskipun

ada beberapa siswa yang mengerjakan tetapi masih kurang lengkap

dan kurang teliti dalam pengerjaan soal.

f) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas

mempresentasikan hasil pekerjaannya yakni dengan menjawab soal

dan menjelaskan cara perhitungannya di depan kelas.

g) Pada saat demonstrasi berlangsung, banyak dari siswa bertanya dan

guru memberikan stimulus serta umpan kepada siswa.

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

h) Guru melanjutkan demonstrasi soal pada pertemuan sebelumnya

sampai soal yang diberikan kepada siswa habis.

i) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan

kesimpulan dan memberitahukan kepada siswa untuk pertemuan

berikutnya diadakan evaluasi atau ulangan untuk jurnal umum

untuk perusahaan dagang.

3) Pertemuan Ketiga ( Senin,10 Mei 2010)

a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa

b) Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah

dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.

c) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mempersiapkan alat

tulis yang diperlukan untuk post tes.

d) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal pilihan

ganda materi jurnal umum perusahaan dagang, dan meminta siswa

agar mengerjakan secara mandiri serta tidak saling bekerja sama.

e) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat

mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.

f) Masih ada beberapa siswa yang mencoba bekerjasama. Guru

menegur satu per-satu siswa yang kedapatan bekerjasama.

g) Guru meminta lembar jawab soal

h) Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan membahasnya.

i) Salam penutup.

c. Observasi dan Interpretasi

Pelaksanaan tindakan penelitian ini bersamaan dengan

dilakukannya observasi selama pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan

oleh peneliti mengacu pada lembar observasi yang telah disusun.

Observasi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi penerapan model

pembelajaran direct instruction di kelas XI IPS 4. Peneliti mengambil

posisi di dalam kelas sebagai guru kelas dan berkolaborasi dengan Drs.

Hariyanto, S.Pd, M.Pd selaku guru akuntansi di XI IPS 4 agar peneliti dan

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

guru dapat bersama-sama mengamati langsung proses belajar mengajar

akuntansi. Pada pertemuan pertama dan kedua, yaitu 28 April 2010 dan 5

Mei 2010 guru menyampaikan materi akuntansi jurnal umum untuk

perusahaan dagang dengan model pembelajaran direct instruction secara

jelas dan mengadakan presentasi hasil latihan soal (latihan secara

terbimbing) yang diberikan kepada siswa. Pada pertemuan ketiga yaitu 10

Mei 2010, peneliti sebagai guru melakukan evaluasi akhir dari siklus I

agar hasil belajar dari siklus I dapat segera diketahui. Dari kegiatan

tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan

menggunakan model direct instruction sudah dijelaskan secara rinci dalam

pelaksanaan tindakan I.

Berikut ini adalah hasil observasi penerapan model pembelajaran

direct instruction:

1) Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan atau ide pada saat

pembelajaran sebesar 67,65%, sedangkan 32,35% lainnya masih belum

berani mengemukakan ide dan pertanyaan dikarenakan siswa terbiasa

mendengarkan dan sedikit bertanya maupun menjawab pertanyaan

pada saat pembelajaran dengan model konvensional.

2) Siswa yang aktif menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung sebesar 70,59%, sedangkan 29,41% lainnya

kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini disebabkan karena

sebagian siswa masih merasa malu dan tidak percaya diri dalam

mengajukan pendapatnya. Siswa juga masih takut mengajukan

pendapatnya karena takut dinilai salah oleh guru.

3) Siswa yang aktif dalam mendemonstrasikan tugas dari guru ke depan

kelas sebesar 67,65%, sedangkan yang 32,35% hanya menunggu dan

melihat temannya menyelesaikan tugas. Hal ini dikarenakan beberapa

siswa masih merasa malu dan tidak percaya diri dalam menjawab

pertanyaan dari guru.

4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa

siswa yang sudah mampu mengerjakan soal jurnal umum untuk

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

perusahaan dagang dan memenuhi SKM sebesar 86,3%, sedangkan

14,7% siswa lainnya belum memenuhi SKM. Hal ini disebabkan

mereka masih kesulitan dalam memahami materi dan kurang teliti

dalam pengerjaan soal. Nilai rata-rata kelas 79,9 atau 80.

d. Analisis Refleksi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat

bahwa penerapan model pembelajaran direct instruction mampu

meningkatkan prestasi dan keaktifan siswa.

Sebelum penerapan model pembelajaran direct instruction (DI),

rata-rata kelas adalah 72,06. Namun setelah diterapkannya model

pembelajaran ini, rata-rata kelas naik menjadi 80. Jumlah siswa yang

mendapatkan nilai diatas standar ketuntasan 68 sebanyak 85,29% atau 29

siswa dari jumlah keseluruhan 34 siswa. Dengan kata lain, salah satu

indikator ketercapaian pada siklus I telah tercapai, yaitu 85,29% atau 29

siswa telah memperoleh nilai diatas 68 dari 80% target yang direncanakan.

Tetapi pada siklus I ini keaktifan siswa belum mancapai target yang

direncanakan yaitu 70%, sehingga peneliti ingin menerapkan lagi model

pembelajaran direct instruction (DI) agar model pembelajaran ini terbukti

dapat membantu meningkatkan prestasi siswa serta meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Beberapa kelemahan guru yang ditemukan dalam siklus I ini adalah

sebagai berikut:

a) Kontrol guru dalam pembelajaran masih kurang maksimal

sehingga masih banyak siswa yang ramai di dalam kelas.

b) Guru belum dapat memonitoring tugas semua siswa.

c) Guru dalam menyampaikan materi dan mendemontrasikan jawaban

atas tugasnya terlalu cepat sehingga banyak siswa yang belum

sepenuhnya mengerti.

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

d) Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu

menyelesaikan tugas dengan benar, teliti, dan lebih cepat daripada

siswa yang lain.

2) Beberapa kekurangan dari segi siswa dalam siklus I adalah sebagai

berikut:

a) Beberapa siswa belum berani mendemonstrasikan hasil

pekerjaannya di depan kelas karena kurang percaya diri.

b) Beberapa siswa yang hanya mau bertanya pada saat guru

melakukan pendekatan.

Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi

yang dapat dilakukan adalah:

1) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan monitoring yang merata

kepada semua siswa, selain sebagai pengawasan juga agar tidak ada

siswa yang merasa kurang diperhatikan.

2) Guru harus lebih mengatur alokasi waktu untuk setiap tahap-tahap

pembelajaran.

3) Guru harus lebih tegas untuk menegur siswa yang ramai atau yang

kurang disiplin.

4) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa

bekerjasama dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini

bertujuan agar untuk memacu semangat setiap siswa untuk

menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan rapi.

2. Siklus 2

Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui metode

Direct Instruction adalah:

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Kegiatan perencanaan Tindakan II dilaksanakan pada hari Sabtu, 8

Mei 2010 di ruang guru SMA Negeri 4 Surakarta. Guru bersama peneliti

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian

ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi

dari siklus I terdapat beberapa kekurangan, kemudian disepakati bahwa

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 2 kali

pertemuan, yakni pada hari Senin tanggal 17 Mei 2010 dan hari Rabu 19

Mei 2010 dengan rancangan sebagi berikut:

1) Peneliti sebagai guru membuat skenario pembelajaran akuntansi

dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction, skenario

pembelajaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Pertemuan Pertama (1x45 menit)

(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik

siswa maupun kelas.

(3) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran sebelumnya dan

memberitahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.

(4) Mengulang sedikit materi tentang jurnal umum perusahaan

dagang.

(5) Guru memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan

materi yang belum jelas.

(6) Guru memberikan latihan soal berupa seatwork dari materi

jurnal umum perusahaan dagang kepada siswa untuk

dikerjakan secara terbimbing.

(7) Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan.

(8) Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa. Guru

memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya pada saat

guru berkeliling.

(9) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan

kelas mempresentasikan hasil pekerjaannya yakni dengan

menjawab soal dan menjelaskan cara perhitungannya di depan

kelas.

(10) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang soal latihan yang belum dipahami.

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

(11) Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai

latihan mandiri siswa dengan materi jurnal umum perusahaan

dagang untuk dikumpulkan di pertemuan berikutnya.

(12) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan

kesimpulan dan menyuruh siswa untuk mempelajari lagi

tentang materi yang sudah di ajarkan.

(13) Guru menyampaikan salam penutup dan memberitahu untuk

pertemuan berikutnya diadakan evaluasi atau ulangan terakhir.

b) Pertemuan Kedua (2x45 menit)

(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa

(2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan

dilakukan

(3) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas mandiri

yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.

(4) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir

atas materi yang telah dibahas.

(5) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai

dan meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling

bekerja sama.

(6) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat

mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan

tertib dan tenang.

(7) Guru meminta lembar jawab soal.

(8) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah berikan agar

siswa mengetahui letak kesalahannya.

(9) Salam penutup.

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

materi jurnal umum perusahaan dagang dengan model pembelajaran

Direct Instruction.

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

3) Peneliti sebagai guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes

dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir

siklus). Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman

observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan

dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan,

seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Senin tanggal 17 Mei

2010 dan hari Rabu tanggal 19 Mei 2010 di ruang kelas XI IPS 4.

Pertemuan dilaksanakan selama 3×45 menit sesuai dengan skenario

pembelajaran dan RPP. Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah

jurnal umum untuk perusahaan dagang. Pada pertemuan pertama, guru

menjelaskan konsep materi jurnal umum untuk perusahaan dagang.

Pertemuan kedua diisi dengan melanjutkan materi jurnal umum untuk

perusahaan dagang dan memberikan latihan terbimbing untuk siswa,

kemudian meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil

pekerjaannya. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai

berikut:

Pada pertemuan pertama guru mengulang sekilas materi yang

disampaikan pada siklus I, kemudian guru memberikan latihan terbimbing

kepada siswa berupa seatwork dari materi jurnal umum pada perusahaan

dagang. Pada pertemuan kedua, guru melakukan tes evaluasi akhir siklus

II dengan materi jurnal umum perusahaan dagang.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama (Senin, 17 Mei 2010)

a) Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa

b) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa

maupun kelas.

c) Guru mengulang sedikit tentang materi yang terdahulu.

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

d) Guru memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan materi

yang belum jelas.

e) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran sebelumnya dan

memberitahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.

f) Guru memberikan latihan soal berupa seatwork dari materi jurnal

umum perusahaan dagang kepada siswa untuk dikerjakan secara

terbimbing.

g) Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan.

h) Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa. Guru

memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya pada saat guru

berkeliling.

i) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas

mempresentasikan hasil pekerjaannya yakni dengan menjawab soal

dan menjelaskan cara perhitungannya di depan kelas.

j) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang soal latihan yang belum dipahami.

k) Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai latihan

mandiri siswa dengan materi jurnal umum perusahaan dagang

untuk dikumpulkan di pertemuan berikutnya.

l) Guru menyampaikan salam penutup dan memberitahu untuk

pertemuan berikutnya diadakan evaluasi atau ulangan terakhir.

2) Pertemuan Kedua (Rabu, 19 Mei 2010)

a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa

b) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan

dilakukan

c) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas mandiri yang

diberikan pada pertemuan sebelumnya.

d) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas

materi yang telah dibahas.

e) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai dan

meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama.

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

f) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat

mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.

g) Guru meminta lembar jawab soal.

h) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah berikan agar siswa

mengetahui letak kesalahannya.

i) Salam penutup.

c. Observasi dan Interpretasi

Pelaksanaan tindakan penelitian ini bersamaan dengan

dilakukannya observasi selama pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan

oleh peneliti mengacu pada lembar observasi yang telah disusun.

Observasi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi penerapan model

pembelajaran direct instruction di kelas XI IPS 4. Peneliti mengambil

posisi di dalam kelas sebagai guru kelas dan berkolaborasi dengan Drs.

Hariyanto, S.Pd, M.Pd selaku guru akuntansi di XI IPS 4 agar peneliti dan

guru dapat bersama-sama mengamati langsung proses belajar mengajar

akuntansi.

Pada pertemuan pertama guru mengulang sekilas materi yang

disampaikan pada siklus I, kemudian guru memberikan latihan terbimbing

kepada siswa berupa seatwork dari materi jurnal umum pada perusahaan

dagang. Pada pertemuan kedua, guru melakukan tes evaluasi akhir siklus

II dengan materi jurnal umum perusahaan dagang. Dari kegiatan tersebut,

diperoleh deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi

dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction seperti yang

telah diungkapkan dalam pelaksanaan tindakan II.

Berikut ini adalah hasil observasi penerapan model pembelajaran

direct instruction:

1) Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan atau ide pada saat

pembelajaran sebesar 76,47%, sedangkan 23,53% lainnya masih belum

berani mengemukakan ide dan pertanyaan dikarenakan siswa terbiasa

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

mendengarkan dan sedikit bertanya maupun menjawab pertanyaan

pada saat pembelajaran dengan model konvensional.

2) Siswa yang aktif menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung sebesar 82,35%, sedangkan 17,65% lainnya

kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini disebabkan karena

sebagian siswa masih merasa malu dan tidak percaya diri dalam

mengajukan pendapatnya. Siswa juga masih takut mengajukan

pendapatnya karena takut dinilai salah oleh guru.

3) Siswa yang aktif dalam mendemonstrasikan tugas dari guru ke depan

kelas sebesar 73,53%, sedangkan yang 26,47% hanya menunggu dan

melihat temannya menyelesaikan tugas. Hal ini dikarenakan beberapa

siswa masih merasa malu dan tidak percaya diri dalam menjawab

pertanyaan dari guru.

4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus II dapat diidentifikasi

bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal jurnal umum untuk

perusahaan dagang dan memenuhi SKM sebesar 100% atau sebanyak

34 siswa. Nilai rata-rata kelas naik dari 80 menjadi 86,62.

d. Analisis Refleksi Tindakan Siklus II

Pada tahap ini hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis oleh

peneliti, untuk kemudian dilakukan refleksi untuk melihat kekurangan dan

kelemahan yang terjadi. Penerapan model pembelajaran direct instruction

pada siklus II lebih baik daripada siklus I. Prestasi belajar yang dicapai

siswa mengalami peningkatan yang cukup berarti. Sebelum penerapan

model pembelajaran direct instruction, nilai rata-rata kelas naik menjadi

80 pada siklus I dan 85 pada siklus II. Pada siklus II 100% siswa nilainya

sudah mencapai batas tuntas keberhasilan belajar. Dengan kata lain, salah

satu indikator ketercapaian pada siklus II telah tercapai, yaitu 100 % siswa

telah memperoleh nilai diatas 68 dari 80% target yang direncanakan.

Kondisi ini lebih baik dari siklus I yang hanya 86,3% siswa yang

mencapai nilai di atas 68 yang merupakan Standar Ketuntasan Minimal

(SKM).

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Keaktifan siswa juga meningkat di siklus II. Keaktifan siswa dalam

mengajukan pertanyaan atau ide meningkat dari 67,65% di siklus I

menjadi 76,47 di siklus II. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan

selam pembelajaran juga meningkat dari 70,59% di siklus I menjadi

82,35% di siklus II. Kekatifan siswa dalam mendemonstrasikan tugas ke

depan kelas meningkat dari 67,65% di siklus I menjadi 73,53% di siklus

II. Pada siklus II keaktifan siswa mengalami peningkatan dan telah

mencapai target yang direncanakan yaitu 70%. Dengan demikian, semua

indikator ketercapaian pada siklus II telah tercapai.

Kekurangan pelaksanakan tindakan siklus II, yaitu:

1) Masih banyak siswa yang kurang percaya diri untuk

mendemonstrasikan hasil pekerjaannya ke depan kelas.

2) Guru masih belum memberikan perhatian menyeluruh kepada siswa

yang masih pasif pada saat pembelajaran. Guru masih harus

melakukan pendekatan untuk memberikan motivasi kepada siswa.

Berdasarkan hasil observasi tindakan pada siklus II, peneliti

melakukan analisis sebagai berikut:

1) Guru sudah lebih bisa menguasai kelas sehingga ketika mengajar

perhatiannya bisa tersebar pada seluruh bagian kelas.

2) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

mengalami peningkatan. Siswa tidak lagi melakukan hal-hal yang

tidak perlu dan jauh lebih bersemangat saat mengerjakan tugas dan

saat mendemonstrasikan tugas, meskipun ada beberapa siswa yang

masih pasif saat pembelajaran berlangsung.

Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan

analisis yang telah dilakukan adalah :

1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

2) Guru harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan terhadap

beberapa siswa yang masih pasif dalam proses pembelajaran.

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

3) Guru lebih inovatif dalam menggunakan berbagai model dan metode

pembelajaran pada saat mengajar sehingga siswa lebih bersemangat

dalam mengikuti pelajaran dan tidak cepat bosan.

D. PEMBAHASAN

Hasil pelaksanaan siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran direct instruction dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

kelas XI IPS 4 pada mata pelajaran akuntansi.

Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, peneliti menganalisis hasil

post-test siklus I dan post-test siklus II.

Ketuntasan belajar dihitung dengan rumus:

Jumlah siswa yang tuntas

Ketuntasan = x 100%

Jumlah seluruh siswa

Tabel 5. Ketuntasan Belajar Siswa

Kriteria

Jumlah Siswa Presentase

Sebelum

Penerapan Siklus I Siklus II

Sebelum

Penerapan Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

25

9

29

5

34

0

73,53%

26,47%

85,29%

14,71%

100%

0

(Sumber: Data Primer yang Diolah, 2010)

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Peningkatan prestasi belajar dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Gambar 4. Grafik Prestasi Belajar Siswa

Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model

pembelajaran direct instruction nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan.

Sebelum diterapkannya model pembelajaran direct instruction, nilai rata-rata kelas

pada observasi awal adalah 72,06, tetapi setelah penerapan model pembelajaran

direct insruction nilai rata-rata kelas menjadi 80 di siklus I dan 86,62 di siklus II.

Pada siklus I nilai rata-rata kelas 80, sebanyak 29 siswa (85,3%) mendapat nilai di

atas 68 dari 80% target yang direncanakan. Pada siklus II nilai rata-rata kelas

86,62 sehingga terjadi peningkatan dibanding siklus I. Sebanyak 34 siswa (100%)

sudah mencapai nilai di atas 68 dari 80% target yang direncanakan.

Hasil pelaksanaan siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran direct instruction dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

kelas XI IPS 4 pada mata pelajaran akuntansi. Selain itu dengan menerapkan

model pembelajaran direct instruction, keaktifan siswa juga meningkat. Hal

tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Grafik Prestasi Belajar

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 6. Keaktifan Siswa

Aspek Jumlah Siswa Persentase

Kenaikan Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

Keaktifan siswa dalam

mengajukan ide/pertanyaan 23 26 67,65% 73,53% 5,88%

Keaktifan siswa dalam

menjawab pertanyaan 24 28 70,59% 82,35% 11,76%

Keaktifan siswa dalam

mendemonstrasikan tugas 23 25 67,65% 76,47% 8,82%

(Sumber: Data primer yang diolah, 2010)

Peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada grafik

sebagai berikut:

Gambar 5. Grafik Keaktifan Siswa

Grafik di atas memberikan informasi bahwa dengan adanya penerapan

model pembelajaran direct instruction (DI) maka keaktifan siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran akuntansi mengalami peningkatan antara lain:

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Siklus I Siklus II

Grafik Keaktifan Siswa

Keaktifan Bertanya Keaktifan Menjawab Keaktifan dalam demonstrasi tugas

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

1. Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan atau ide selama proses belajar

mengajar yaitu sebanyak 23 siswa (67,65%) pada siklus I menjadi 26 siswa

(73,53%) pada siklus II, dari 70% target yang direncanakan. Keaktifan

mengajukan pertanyaan atau ide dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan

sebesar 5,88%.

2. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung yaitu 24 siswa (70,59%) pada siklus I menjadi 28 siswa (82,35%)

pada siklus II, dari 70% target yang direncanakan. Keaktifan menjawab

pertanyaan dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebesar 11,76%.

3. Siswa yang aktif dalam mendemonstrasikan tugas ke depan kelas yaitu 23

siswa (67,65%) pada siklus I menjadi 25 siswa (76,47%) pada siklus II, dari

70% target yang direncanakan. Keaktifan mendemonstrasikan tugas ke depan

kelas dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebesar 8,82%.

Dalam penelitian ini prestasi siswa dapat mencapai 100% sedangkan

keaktifan siswa belum mencapai 100%. Hal ini disebabkan karena siswa sudah

terbiasa dengan model pembelajaran konvensional, sehingga siswa lebih terlatih

dalam kemampuan kognitif yang meliputi aspek pengetahuan, pemahaman,

penghafalan. Hal inilah yang menyebabkan presentase keaktifan siswa dalam

menjawab pertanyaan lebih tinggi daripada presentase kaktifan siswa dalam

megajukan pertanyaan atau ide maupun presentase keaktifan siswa dalam

mendemonstrasikan tugas ke depan kelas. Walaupun siswa dapat menguasai

materi yang disampaikan guru namun keaktifan siswa yang meliputi kemampuan

berkomunikasi, bertanya, menjawab maupun berpendapat masih kurang terlatih,

sehingga belum semua siswa dapat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Penerapan model pembelajaran direct instruction dalam pembelajaran

akuntansi dapat menarik perhatian siswa. Siswa menjadi lebih antusias mengikuti

pembelajaran sehingga siswa mampu memahami materi yang disampaikan oleh

guru sehingga prestasi belajar dan keaktifan siswa juga meningkat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) penerapan model pembelajaran direct instrustion (DI)

Pada Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tahun Ajaran 2009/2010 adalah berhasil dan dapat dipertanggungjawabkan

hasilnya. Hal ini dikarenakan PTK telah dilaksanakan sesuai prosedur penelitian

mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan

keempat tahap tersebut diperoleh hasil bahwa prestasi belajar siswa mengalami

peningkatan pada pembelajaran mata pelajaran Akuntansi. Berdasarkan penelitian

ini, guru dapat menerapkan model pembelajaran direct instruction ini untuk

pembelajaran berikutnya dengan target pencapaian prestasi yang lebih tinggi

sehingga prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan dibandingkan

pembelajaran sebelumnya.

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan implementasi model pembelajaran

direct instruction (DI) di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran

2009/2010 yang dilaksanakan dengan 2 siklus, dimana tiap siklus meliputi empat

tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi

dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi tindakan, dapat disimpulkan, bahwa

terdapat peningkatan prestasi belajar akuntansi dengan menggunakan model

pembelajaran direct instruction (DI) pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4

Surakarta semester genap tahun ajaran 2009/2010.

Peningkatan prestasi belajar tersebut terefleksi dari beberapa indikator

berikut ini:

1. Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan atau ide selama proses belajar

mengajar yaitu sebanyak 23 siswa (67,65%) pada siklus I menjadi 26 siswa

(73,53%) pada siklus II dari 70 % target yang direncanakan.

2. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung yaitu 24 siswa (70,59%) pada siklus I menjadi 28 siswa (82,35%)

pada siklus II dari 70 % target yang direncanakan.

3. Siswa yang aktif dalam mendemonstrasikan tugas ke depan kelas yaitu 23

siswa (67,65%) pada siklus I menjadi 25 siswa (76,47%) pada siklus II dari 70

% target yang direncanakan.

4. Nilai rata-rata kelas pada observasi awal adalah 72,06, tetapi setelah

penerapan model pembelajaran direct insruction nilai rata-rata kelas menjadi

80 di siklus I dan 86,62 di siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata kelas 80,

sebanyak 29 siswa (85,3%) mendapat nilai di atas 68 dari 80% target yang

direncanakan. Pada siklus II nilai rata-rata kelas 86,62 sehingga terjadi

peningkatan dibanding siklus I. Sebanyak 34 siswa (100%) sudah mencapai

nilai di atas 68 dari 80% target yang direncanakan.

67

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Kondisi-kondisi tersebut diatas, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Guru mampu mengelola kelas dengan baik. Hal tersebut terefleksi dari (1)

kemampuan guru dalam memotivasi siswa untuk ikut aktif terlibat dalam

proses pembelajaran yang berlangsung, (2) posisi guru sudah tidak lagi

terpaku kelas bagian depan tetapi sudah mampu berotasi sehingga dapat

memantau siswa yang berada di bagian belakang.

2. Guru menyadari perlunya melakukan suatu evaluasi terhadap proses

pembelajaran, agar segala kelemahan yang ada dapat teratasi dengan baik, dan

tidak terulang dalam proses pembelajaran berikutnya.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan dalam penelitian tentang implementasi model

pembelajaran direct instruction di SMA Negeri 4 Surakarta, maka implikasi yang

dapat dikaji adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, bahwa

implementasi model pembelajaran direct instruction pada materi Jurnal

Umum Perusahaan Dagang dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi,

yang dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam

siklus I dan siklus II serta peningkatan keaktifan siswa dalam siklus I dan

siklus II. Hal ini disebabkan, model pembelajaran direct instruction yang lebih

mengarahkan penjelasan materi pelajaran yang lebih bertahap, terstruktur, dan

berkelanjutan sehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi dan juga

lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.

2. Implikasi Praktis

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model

pembelajaran direct instruction dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan penelitian ini juga diharapkan guru yang mengalami

permasalahan rendahnya prestasi belajar siswa diharapkan menjadikan model

pembelajaran direct instruction sebagai alternatif pemecahan masalah.

Pelaksanaan pembelajaran ini tentunya masih terdapat kekurangan dan

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

kelemahannya. Kelemahannya adalah kemampuan guru untuk mengontrol

kelas agar tidak ramai masih belum optimal serta kurangnya kemampuan

siswa untuk berkomunikasi dengan teman maupun dengan guru dalam

pembelajaran.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya lebih memotivasi dan memfasilitasi guru dalam mengembangkan

model/metode pembelajaran yang lebih mendorong siswa aktif dalam

pembelajaran serta lebih mudah untuk memahami materi pelajaran

2. Bagi Guru

a. Hendaknya guru selalu meningkatkan kemampuannya dalam

mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas,

sehingga prestasi belajar siswa dapat terus meningkat seiring dengan

peningkatan kemampuan yang dimilikinya.

b. Hendaknya guru meningkatkan kemampuannya dalam mengontrol kelas

agar tercipta suasana belajar yang kondusif.

c. Kerjasama antara guru dengan siswa harus lebih ditingkatkan agar tercipta

suasana belajar yang kondusif serta komunikasi yang lebih bagus.

d. Guru yang belum menerapkan model pembelajaran ini ataupun guru yang

sedang mengalami permasalahan rendahnya prestasi siswa dapat

menerapkan model pembelajaran ini dengan cara: 1) menyampaikan

tujuan dan memotivasi siswaa, 2) mendemonstrasikan materi pelajaran, 3)

memberikan latihan terbimbing, 4) mengecek pemahaman siswa dan

memeberikan umpan balik, dan 5) memberikan latihan mandiri.

3. Bagi Siswa

a. Siswa harus lebih meningkatkan kemampuan berkomunikasinya baik

dengan siswa lain maupun dengan guru.

b. Siswa hendaknya memperhatikan dan tidak gaduh saat guru menerangkan.

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Agus Suprijono. 2009. Pengajaran Langsung: Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aijaz Ahmed. 2007. “Direct Instruction and Appropriate Intervention for

Children with Learning Problems”. (The Turkish Online Journal of

Educational Technology – TOJET April 2007 ISSN: 1303-6521 volume

6 Issue 2 Article 3)

Arends, Richard L. 2008. Learning to teach. Yogjakarta: Pustaka Belajar.

Depdikbud. 1996. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

__________________ . 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi.

Surakarta: UNS Press.

Fatimah Ratnasari. 2007. Implementasi Pembelajaran Direct Instruction Disertai

Diskusi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Laju reaksi Siswa Kelas XI

SMAN I Colomadu. Surakarta: UNS.

Joice, Weil, Calhaun. 2009. Models Of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kardi dan Nur. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press.

Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Malang:

Universitas Negeri Malang.

M. Dalyono, Drs. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Muhammad Rohmadi dan Slamet Subiyantoro. 2009. Model-Model Pembelajaran

Bahasa, Sastra, Dan Seni. Surakarta: Yuma Pustaka Surakarta.

Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nana Sudjana, DR. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 FAKULTAS KEGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Ngadiman, dkk. 2004. Buku Satu Dasar-Dasar Akuntansi. Surakarta: UNS Press.

Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah, Drs. 1994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru.

Surabaya: Usaha Nasional.

Syaiful Sagala, DR. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Kencana

Yuli Sulisnayanti. 2009. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi di

Kelas X AK 2 SMK Negeri 3 Surakarta Melalui Penerapan Metode

Direct Instruction Tahun Diklat 2008/2009. Surakarta: UNS.

Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Yrama Widya.