11
E-ISSN 2615-2827 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Pertambangan Vol -, No 12 September 2019 ANALISA PERHITUNGAN SUMBERDAYA CADANGAN BATUBARA TERUNJUK MENGGUNAKAN METODE CROSS SECTION DAN METODE KERUCUT TERPANCUNG DI PT. CIPTA KRIDATAMA JOB SITE PT MIFA BERSAUDARA Dani Hidayat 1 , Refky Adi Nata 2 , Riko Ervil 3 Program Studi Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Email: Dani [email protected] Abstrak PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara merupakan perusahan tambang swasta yang berlokasi di Desa Sumber Batu Kecamatan Mereuboe Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh. Secara geografis terletak pada koordinat 04 0 11'14,7” LU dan 96 0 15’58,4” BT. PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara memegang hak Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi pada Tambang Batubara seluas 3.134 Ha. Penelitian ini akan menghitung sumberdaya batubara pada pit B Blok BS 2019 dengan luas area 4 Ha dengan metode penampang (cross section) dan metode kerucut terpancung dengan mengunakan software rockworks dan autodesk land desktop dilakukan di PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara. Dari hasil pengolahan data didapatkan sumberdaya terunjuk batubara dengan metode cross section sebesar 115.313.334 ton dan metode kerucut terpancung didapatkan sumberdaya terunjuk batubara sebesar 67.423.4755,6 ton. Kata Kunci : Sumberdaya, Cross Section, Kerucut Terpancung Abstrack PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara is a private mining company located in Sumber Batu Village, Mereuboe District, West Aceh Regency, Aceh Province. Geographically located at coordinates 04011'14.7 "LU and 96015'58.4" BT. PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara holds Izin Usaha Pertambangan (IUP) rights in the 3,134 Ha Coal Mine. This study will calculate coal resources at pit B Blok BS 2019 with an area of 4 Ha with a cross section method and a kerucut terpancung method by using rockworks and autodesk land desktop software done at PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa. From the results of data processing, it is obtained that coal is indicated by a cross section method of 115.313.334 ton and kerucut terpancung method obtained by coal designated resources of 67.423.4755,6 ton. Keywords : Resource, Cross Section, Kerucut Terpancung 1. PENDAHULUAN Batubara merupakan sumberdaya mineral yang bernilai ekonomis tinggi, kebutuhan akan batubara semakin meningkat dari tahun ke tahun terutama untuk mencukupi kebutuhan energi yang diperlukan inventarisasi sumberdaya dan cadangan batubara supaya seimbang antara kebutuhan dan cadangannya. Perhitungan cadangan merupakan hal yang paling vital dalam kegiatan inventarisasi kegiatan explorasi batubara. Perhitungan yang di maksud disini adalah perhitungan cadangan batubara terunjuk dimana data-data seperti data singkapan, data topografi dan data pemboran digunakan sebagai parameter dalam penentuan geometri jenjang penambangan. Dalam menghitung sumberdaya ada beberapa metode yang digunakan seperti metode penampang (cross section), metode poligon (area of influence), metode kontur (isoline), metode sigitiga (triangular grouping), metode kriging dan metode kerucut terpancung. Selain metode perhitungan ada juga software yang digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan perhitungan sumberdaya seperti software map info, software minescape, software surpac, dan software global mapper.

ANALISA PERHITUNGAN SUMBERDAYA CADANGAN BATUBARA …

  • Upload
    others

  • View
    29

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISA PERHITUNGAN SUMBERDAYA CADANGAN BATUBARA …

E-ISSN 2615-2827 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Pertambangan Vol -, No 12 September 2019

ANALISA PERHITUNGAN SUMBERDAYA CADANGAN BATUBARA TERUNJUK MENGGUNAKAN METODE CROSS SECTION DAN METODE KERUCUT TERPANCUNG DI PT.

CIPTA KRIDATAMA JOB SITE PT MIFA BERSAUDARA

Dani Hidayat1, Refky Adi Nata2, Riko Ervil3 Program Studi Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang

Email: Dani [email protected]

Abstrak

PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara merupakan perusahan tambang swasta yang berlokasi di Desa Sumber Batu Kecamatan Mereuboe Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh. Secara geografis terletak pada koordinat 04011'14,7” LU dan 96015’58,4” BT. PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara memegang hak Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi pada Tambang Batubara seluas 3.134 Ha.

Penelitian ini akan menghitung sumberdaya batubara pada pit B Blok BS 2019 dengan luas area 4 Ha dengan metode penampang (cross section) dan metode kerucut terpancung dengan mengunakan software rockworks dan autodesk land desktop dilakukan di PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara.

Dari hasil pengolahan data didapatkan sumberdaya terunjuk batubara dengan metode cross section sebesar 115.313.334 ton dan metode kerucut terpancung didapatkan sumberdaya terunjuk batubara sebesar 67.423.4755,6 ton.

Kata Kunci : Sumberdaya, Cross Section, Kerucut Terpancung

Abstrack

PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara is a private mining company located in Sumber Batu Village, Mereuboe District, West Aceh Regency, Aceh Province. Geographically located at coordinates 04011'14.7 "LU and 96015'58.4" BT. PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara holds Izin Usaha Pertambangan (IUP) rights in the 3,134 Ha Coal Mine.

This study will calculate coal resources at pit B Blok BS 2019 with an area of 4 Ha with a cross section method and a kerucut terpancung method by using rockworks and autodesk land desktop software done at PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa.

From the results of data processing, it is obtained that coal is indicated by a cross section method of 115.313.334 ton and kerucut terpancung method obtained by coal designated resources of 67.423.4755,6 ton.

Keywords : Resource, Cross Section, Kerucut Terpancung

1. PENDAHULUAN

Batubara merupakan sumberdaya mineral yang bernilai ekonomis tinggi, kebutuhan akan batubara semakin meningkat dari tahun ke tahun terutama untuk mencukupi kebutuhan energi yang diperlukan inventarisasi sumberdaya dan cadangan batubara supaya seimbang antara kebutuhan dan cadangannya. Perhitungan cadangan merupakan hal yang paling vital dalam kegiatan inventarisasi kegiatan explorasi batubara. Perhitungan yang di maksud disini adalah perhitungan cadangan batubara terunjuk dimana data-data seperti data

singkapan, data topografi dan data pemboran digunakan sebagai parameter dalam penentuan geometri jenjang penambangan. Dalam menghitung sumberdaya ada beberapa metode yang digunakan seperti metode penampang (cross section), metode poligon (area of influence), metode kontur (isoline), metode sigitiga (triangular grouping), metode kriging dan metode kerucut terpancung. Selain metode perhitungan ada juga software yang digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan perhitungan sumberdaya seperti software map info, software minescape, software surpac, dan software global mapper.

Page 2: ANALISA PERHITUNGAN SUMBERDAYA CADANGAN BATUBARA …

E-ISSN 2615-2827 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Pertambangan Vol -, No 12 September 2019

PT. Cipta Kridatama adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa kontraktor pertambangan batubara yang memiliki WIUP yang berlokasi di desa sumber batu Kecamatan Mereuboe, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Saat ini PT. Cipta Kridatama belum melakukan perhitungan cadangan sumberdaya terunjuk sedangkan perhitungan saat ini masih termasuk kedalam golongan perhitungan sumberdaya tereka. Perhitungan sumberdaya pada sebuah tambang sangat penting karena dari jumlah sumberdaya maka akan diketahui umur tambang dan dapat diperkirakan berapa akan di produksi penambangan perbulannya. Berdasarkan metode diatas peneliti ingin menghitung sumberdaya batubara terunjuk dengan menggunakan metode penampang (cross section) dan metode kerucut terpancung serta peneliti ingin membandingkan antara kedua metode yang dipakai, dan memilih metode yang paling efisien dipakai untuk perhitungan sumberdaya batubara.

Prinsip perhitungan sumberdaya adalah berdasarkan hasil suatu kisaran dan model sumberdaya yang dibuat, perhitungan dilakukan berdasarkan hasil pendekatan kondisi sebenarnya yang diperoleh dari kegiatan eksplorasi. Hasil dari perhitungan tersebut masih mengandung ketidakpastian dan perhitungan sumberdaya masih tergolong sumberdaya tereka, maka peneliti ingin meningkatkan perhitungan menjadi sumberdaya terunjuk. oleh karena itu peneliti tertarik mengangkat judul “Analisa Perhitungan Sumberdaya Batubara Terunjuk Menggunakan Metode Cross Section Dan Metode Kerucut Terpancung Di PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara. Lokasi dan Kesampaian daerah

PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara berlokasi di Desa Sumber Batu Kecamatan Mereuboe Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh. PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara memegang hak Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi pada Tambang Batubara seluas 3.134 Ha yang meliputi Kecamatan mereuboe, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Lokasi penelitian perhitungan cadangan batubara ini secara administratif terdapat di Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat. Secara geografis terletak pada koordinat:

Point 1 : 04011'14,7” LU dan 96015’58,4” BT

Point 2 : 04011’14,7” LU dan 96013’11,4” BT

Point 3 : 04014’31,9” LU dan 96013’11,4” BT

Point 4 : 04014’31,9” LU dan 96015’58,4” BT

Lokasi ini berjarak ±15 km arah Barat Laut (NW) dari Meulaboh, Ibukota Kabupaten Aceh

Barat. Terdapat beberapa jalan penghubung ke lokasi penyelidikan. Jalan yang dapat dilalui kendaraan beroda empat ialah melalui jalan raya Meulaboh kemudian dari jembatan sungai Meurebo melalui kampung Meureubo, sampai ke lokasi ±16 km, juga terdapat jalan penghubung yang sudah di aspal dari Meulaboh melalui kecamatan Kawai XVI sampai ke Desa Balee dan untuk ke lokasi melalui jalan yang tidak beraspal.

Lokasi IUP PT.Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa

Bersaudara Geologi Wilayah Studi Pulau Sumatra memiliki orientasi barat laut yang terbentang pada ekstensi dari Lempeng Benua Eurasia. Daerah ini membagi pantai Barat dan Timur. Lereng yang menuju Samudera Hindia biasanya curam yang menyebabkan sabuk bagian barat yang biasanya berupa pegunungan dengan pengucualian 2 embayment pada Sumatra Utara yang memiliki lebar 20 km. Sabuk bagian Timur pada pulau ini ditutupi oleh perbukitan besar dari Formasi Tersier dan dataran rendah alluvial. Pada diamond point di daerah Aceh, sabuk rendah bagian timur memiliki lebar sekitar 30 km, lebarnya bertambah hingga 150-200 km pada Sumatra Tengah dan Selatan.

Pulau Sumatra terletak di sebelah barat daya Kontinen Paparan Sunda dan merupakan jalur konvergensi antara Lempeng Hindia-Australia yang menyusup di sebelah barat Lempeng Sundaland/ Lempeng Eurasia. Kovergensi lempeng menghasilkan subduksi sepanjang Palung Sunda dan pergerakan lateral menganan dari sistem Sesar Sumatera.

Van Bemmelen membagi pulau Sumatra menjadi 6 zona Fisiografi, yaitu:

1. Zona Jajaran Barisan 2. Zona Semangko 3. Zona Pegunungan Tiga Puluh 4. Zona Kepulauan Busur Luar 5. Zona Paparan Sunda 6. Zona Dataran Rendah dan Berbukit

Page 3: ANALISA PERHITUNGAN SUMBERDAYA CADANGAN BATUBARA …

E-ISSN 2615-2827 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Pertambangan Vol -, No 12 September 2019

Berdasarkan posisi geografisnya, daerah telitian termasuk kedalam Zona Jajaran Barisan, dimana zona ini memanjang sepanjang Sesar Semangko. Geomorfologi Wilayah Studi

Secara umum geomorfologi Pulau Sumatera yang merupakan bagian dari proses geologi (tektonik, magmatik dan erosi) sepanjang sejarah geologinya. Pergerakan lempeng menunjukkan ke arah bagian bawah Sumatera pada zona Beniof (10k m sebelah barat busur kepulauan), sepanjang tepi barat Lempeng Tarrah Sunda yang mengarah Barat laut-Tenggara melintang dari zona Beniof di barat. Kearah timur secara berurutan terbentang busur kepulauan, cekungan depan busur, bukit barisan, dan cekungan belakang busur. Gambar garis khayal yang memotong pulau sumatera yang berpola tidak simetri dari bukit barisan ke arah barat morfologi yang secara drastis berubah menjadi landai, sehingga lembah kaki pegunungan umumnya menjadi tidak lebar. Sebaliknya dari bukit barisan ke timur, morfologi agak halus dengan topografi berangsur landai, sehingga lembah menjadi lebar. Pulau Sumatera memiliki bentuk struktur sumatera fault System (SFS) yang merupakan patahan-patahan blok (Block Faulting) umumnya pada arah barat laut-tenggara (NW-SE), sub paralel dengan patahan utama sumatera yang memanjang dari pulau Weh ke teluk Semangko. Dari bukit barisan ke arah barat bertopografi kasar dengan tingkat erosi yang kuat terhadap batuan yang dilalui aliran sungai. Pembentukan jalur sedimen klastik di lembah bagian barat tidak menerus antara lain adanya aktivitas magma (vulkanik dan intrusi) pada zaman Tersier dan Kwarter. Litologi Wilayah Studi Adapun litologi yang terdapat pada daerah mereuboe, Aceh Barat, meliputi:

1. Batupasir 2. Batulempung 3. Batulanau 4. Batubara.

Struktur dan Stratigrafi Wilayah Studi Secara umum stratigrafi daerah sumatera

bagian utara dibagi menjadi (tiga) cekungan sedimentasi tersier yaitu cekungan Sumatera Utara, cekungan Aceh Barat Laut dan cekungan Aceh Barat (Cameron, dkk (1980). Pada daerah Aceh Barat khususnya daerah penyelidikan termasuk dalam cekungan Aceh Barat yang merupakan fore arce basin batuan dasar cekungan adalah kelompok woyla berumur pra tersier, batuan yang terdapat di cekungan Aceh Barat di endapkan pada lingkungan fluviatil hingga sub-litoral urutan umur geologi secara regional yang ada pada daerah penyelidikan dimulai dari umur tertua hingga termuda yaitu:

1. Formasi Gurne Formasi Gurne merupakan formasi yang

paling tua dan termasuk kedalam kelompok woyla yang berumur pra-tersier antara jura akhir sampai kapur bawah. formasi ini dicirikan dengan litologi yang terdiri dari metasedimen, metavulkanik, breksi dan basaltik. lingkungan pengendapan formasi gurne ini adalah lingkungan pengendapan darat.

2. Formasi Tangla Formasi Tangla secara tidak selaras

diatasnya diendapkan diatas Formasi Gurne. Formasi Tangla dicirikan dengan litologi yang terdiri dari konglomerat, basal, breksi, batulempung, batulanau, batu pasir dan vulkanik andesitik yang berumur Oligosen Akhir sampai Miosen Awal. Formasi Tangla diendapkan di lingkungan Fluviatil sampai Paralik.

3. Formasi Kueh Formasi Kueh secara selaras diendapkan

diatas Formasi Tangla. Formasi Kueh dicirikan dengan litologi yang terdiri dari batupasir karbonatan, batupasir, batulanau, serpih, breksi, dan juga konglomerat yang berumur Miosen AwaL sampai Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan pada Formasi Kueh ini yaitu lingkungan pengendapan laut - sublitoral, paralik dan fluvial.

4. Formasi Calang Formasi Calang diendapkan di atas

Formasi Kueh secara tidak selaras. Formasi Calang ini dicirikan dengan litologi yang terdiri dari batuan vulkanik andesitik, basaltik dan juga piroklastik yang berumur Miosen Akhir. Formasi Calang ini diendapkan pada lingkungan pengendapan laut.

5. Formasi Tutut Formasi Tutut diendapkan diatas Formasi

Calang secara tidak selaras. Formasi Tutut ini dicirikan dengan litologi batupasir, batulanau, batulempung, serpih, konglomerat serta lapisan batubara. Ketebalan dari formasi ini adalah lebih kurang 500meter yang memberikan indikasi lingkungan pengendapan Fluviatil sampai Delta lakustrin yang berumur Pliosen sampai Plistosen.

Pada daerah penelitian, Formasi Tutut merupakan formasi pembawa batubara, posisi batubaranya merupakan sisipan-sisipan diantara lempung dan batupasir, karena faktor erosi sangat kuat pada singkapan-singkapan tertentu maka di atas batubara di dapati batu pasir konglomeratan. Formasi Tutut yang

Page 4: ANALISA PERHITUNGAN SUMBERDAYA CADANGAN BATUBARA …

E-ISSN 2615-2827 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Pertambangan Vol -, No 12 September 2019

mempunyai penyebaran yang cukup luas di daerah penyelidikan, batuannya terdiri dari perselingan antara batupasir, lempung, konglomerat serta lapisan tipis batubara. Ketebalan dari formasi ini adalah lebih kurang 500 meter.

Struktur sedimen yang terdapat di dalam batupasir antara lain struktur silang siur, perlapisan sejajar dan penghalusan keatas (graded bedding), ini memberikan indikasi lingkungan pengendapan Fluviatil. Lempung berada di bagian bawah batupasir dan biasanya pada tempat-tempat tertentu ditemukan perselingan antara batupasir dengan batulempung dan menyerpih. Batu lempung yang berwarna abu abu dan masif serta tidak dijumpai adanya fosil. Sedangkan Konglomerat mempunyai komponen utama adalah batuan beku dan pasir dengan ukuran 0,5-10 cm, tersingkap di atas serta berselang seling dengan batupasir. Batulanau, berwama abu-abu kecoklatan, kompak sampai mudah hancur, berlapis tipis agak menyerpih dengan ketebalan perlapisan antara 2meter hingga 3 meter.

6. Formasi Meulaboh Formasi Meulaboh secara selaras

diendapkan diatas Formasi Tutut. Formasi Meulaboh dicirikan dengan litologi Batupasir. Formasi ini termasuk kedalam lingkungan pengendapan Fluviatil. Dengan melihat posisi stratigrafi terhadap Formasi Tutut, maka umur dari Formasi Meulaboh ini lebih muda dari Pliosen-Plistosen, yang menurut N.R. Cameron (1983) berumur Plistosen-Holosen. Dari hasil penelitian pendahuluan formasi ini tidak mengandung batubara.

7. Endapan Aluvial Endapan Aluvial merupakan endapan

termuda yang dicirikan dengan material lepas yang terdiri atas kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Endapan ini masih terns berlangsung sebagai hasil dari pengikisan sungai saat ini.

Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Klasifikasi sumberdaya dan cadangan adalah

suatu proses pengumpulan, penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai endapan itu berdasarkan kriteria keyakinan geologi dan kelayakan tambang. Kriteria keyakinan geologi didasarkan oleh tahap eksplorasi yang meliputi survey tinjau, prospeksi, eksplorasi umum, dan eksplorasi rinci. Kriteria kelayakan tambang didasarkan pada faktor-faktor ekonomi, teknologi, peraturan/ perundang-undangan, lingkungan dan sosial (economics, technological, legal, environment, and social factor).

1. Sumberdaya Mineral Tereka (Inferred

Mineral Resource) Sumberdaya mineral tereka adalah

sumberdaya mineral yang tonase, kadar dan kandungan mineralnya dapat diestimasi dengan tingkat keyakinan rendah. Tingkat keakuratan hasil perhitungannya baik kuantititas maupun kualitas 20-40%.

2. Sumberdaya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource)

Sumberdaya mineral terunjuk adalah sumberdaya mineral yang tonase, kadar dan kandungan mineralnya dapat diestimasi dengan tingkat keyakinan medium. Tingkat keakuratan hasil perhitungannya baik kuantitas maupun kualitas 40-60%.

3. Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource)

Sumberdaya mineral terukur adalah sumberdaya mineral yang tonase, kadar dan kandungan mineralnya dapat diestimasi dengan tingkat keyakinan tinggi. Tingkat keakuratan hasil perhitungannya baik kuantitas maupun kualitas hingga 80%.

4. Cadangan Terkira (Probable Reserve) Cadangan terkira adalah sumberdaya

mineral terunjuk dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga pertambangan dapat dilakukan secara ekonomis.

5. Cadangan Terbukti (Proved Recerve) Cadangan terbukti adalah sumberdaya

mineral terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga pertambangan dapat dilakukan secara ekonomis.

Metode Perhitungan Cadangan Metode perhitungan sumberdaya yang

digunakan harus sesuai dengan jenis bahan galian yang akan dihitung. Metode penampang tegak yang akan lebih tepat untuk batuan yang bersifat homogen seperti batubara, andesit maupun batugamping. Sedangkan untuk mineral logam yang penyebarannya tidak merata metode daerah pengaruh yang lebih tepat digunakan. 1. Metode Penampang (Cross Section)

Metode penampang masih sering digunakan pada tahap paling awal perhitungan cadangan. Hasil perhitungan secara manual ini dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk mengecek hasil perhitungan yang lebih canggih menggunakan komputer. Dalam perhitungan menggunakan metode penampang tegak, rumus yang biasa digunakan adalah:

Page 5: ANALISA PERHITUNGAN SUMBERDAYA CADANGAN BATUBARA …

E-ISSN 2615-2827 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Pertambangan Vol -, No 12 September 2019

a. Rumus luas rata-rata (mean area), rumus luas rata-rata dipakai untuk endapan sumberdaya yang mempunyai penampang yang uniform.

V= d

Keterangan:

A1,A2 =Luas penampang sumberdaya (m2)

d = Jarak antar penampang (m).

V = Volume (m3)

Rumus kerucut terpancung (2

Keterangan:

S1 = Luas penampang atas (m2) S2 = Luas penampang alas (m2).

Sketsa Perhitungan Volume Sumberdaya Dengan Rumus Kerucut Terpancung (Metode Penampang) METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang lakukan adalah penelitian yang bersifat Deskriptif (descriptive research) tujuan dari penelitian ini adalah untuk pencandraan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Sumandi Suryabrata, 2004). Melalui penelitian deskriptif ini, peneliti nantinya akan memberikan hasil berupa Perhitungan Sumberdaya Batubara Terunjuk Menggunakan metode Crossection dan Kerucut terpancung Mengunakan Sofware Rock works dan Autodesk land desktop.

Hasil dari penelitian yang dilakukan tidak perlu sebagai suatu penemuan baru, akan tetapi merupakan aplikasi yang baru dari penelitian yang telah ada

Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang peneliti lakukan di PT. Cipta Kridatama Job site PT. Mifa Bersaudara terletak di Desa Sumber Batu Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang dilakukan di PT. Cipta Kridatama Job site PT. Mifa Bersaudara terletak di Desa Sumber Batu Kecamatan Meureubo, Kapbupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh pada bulan November s/d Desember 2018. Data dan Sumber Data Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Data Primer a. Data koordinat dan topografi

PT. Cipta Kridatama b. Koordinat singkapan PT.

Cipta Kridatama c. Litologi batuan PT. Cipta

Kridatama d. Dokumentasi lapangan PT.

Cipta Kridatama 2. Data sekunder

a. Peta geologi regional PT. Cipta Kridatama

b. Peta topografi PT. Cipta Kridatama

c. Peta kesampaian daerah PT. Cipta Kridatama

d. Peta IUP PT. Cipta Kridatama

e. Peta kemajuan tambang PT. Cipta Kridatama

Sumber Data Sumber data yang peneliti dapatkan berasal

dari pengamatan langsung dilapangan serta arsip-arsip dan dokumentasi dari PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara. Perhitungan Sumberdaya Batubara Batas Perhitungan

1. Batas atas yang dibatasi oleh elevasi tertinggi daerah perhitungan yaitu pada elevasi 261

mdpl. 2. Batas bawah yang dibatasi pada elevasi

terendah,selain itu juga mempertimbangkan metoda penambangan batubara menggunakan metoda tambang terbuka Dari hasil pengukuran koordinat dilapangan didapatkan bahwa elevasi terendah adalah 196m. Jadi batas perhitungan hingga elevasi261 m.

B. Perhitungan Volume Batubara 1. Perhitungan Volume

Perhitungan volume total dilakukan dengan metode cross sectiondan metodekerucut terpancung . Perhitungan ini dilakukan

xAA221+

)2121(3

SSSSLV ´++=

Page 6: ANALISA PERHITUNGAN SUMBERDAYA CADANGAN BATUBARA …

E-ISSN 2615-2827 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Pertambangan Vol -, No 12 September 2019

dengan bantuan Perangkat lunak Rockworks dan Autodesk Land Desktop.

Tahap perhitungan adalah: a. Perhitungan dengan metode cross section

Pembuatan section dengan cara membagi daerah yang akan disayat yang berada dalam daerah penelitian, hasil section yang

telah di dapat pada Software Rockworks dapat dihitung luas daerah, dan jumlah bahan galian di daerah penelitian, setelah melakukan sayatan didapat 10 sectiondandari data tersebut peneliti dapat menghitung jumlah overburden dan volume batubara.

Volume Overburden section A-A’ sampai section J-J’

1) Cross Section A-A’

Gambar 4.6. Cross Section A-A’ Pada gambar 4.6 diatas dapat dilihat permodelan cross section A-A’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan overburden sebesar 1006,8 m2

2) Cross Section B-B’

Gambar 4.7. Cross Section B-B’ Pada gambar 4.7 diatas dapat dilihat permodelan cross section B-B’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan overburden sebesar 928,0 m2

3) Cross Section C-C’

Gambar 4.8. Cross Section C-C’ Pada gambar 4.8 diatas dapat dilihat permodelan cross section C-C’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan overburden sebesar 1043,7 m2

4) Cross Section D-D’

Gambar 4.9. Cross Section D-D’ Pada gambar 4.9 diatas dapat dilihat permodelan cross section D-D’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan overburden sebesar 1174,9 m2

5) Cross Section E-E’

Gambar 4.10. Cross Section E-E’ Pada gambar 4.10 diatas dapat dilihat permodelan cross section E-E’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan overburden sebesar 1095,3 m2

6) Cross Section F-F’

Gambar 4.11. Cross Section F-F’ Pada gambar 4.11 diatas dapat dilihat permodelan cross section F-F’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan overburden sebesar 1209,2 m2

Page 7: ANALISA PERHITUNGAN SUMBERDAYA CADANGAN BATUBARA …

E-ISSN 2615-2827 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Pertambangan Vol -, No 12 September 2019

7) Cross Section G-G’

Gambar 4.12. Cross Section G-G’ Pada gambar 4.12 diatas dapat dilihat permodelan cross section G-G’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan overburden sebesar 1185,6 m2

8) Cross Section H-H’

Gambar 4.13. Cross Section H-H’ Pada gambar 4.6 diatas dapat dilihat permodelan cross section H-H’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan overburden sebesar 1220,8 m2

9) Cross Section I-I’

Gambar 4.14. Cross Section I-I’ Pada gambar 4.14 diatas dapat dilihat permodelan cross section I-I’ dengan mengunakan software

rockworks, maka didapat luas daerah sayatan overburden sebesar 1234,4 m2

10) Cross Section J-J’

Gambar 4.15. Cross Section J-J’

Pada gambar 4.15 diatas dapat dilihat permodelan cross section J-J’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan overburden sebesar 1273,9 m2

c. Volume batubara section A-A’ sampai section J-J’

1) Cross Section A-A’

Gambar 4.16. Cross Section A-A’ Pada gambar 4.16 diatas dapat dilihat permodelan cross section A-A’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan batubara sebesar 873,7 m2

2) Cross Section B-B’

Page 8: ANALISA PERHITUNGAN SUMBERDAYA CADANGAN BATUBARA …

E-ISSN 2615-2827 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Pertambangan Vol -, No 12 September 2019

Gambar 4.17. Cross Section B-B’ Pada gambar 4.17 diatas dapat dilihat permodelan cross section B-B’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan batubara sebesar 757,8 m2

3) Cross Section C-C’

Gambar 4.18. Cross Section C-C’ Pada gambar 4.18 diatas dapat dilihat permodelan cross section C-C’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan batubara sebesar 878,6 m2

4) Cross Section D-D’

Gambar 4.19. Cross Section D-D’ Pada gambar 4.19 diatas dapat dilihat permodelan cross section D-D’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan batubara sebesar 974,9 m2

5) Cross Section E-E’

Gambar 4.20. Cross Section E-E’

Pada gambar 4.20 diatas dapat dilihat permodelan cross section E-E’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan batubara sebesar 913,0 m2

6) Cross Section F-F’

Gambar 4.21. Cross Section F-F’

Pada gambar 4.11 diatas dapat dilihat permodelan cross section F-F’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan batubara sebesar1003,5 m2

7) Cross Section G-G’

Gambar 4.22. Cross Section G-G’

Pada gambar 4.22 diatas dapat dilihat permodelan cross section G-G’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan batubara sebesar 990,3 m2

Page 9: ANALISA PERHITUNGAN SUMBERDAYA CADANGAN BATUBARA …

E-ISSN 2615-2827 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Pertambangan Vol -, No 12 September 2019

8) Cross Section H-H’

Gambar 4.23. Cross Section H-H’

Pada gambar 4.23 diatas dapat dilihat permodelan cross section H-H’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan batubara sebesar 1020,3m2

9) Cross Section I-I’

Gambar 4.24. Cross Section I-I’

Pada gambar 4.24 diatas dapat dilihat permodelan cross section I-I’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan batubara sebesar 1022,5m2

10) Cross Section J-J’

Gambar 4.25. Cross Section J-J’

Pada gambar 4.25 diatas dapat dilihat permodelan cross section J-J’ dengan mengunakan software rockworks, maka didapat luas daerah sayatan batubara sebesar 1074,0m2

Dari hasil 10 section volume overburden dan volume batubara diatas, pada akhirnya akan terbentuk 9 blok interval perhitungan.Blok ini akan dihitung volumenya dengan rumus penampang cross section jarak antar section adalah 9,8 m, 11 m, 10,6 m, 10,3 m, 9,8 m, 10,9 m, 9,7 m, 10,4 m, 11,0 meter (peta penarikan section dapat dilihat pada lampiran (2). Adapun hasil perhitungan overburden dan volume batubara dengan menggunakan metode cross section dengan Software Rockworks.

Rekapitulasi Volume dan Tonase Batubara Dengan Metode Cross Section

MATERIAL VOLUME (m3)

TONASE (Ton)

STRIPPING RATIO (SR)

Batubara 88702,565 115.313.334 1 : 2,038

1 : 2

Overburden 106352,42 235.038.848V

1 : 2,038

1 : 2

Perhitungan dengan metode kerucut terpancung Perhitungan sumberdaya batubara denganmetode kerucut terpancung adalah salah satu bagian dari kelompok bangun ruang sisi lengkung, kerucut mempunyai dua sisi alas dan selimut metode ini di gunakan untuk menghitung sumberdaya batubara pada tambang terbuka. untuk Perhitungan dengan metode kerucut terpancung peneliti menggunakan software Autodesk Land Desktop Setelah semua koordinat dimasukan pada software Autodesk Land Desktop bentuk model perhitungan sumberdaya terunjuk dengan metode kerucut terpancung dapat dilihat pada gambar 4.26.

Gambar4.26. Permodelan perhitungan sumberdaya terunjuk dengan metode kerucut terpancung menggunakan software Autodesk Land Desktop. Dari permodelan diatas penulis membuat penampang atas dan penampang bawah yang fungsinya untuk membantu peneliti untuk mendapatkan luas dari penampang atas dan penampang bawah dari titik koordinat 300 titik

Page 10: ANALISA PERHITUNGAN SUMBERDAYA CADANGAN BATUBARA …

E-ISSN 2615-2827 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Pertambangan Vol -, No 12 September 2019

koordinat, maka didapatkan hasil 32 dimensi blok, dari 32 dimensi blok tersebut akan dihitung dengan rumus kerucut terpancun, setelah volume masing-masing blok didapatkan, maka dilakukan penjumlahan volume semua blok untuk mengetahui berapa volume dari overburden dan batubara. dari perhitungan menggunakan metode kerucut terpancung didapatkan volume overburdenadalah sebesar 62243287.94 m3 dan volume sumberdaya terunjuk batubara adalah sebesar 518642119.68 m3

Adapun hasil perhitungan overburden dan volume batubara dengan menggunakan metode Kerucut Terpancung.

Rekapitulasi Volume dan Tonase Batubara Dengan Kerucut Terpancung

MATERIAL VOLUME (m3)

TONASE (Ton)

STRIPPING RATIO (SR)

Batubara 36.888.234,52 47.954.716,58 1 : 2,060

1 : 2

Overburden 44.713.028,32 98.815.792,59 1 : 2,060

1 : 2

Perhitungan Tonase Batubara Perhitungan tonase batubara adalah dengan cara perkalian dengan density batubara dapat dilihat sebagai berikut:

1) Tonase Batubara hasil perhitungan menggunakan metode crosssection.

Diketahui: V = 88.702,565m3

Ρ = 1,3 ton/ m3

Maka Perhitunganny T = 88.702,565m3x 1,3 ton/ m3

= 115.313,334 ton Jadi hasil perhitungan sumberdaya batubara dengan menggunakan metode cross section adalah sebesar 115.313,334 ton

2) Tonase Overburden hasil perhitungan menggunakan metode cross section. Diketahui: V = 106352,42m3

ρ = 2,21 ton/ m3

Maka Perhitungannya: T = 106352,42m3x 2,21 ton/ m3 = 235.038.848 ton Jadi hasil perhitungan sumberdaya batubara dengan menggunakan metode cross section adalah sebesar 235.038.848 ton

3) Tonase Batubara hasil perhitungan menggunakan metode kerucut terpancung Diketahui :

V = 518642119.68 m3

ρ = 1,3 ton/ m3

Maka Perhitungannya: T = 518642119.68 m3x 1,3 ton/ m3

= 67.423.4755,6 ton Jadi hasil perhitungan sumberdaya batubara dengan menggunakan metode kerucut terpancung adalah sebesar 67.423.4755,6 ton.

4) Tonase Overburden hasil perhitungan

menggunakan metode kerucut terpancung Diketahui: V = 62243287.94 m3

ρ = 2,21 ton/ m3

Maka Perhitungannya: T = 62243287.94 m3x 2,21 ton/ m3 = 137.557.666,3 ton

Jadi hasil perhitungan overburden dengan menggunakan metode kerucut terpancung adalah sebesar 137.557.666,3 ton Dan diantara kedua metode cross section dan metode kerucut terpancung didapatkan perbandingan stripping ratio adalah: 1 : 2.

Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis sumberdaya terunjuk batubara PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara dengan menggunakan metode cross section adalah sebanyak 115.313.334 ton (ρ = 1,3 ton /m3) dan overburden sebesar 235.038,848 ton (ρ = 2,21 ton /m3).

2. Analisis sumberdaya terunjuk batubara PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara dengan menggunakan metode kerucut terpancung adalah sebanyak 67.423.4755,6 ton (ρ = 1,3 ton /m3) dan overburden sebesar 137.557.666,3 ton (ρ = 2,21 ton /m3)

3. Dari hasil analisa stripping ratio pada PT. Cipta Kridatama Job Site PT.Mifa Bersaudara di dapatkan hasil stripping ratio 1:2 untuk mendapatkan 1m3 batubara maka overburden yang harus dibongkar adalah sebanyak 2 m3 overburden

Saran Saran dari peneliti setelah melakukan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi oleh pihak PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa Bersaudara

Page 11: ANALISA PERHITUNGAN SUMBERDAYA CADANGAN BATUBARA …

E-ISSN 2615-2827 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Pertambangan Vol -, No 12 September 2019

2. Pada metode cross section memiliki kelebihan pada jarak antar section, semakin rapat jarak antar sayatan maka hasil perhitungan yang didapatkan semakin akurat dan dipengaruhi oleh keadaan topografi daerah penelitan dan sebaran yang terdapat pada antar penampang sedangkan pada kerucut terpancung memiliki kelemahan kurang akuratnya data karena pada metode kerucut terpancung ada bagian yang tidak terhitung yang berada di luar area kerucut terpancung, apabila dengan menggunakan data pengeboran hasil nya akan lebih akurat.untuk potensi terdapatnya bahan galian, dan tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi daerah penelitian, ketebalan setiap titik koordinat tidak sama sehitngga perbedaan perhitungan antara metode cross section dan kerucut terpancung cukup jauh. Sehingga dari dua metode perhitungan sumberdaya tersebut penulis mengajukan metode cross section yang paling tepat sebagai bahan evaluasi perhitungan sumberdaya oleh pihak PT. Cipta Kridatama Job Site PT. Mifa bersaudara.

DAFTAR PUSTAKA

Diyah Ayuh Purwaningsih, Riyanto. ‘’Perhitungan Cadangan Terbukti Dengan Metode Cross Section’’ (JPG) Jurnal Geologi Pertambangan September, 2014.

Fadli, Sri Widodo, Agus Ardianto Budiman. ‘‘Desain Pit Penambangan Batubara Block C Pada PT. Intibuana Indah Selaras Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara’’ Jurnal Geomine, Vol 01 April, 2015.

Haris, Agus. ‘‘Modul Metode ‘’Perhitungan Cadangan’’ Departemen Teknik Pertambangan Fakultas Ilmu Kebumian Dan Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung. Bandung, 2005,

Muhammad Rizwan Rozali, dkk. ‘‘Perhitungan Cadangan Batubara Dan Permodelan Pit Pada PT. Global Indonesia Mandiri, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan’’. Jurnal GEOSAPTA Vol. 1 Juli No. 1 Juli, 2015.

Mart Wandy, dkk. ‘‘Perhitungan Cadangan Batubara Dan Peracangan Pit PT. Anugrah Karya Raya, Desa Penain, Kec Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah’’. Geosapta, Vol 1 Juli,2015.

Riko Ervil, dkk, ‘‘Buku Panduan Penulisan Dan Ujian Skripsi STTIND Padang’’, Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang, 2016.

Sujiman. ‘‘Kajian Perhitungan Cadangan Batubara Menggunakan Metode Block Model 2 Dimensi Dan Cross Section di Software Surpac Pada PT. Tanito Harum Kalimantan Timur’’. JPG ( Jurnal Geologi Pertambangan) Vol. 1 (No. 17) Febuari, 2015.

SNI 4726:2011 ‘‘Pedoman Pelaporan, Sumberdaya, dan Cadangan Mineral’’

SNI 4726:2011 ‘‘Tahap Eksplorasi’’

UU Nomor 4 Tahun 2009 ‘‘Tentang Eksplorasi’’

Waterman Sulistyana ‘’Metoda Perhitungan Cadangan’’, 1998.