12
Aruna Laila, et al.: Tindak Tutur Ekspresif ... 33 TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVEL TERE LIYE:TINJAUAN PRAGMATIK (EXPRESSIVE SPEECH ACT ON THE TERE LIYE’S NOVELS: PRAGMATICS REVIEW) Aruna Laila, Emil Septia Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI SUMATERA BARAT Jalan Gunung Pangilun Padang Sumatera Barat [email protected] [email protected] /[email protected] Abstract Tere Liye’s novels of “Hujan” and “Pulang” are two interesting pieces of work for their use of attractive and polite styles of speech and this writing is aiming at (1) describing the expressive speech act therein and (2) the strategy of such speech act. It uses qualitative approach and descriptive analysis method. The data were taken from two novels called “Hujan” (2016) and “Pulang” (2015) by Tere Liye. The result shows that there are six kinds of expressive speech acts, namely (1) condolence, (2) gratitude, (3) felicitation, (4) apology, (5) praise, and (6) criticism. There are also five strategies found, namely (1) frankness without chit-chat, (2) chit-chat with positive politeness, (3) chit-chat with negative politeness, (4) vagueness, and (5) speaking by heart. Keywords: speech act, expressive, novel Abstrak Novel Hujan dan Pulang adalah karya Tere Liye yang menggunakan gaya berbicara yang menarik dan sopan. Studi ini meneliti tindakan ekspresif dalam novel Hujan dan Pulang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) ungkapan ekspresif dalam kedua novel dan (2) strategi tindak tutur ekspresif yang digunakan dalam kedua novel. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah novel Tere Liye yang berjudul Hujan (2016) dan Pulang (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam kedua novel adalah (1) ucapan belasungkawa; (2) ucapan terima kasih; (3) ucapan selamat; (4) ucapan permintaan maaf; (5) ucapan pujian; dan (6) kritikan. Sementara itu, strategi tindak tutur ekspresif yang ditemukan adalah (1) strategi bertutur terus terang tanpa basa basi, (2) strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan positif, (3) strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan negatif, (4) strategi bertutur samar-samar, dan (5) strategi bertutur dalam hati. Kata kunci: tindak tutur, ekspresif, novel

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVEL TERE LIYE

  • Upload
    others

  • View
    38

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVEL TERE LIYE

Aruna Laila, et al.: Tindak Tutur Ekspresif ...

33

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVELTERE LIYE:TINJAUAN PRAGMATIK

(EXPRESSIVE SPEECH ACT ON THE TERE LIYE’S NOVELS: PRAGMATICS REVIEW)

Aruna Laila, Emil SeptiaProgram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

STKIP PGRI SUMATERA BARATJalan Gunung Pangilun Padang Sumatera Barat

[email protected][email protected] /[email protected]

Abstract

Tere Liye’s novels of “Hujan” and “Pulang” are two interesting pieces of work for their use of attractive and polite styles of speech and this writing is aiming at (1) describing the expressive speech act therein and (2) the strategy of such speech act. It uses qualitative approach and descriptive analysis method. The data were taken from two novels called “Hujan” (2016) and “Pulang” (2015) by Tere Liye. The result shows that there are six kinds of expressive speech acts, namely (1) condolence, (2) gratitude, (3) felicitation, (4) apology, (5) praise, and (6) criticism. There are also five strategies found, namely (1) frankness without chit-chat, (2) chit-chat with positive politeness, (3) chit-chat with negative politeness, (4) vagueness, and (5) speaking by heart.

Keywords: speech act, expressive, novel

Abstrak

Novel Hujan dan Pulang adalah karya Tere Liye yang menggunakan gaya berbicara yang menarik dan sopan. Studi ini meneliti tindakan ekspresif dalam novel Hujan dan Pulang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) ungkapan ekspresif dalam kedua novel dan (2) strategi tindak tutur ekspresif yang digunakan dalam kedua novel. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah novel Tere Liye yang berjudul Hujan (2016) dan Pulang (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam kedua novel adalah (1) ucapan belasungkawa; (2) ucapan terima kasih; (3) ucapan selamat; (4) ucapan permintaan maaf; (5) ucapan pujian; dan (6) kritikan. Sementara itu, strategi tindak tutur ekspresif yang ditemukan adalah (1) strategi bertutur terus terang tanpa basa basi, (2) strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan positif, (3) strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan negatif, (4) strategi bertutur samar-samar, dan (5) strategi bertutur dalam hati.

Kata kunci: tindak tutur, ekspresif, novel

Page 2: TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVEL TERE LIYE

34

Metalingua, Vol. 17 No. 1, Juni 2019:33–43

1. PendahuluanBahasa merupakan kunci utama dalam hal

berkomunikasi yang dimiliki dan digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan sesama di sekitar lingkungan hidupnya. Bahasa yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya disampaikan melalui sebuah tuturan. Tuturan yang dimaksud dapat diekspresikan melalui sarana tulisan atau lisan. Senada dengan (Yayuk 2016) kesantunan dalam bertutur diterapkan secara berbeda pada setiap kebudayaan karena setiap teks tidak dapat terlepas dari konteksnya. Salah satu media yang dapat dimanfaatkan seorang pengarang atau sastrawan untuk mengungkapkan pikiran dan perasannya adalah media cetak yang berupa novel dan cerpen.

Pengarang menyampaikan idenya dengan menggunakan tindak tutur yang bervariasi sehingga hal yang ingin disampaikannya dalam sebuah karya sastra dapat dengan cepat diterima oleh si pembaca. Tindak tutur yang sering ditemukan dalam karya sastra adalah tindak tutur ekspresif. Hal tersebut terjadi karena dengan menggunakan tindak tutur ekspresif, tokoh yang ada dalam novel tersebut akan dapat menyampaikan rasa terima kasih, permintaan maaf, mengucapkan selamat, memuji, atau menyalahkan. Semua tindak tutur ekspresif tersebut akan dianalisis berdasarkan novel-novel Tere Liye yang berjudul Hujan dan Pulang.

Dijadikannya novel-novel Tere Liye sebagai objek penelitian karena tindak tutur yang digunakan Tere Liye dalam karya-karyanya sangat berbeda dengan pengarang lainnya. Selain itu, di antara karya-karya Tere Liye, khususnya novel Hujan dan Pulang, tindak tutur yang digunakannya sangat terasa perbedaaanya. Penelitian ini juga dilatarbelakangi adanya dialog antartokoh dalam novel Hujan dan novel Pulang yang dialognya berupa tindak tutur. Tindak tutur tersebut digunakan untuk menyampaikan maksud lain yang tersirat di balik tuturannya yang dikenal dengan istilah ilokusi. Tindak tutur ilokusi pada umumnya sering digunakan pengarang dalam karya-karyanya, khusunya tindak tutur ekspresif.

Pengertian tindak tutur adalah hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan satuan terkecil dari komunikasi

bahasa. Menurut Searle (dalam Wijana, 2010: 20), tindak tutur secara pragmatis dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis tindak tutur. Ketiga tindak tutur tersebut terdiri atas tindak tutur lokusi (locutionary acts), tindak tutur ilokusi (illocutionary acts), dan tindak tutur perlokusi (perlocutionary acts).

Tuturan ekspresif merupakan bagian dari tindak tutur ilokusi. Tuturan ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujaran tersebut dapat diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan itu dan memiliki beberapa fungsi di dalamnya. Tuturan ekspresif memiliki beberapa fungsi yang terdiri atas mengkritik/menyindir, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, mengucapkan terima kasih, menyanjung, dan meminta maaf.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, bagaimanakah bentuk tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam novel Hujan dan Pulang karya Tere Liye? Kedua, bagaimanakah strategi bertutur ekspresif yang digunakan dalam novel Hujan dan Pulang karya Tere Liye?

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur ekspresif dalam novel Hujan dan Pulang karya Tere Liye dan menguraikan strategi bertutur ekspresif yang digunakan dalam novel Hujan dan Pulang karya Tere Liye.

Penelitian ini merupakan hibah penelitian tahunan Dikti 2017. Dalam penelusuran, penelitian tindak tutur ekspresif dalam karya sastra belum banyak diteliti. Adapun peneliti yang sudah meneliti tindak tutur adalah (Yayuk, 2016) dan (Kurniawati, 2015). Kedua penelitian terdahulu tersebut meneliti tindak tutur secara langsung oleh P dalam jenis tindak tutur yang berbeda-beda.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Saebani (2008:9) penelitian kualitatif dapat menghasilkan data deskriptif yang berupa kalimat tertulis atau kalimat lisan dari orang-orang dan perilakunya yang telah diamati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analysis). Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan sahih data dengan memperhatikan

Page 3: TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVEL TERE LIYE

Aruna Laila, et al.: Tindak Tutur Ekspresif ...

35

konteksnya. Analisis isi berkaitan dengan komunikasi atau isi komunikasi (Bungin, 2011:231).

Data penelitian ini adalah kalimat, dialog, dan kata-kata yang tergolong bentuk tindak tutur ekspresif dan strategi bertutur yang terdapat dalam novel Hujan dan Pulang karya Tere Liye. Sumber data penelitian ini adalah novel Tere Liye yang berjudul Hujan diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta pada tahun 2016 dengan jumlah halaman 318 dan novel Pulang diterbitkan oleh Republika Jakarta pada tahun 2015 dengan jumlah halaman 400.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Format inventarisasi data juga digunakan untuk membantu peneliti menginventarisasikan data yang berhubungan dengan tindak tutur ekspresif serta strategi bertuturnya. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpul data, dan penganalisis data yang pada akhirnya menjadi hasil penelitian (Moleong, 2010:168).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berikut ini: (1) membaca dan memahami tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam novel Pulang karya Tere Liye, (2) menandai dan mencatat tindak tutur ekspresif dan stategi bertutur dalam novel Pulang karya Tere Liye, (3) menginventarisasi data yang tergolong ke dalam tindak tutur ekspresif dan strategi berturut dalam novel Pulang karya Tere Liye ke dalam format inventrisasi data yang sudah disediakan, (4) mengklasifikasikan data yang berhubungan dengan tindak tutur ekspresif dan strategi bertutur yang tedapat dalam novel Pulang karya Tere Liye.

2. Kerangka TeoriSehubungan dengan masalah penelitian ini,

secara garis besar teori yang berkaitan dengan penelitian ini adalah (1) hakikat Tindak Tutur dan (2) Hakikat Novel. Kedua teori tersebut akan dijelaskan sebagai berikut ini.

2.1 Hakikat Tindak TuturTeori yang akan dibahas dalam subhakikat

tindak tutur ini adalah: pengertian tindak tutur, jenis-jenis tindak tutur, tindak tutur ekspresif, dan strategi bertutur dalam tindak tutur ekspresif.

A. Pengertian Tindak TuturTindak tutur merupakan gejala individu,

bersifat psikologis, dan ditentukan oleh kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Tindak tutur dititik beratkan kepada makna atau arti tindak, sedangkan peristiwa tutur lebih dititik beratkan pada tujuan peristiwanya (Suwito, 1993:33). Sementara itu, menurut Chaer dan Agustina (2010:65) tindak tutur merupakan gejala individual bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan, dan dalam bahasa Inggris secara umum diberi label yang lebih khusus, misalnya, permintaan maaf, keluhan, pujian, undangan, janji atau permohonan. Richard (dalam Syahrul, 2008:31) mengatakan bahwa kegiatan bertutur dianggap sebagai tindakan, berarti dalam setiap kegiatan bertutur terjadi tindak tutur. Menurut Searle (dalam Rahardi, 2016:78) jenis tuturan yang berfungsi untuk melakukan sesuatu disebut tindak tutur ilokusi.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur merupakan makna atau arti dari tuturan. Makna dari tuturan tersebut tergantung padakonteks situasi tutur. Berdasarkan konteksnya, tindak tutur itu ada yang berupa permintaan maaf, memuji, mengucapkan selamat, menyalahkan, mengucapkan belasungkawa, dan sebagainya.

B. Jenis-jenis Tindak TuturTindak tutur yang merupakan wujud

peristiwa komunikasi bukanlah peristiwa yang terjadi dengan begitu saja, melainkan harus memiliki fungsi, mengandung maksud dan tujuan tertentu, serta dapat menimbulkan pengaruh atau akibat pada mitra tutur. Bentuk-bentuk tuturan yang dituturkan oleh penutur dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan tertentu. Tujuan tuturan tidak lain adalah maksud penutur mengucapkan sesuatu atau makna yang dimaksud penutur dengan mengucapkan sesuatu (Nadar, 2009: 7).

Searle (1969:23-24) mengemukakan bahwa secara pragmatis setidak-tidaknya ada

Page 4: TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVEL TERE LIYE

36

Metalingua, Vol. 17 No. 1, Juni 2019:33–43

tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seseorang penutur. Ketiga tindak tutur tersebut adalah tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (illocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act).

(1) Tindak Tutur Lokusi (Locutionary Act)Tindak tutur lokusi merupakan tindak tutur

yang hanya bertujuan untuk menyatakan sesuatu (Wijaya,1996:19). Sesuai dengan pernyataan Wijaya tersebut, Austin (dalam Gunarwan, 1994:45) menjelaskan bahwa tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang mengucapkan sesuatu dengan kata dan makna yang sesuai dengan makna kata itu sendiri dan makna sintaksis menurut kaidah sintaksis. Tindak tutur lokusi ini disebut sebagai The Act of Saying Something (Wijana, 2010: 20). Yule (2006:83) juga berpendapat bahwa tindak tutur lokusi adalah tindak dasar tuturan atau menghasilkan suatu ungkapan linguistik yang bermakna.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyampaikan sesuatu dengan makna yang sesuai dengan apa yang diucapkan atau dituturkan oleh si penuturnya. Tindak tutur lokusi merupakan suatu tindakan bertutur yang dapat berupa kata, frasa, ataupun kalimat sesuai dengan makna yang terkandung dalam kata, frasa, ataupun kalimat itu sendiri.

(2) Tindak Tutur Ilokusi (Locutionary Act)Wijaya (1996:18) mengatakan bahwa tindak

tutur ilokusi adalah tuturan yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, serta untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan pemberian izin, mengungkapkan terima kasih, menyuruh, menawarkan, dan menjanjikan (Chair dan Agustin: 2010:69). Dengan kata lain, tindak tutur yang dilakukan oleh penutur berkaitan dengan perbuatan yang hubungan dengan menyatakan sesuatu.

Sehubungan dengan pengertian ilokusi tersebut, Yule (2006: 92) membagi tindak tutur ilokusi menjadi lima kategori, yaitu:

Tindak tutur representatif, yaitu tindak tutur yang berfungsi untuk menetapan atau menjelaskan sesuatu apa adanya. Tindak tutur ini seperti menyatakan, melaporkan, memberitahukan, menjelaskan, mempertahankan, dan menolak.

Tindak menyatakan dan mempertahankan maksudnya adalah penutur mengucapkan sesuatu, maka mitra tutur percaya terhadat ujaran penutur. (a) Tindak tutur komisif, yaitu tindak tutur yang

berfungsi untuk mendorong pembicaraan melakukan sesuatu, seperti berjanji, bernazar, bersumpah, dan ancaman.

(b) Tindak tutur direkfif, yaitu tindak tutur yang berfungsi untuk mendorong pendengar melakukan sesuatu, misalnya menyuruh, perintah, danmeminta. Menurut Ibrahim (1993:27), direktif mengespresikan sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh mitra tutur, misalnya meminta, memohon, mengajak, bertanya, memerintah, dan menyarankan.

(c) Tindak tutur ekspresif, merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk mengekspresikan perasaan dan sikap. Tindak tutur ini berupa tindak meminta maaf, berterima kasih, menyampaikan ucapan selamat, memuji, dan mengkritik. Penutur mengekspresikan perasaan tertentu kepada mitra tutur, baik yang berupa rutinitas, maupun yang murni. Perasaan dan pengekspresian penutur untuk jenis situasi tertentu dapat berupa tindak penyampaian salam (greeting), mengekspresikan rasa senang karena bertemu dan melihat seseorang, tindak berterima kasih (thanking) untuk mengekspresikan rasa syukur karena telah menerima sesuatu, atau tindak meminta maaf (apologizing) untuk mengekspresikan simpati karena penutur telah melukai atau mengganggu mitra tutur.

(d) Tindak tutur deklaratif, yaitu tindak tutur yang berfungsi untuk memantapkan sesuatu yang dinyatakanatara lain dengan setuju, tidak setuju, atau benar-benar salah.

(3) Tindak Tutur Perlokusi (Perlocutionary Act)Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur

yang diutarakan oleh seseorang dan seringkali mempunyai daya pengaruh (perlocution force) atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja maupun tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak tutur ini disebut juga

Page 5: TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVEL TERE LIYE

Aruna Laila, et al.: Tindak Tutur Ekspresif ...

37

The Act of Affecting Someone (Wijana, 2010: 23). Selanjutnya,Chaer dan Agustin (2010:70) mengatakan bahwa tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku dari orang lain. Sementaraitu, menurut Austin (dalam Gunarwan,1994:46) tindak perlokusioner atau perlokusi mengacu ke efek yang dihasilkan penutur dengan mengatakan sesuatu. Yule (2006:84) berpendapat bahwa tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang memiliki fungsi tanpa memaksudkan tuturan itu memiliki akibat.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur perlokusi merupakan tindak tutur yang mengacu kepada efek dari tuturan yang disampaikan.

C. Tindak Tutur EkspresifSearle (dalam Leech, 1993: 164) menyatakan

bahwa tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang mengungkapkan atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi. Tindak tutur ini berfungsi untuk mengekspresikan perasaan dan sikap mengenai keadaan hubungan, misalnya mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji, atau mengucapkan belasungkawa. Tuturan ini diutarakan dengan maksud agar ujaran yang disampaikan oleh penutur kepada lawan tuturnya dapat diartikan sebagai evaluasi mengenai hal yang disebutkan di dalam ujaran itu.

Tindak tutur ekspresif adalah jenis tindak tutur yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau kondisi psikologis atau apa yang ada di dalam benak penutur yang nantinya berpengaruh pada mitra tutur (Yuniarti, 2010: 15). Tindak tutur ekspresif merupakan bentuk tindak tutur yang menyatakan apa yang dirasakan oleh P. Dengan tindak tutur ini, P mengekpresikan keadaan-keadaan psikologis tentang pernyataan-pernyatan rasa senang, rasa tidak senang, perasaan sedih, perasaan luka, perasaan gembira, perasaan duka, ucapan terima kasih, ucapan selamat, dan ucapan belasungkawa (Searle dalam Jumadi, 2010: 141).

Pada umumnya, para pakar menyatakan bahwa ekspresif merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk mengekspresikan perasaan

dan sikap seseorang terhadap keadaan atau sesuatu. Oleh karena itu, Searle menyatakan bahwa fokus utama tindak tutur ini adalah untuk mengungkapkan keadaan psikologis seseorang yang ditetapkan oleh kondisi kejujuran tentang keadaan sebagaimana yang ditetapkan oleh isi proposisi (Jumadi, 2010: 56).

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk menyampaikan sesuatu yang dirasakan sebagai bentuk tuturan untuk memuji, mengucapkan terim kasih, turut berbela sungkawa, meminta maaf dan sebagainya.

D. Strategi Bertutur dalam Tindak Tutur EkspresifMenurut Brown dan Levinson (dalam

Syahrul, 2008:18), strategi bertutur ada lima, yaitu(1) Bertutur terus terang tanpa basa-basi.(2) Bertutur terus terang dengan basa-basi

kesantunan positif. Strategi bertutur dengan basa-basi

kesantunan positif ini memiliki sepuluh strategi yaitu (a) tuturan menggunakan penanda identitas sebagai kelompok yang sama, (b) tuturan memberikan alasan, (c) tuturan melibatkan penutur dan mitra tutur dalam suatu kegiatan, (d) tuturan mencari kesepakatan, (e) tuturan melipatgandakan simpati kepada mitra tutur, (f) tuturan berjanji, (g) tuturan memberikan penghargaan kepada mitra tutur, (h) tuturan bersifat optimis kepada mitra tutur, (i) tuturan bergurau, (j) tuturan menyatakan saling membantu.

(3) Bertutur dengan basa-basi kesantunan negatif

Startegi bertutur ini dalam bentuk strategi berikut ini, (a) tuturan berpagar, (b) tuturan tidak langsung, (c) tuturan meminta maaf, (d) tuturan meminimalkan beban, (e) tuturan impersonal, (f) tuturan permintaan dalam bentuk pertanyaan, (g) tuturan yang menyatakan kepesimisan, (h) tuturan yang mengungkapkan pernyataan sebagai aturan umum, 9i) tuturan yang menyatakan rasa hormat.

(4) Bertutur samar-samar Strategi bertutur samar-samar ini

Page 6: TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVEL TERE LIYE

38

Metalingua, Vol. 17 No. 1, Juni 2019:33–43

dikelompokkan menjajdi dua yaitu, (a) tuturan yang mengandung isyarat kuat yang mengacu pada tuturan yang mempunyai daya ilokusi kuat, (b) tuturan yang mengandung isyarat lunak yang mengacu pada tuturan yang mempunyai daya ilokusi lunak.

(5) Bertutur dalam hati

2.2 Hakikat NovelMenurut Taylor, (dalam Atmazaki,

2007:40), novel menciptakan ilusi terhadap realita aktual atau membuat dunia fiksi menjadi artifisial agar perhatian terarah pada suatu hubungan yang imajinatif antara persoalan atau tema novel dan dunia nyata yang secara aktual kita hadapi. Akan tetapi, sebuah novel bukanlah cerita pendek melainkan sebuah karya sastra yang memiliki alur atau jalan cerita yang panjang dan terdapat perubahan tokohnya.

Nurgiyantoro (1994: 2), menyatakan “novel sebagai karya sastra yang bersifat imajinatif yang selalu menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Sehubungan dengan pengertian tersebut, Muhardi dan Hasanuddin WS (1992: 14), mengatakan “Novel merupakan karya fiksi yang berfungsi sebagai media informasi budayayang padatdantegassertadasarnya memuat nilai-nilai normatif dan estetis dalam lingkungan budaya tertentu”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa novel merupakankarya sastra yang imajinatif yang berfungsi sebagai media informasi budaya yang padat dan tegas karena novel menyampaikan realita kehidupan.

Berdasarkan teori-teori yang dikemukan tersebut dapat disimpulkan bahwa tindak tutur ekspresif dalam kutipan yang berupa kata, frasa, kalimat, dan wacana dalam karya sastra novel sangat bagus untuk ditelaah karena dapat memberikan arahan bagi pembaca untuk lebih santun dalam berbahasa. Hal ini juga diungkapkan oleh (Yayuk 2016) bahwa semakin langsung tuturan, akan semakin tidak sopan. Sama halnya dengan semakin menguntungkannya sebuah tuturan bagi petutur, maka tuturan yang dibuat itu semakin santun. Demikian juga sebaliknya.

3. Hasil dan PembahasanBerdasarkan penelitian yang sudah

dilakukan terhadap tindak tutur ekspresif dalam novel Hujan dan Pulang karya Tere Liye, berikut diuraikan hasil penelitian berupa tindak tutur ekspresif yang dominan dalam novel Hujan dan Pulang karya Tere Liye dan strategi bertutur tindak tutur ekspresif yang dominan digunakan dalam novel Hujan dan Pulang karya Tere Liye. Berikut ini uraian tindak tutur ekspresif dan strategi bertutur tersebut.

3.1 Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Hujan dan Pulang Karya Tere Liye

A. Tindak Tutur Ekspresif Mengucapkan Terima Kasih dalam Novel Hujan dan Pulang Karya Tere Liye

Jangan berhenti Lail! Ibunya berteriak dari bawah. Tinggal sedikit lagi. Terus naik. Lail menganguk, mengigit bibir, segera mempercepat gerakannya. (Liye, 28).Dari data di atas terlihat ibu Lail menyuruh

Lail untuk terus naik ke permukaan bumi karena bertahan di dalam kereta api bawah tanah pada saat gempa akan mengancam nyawanya. Untuk itu, Lail mengucapkan terima kasih kepada ibunya karena sudah memberikan semangat kepada Lail untuk terus naik, walaupun dengan berat hati meninggalkan ibunya yang masih berada di dalam kereta. Ucapan terima kasih ditandai dengan Lail mengangguk.

Berikut tuturan terima kasih dalam novel Pulang.

”Terima kasih.” Aku berkata pendek. Beranjak pelan keluar dari kamar. (Liye, 2016:210).Tuturan di atas terjadi pada saat Bujang

sedang berada di dalam kamar, lalu seorang pelayan datang untuk memberi tahu Bujang kalau Bujang disuruh Teuku Besar untuk menemui Teuku Besar. Untuk menghormati kesediaan pelayan tersebut memanggil Bujang, Bujang mengucapkan ’terima kasih’ kepada pelayang tersebut sebagai balasannya.

B. Tindak Tutur Ekspresif Mengucapkan Selamat dalam Novel Hujan dan Pulang Karya Tere Liye

Page 7: TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVEL TERE LIYE

Aruna Laila, et al.: Tindak Tutur Ekspresif ...

39

Mengucapkan selamat berarti memberi doa, ucapan, pernyataan, yang mengandung harapan supaya sejahtera, beruntung, tidak kurang suatu apa pun. Mengucapakan selamat juga merupakan pemberian salam yang berupa mudah-mudahan dalam keadaan baik, sejahtera, sehat dan sebagainya. Bentuk tindak tutur mengucapkan selamat dalam novel Hujan karya Tere Liye dapat dilihat pada data berikut.

Congratulations! Selamat, penduduk bumi. Kita baru saja mendapat bayi yang kesepuluh miliar (Liye, 10).Tuturan selamat pada data di atas ditandai

dengan kata congratulations! Selamat. Tuturan congratulations, dan selamat disampaikan penyiar berita pada salah satu tv swasta pada pagi hari. Ucapan selamat disampaikan penyiar karena sara syukur dan senangnya atas lahirnya bayi kesepuluh miliar pada pagi itu. Dengan lahirnya bayi tersebutakan menambah jumlah penduduk dan juga ada harapan semoga bayi tersebut menjadi manusia yang lebih baik.

Tuturan selamat dalam novel Pulang.

”Halo. Senang berkenalan dengan Anda.” Frans menjulurkan tangan, menyapa ramah. (Liye, 2016:47).Dalam tuturan di atas, Frans menyambut

kedatangan tokoh Bujang dengan mengucapkan ”Halo. Senang berkenalan dengan Anda”. Ujaran tersebut bermakna bahwa Frans mengungkapkan kata selamat datang dan bergabung dengan keluarga Tong disertai dengan tanda jabatan tangan yang ia lakukan dengan Bujang.

C. Tindak Tutur Ekspresif Memohon Maaf dalam Novel Hujan dan PulangKarya Tere LiyeMemohon maaf adalah tindakan yang

dilakukan seseorang yang merasa bersalah atau bersalah agar kesalahannya dimaafkan. Tindak tutur memohon maaf tersebut dapat dilihat pada data beriku ini.

Berikut ini tindak tutur ekspresif memohon maaf yang terdapat dalam novel Hujan karya Tere Liye.

Pagi ini Lail menerima kabar buruk berikutnya. Ayahnya juga telah meninggal.

Maafkan aku nak. Petugas menelan ludah (Liye, 46).Tuturan memohon maaf pada kutipan di atas

disampikan petugas kereta kepada Lail. Petugas memohon maaf kepada Lail karena tidak dapat membawakan kabar menggembirakan kepada Lail. Kabar yang diberikan kepada Lail malah sebaliknya, yaitu kabar buruk. Kabar buruk tersebut adalah kabar meninggalnya ayah Lail. Kabar tersebut membuat hati Lail tambah sedih karena setelah ibunya tidak dapat diselamatkan, tambah lagi kabar ayahnya yang sudah meninggal.

Tindak tutur memohon maaf dalam novel Pulang.

Maaf aku yang tidak pernah menjengukmu selama ini. Sungguh maafkan. (Liye, 2016:399).Tuturan di atas terjadi di pemakaman.

Penutur tokoh Bujang menceritakan penyesalannya karena sudah lama tidak pulang ke kampung halaman dan berziarah ke makam Ibu kandungnya. Bujang menyampaikan penyesalannya karena tidak pernah berziarah ke makam ibunya dengan mengucapkan kata ’maaf aku yang tidak pernah menjengukmu selama ini’. Tuturan tersebut diucapkan Bujang di atas pusara Ibunya.

D. Tindak Tutur Ekspresif Mengucapkan Belasungkawa dalam Novel Hujan dan Pulang Karya Tere LiyeMengucapkan belasungkawa dilakukan

oleh seseorang kepada orang yang mendapat musibah. Pengucapan belasungkawa ini dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan rasa simpati terhadap orang lain yang mendapat musibah. Berikut ini data yang tergolong tindak tutur ekspresif mengucapkan belasungkawa.

Tuturan belasungkawa dalam novel Pulang.

Penyerangan besar. Puluhan anggota keluarganya tewas. Dengan khidmat, Tauke memimpin upacara pemakaman. (Liye, 2016:156)Tuturan di atas terjadi di pemakaman.

Bujang menuturkan upacara pemakaman puluhan keluarga Tong yang tewas melawan musuh pada saat penyerangan besar secara tiba-tiba dimakamkan dengan khidmat, di pemakan

Page 8: TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVEL TERE LIYE

40

Metalingua, Vol. 17 No. 1, Juni 2019:33–43

keluarga Tong. Upacara pemakaman dipimpin oleh Tauke. Tuturan belasungkawa tergambar dari kalimat dengan khidmatnya Tauke memimpin upacara pemakaman para anak buahnya. Sikap khidmat yang diberikan para keluarga merupakan sikap simpati pada anggota keluarga yang meninggal.

E. Tindak Tutur Ekspresif Memuji dalam Novel Hujan dan Pulang Karya Tere LiyeMemuji adalah memberikan ungkapan rasa

senang terhadap orang lain atas keberhasilannya, kepintarannya, dan sebagainya atau memberikan penghargaan yang tinggi atas kelebihan atau perestasi yang diraih seseorang. Tindak tutur memuji diucapkan untuk memberi semangat dan penghargaan kepada penutur. Bentuk tindak tutur memuji yang terdapat dalam novel Hujan karya Tere Liye adalah seperti berikut ini.

Pasti menyenangkan tinggal di sana. Tempatku hanya lapangan tanah yang luas yang becek setiap hujan. Aku belum pernah tinggal dikamar sebagus ini. (Liye, 78). Maryam memuji tempat pengungsian Lail

yang berada di stadion bola. Menurut maryam, tempat tinggal Lail lebih menyenangkan dibandingkan tempat tinggal Maryam yang berada di lapangan tanah luas yang becek kalau hujan turun. Maryam juga memuji kamar panti sosial yang bagus karena Maryam belum pernah tinggal di kamar yang sebagus itu. Rasa senang Maryam melihat temannya Lail yang tinggal di stadion bola dan kamar panti yang bagus itulah yang membuat Maryam memuji temapt tinggal mereka.

Tuturan memuji dalam novel pulang.

“Hebat Sekali. Mari kita lihat seberapa hebat kau di dalam sana. Bapak kau ini dulu, adalah pemburu yang hebat. Berikan senapan padanya, dia akan menjatuhkan satu persatu babi.” (Liye, 2016:6)Tuturan di atas merupakan tuturan pujian

dari penutur tokoh Tauke Muda. Penutur (Tauke Muda) memuji ayah Bujang tentang kehebatan ayah Bujang dahulu yang selalu berhasil dalam menangkap buruannya. Dengan demikian, secara tidak langsung penutur memberikan motivasi dan semangat kepada mitra tutur (Bujang) untuk ikut bergabung dalam pemburuan babi di hutan

yang akan dilaksanakan esok hari.

F. Tindak Tutur Ekspresif Mengkritik dalam Novel Hujan karya Tere LiyeMengkritik adalah memberikan kecaman

atau tanggapan, kadang-kadang diiringi uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap apa yang dikritik. Kritik biasanya diberikan kepada hal yang tidak sesuai dengan pendapat yang mengkritik. Tindak tutur mengkritik ini dapat dilihat pada data di bawah ini.

Berapa lama kamu akan kuliah di sana? Lail bertanya. Tiga tahun. Tiga tahun? Itu tidak sebentar. Seperti ada beban berat menimpa dada Lail (Liye, 97).Data di atas tergolong tindak tutur ekspresif

mengkritik. Dari tuturan tersebut Lail mengkritik Esok yang mengatakan hanya sebentar kuliah. Lail mengkritik tiga tahun itu bukanlah waktu yang sebentar. Lail mengkritik Esok karena baginya tiga tahun adalah waktu yang lama sekali karena Lail tidak dapat berpisah lama-lama dengan Esok. Lail ingin selalu bersama dengan Esok.

“Apa kau bilang? Kami takut kepada kalian? Kau menghina ayahku.” (Liye, 2016:90).Pada tuturan mengkritik di atas tuturan

ucapan mengkritik yang bermakna protes dan jengkel yang dituturkan oleh penutur (anak tertua keluarga Lin) kepada mitra tuturnya (Bujang). Peristiwa tuturan ini masih kelanjutan perdebatan yang terjadi pada saat pesta ulang tahun Master Dragon.

3.2 Strategi Bertutur dalam Novel Hujan dan Pulang Karya Tere Liye

A. Strategi Bertutur Terus Terang Tanpa Basa-basi dalam Novel Hujan dan Pulang Karya Tere LiyeAda dua belas kapsul di rangkaian kereta

itu. Hampir semuanya penuh para pekerja, para komuter yang berangkat. Dua penumpang laki-laki, saat melihat Lail dan ibunya masuk, berdiri memberikan tempat duduk. “terima kasih”. Lail dan ibunya segera duduk (Liye, 14).

Tindak tutur di atas tergolong strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi. Ditandai penuturan kata terima kasih yang dituturkan

Page 9: TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVEL TERE LIYE

Aruna Laila, et al.: Tindak Tutur Ekspresif ...

41

secara langsung oleh Lail dan ibunya. Kata terima kasih diucapkan langsung oleh Ibu Lail dan Lail kepada anak laki-laki yang ada di kereta apikarena sudah memberikan tempat duduknya untuk Lail dan ibu Lail.Seandainya anak laki-laki tersebut tidak memberikan tempat duduknya kepada Lail dan ibunya, Lail dan Ibunya akan berdiri saja di lorong kereta.

Seharusnya kalimat pertama yang kau ucapkan adalah ’terima kasih telah membantu.’ (Liye, 2016:130).Tuturan di atas menggunakan staregi

bertutur terus terang tanpa basa-basi. Tuturan di atas dituturkan Yuki kepada Marinir dan White. Yuki mengatakan secara terus terang kepada Marinir agar mengucapkan terima kasih kepadanya karena sudah membantu melawan musuh.

B. Strategi Bertutur Terus Terang dengan Basa-basi Kesantunan Positif dalam Novel Hujan dan Pulang Karya Tere LiyeStrategi bertutur terus terang dengan basa

basi kesantunan positif dalam tindak tutur ekspresif yang terdapa pada novel Hujan karya Tere Liye dapat dilihat pada data berikut ini.

Congratulations! Selamat, penduduk bumi. Kita baru saja mendapat bayi yang kesepuluh miliar (Liye, 2016: 10). Data di atas juga tergolong tindak tutur

ekspresif dengan stategi bertutur terus terang dengan basa basi kesantunan positif (tuturan memberikan penghargaan kepada mitra tutur). Tuturan menggunakan kata congratulations dan selamat untuk menghargai kelahiran bayi yang kesepuluh miliar.

”Terima kasih telah mengirimkan pasukan berpistol, Salonga. Mereka tidak sebodoh yang sering kau katakan, mereka petarung yang baik.” (Liye, 2016:396).Kutipan di atas menggunakan strategi

bertutur terus terang dengan basa-basi kesantunan positif. Hal ini ditandai dengan adanya penanda identitas dan memberikan alasan. Bujang mengucapkan rasa terima kasih secara langsung dengan menyebut nama Salonga sambil mengucapkan terima kasih. Bujang juga memberikan alasan atas ucapan terima kasihnya

kepada Salonga, yaitutelah mengirim pasukan berpistol.

C. Strategi Bertutur Terus Terang dengan Basa-basi Kesantunan Negatif dalam Novel Hujan dan Pulang Karya Tere LiyeStrategi bertutur terus terang dengan basa

basi kesantunan negatif yang ditemukan pada novel Hujan karya Tere Liye dapat dilihat pada data di bawah ini.

Orang tua anak ini bisa ikut naik sekarang. Tidak ada yang bergerak maju. Aku sendirian. Empat kakakku tertimbun di dalam kapsul. Anak laki-laki itu menjawab pelan. Lengang sejenak. Aku minta maaf tentang itu Nak. Petugas kereta berkata pelan. Baik kamu naik sekarang (Liye, 2016:27).Tuturan di atas menggunakan strategi

bertutur terus terang dengan basa-basi kesantunan negatif (tuturan meminta maaf). Tuturan meminta maaf dituturkan petugas kereta setelah merasa membuat seorang anak laki-laki (Esok) bersedih karena perkataanya tentang kakak dan orangtua anak laki-laki tersebut. Anak laki-laki tersebut bersedih karena saudaranya juga menjadi korban gempa pada saat di dalam kereta.

”Hadiah ulang tahun dari keluarga kami, Master Dragon. Maafkan jika sangat sederhana.” Aku berkata takzim, kembali membungkuk. (Liye, 2016:75).Tuturan di atas merupakan tuturan yang

diujarkan oleh Bujang (penutur). Tuturan memohon maaf yang diujarkan oleh penutur bermakna ketidaksempurnaan atas pemberian hadiah untuk mitra tuturnya (Master Dragon) yang sedang berulang tahun. Makna tuturan tersebut ditandai dengan kalimat Maafkan jika sangat sederhana. Kutipan tersebut juga menggunakan strategi bertutur dengan basa-basi kesantunaan negatif. Hal ini ditandai dengan ucapan permintaan maaf.

D. Strategi Bertutur Samar-Samar dalam Novel Hujan dan Pulang Karya Tere LiyeStrategi bertutur samar-samar yang

ditemukan dalam novel Hujan karya Tere Liye dapat dilihat pada data di bawah ini.

Page 10: TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVEL TERE LIYE

42

Metalingua, Vol. 17 No. 1, Juni 2019:33–43

Suasana hati Lail sudah lebih baik saat Esok berangkat. Dia bisa melambaikan tangannya ke arah mobil yang membawa Esok dan ibunya (Liye, 2016:76).Penggalan data di atas juga tergolong

menggunakan strategi bertutur samar-samar yang mengandung isyarat kuat. Isyarat kuat tergambar dari lambaian tangan Lail kepada Esok dan Ibu Esok ketika akan berangkat. Lambaian tangan Lail memiliki makna mengucapakan selamat tinggal dan sampai jumpa.

Kau punya rencana atas situasi ini Bujang? Aku mengangguk lagi. Aku punya rencana. (Liye, 2016: 163).Tuturan tersebut merupakan strategi

bertutur secara samar-samar yang mengandung isyarat kuat. Tuturan yang digunakan Bujang (aku), hanya mengangguk sehingga dianggap mengandung isyarat dan memiliki makna terima kasih.

E. Strategi Bertutur dalam Hati pada Novel Hujan dan Pulang Karya Tere LiyeStrategi bertutur dalam hati yang ditemukan

dalam novel Hujan karya Tere Liye dapat dilihat pada data di bawah ini.

Lail terdiam, menatap punggung Maryam yang melintasi pintu kamar. Tuturan di atas menggunakan strategi

bertutur dalam hati.

Apakah aku takut? Aku menghela napas. (Liye, 2016:386).Tuturan di atas menggunakan strategi

bertutur ekspresif dalam hati. Penutur Bujang bertutur dalam hati dan diekspresikan dengan helaan napas. Bujang menghela napas dengan maksud meminta maaf kepada orang-orang yang setia padanya sudah dikirimnya untuk bertempur.

Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, tindak tutur ekspresif yang paling dominan ditemukan dalam novel Hujan dan Pulang adalah tindak tutur mengucapkan selamat dan memuji. Tindak tutur mengucapkan selamat yang ditemukan sangat beragam. Tindak tutur mengucapkan selamat dituturkan untuk selamat jalan, selamat datang, selamat tinggal, dan selamat untuk kesuksesan. Ucapkan selamat

pada umumnya dituturkan untuk memberikan penghargaan, untuk mengungkapkan rasa senang terhadap orang lain atas keberhasilan, kepintaran, atau untuk memberikan penghargaan yang tinggi, kelebihan, atau prestasi seseorang.

Sementara itu, pujian dituturkan untuk memuji hasil karya, kecerdasan, kesabaran, kesusksesan, kekaguman terhadap tempat, keberuntungan seseorang, dan lain-lain. Tindak tutur ekspresif yang paling minimal adalah tindak tutur mengkritik. Sesuai dengan isi novel Hujan dan Pulang karya Tere Liye, tindak tutur mengkritik sangat minim karena tokoh-tokoh yang ada didalam cerita ini tidak begitu banyak berhubungan dengan tokoh lainnya sehingga tidak banyak kritik disampaikan tokohnya.

Tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam novel Hujan dituturkan dengan menggunakan strategi bertutur yang beragam. Strategi bertutur tersebut adalah strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi, strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan positif, strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan negatif, strategi bertutur samar-samar, dan strategi bertutur dalam hati. Strategi bertutur yang paling dominan adalah strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi, sedangkan strategi bertutur yang paling minim adalah strategi bertutur dalam hati. Strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi berarti menyatakan sesuatu secara jelas. Strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi digunakan tokoh untuk menyampikan secara langsung apa yang dirasakan, pikirkan dan inginkan.

3. Penutup3.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data tentang tindak tutur ekspresif dan strategi bertutur dalam novel Hujan dan Pulang karya Tere Liye, dapat disimpulkan dua hal berikut ini. Pertama, tindak tutur ekspresif dalam novel Hujan dan Pulang karya Tere Liye. Jenis tindak tutur ekspresif yang ditemukan dalam novel Hujan dan Pulang karya Tere Liye adalah tindak tutur mengucapkan terima kasih, tindak tutur mengucapkan selamat, tindak tutur mohon maaf, tindak tutur mengucapkan belasungkawa, tindak tutur memuji, dan tindak tutur mengkritik. Kedua, strategi bertutur juga ditemukan dalam novel Hujan dan Pulang karya Tere Liye. Bentuk

Page 11: TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVEL TERE LIYE

Aruna Laila, et al.: Tindak Tutur Ekspresif ...

43

strategi bertutur dalam novel Hujan dan Pulang karya Tere Liye yaitu strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi, strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan positif, strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan negatif, strategi bertutur samar-samar, dan strategi bertutur dalam hati. Tindak tutur ekspresif dan strategi bertutur yang diungkapkan oleh tokoh-tokoh yang ada dalam novel tersebut membuat novel-novel karya Tere Liye menjadi hidup dengan bahasa yang sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari.

3.2 SaranUntuk memperdalam kajian pragmatik

tentang tindak tutur dan strategi bertutur, khususnya tindak tutur dalam teks karya sastra, perlu ditelah dengan pendekatan-pendekatan karya sastra, seperti stilistika atau semiotika. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk penelitian selanjutnya sebagai bahan referensi.

Daftar PustakaAtmazaki. 2007. Ilmu Sastra Teori dan Terapan. Padang: UNP Press.Bungin, Burhan (Ed). 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press.Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Gunarwan, Asim. 1994. Pragmatik: Pandangan Mata Burung dalam Mengiring Rekan Sejati.

Universitas Katolik Indonesia: Atma Jaya.Ibrahim, Abd. Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.Jumadi. 2010. Wacana. Yogyakarta: Pustaka Prisma.Kurniawati, Wati. 2015. “Tindak Tutur Lokusioner Dan Ilokusioner Pada ‘ Mata Najwa’di Metro

Tv”. Dalam MetalinguaVolume 13, Nomor.1 J, Halaman 103–12.Leech, Geoffrey.1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik (Diterjemahkan oleh Oka). Jakarta: Universitas

Indonesia Press.Liye, Tere. 2015. Pulang. Jakarta: Republik Penerbit.Liye, Tere. 2016. Hujan. Jakarta: PT. Gramedia.Moleong, Lexy,J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.Muhardi dan Hasanuddin WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP Padang Press.Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.Nurgiyantoro, Burhan. 1994. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada.Rahardi, Kunjana dkk, 2016. Pragmatik: Fenomena Ketidaksantunan Berbahasa. Jakarta: Erlangga.Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.Searle. 1969. Speech Acts An Essay in The Philosophy of Language. Oxford: Basil Blacwell.Syahrul. 2008. Pragmatik Kesantunan Berbahasa. Padang. UNP Press.Suwito. 1993. Sosiolinguistik: Pengantar Awal. Bandung: Angkasa.Wijaya, I Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset.Wijana, I Dewa Putu. 2010. Analisis Wacana Pragmatik. Yogyakarta: Yuma Pustaka.Yayuk, Rissari. 2016. “Strategi tindak tutur imperatif bahasa banjar ”. Dalam MetalinguaVolume 14,

Nomor 2, Halaman 225–232.Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.Yuniarti, 2010. Kompetensi Tindak Tutur Direktif Anak Usia Prasekolah (Kajian Pada Kelompok

Bermain Anak Cerdas P2pnfi Regional Ii Semarang). Program Pascasarjana Universitas

Page 12: TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL-NOVEL TERE LIYE

44

Metalingua, Vol. 17 No. 1, Juni 2019:33–43