Drive Tes GSM

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    1/56

      1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Komunikasi bergerak (mobile communication) mulai dirasakan perlu

    sejak orang semakin sibuk pergi kesana kemari dan memerlukan alat

    telekomunikasi yang siap dipakai sewaktu-waktu di mana saja berada. Hal inilah

    yang akhirnya melahirkan sebuah standarisasi untuk komunikasi bergerak, salah

    satunya adalah GSM (Global System for Mobile communication).

    Setelah semua perangkat GSM terpasang maka BTS tersebut langsung

    di on-air  kan atau dinyalakan. Langkah berikutnya perlu dilakukan measurement

    traffic beberapa hari, dan perlu dilakukan analisis apakah pengukuran sesuai

    dengan standard yang sudah ditetapkan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan test

    call   di BTS atau melakukan drive test.  Dalam tugas akhir ini akan dibahas

     perangkat (hardware) drive test dan software pendukungnya yang

    diimplementasikan ke jaringan sehingga bisa diketahui hasilnya.

    1.2 Tujuan

    Adapun Tujuan dari tugas akhir yang berjudul ”Implementasi Perangkat

    Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM” ini adalah :

      Mengimplementasikan perangkat drive test   untuk mendapatkan data dan

     parameter yang dibutuhkan.

      Menganalisa data hasil drive test  ( logfile) untuk kepentingan optimalisasi

     jaringan.

      Mendapat kesimpulan kondisi jaringan GSM yang ada pada site yang telah

    dilakukan drive test. 

    1.3 Perumusan Masalah

    Dalam Tugas Akhir ini masalah yang akan menjadi pokok pembahasan

    untuk mendapatkan kesimpulan dari dilakukannya drive test adalah :

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    2/56

    Bab I Pendahuluan  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    2

      Maksud dan fungsi dilakukannya drive test   serta pengaruhnya terhadap

    kondisi jaringan yang ada.

      Setting perangkat drive test   meliputi hardware  dan  software  yang

    digunakan

      Parameter-parameter drive test

      Metode yang digunakan pada drive test untuk menghasilkan data dan

     parameter yang maksimal

    1.4 Pembatasan Masalah

    Dalam tugas akhir ini akan dibatasi oleh beberapa hal sebagai berikut :

      Perangkat drive test  digunakan untuk melakukan pengukuran parameter-

     parameter jaringan pada tiap sektor antena yang direcord untuk

    menghasilkan log file (data hasil drive test).

      Perangkat (hardware) yang digunakan meliputi GPS, handset TEMS

     berupa MS Sony Ericsson T10. Sedangkan untuk proses collect , record  

    dan processing log file  drive testnya  digunakan TEMS Investigation 6.0

    dan Map Info V7.0 ( software).

      Data drive test  yang dihasilkan meliputi perbedaan nilai Rx Lev, Rx Qual

    dan SQI yang ditampilkan sebagai perbedaan warna pada peta digital.

      Perangkat diimplementasikan pada jaringan Telkomsel area Padang.

    1.5  Metodologi Penelitian

      Metode studi literatur dari berbagai sumber baik dari buku ataupun dari

    internet.

      Analisa format data dari perangkat GPS dan TEMS yang digunakan.

      Proses collect dan record parameter di lapangan sampai dengan processing

    log file drive test yang ditampilkan pada peta digital.

      Analisa logfile hasil drive test  berdasarkan nilai dan parameter perbedaan

    nilai Rx Lev, Rx Qual dan SQI.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    3/56

    Bab I Pendahuluan  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    3

    1.6  Sistematika Penulisan

    Tugas Akhir ini ditampilkan dalam bentuk sistematika penulisan sebagai

     berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam Bab I ini akan dibahas mengenai Latar Belakang, Maksud dan

    Tujuan, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Metodolagi Penulisan,

    dan Sistematika Penulisan.

    BAB II DASAR TEORI

    Bab ini membahas tentang jaringan GSM secara umum, terutama yang

     berkaitan dengan perangkat drive test  yang akan diimplementasikan beserta

    dengan parameternya.

    BAB III IMPLEMENTASI PERANGKAT DRIVE TEST

    Berisi penjelasan mengenai setting perangkat yang diimplementasikan,

    antara perangkat keras (hardware) berikut dengan perangkat lunak

    ( software) yang menyertainya, serta prinsip kerja perangkat tersebut.

    BAB IV ANALISA DATA HASIL DRIVE TEST

    Berisi tentang analisa dan evalusai data hasil drive test   (logfile) yang

    ditampilkan pada peta digital dari hasil record parameter pada waktu

    dilakukan pengukuran.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Berisi mengenai kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan Tugas Akhir

    ini, yang nantinya dapat digunakan sebagai sarana untuk pemeliharaan dan

    optimalisasi site.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    4/56

     4

    BAB II

    DASAR TEORI

    Global System for Mobile Communication  (GSM), adalah salah satu

    standar sistem komunikasi nirkabel (wireless) yang bersifat terbuka. Pada saat ini

    GSM merupakan teknologi komunikasi bergerak yang paling banyak digunakan

    di seluruh dunia. Sifat yaitu pelanggan mampu bergerak secara bebas di dalam

    area layanan sambil berkomunikasi tanpa terjadi pemutusan hubungan. GSM

    adalah sebuah teknologi komunikasi bergerak yang tergolong dalam generasi

    kedua (2G). Perbedaan utama sistem 2G dengan teknologi sebelumnya (1G)

    terletak pada teknologi digital yang digunakan.

    2.1 Konsep Dasar Sistem GSM

    Sistem seluler merupakan sistem komunikasi yang digunakan untuk

    memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak. Disebut

    sistem seluler karena daerah layanannya dibagi-bagi menjadi daerah yang kecil-

    kecil yang disebut sel. Sistem ini menggunakan banyak transmitter dengan power

    rendah untuk mengcover area tertentu. Untuk menghindari terjadinya interferensi,

    sel yang berdekatan tidak boleh menggunakan frekuensi yang sama.

    2.1.1  Bentuk Sel

    Pembagian area dalam kumpulan sel merupakan prinsip penting GSM

    sebagai sistem telekomunikasi seluler. Pengertian dari sel adalah area cakupan

    (coverage area) dari Radio Base Station. Sel tersebut dimodelkan sebagai bentuk

    heksagonal. Tiap sel mengacu pada satu frekuensi pembawa atau ARFCN

    tertentu.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    5/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    5

     

    Gambar 2.1. Sel dengan prinsip frequency re-use

    Pada gambar terlihat contoh  frequency re-use dengan jumlah kanal tujuh buah. Antara sel-sel yang berdekatan, frekuensi yang digunakan tidak boleh

     bersebelahan kanal atau bahkan sama. Ukuran sel meliputi :

    1.  Makro sel (>5km)

    2.  Mikro sel (3-

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    6/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    6

     jauh sehingga mengurangi resiko terjadinya interferensi. Dengan demikian desain

    sistem GSM memerlukan kompromi antara kualitas dan kapasitas.

    2.1.3 Sektorisasi

    Untuk lebih meningkatkan kapasitas dan kualitas, dilakukan teknik

    sektorisasi. Prinsip dasar sektorisasi ini adalah membagi BTS menjadi beberapa

    sektor, biasanya tiga atau enam bagian yang dikenal dengan sektorisasi 1200 atau

    300. Tiap sektor bisa terdapat beberapa TRx, biasanya satu sampai empat.

    Gambar 2.2. Sectorisai pada Base Tranceiver Station

    Sektor yang dimiliki oleh BTS bisa terlihat oleh pandangan mata dari

     jumlah antena tegak yang dimiliki oleh BTS itu. Dengan demikian BTS yang

    memiliki 3 sektor dengan setiap sektor memiliki 4 TRx maka frekuensi channel

    yang digunakan adalah 12 buah. Jika frekuensi re-use n = 7, maka frekuensi

    channel yang digunakan 12 X 7 = 84.

    Pemakaian jumlah TRx yang banyak berhubungan dengan kapasitas yang

    dapat ditangani oleh BTS. Makin BTS tersebut melayani daerah-daerah yang

     padat penduduknya, jumlah TRx yang ada dalam BTS tersebut makin banyak agar

    tiap-tiap panggilan telepon dapat dilayani. Frekuensi channel yang dijual

    lisensinya oleh pemerintah ke operator telekomunikasi (Indosat, Telkomsel, Pro-

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    7/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    7

    XL) adalah 124 channel. Jadi tiap-tiap operator harus pintar menggunakan

    alokasi frekuensi yang dipunyai, mengingat di dunia ini jumlah frekuensi terbatas

    maka harus diatur penggunaannya agar tidak terjadi saling tumpang tindih dan

    saling berinterferensi.

    2.1.4  Spesifikasi Teknis GSM

    Awalnya GSM didesain untuk beroperasi pada band frekwensi 900 MHz,

    dimana untuk frekuensi uplinknya digunakan frekuensi 890-915 MHz, dan

    frekuensi downlinknya menggunakan frekuensi 935 – 960 MHz. Dengan

     bandwidth sebesar 25 MHZ yang digunakan ini , dan lebar kanal sebasar 200

    kHz, maka akan didapat 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk voice dan

    1 kanal untuk signaling.

    Pada perkembangannya, jumlah kanal sebanyak 124 kanal tidak

    mencukupi untuk memenuhi kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan

     jumlah subscriber. Dengan keterbatasan spektrum frekuensi yang dimiliki,

    keterbatasan kualitas dan kapasitas masih sangat dirasakan terutama pada daerah-

    daerah trafik yang padat dan tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang

    lebih banyak ini, maka operator GSM di Eropa mencoba menggunakan tambahan

    frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 MHZ. Solusi yang

    diambil untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memanfaatkan kombinasi

    kedua teknologi yaitu GSM 900 dan DCS 1800 sebagai teknologi Dual Band.

    Teknologi Dual Band merupakan penggabungan kedua system GSM 900 dan

    DCS 1800, untuk mengoptimalkan kelebihan dari masing-masing system. Secara

    umum tidak ada perbedaan antara teknologi GSM 900 dan DCS 1800.

    Perbedaannya hanya terletak pada frekuensi. Perbandingan antara system GSM

    900 dengan DCS 1800 dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    8/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    8

    Tabel 2.1 Spesifikasi teknis GSM

     No Spesifikasi GSM 900 DCS 1800

    1 Spektrum Frekuensi

    Down Link

    Up Link

    (935 – 960) Mhz

    (890 – 915) Mhz

    (1805 – 1880) Mhz

    (1710 – 1785) Mhz

    2 Lebar Pita 200 Khz 200 Khz

    3 Total Bandwith 25 Mhz x 2 75 Mhz x 2

    4 Jumlah Kanal Radio 124 374

    5 Data Transmission Rate 13 KBps 13 KBps

    6 Modulasi GMSK GMSK

    7 Sistem akses jamak TDMA TDMA

    8 Ukuran sel Macrocell Microcell

    Sistem GSM 900 dengan ukuran sel Makro sel mempunyai cakupan yang lebih

    luas dibandingkan Mikro sel. Mikro sel sangat cocok diterapkan pada sistem

    dengan frekuensi yang tinggi, daya pancar rendah, lingkungan urban atau gedung

    serta mobilitas rendah. Sedangkan untuk Makro sel diterapkan pada frekuensi

    yang lebih rendah, dengan daya pancar tinggi, mobilitas tinggi dan untuk daerah

    terbuka atau sub-urban.

    2.1.5   Interface

    Air Interface menggunakan teknik Time Division Multiple Access 

    (TDMA) untuk jalur kirim dan terima serta signaling informasi antara BTS dan

    MS. Teknik TDMA digunakan untuk membagi tiap-tiap pembawa menjadi 8 time

    slot. Time slot ini kemudian ditandai untuk pemakai tertentu, memungkinkan

    dapat menangani 8 pembicaraan serta bersamaan pada carrier  yang sama.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    9/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    9

    Karakteristik Air Interface :

    Gambar 2.3. Air Interfce MS to BTS

    Keistimewaan dari GSM yang tidak terdapat pada system analog adalah

    adanya standardisasi interface antar masing-masing sub system. Dengan

    demikian GSM menjanjikan suatu sistem yang tidak harus dimonopoli oleh satu

    merek, dalam arti bahwa Switching, Base Station, dan Out Station dapat berasal

    dari merek yang berbeda karena tidak ada ketergantungan terhadap satu supplier.

    Gambar 2.4. Variasi Interface yang digunakan dalam GSM

    Dari gambar dapat dilihat bahwa interface yang menghubungkan BTS

    dengan BSC disebut sebagai Abis Interface. Interface ini membawa trafik dan data

    maintenance dan dispesifikasikan GSM untuk distandarisasi untuk seluruh

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    10/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    10

    vendor. BSC secara fisik terkoneksi dengan MSC via microwave / leased line,

    sedangkan interface yang menghubungkan antara BSC dan MSC disebut sebagai

     A interface. Interface ini menggunakan SS7 protokol yang biasa dikenal sebagai

    Signaling Correction Control Part (SCCP) yang akan mendukung komunikasi

    antara BSS dengan MSC.

    2.2 Struktur Kanal GSM/DCS

    Struktur kanal GSM/DCS dapat dibagi menjadi dua yaitu kanal fisik

    dan kanal logika. Kanal fisik berhubungan secara khusus dengan kanal frekuensi

    radio dan time slot sedangkan kanal logika erat hubungannya dengan informasi

    dan kontrol data pensinyalan.

    2.2.1 Kanal Fisik

    Pada air interface GSM/DCS menggunakan teknik multiplexing, yaitu

    FDMA dan TDMA. FDMA membagi range frekuensi membagi 124 kanal

    (GSM) dan 374 kanal (DCS) dengan lebar 200 Khz. Range frekuensi yang

    digunakan 890 – 915 Mhz untuk MS ke BTS (uplink) dan 935 – 960 Mhz untuk

    BTS ke MS (downlink)  untuk GSM dan 1710 – 1785 Mhz untuk MS ke BTS

    (uplink) dan 1805 – 1880 Mhz untuk BTS ke MS (downlink) untuk DCS. Setiap

    kanal menempati time slot dengan durasi 576,9 µs maka untuk 8 time slot yang

    disebut sebagai frame memiliki durasi 4,615 ms. Selama terjadi percakapan suara

    yang telah dikodekan menjadi bit – bit akan dikirimkan setiap 4,615 ms secara

     periodik. Kanal fisik pada frame TDMA dengan durasi time slot sebesar 576,9 µs

    akan membawa kanal logika.

    2.2.2 Kanal Logika

    Kanal logika membawa informasi pelanggan dan kontrol data

     pensinyalan. Kanal – kanal logika yang berbeda memiliki tugas yang berbeda.

    Sebagian besar dari informasi yang ditransmisikan antara MS dan BTS,

    umumnya berupa informasi pelanggan (berupa suara atau data) dan kontrol data

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    11/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    11

     pensinyalan. Tergantung pada tipe informasi yang ditransmisikan pada kanal

    logika yang berbeda. Kanal logika ini membawa data user, baik bit informasi

    (suara/data) maupun signalling pada mobile station atau base station.

    Kanal logika digambarkan ke dalam beberapa kanal fisik (time slot).

    Sebagai contoh : Percakapan digital dibawa dengan kanal logika yang disebut

    kanal trafik (TCH), yang mana selama transmisi dapat dialokasikan sebuah kanal

    fisik tertentu.

    Gambar 2.5. Kanal Logika GSM

    Kanal logika terdiri atas :

    1. Kanal Trafik ( TCH : traffic channels)

    2. Kanal Kontrol ( CCH : control channels)

    2.2.2.1 Kanal Trafik (TCH)

    Kanal trafik (TCH) dapat membawa suara atau data untuk layanan

    komunikasinya. TCH di bagi menjadi dua jenis yaitu full rate channel dengan bit

    rate 13 Kbps dan half rate channel dengan bit rate 6.5 Kbps. Sedangkan untuk

    komunikasi data bit rate transmisinya 300 – 9600 bps.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    12/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    12

      Perbedaan dari beberapa tipe kanal trafik adalah sebagai berikut :

    Full Rate TCH/FS : Speech (13Kbps net, 22,8 Kbps

    gross)

    TCH/F9,6 : 9,6 Kbps – data

    TCH/4,8 : 4,8 Kbps – data

    TCH/F2,4 : 2,4 Kbps – data

    Half Rate TCH HS : Speech (6,5 Kbps net, 11,6 Kbps

    gross)

    TCH/H4,8 : 4,8 Kbps – data

    TCH/H2,4 : 2,4 Kbps – data

    Gambar 2.6. Kanal Trafik (TCH) 

    2.2.2.2 Kanal Kontrol (CCH)

    Kanal kontrol terdapat kanal signalling digunakan untuk komunikasi

    antara perangkat – perangkat jaringan agar komunikasi pelanggan dapat

     berlangsung dengan baik. Control channels (CCH) terdiri dari tiga tipe,

    yaitu:

    1.   Broadcast Channel  (BCH)

    2.  Common Control Channel  (CCCH)

    3.   Dedicated Control Channel  (DCCH)

    TCH

    Traffic Channel

    Speech Data

    TCH/FS TCH/HS TCH/9.6 TCH/2.4

    TCH/4.8

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    13/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    13

     

    Gambar 2.7 Control Channels (CCH) 

    A. Broadcast Channel (BCH)

    BCH terdiri dari tiga tipe, yaitu :  Frequency Correction Channel  

    (FCCH), Synchronisation Channel   (SCH) dan  Broadcast Control Channel  

    (BCCH).

    1.   Frequency Correction Channel   (FCCH) digunakan MS untuk Switch

    On, kanal yang ditransmisikan secara berkala pada time slot BCCH dan

    mengijinkan MS untuk mensinkronkan frekuensinya terhadap

    transmitting base site.

    2.  Synchronisation Channel   (SCH) digunakan setelah mencari kanal

    frekuensi, SCH digunakan MS untuk sinkronisasi ke TDMA frame

    struktur dan mengetahui timing dari timeslot.

    3.   Broadcast Control Channel   (BCCH) merupakan informasi BTS

    mengenai penggunaan frekuensi, kombinasi kanal, kelompok paging,

    dan informasi sel sekitar yang dimonitor MS secara periodik paling

    sedikit tiap 30 detik ketika MS switch on.

    CCHControl Channels

    BCHDownlink Only

    BCCH Synch

    Channels

    SCH  FCCH

    CCCH

    RACH

    uplink

    CBCH

    downlink

    PCH/AGCH

    downlink

    DCCH

    SDCCH ACCH

    FACCH SACCH

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    14/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    14

    B. Common Control Channel (CCCH)

    CCCH terdiri dari empat tipe, yaitu :  Paging Channel   (PCH),

     Random Access Channel  (RACH), Access Grant Channel  (AGCH) dan Cell

     Broadcast Channel  (CBCH).

    1.   Paging Channel   (PCH), digunakan untuk kanal panggilan oleh BTS

    ke MS dan suatu kanal downlink.

    2.   Random Access Channel   (RACH), digunakan MS untuk meminta

     Dedicated Control Channel (DCCH) untuk mengakses sistem,

    digunakan untuk Mobile Originating Call dan suatu kanal uplink.

    3.   Access Grant Channel   (AGCH), digunakan BTS untuk meminta

     Dedicated Control Channel (DCCH) dan suatu kanal downlink.

    4.  Cell Broadcast Channel   (CBCH), digunakan utnuk mentransmisikan

    message yang di broadcast ke semua MS dalam sebuah sel.

    C. Dedicated Control Channel (DCCH)

    DCCH digunakan untuk kontrol dan pensinyalan setelah panggilan

     berlangsung, untuk call setup dan validasi. DCCH terdiri dari Standalone

     Dedicated Control Channel   (SDCCH) dan  Associated Control Channel  

    (ACCH).

    Standalone Dedicated Control Channel   (SDCCH) adalah sebuah

    DCCH yang mendukung transfer data untuk dan dari mobile station

    selama call setup dan validasi. Alokasi DCCH tidak terhubung ke alokasi

     pada sebuah TCH. Ini dipakai sebelum MS ditentukan oleh sebuah TCH.

    SDCCH digunakan untuk autentifikasi dari MS, location update, roaming,

    aktivasi enkripsi dan call control . Selain itu SDCCH berfungsi untuk

    membawa kontrol informasi umum, pengukuran radio link dan power

    control messages.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    15/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    15

       Associated Control Channel   (ACCH) terdiri dari dua tipe, yaitu :

    slow ACCH (SACCH) dan fast ACCH (FACCH). SACCH dan FACCH

     beroperasi di uplink dan downlink directions.

    1.  SACCH selalu berhubungan dengan TCH dan SDCCH, laporan

     pengukuran, kontrol daya MS dan penyesuai waktu.

    2.  FACCH berhubungan dengan TCH, digunakan untuk transmisi

     beberapa perintah handover.

    2.3 Call Setup

    Sebelum MS melakukan panggilan, baik itu terhadap MS maupun

    PSTN harus melakukan call setup. Proses call setup merupakan proses MS

    untuk mendapatkan kanal SDCCH yang dipergunakan sebagai signalling

    awal. Adapun proses call setup sebagai berikut :

    Gambar 2.8. Proses Call Setup

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    16/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    16

    2.4  Arsitektur Jaringan

    Secara umum, network elemen dalam aristektur jaringan GSM dibagi

    menjadi empat bagian yaitu :

    1.  Mobile Station (MS)

    2. 

    Base Station Sub-system (BSS)

    3. 

     Network Sub-System (NSS)

    4.  Operation and Support System (OSS)

    Secara bersama-sama, keseluruhan network elemen di atas akan membentuk

    sebuah PLMN ( Public Land Mobile Network )

    2.4.1 Mobile Station (MS) 

    Mobile Station (MS) adalah perangkat yang digunakan oleh pelanggan

    untuk melakukan pembicaraan. Secara umum sebuah mobile sistem terdiri dari :

    •  Mobile Equipment (ME) atau handset

    • 

    Subscriber Identity Module (SIM) atau Sim card

    Gambar 2.9 ME dan SIM

    2.4.1.1 Mobile Equipment (ME)

     Mobile Equipment   (ME) atau handset adalah perangkat GSM yang

     berada di sisi pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim

    dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya.

    Secara international, ME diidentifikasi dengan IMEI ( International Mobile

     Equipment Identity) dan data IMEI ini disimpan oleh EIR untuk keperluan

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    17/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    17

    authentikasi, apakah mobile equipment (ME) yang bersangkutan dijinkan untuk

    melakukan hubungan atau tidak. Gambar di bawah ini menunjukan format

     penomoran IMEI.

    Gambar 2.10 Format penomoran IMEI 

    •  TAC (Type Approval Code), adalah kode yang diberikan pada saat Mobile

    Equipment ditest sebelum ME tersebut dijual ke pasar.

    •  FAC ( Final Assembly Code), menunjukan kode manufaktur/pabrik.

    •  SNR (Serial Number )

    •  SP (Spare field)

    2.4.1.2 Subscriber I denti ty Module  (SIM)

    Subscriber Identity Module (SIM) adalah sebuah smart card yang berisi

    seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi service yang dimilikinya.

    Mobile Equipment (ME) tidak dapat digunakan tanpa ada SIM card di dalamnya,

    kecuali untuk panggilan emergency (SOS) dapat dilakukan tanpa menggunakan

    SIM card. Secara umum informasi/data yang disimpan di dalam SIM adalah

    sebagai berikut :

    •  IMSI ( International Mobile Subscriber Identity) adalah penomoran

     pelanggan yang akan selalu unik di seluruh dunia. Gambar di bawah ini

    menunjukan format penomoran IMSI. 

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    18/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    18

     

    Gambar 2.11 Format penomoran IMSI

    - MCC (Mobile Country Code)

    - MNC (Mobile Network Code)

    - MSIN (Mobile Subscriber Identification Number)

    •  MSISDN (Mobile Subscriber ISDN) 

    Gambar 2.12 Format penomoran MSISDN 

    MSISDN adalah nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan.

    - CC (Country Code)

    - NDC (National Destination Code)

    - SN (Subscriber Number)

    Sebagai contoh MSISDN 62 811 970399 => CC= 62, NDC = 811, SN = 970399.

    Secara fungsional, sebuah MS mempunyai fungsi-fungsi sebagai  Radio Resource

     Management, Mobility Management , dan juga sebagai Communication

     Management.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    19/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    19

    2.4.2 Base Station Sub-system  (BSS) 

    Secara umum,  Base Station Sub-system  terdiri dari BTS ( Base

    Transceiver Station) dan BSC ( Base Station Controller ).

    2.4.2.1 Base Transceiver Station  (BTS)

    BTS adalah perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS. BTS

     berhubungan dengan MS melalui air interface atau disebut juga Um Inteface. BTS

     berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transceiver) sinyal komunikasi dari/ke

    MS. Karena fungsinya sebagai tranceiver, maka bentuk fisik sebuah BTS adalahtower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver. Fungsi dasar BTS adalah

    sebagai Radio Resource Management , yaitu melakukan fungsi-fungsi yang terkait

    dengan:

    •  Meng-asign channel ke MS pada saat MS akan melakukan pembangunan

    hubungan.

    •  Menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga

    mengirimkan/menerima sinyal dengan frekwensi yang berbeda-beda

    dengan hanya menggunakan satu antena yang sama.

    •  Mengontrol power yang di transmisikan ke MS.

    •  Mengontrol proses handover.

    •  Frequency hopping

    2.4.2.2 Base Station Controll er  (BSC)

    BSC adalah perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang secara

    hirarki berada di bawahnya. BSC merupakan interface yang menghubungkan

    antara BTS (komunikasi menggunakan  A-bis interface) dan MSC (komunikasi

    menggunakan A interface). Fungsi BSC antara lain :

    •  Melakukan fungsi radio resource management pada BTS-BTS yang ada di

     bawahnya.

    •  Mengontrol proses handover inter BSC dan juga ikut serta dalam proces

    handover intra BSC.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    20/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    20

    •  Menghubungkan BTS-BTS yang berada di bawahnya dengan OMC

    sebagai pusat operasi dan maintenance.

    •  Ikut terlibat dalam proces Call Control seperti call setup, routing,

    mengontrol dan men-terminate call.

    •  Melakukan dan mengontrol proces timing advance control, yaitu

    mengontrol sinyal-sinyal yang diterima dari MS yang bergerak, sehingga

    tidak saling overlap.

    2.4.3 Network Sub-System ( NSS ) 

    2.4.3.1 Mobile Switching Center  (MSC)

    MSC adalah network elemen sentral dalam sebuah jaringan GSM. Semua

    hubungan (voice call/transfer data) yang dilakukan oleh mobile subscriber selalu

    menggunakan MSC sebagai pusat pembangunan hubungannya. Pada umumnya,

    MSC memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

    •  Switching dan Call Routing : Sebuah MSC mengontrol proses

     pembangunan hubungan (call set up), mengontrol hubungan yang telah

    terbangun, dan me-release call apabila hubungan telah selesai. MSC juga

    melakukan fungsi routing call ke PLMN lain (operator seluler lain ataupun

     jaringan PSTN).

    •  Charging : Untuk pelanggan pre-paid, MSC akan selalu berkomunikasi

    dengan IN (Intelligent Network) yang melakukan fungsi online charging.

    Selain itu, MSC juga akan mencatat semua informasi tentang sebuah call

    dalam bentuk CDR (Call Detail Record).

    •  Berkomunikasi dengan network element lainnya (HRL,VLR, IN, network

    element VAS, dan MSC lainnya) : MSC akan berkomunikasi dengan HLR

    dan VLR terutama dalam proces pembangungan hubungan (call set up),

    call routing (di HLR disimpan lokasi terakhir MS tujuan dan untuk

    merouting call tersebut ke MS yang sedang meng-cover MS tujuan, HLR

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    21/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    21

    akan meminta informasi routing ke MSC yang sedang meng-cover MS

     pemanggil) dan call release. MSC akan berhubungan dengan MSC lain

    dalam hal proces call setup (termasuk call routing), dan juga mengontrol

     process handover antar cell yang terletak pada 2 MSC yang berbeda.

    •  Mengontrol BSC yang terhubung dengannya : Sebuah MSC dapat

    terhubung dengan 1 BSC atau lebih. MSC akan mengontrol dan

     berkomunkasi dengan BSC dalam hal call setup, location update, handover

    inter MSC (handover antara 2 cell yang terdapat pada 2 BSC yang berbeda

    tapi masih dalam 1 MSC yang sama).

    2.4.3.2 Home Location Register  (HLR)

    HLR adalah network elemen yang berfungsi sebagai sebuah database

    untuk penyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan yang tersimpan

    secara permanen, dalam arti tidak tergantung pada posisi pelanggan. HLR

     bertindak sebagai pusat informasi pelanggan yang setiap waktu akan diperlukan

    oleh VLR untuk merealisasi terjadinya komunikasi pembicaraan. VLR selalu

     berhubungan dengan HLR dan memberikan informasi posisi terakhir dimana

     pelanggan berada. Informasi lokasi ini akan diupdate apabila pelanggan berpindah

    dan memasuki coverage area suatu MSC yang baru. Informasi-informasi yang

    disimpan di HLR adalah :

    - Identitas pelanggan (IMSI, MSISDN)

    - Suplementary service pelanggan

    - Informasi lokasi terakhir pelanggan

    - Informasi Authentikasi pelanggan

    2.4.3.3 Visi tor L ocation Register  (VLR)

    VLR adalah network elemen yang berfungsi sebagai sebuah database

    yang menyimpan data dan informasi pelanggan, dimulai pada saat pelanggan

    memasuki suatu area yang bernaung dalam wilayah MSC VLR (setiap MSC akan

    memiliki 1 VLR sendiri) tersebut (melakukan Roaming). Informasi pelanggan

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    22/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    22

    yang ada di VLR ini pada dasarnya adalah copy-an dari informasi pelanggan yang

    ada di HLR-nya. Adanya informasi mengenai pelanggan dalam VLR

    memungkinkan MSC untuk melakukan hubungan baik Incoming (panggilan

    masuk) maupun Outgoing (panggilan keluar). VLR bertindak sebagai data base

     pelanggan yang bersifat dinamis, karena selalu berubah setiap waktu,

    menyesuaikan dengan pelanggan yang memasuki atau berpindah dalam suatu area

    cakupan suatu MSC. Data yang tersimpan dalam VLR secara otomatis akan selalu

     berubah mengikuti pergerakan pelanggan. Dengan demikian posisi pelanggan

    dapat dimonitor secara terus menerus dan hal ini akan memungkinkan MSC untuk

    melakukan penyambungan pembicaraan/SMS dari/ke pelanggan ini ke dengan

     pelanggan lain. VLR selalu berhubungan secara intensif dengan HLR yang

     berfungsi sebagai sumber data pelanggan.

    2.4.3.4 Authentication Center  (AuC)

     AuC menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk memeriksa

    keabsahan pelanggan, sehingga usaha untuk mencoba mengadakan hubungan

     pembicaraan bagi pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan. Disamping itu

     AuC  berfungsi untuk menghindarkan adanya pihak ke tiga yang secara tidak sah

    mencoba untuk menyadap pembicaraan. Dengan fasilitas ini,maka kerugian yang

    dialami pelanggan sistem selular analog saat ini akibat banyaknya usaha

    memparalel, tidak mungkin terjadi lagi pada GSM. Sebelum proses

     penyambungan switching dilaksanakan sistem akan memeriksa terlebih dahulu,

    apakah pelanggan yang akan mengadakan pembicaraan adalah pelanggan yang

    sah.

     AuC  menyimpan informasi mengenai authentication dan chipering key.

    Karena fungsinya yang mengharuskan sangat khusus, authentication mempunyai

    algoritma yang spesifik, disertai prosedur chipering yang berbeda untuk masing-

    masing pelanggan. Kondisi ini menyebabkan AuC memerlukan kapasitas memory

    yang sangat besar. Wajar apabila GSM memerlukan kapasitas memory sangat

     besar pula. Karena fungsinya yang sangat penting, maka operator selular harus

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    23/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    23

    dapat menjaga keamanannya agar tidak dapat diakses oleh personil yang tidak

     berkepentingan. Personil yang mengoperasikan dilengkapi dengan chipcard dan

     juga password identitas dirinya. Tabel di bawah ini menunjukan data-data yang

    disimpan di HLR dan VLRdan AuC.

    2.4.3.5 Equipment I denti ty Registration  (EIR)

    EIR memuat data-data peralatan pelanggan ( Mobile Equipment ) yang

    diidentifikasikan dengan IMEI ( International Mobile equipment Identity). Data

    Mobile Equipment yang di simpan di EIR dapat dibagi atas 3 (tiga) kategori:

    •  Peralatan yang diijinkan untuk mengadakan hubungan pembicaraan

    kemanapun

    •  Peralatan yang dibatasi dan hanya diijinkan mengadakan hubungan

     pembicaraan ketujuan yang terbatas

    •  Peralatan yang sama sekali tidak diijinkan untuk berkomunikasi

    Keberadaan EIR belum distandardisasi secara penuh, oleh karena itu

     belum dioperasikan di semua operator. Masih diperlukan klasifikasi dan

     penyempurnaan yang berkaitan dengan aspek hukum. Di Indonesia sendiri, belum

    ada operator seluler yang mengimplementasikan EIR.

    Berdasarkan keterangan-keterangan pada sub bab - sub bab di atas,

    distribusi lokasi informasi-informasi yang diperlukan dalam proces authentikasi

     pada network elemen-network elemen jaringan GSM dapat digambarkan sebagai

     berikut :

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    24/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    24

    Gambar 2.13. Arsitektur Jaringan GSM

    2.4.4 Operation and Suppor t System  (OSS) 

    Operation and Support System  (OSS) sering juga disebut dengan OMC

    (Operation and Maintenance Center ), adalah sub sistem jaringan GSM yang

     berfungsi sebagai pusat pengendalian dan maintenance perangkat (network

    element) GSM yang terhubung dengannya.

    OMC pada umumnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

    •   Fault Management  : Memonitor keadaan/kondisi tiap-tiap network elemen

    yang terhubung dengannya. Dalam hal ini, OMC akan selalu menerima

    alarm dari network element yang menunjukkan kondisi di network element

    yang dimonitor, apakah ada problem di newtwork elemen atau tidak.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    25/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    25

    •  Configuration Management   : sebagai interface untuk melakukan/merubah

    konfigurasi network element yang terhubung dengannya.

    •   Performance  Management : Berapa OMC ada yang dilengkapi juga

    dengan fungsi performance management, yaitu fungsi untuk memonitor

     performance dari network element yang terhubung dengannya.

    •   Inventory Management   : OMC juga dapat berfungsi sebagai inventorty

    management, karena di database OMC terdapat informasi tentang aset

    yang berupa network element, seperti jumlah dan konfigurasi seluruh

    network element, dan juga kapasitas network element

    2.4.5 Dual Band GSM 900 dan DCS 1800

    Manfaat utama layanan Dual Band ini pada dasarnya adalah untuk

    memberikan solusi terhadap kurangnya keleluasan dan kenyamanan pengguna

     jasa telekomunikasi seluler di Indonesia sebagai akibat keterbatasan kapasitas

    trafik dan kualitas network yang ada saat ini.

    Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan teknologi Dual Band, antara

    lain:

    a.  Akses yang lebih mudah

    - Minimalisasi Blankspot

    Untuk lokasi – lokasi tertentu yang tidak terdapat sinyal GSM atau

    daerah Blankspot, dapat diatasi dengan menambahkan BTS baru dengan

    sistem DCS 1800.

    - Peningkatan keberhasilan panggilan dan penurunan Connection Failure

    Rate

    Dengan penambahan BTS sistem DCS 1800 secara Overlay dengan

    sistem GSM 900 eksisting akan meningkatkan kemampuan penanganan

    trafik sehingga keberhasilan akses panggilan ke sistem GSM/DCS akan

    lebih tinggi terutama pada lokasi dengan trafik tinggi.

    - Drop rate lebih rendah

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    26/56

    Bab II Dasar teori  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    26

      Dengan sistem overlay GSM/DCS terutama pada lokasi trafik tinggi, call

    drop rate menjadi lebih rendah.

     b.  Aplikasi layanan yang lebih beragam (berbasis data)

    Akses komunikasi seluler berbasis data seperti mobile banking, mobile

    commerce, GPRS dan lainnya dengan kualitas prima dapat dipenuhi dari

    sistem DCS 1800 dengan spektrum frekuensi yang lebar.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    27/56

      27

    BAB III

    PERANGKAT DRIVE TEST

     Drive Test   adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengamati dan

    melakukan optimasi agar dihasilkan kriteria performansi jaringan. Yang diamati

     biasanya kuat daya pancar dan daya terima, tingkat kegagalan akses (originating  

    dan terminating ), tingkat panggilan yang gagal (drop call ) serta FER. Pada bab ini

    akan dibahas mengenai berbagai alat bantu yang diimplementasikan pada saat

    melakukan proses drive test . Alat bantu tersebut membentuk satu kesatuan

    sebagai sebuah sistem yang meliputi TEMSTM Investigation 6.1 GSM, GPS, Map

    Info sebagai peta digital, serta laptop sebagai user interface-nya.

    3.1  TEMSTM Investigation 6.1 GSM 

    TEMSTM Investigation sebagai air interface test tool merupakan alat yang

    digunakan untuk troubleshooting, verifikasi, optimasi dan maintenance pada

     jaringan. TEMS tersedia sebagai sarana pengumpulan data, analisis real time dan

     pemrosesan data dalam satu kesatuan. TEMSTM  Investigation ideal untuk

    membangun jaringan baru dan memastikan hasil integrasi yang sesuai dengan

     jaringan yang ada (existing). Dengan menggunakan TEMS, operator dapat

    mencapai peningkatan kualitas suara, menaikkan aksesibilitas, usaha call yang

    lebih sukses, serta tampilan serice yang lebih baik. Bentuk dari TEMSTM 

    Investigation GSM yang digunakan untuk pengambilan data dalam proses

     pelaksanaan drive test adalah sebagai berikut :

    1. 

    Handphone atau Mobile Station yang terinstall software TEMS di

    dalamnya

    2.  Sebuah software TEMS yang dapat diinstal pada sebuah laptop

    3.  Sebuah dongle (berbentuk USB yang ditancapkan ke laptop yang

     bertujuan untuk menghindari pembajakan software.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    28/56

    BAB III Perangkat Drive Test  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    28

     

    Gambar 3.1 TEMSTM Investigation GSM Mobile Station

     Data Collection merupakan bagian TEMS TM   Investigation  yang

    diinterfacekan dengan phones dan alat pengukuran untuk collect data dan

    merecordnya dalam logfile. TEMS dapat dijalankan dengan dua cara yang

     berbeda :

    1.   Drive Testing Mode

    Digunakan untuk merecord dan mengetes data. Informasi ditampilkan

     pada layar yang berisi data-data yang dikumpulkan dari peralatan yang

    dihubungkan ke PC. Pada metode drive testing ini kita dapat merecord

    logfile baru.

    2. 

     Reply / Analysis Mode

    Digunakan untuk reply dan analisis data logfile. Informasi yang

    ditampilkan dibaca dari logfile. Pada mode ini kita dapat mereply ulang

    untuk kepentingan inspeksi dan data yang telah dihasilkan dalam drive

    test.

    Dengan menggunakan software ini kita dapat mengetahui level pancaran

    dari sebuah BTS, kualitas pancarannya dari BTS dan lain-lain hal yang

    menyangkut bagian radio dari jaringan GSM. Dengan software ini kita juga dapat

    melakukan test call . Dengan Test Call   kita dapat mengetahui BTS mana saja

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    29/56

    BAB III Perangkat Drive Test  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    29

    yang  serving   (melayani handphone kita), kemampuan handover ke BTS lain

    (sesuai dengan planning GSM kita atau tidak) dan berbagai macam hal lainnya.

    Gambar 3.2 .Perangkat DriveTest

    3.1.1  Pengukuran Kualitas Transmisi

    Pengukuran transmisi dilakukan dengan menggunakan komputer

     portable dengan software TEMS TM  Investigation dengan menempuh suatu jalur

    yang telah ditentukan, hal ini biasa disebut dengan drive test. Drive test

    dilakukan jika :

    •  Merupakan rutinitas (pengecekan kualitas jaringan)

    •  Jika terjadi komplain dari pelanggan

    Dengan trace mode ini dapat ditemukan spot-spot yang mengalami

    masalah. Namun metode ini hanya dapat diamati dari sisi penerima,

     pengukuran dilakukan untuk mengamati kuat daya transmisi BTS (downlink),

    interferensi, dan performansi BTS dilihat dari sisi MS.

    3.1.1.1 Frame Speech GSM  

    Selama pengukuran pada dedicated mode, multiframe SACCH merupakan

    dasar dari semua pengukuran. Satu pesan SACCH ditransmisikan dari  Base

    Station ke Mobile Station dan dari Mobile Station ke Base Station. Frame TDMA

    GSM dibangun dengan delapan timeslot yang berurutan.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    30/56

    BAB III Perangkat Drive Test  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    30

     

    Gambar 3.3 Struktur Frame Speech GSM

    Seperti yang terlihat pada gambar dibawah, SACCH multiframe  terdiri dari 26

    timeslot berurutan yang diberikan ke mobile, 24 dari 26 timeslot digunakan untuk

    mengirim actual traffic. Selama berlangsung pembicaraan, multiframe SACCH

    lainnya akan mengikuti seperti sebelumnya. Kemudian satu dari timeslot   (diberi

    huruf A) akan digunakan untuk  signaling   (SACCH) dan pada urutan terakhir

    (huruf I) untuk identifikasi sel neighbour   (searching BSIC). Selama berlangsung

    timeslot I, tidak ada penerimaan atau pentransmisian  serving cell   yang

    ditampilkan.

    Gambar 3.4 SACCH Multiframe 

    3.1.1.2 Pengkodean Speech  dan Signal ing Channel  GSM

    Sebelum jangkauan atau area  speech berada pada channel coder , terlebih

    dahulu akan disample dan disegmen atau dibagi pada blok 20 ms  speech  yang

    sudah dikompresikan pada  speech coder   yang terdiri 260 bit. 260 bit dibagi

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    31/56

    BAB III Perangkat Drive Test  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    31

    menjadi 3 kelas yang berbeda berdasarkan tingkat kepentingannya dan akan di

    handel channel coder  seperti yang tampak pada gambar dibawah.

    Gambar 3.5 Channel Coding

    Sesudah berada di channel coder , output 456 bit disegmen pada burst ,

    yang dikirim melalui interface udara. Pada receiver, channel coder  

    ditransformasikan dari 456 bit menjadi 260 bit yang akan melalui speech decoder  

    seperti 20 ms dari speech yang dikirim.

    3.1.1.3 Pengkodean Channel  dari Signaling

    Pengkodean channel  dari signalling  berbeda dengan speech dimana semua

    informasi bit diproteksi oleh code FIRE untuk deteksi kesalahan dan semua

    informasi bit dikodekan dengan rumit.

    Gambar 3.6 456 bit Speech dan Signaling yang dibagi menjadi delapan blok 57 bit

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    32/56

    BAB III Perangkat Drive Test  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    32

    Gambar dibawah memperlihatkan burst normal GSM. Aliran data

    ditransmisikan ke dalam satu timeslot yang disebut burst . Seperti yang dapat

    dilihat, burst   normal terdiri blok yang berisi 57 bit. Langkah berikutnya adalah

    menempatkan blok 57-bit ke dalam burst . Untuk percakapan, ketidakteraturan

    melalui empat burst   digunakan ketika SACCH melalui empat burst secara

    keseluruhan.

    Gambar 3.7 .Struktur burst tipe normal pada GSM 

    Pemetaan secara tepat dapat dilihat pada gambar berikutnya, a-z adalah

     frame speech  dan A adalah blok SACCH. Sebagai catatan bahwa pada bagian

     pertama dari  frame speech  adalah ditransmisikan pada multiframe SACCH

    sebelumnya dan frame z akan berakhir pada multiframe SACCH berikutnya.

    Pada gambar hanya memperlihatkan 2 blok data pada masing-masing burst , pada

    separuh bagian kiri dari burst  berhubungan dengan bagian atas dari timeslot.

    Gambar 3.8 Pemetaan Frame Speech pada Multiframe SACCH 

    Empat blok bentuk timeslot   SACCH didapat dari pesan SACCH secara

    lengkap, sebagai System Information  5 atau 6 pada channel downlink ,  Base

    Station ke Mobile phone, dan sebagai Measurement Report  pada channel uplink.

    Pada tiap multiframe  SACCH,  Measurement Report   dikirim ke  Base

    Station  dan dicatat atau dilogaritma ke TEMS Investigation. Bersama dengan

    masing-masing Measurement Report, Dedicated Mode Report  dikirim dari TEMS

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    33/56

    BAB III Perangkat Drive Test  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    33

    mobile  ke TEMS Investigation. Setiap  Dedicated Mode Report   dicatat

     pengukuran nilainya untuk mencari ( serving ) dan diukur neighbour cell nya

    sampai dengan multiframe  SACCH berakhir (nilai dari  Dedicated Mode Report  

    menjadi dasar dari pengukuran yang sama sebagai nilai yang dikirim pada

     Measurement Report ). Timeslot  IDLE digunakan untuk mencari burst  SCH pada

    cell neighbour  yang bergantung dari waktu dan nilai BSIC pada cell.

    3.1.2 Kualitas Penerimaan Sinyal (RX Qual)

    Rx Qual merupakan tingkat penerimaan kualitas sinyal terima yang

    didefinisikan sebagai fungsi dari BER ( Bit Error Rate). Nilai Rx Qual di ukur

     pada channel dedicated   untuk arah uplink   maupun downlink   pada masing –

    masing frame TDMA dengan SDCCH  multiframe. RxQual merupakan nilai antara

    0-7 dimana setiap nilai berhubungan dengan jumlah dari bit error pada sejumlah

    burst   yang diperkirakan. Nilai RXQUAL yang dihadirkan pada TEMS adalah

    dihitung dengan cara yang sama sebagaimana nilai pada channel pengukuran

    uplink ke jaringan GSM. Nilai – nilai dari Rx qual dapat dilihat pada tabel di

     bawah ini :

    Tabel 3.1 Rx Qual 

    Nilai RX QUAL

    RXQUAL = 0 BER < 0.2 % Assumed value : 0.15 %

    RXQUAL = 1 0.2 % < BER < 0.4 % Assumed value : 0.30 %

    RXQUAL = 2 0.4 % < BER < 0.8 % Assumed value : 0.60 %

    RXQUAL = 3 0.8 % < BER < 1.6 % Assumed value : 1.20 %

    RXQUAL = 4 1.6 % < BER < 3.2 % Assumed value : 2.30 %

    RXQUAL = 5 3.2 % < BER < 6.4 % Assumed value : 4.60 %

    RXQUAL = 6 6.4 % < BER < 12.8 % Assumed value : 9.10 %

    RXQUAL = 7 12.8 % < BER Assumed value :18.10 %

     Nilai BER dihitung melalui empat multiframe 26 (1 multiframe SACCH),

     pada setiap TCH blok (8/2 = 4 burst) dan pada blok SACCH (4 SACCH burst).

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    34/56

    BAB III Perangkat Drive Test  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    34

    Untuk setiap TCH blok, bit 378 kelas 1 digunakan untuk penghitungan BER dan

    untuk blok SACCH. Dengan demikian 456 bit telah digunakan. Jika TCH blok

    telah diganti pesan FACCH, maka 456 bit dari 378 bit dapat digunakan.

    Jumlah TCH bit = Σ multiframe 26 * Σ TCH blok per 26 multiframe * Σ bit per TCH

     blok

    = 4 X 6 X 378

    Dengan demikian (4 X 6 X 378) + 456 = 9528 bit pada masing-masing

    multiframe SACCH, jika terdapat TCH channel, dan 3 X 456 = 1368 bit pada

    channel SDCCH.

    3.1.2.1 Nilai Laju Kesalahan Bit (Bit Error Rate)

    Setelah channel decoder   dikodekan menjadi blok 456 bit, kemudian

    dikodekan lagi menghasilkan 456 bit yang dibandingkan dengan input bit 456.

    Jumlah dari bit berbeda antara dua blok bit 456 yang berhubungan dengan jumlah

    dari bit error dalam blok itu, setidaknya jumlahnya lebih tinggi dibanding bit

    error. Jumlah bit error diakumulasikan pada jumlah BER untuk tiap multiframe

    SACCH. Jumlah dari BER kemudian dibagi dengan jumlah total bit per

    multiframe SACCH dan hasilnya dikelompokkan dalam interval antara 0 – 7

     berdasarkan tabel konversi BER ke RxQual.

    3.1.2.2 Nilai FER ( Frame Erasure Rate)

    FER merupakan rata-rata kesalahan frame dalam satu detik. FER rate

    merupakan nilai antara 0% sampai dengan100% yang dihitung dan ditampilkan

    sekali pada TEMS disetiap SACCH multiframe  yang selaras dengan nilai

    RXQual. FER dihitung pada block SACCH dan block TCH.

    Seperti pada gambar 3.5, 3 bit CRC memprotect 50 bit kelas 1a. CRC

    melakukan cek secara berulang dan bekerja sebagai control parity, dan hal

    tersebut digunakan untuk mendeteksi kesalahan pada bit class 1a. Ketika channel

    decoder   telah dikodekan blok bit 456, CRC akan di cek. Jika terdapat kesalahan

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    35/56

    BAB III Perangkat Drive Test  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    35

    maka keseluruhan blok akan dibuang. Nilai FER yang ditampilkan pada TEMS

    didasarkan pada jumlah blok yang telah dibuang berkenaan dengan kesalahan

     pada CRC.

    FER(%) = (jumlah blok CRC salah / total jumlah blok) * 100

    Pada nilai RXQual dan RXLev dibutuhkan dua tipe pengukuran, FER Full

    didasarkan pada semua frame, dan FER Sub didasarkan pada dua blok mandatory.

    3.1.2.2.1 Nilai Total FER

    Jumlah total block pada full-rate TCH channel adalah 24 TCH ditambah dengan 1

    SACCH sama dengan 25 block.

    FER_FULL (%) = (jumlah block CRC salah / 25 )* 100

    Gambar 3.9 . Contoh dengan tiga frame berurutan, CRC salah pada frame f, i, dan k.

    Pada gambar diatas, CRC salah terdapat pada frame f, i, dan k. FER FULL

     pada untuk multiframe SACCH ini dihitung sebagai berikut :

    FER_FULL = ( 3 / 25 ) * 100 = 12 %

    Contoh lainnya seperti pada gambar berikut. Pada gambar di bawah terlihat CRC

    salah terdapat pada frame c, q, r, dan A. Nilai dari FER FULL pada multiframe

    SACCH dihitung sebagai berikut :

    FER_FULL = ( 4 / 25 ) * 100 = 16 %

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    36/56

    BAB III Perangkat Drive Test  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    36

     

    Gambar 3.10 Contoh dengan empat frame berurutan, CRC salah pada frame c, q, r, A.

    3.1.2.2.2 Nilai FER SUB

    Jumlah total dari blok mandatory pada full-rate TCH channel adalah 1TCH ditambah dengan 1 SACCH sama dengan 2 blok.

    FER_SUB (%) = (jumlah block CRC salah / 2 )* 100

    Sebagai catatan, nilai actual FER SUB dibatasi pada tiga nilai yaitu 0, 50%, dan

    100%. Contohnya dapat kita lihat seperti di bawah ini :

    Gambar 3.11 . Contoh dengan empat frame berurutan, CRC salah pada c, q, r , frame A.

    Pada gambar diatas, CRC yang salah terdapat pada frame c, q, r dan A.

    FER Sub hanya menghitung SACCH, frame (A) dan SID, frame (n). Dalam hal

    ini A berurutan sedang n tidak, sehingga FER Sub untuk multiframe SACCH ini

    dihitung sebagai berikut

    FER_SUB = (1/2) * 100 = 50 %

    Contoh berikutnya dengan lima kesalahan frame yang berurutan, yaitu

     pada frame e, g, h, k, dan l. Selama FER Sub hanya menghitung frame SACCH

    (A) dan SID (n), tidak terdapat kesalahan, nilai FER Sub untuk frame SACCH

    dihitung sebagai berikut :

    FER_SUB = (0/2) * 100 = 0 %

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    37/56

    BAB III Perangkat Drive Test  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    37

     

    Gambar 3.12 Contoh dengan lima frame berurutan, CRC salah pada e, g, h,k dan frame l. 

    3.1.3 Tingkat Penerimaan Sinyal ( RX LEV )

    Rx Level adalah tingkat penerimaan sinyal diukur pada channel dedicated  

    untuk arah uplink  maupun downlink  untuk masing – masing frame TDMA dengansebuah multiframe SACCH . Level nilai diukur pada (dBm) di rata – rata melebihi

    masing – masing periode SACCH . Selain itu terdapat tampilan informasi sebagai

     berikut :

    •  Cell id sebagai identitas dari BTS yang bersangkutan.

    •  LAC (Location Area Code) adalah kode area lokasi BTS.

    •  Data Control status dari BTS yang berhubungan.

    • 

    Data RF yang terdiri dari Tx Frequency, Far End ID, BER Alarm, output power (dBm), dan AGC Alarm Threshold (dBm).

     Nilai pengukuran RXLEV di rata –rata kan seperti pada tabel di bawah ini:

    Tabel 3.2 Rx Lev 

    Nilai RX LEV

    RXLEV = 0 RXLEV < - 110 dBm

    RXLEV = 1 - 110 dBm < RXLEV < - 109 dBm

    RXLEV = 2 - 109 dBm < RXLEV < - 108 dBm

    … …

    RXLEV = 62 - 49 dBm < RXLEV < - 48 dBm

    RXLEV = 63 RXLEV < - 48 dBm

    TEMS TM   Investigation  secara konstan mengukur power dari sinyal yang

    diterima dan menyampaikan hasil pengukuran ke Base Statio sebagai nilai RxLev.

     Nilai RxLev antara 0 sampai dengan 63, untuk 0 koresponden berada di level

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    38/56

    BAB III Perangkat Drive Test  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    38

     bawah yaitu -110 dBm, dan 63 untuk batas atas yaitu – 48 dBm. BSC dapat

    menggunakan hasil pengukuran RxLev yang disampaikan pada downlink untuk

    mengatur power dan sebagai putusan untuk melakukan handover.

    Akurasi dari pengukuran power yang diterima dapat disempurnakan

    dengan melakukan tuning power transmisi downlink untuk mendapatkan nilai

    yang tepat, dan membaca report pengukuran yang dikirim TEMS TM   Investigation

    mobile station. Keakuratan pengukuran dari power RF rumit khususnya untuk

     pensinyalan burst. Akurasi absolut yang dibutuhkan untuk pengukuran RxLev

     berada antara -110 dBm sampai dengan -70 dBm.

    3.2 GPS (Global Positioning System )

    GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi berbasis

    satelit yang dapat memandu pemakainya di manapun berada di muka bumi selama

    dapat menatap langit. Perangkat GPS memberikan informasi yang akurat

    terhadap lintang, bujur, ketinggian dan waktu, sehingga kita dapat mengetahui

    koordinat setiap area di muka bumi ini, mengetahui arah kita bergerak,

    mengetahui kecepatan kita bergerak, dan sebagainya dalam segala cuaca, siang

    maupun malam tanpa henti.

    Umumnya perangkat GPS dibuat untuk dapat dimanfaatkan secara

    stand alone, yaitu dibuat sangat spesifik sesuai dengan penggunaannya. Dalam hal

    ini GPS akan kita gabung dengan alat komunikasi. Apapun perangkat GPS yang

    kita miliki harus digabungkan dengan peta digital (electronic map). Tanpa peta

    digital perangkat GPS hanya akan menampilkan kursor ataupun pointer di layar.

    Dengan adanya peta digital, perangkat GPS akan bermanfaat untuk mengetahui

     jejak (track ) yang telah dilalui, berapa jarak yang telah ditempuh, kecepatan

    maksimal, dan lain-lain. Besarnya manfaat yang diperoleh dari peta digital sangat

     bergantung pada akurasi dan kelengkapan informasi dalam peta tersebut.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    39/56

    BAB III Perangkat Drive Test  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    39

     

    Gambar 3.13 Tampilan GPS yang diimplementasikan dengan TEMS.

    Perangkat GPS mampu membantu memplot posisi secara real time,

    dalam hal ini adalah posisi dari site. Untuk meletakkan posisi site maka data yangdiperoleh dari GPS, yaitu berupa posisi Latitude dan Longitude dikonversi ke

     betuk desimal. Proses pengolahan data GPS ini biasa disebut dengan update

    newest.

    Langkah melakukan update newest yaitu dengan membuka menu

    Option pada Map Info, kemudian pilih Show Map Basic Window, dan ketik

    formatnya sebagai berikut

    update newest _pdg set obj = cr eatel i ne (Si t eLong, Si t eLat, SecLong, SecLat )

    Gambar 3.14 Proses update Newest

    3.3 Peta Digital Map Info

    Proses penampilan data melalui peta digital melibatkan Map Info sebagai

    komponen utama karena dalam hal ini berperan sebagai user interface. Map Info

    dapat dipakai secara stand alone untuk melihat peta, akan jauh lebih bermanfaat

    Nama harus sama

    dengan tabel

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    40/56

    BAB III Perangkat Drive Test  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    40

     bila dipasangkan dengan perangkat GPS. Hasil pengukuran drive test bisa dilihat

    dalam bentuk peta, dimana pada peta tersebut diperlihatkan plot-plot jalur yang

    ditelusuri saat drive test. Sehingga dari indikasi warna pada peta tersebut dapat

    diketahui daerah yang mengalami masalah.

    Gambar 3.15 Drive Test pada Map Info

    3.4 Optimalisasi

     Acceptance testing  atau fasa uji terima merupakan tahap dimana jaringan

    sudah dialihkan dari vendor ke operator. Kriteria penerimaan ini bergantung pada

    data yang terkumpul selama drivetest jaringan. Setelah operator mulai melakukan

    layanan komersial, proses optimasi dan trouble shooting akan terus dilakukan

    selama masa hidup jaringan untuk menghitung peningkatan daya interferensi yang

    disebabkan peningkatan trafik. Selain itu cell breathing yang disebabkan oleh

     penggunaan trafik yang bervariasi sepanjang hari memerlukan optimasi jaringan

    yang berjalan untuk memastikan bahwa kapasitas kanal masih cukup. Drive test

    merupakan cara yang tepat untuk membantu operator dengan mengukur cakupan

    RF dan interferensi yang mempengaruhi keseluruhan kapasitas jaringan.

    Scale Bar

    Legend

    Alur / plot Drive Test

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    41/56

    BAB III Perangkat Drive Test  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    41

    3.4.1. Fungsi Drive Test

    1. 

    Untuk mengetahui kondisi Radio suatu BTS

    2. 

    Informasi level daya terima, kualitas sinyal terima, jarak antara BTS dan

    MS, interferensi, dan juga bisa dilihat proses handovernya.

    3.  Dengan adanya hasil pengukuran maka bisa diputuskan apakah keadaan

    radio suatu BTS masih layak atau perlu dilakukan suatu perbaikan

    Drive Test dilakukan pada beberapa kondisi :

    1.  Drive Test awal yang dilaksanakan ketika suatu BTS telah selesai di-

    install untuk mengetahui data awal suatu BTS juga menunjukkan tingkat

    kelayakan suatu jaringan.

    2. 

    Drive Test maintaining dalam rangka memonitoring performansi BTS

    sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

    3. 

    Dilaksanakan dalam keadaan yang sangat diperlukan, yaitu jika ada

    keluhan dari pelanggan ataupun terdapat penurunan performansi BTS yang

    dilihat dari laporan harian.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    42/56

     42

    BAB IV

    ANALISA DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT

     Drive Test   adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengamati dan

    melakukan optimasi agar dihasilkan kriteria performansi jaringan. Yang diamati

     biasanya kuat daya pancar dan daya terima, tingkat kegagalan akses (originating  

    dan terminating ) serta tingkat panggilan yang gagal (drop call ).

    4.1 Kondisi BTS

    Pengukuran drive test  pada BTS yang akan dibahas dalam tugas akhir ini

    adalah BTS dengan nama site Kapas Panji, Site ID LBB 023, yang merupakan

    salah satu BTS Telkomsel yang secara geografis terletak pada koordinat

    100022’44.3” E Bujur Timur, 02019’49.9”S Lintang Selatan, tepatnya di Jorong

    Bangkaweh Sei Buluh Nagari Ladang Laweh, Kecamatan Bani Hampu Kabupaten

    Agam Sumatera Barat.

    Site Kapas Panji memiliki 3 sektor yaitu sektor 1, 2, dan 3 dimana masing-

    masing sektor menggunakan band DCS 1800, mempunyai radio 9 TRx dengankonfigurasi 3/3/3. Ketinggian towernya 42 meter dengan tipe rack BTS BS241 II,

    dan shelter tipe outdoor. Posisi site Kapas Panji terlihat pada garis panah warna

    merah seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    43/56

    Bab IV Analisa dan Implementasi Perangkat  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    43

    Bukit Tinggi

    Bukit Tinggi 2 DC

    Bukit Tinggi 6 DC

     Aur Kuning DC

    Kapas Panj

     

    Gambar 4.1 Map Site Kapas Panji

    4.2 Implementasi Perangkat

    Peralatan yang digunakan dalam melakukan drive test  ini meliputi sebuah

    kendaraan yang dilengkapi dengan peralatan khusus untuk memantau jaringan

    meliputi TEMS (Transmision Equipment Monitoring System) yang terintegrasi

    dengan laptop, antena GPS (Global Positioning System)  yang digunakan untuk

    membantu menentukan letak dan koordinat posisi MS atau handphone yang

    digunakan pada saat bergerak, Mobile System (MS), dan antena. Komputer dan

    MS yang ada dilengkapi dengan perangkat lunak TEMSTM  Investigation GSM

    versi 6, yang berperan sebagai perangkat utama pengukuran, dimana dari hasil

    monitoring menggunakan TEMS akan disimpan dalam bentuk log file. Log file

    tersebut kemudian diolah menggunakan perangkat lunak untuk memperoleh data

     performansi sistem komunikasi bergerak. Konfigurasi alat pengukuran drive test

    dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini:

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    44/56

    Bab IV Analisa dan Implementasi Perangkat  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    44

     

    Gambar 4.2 Perangkat Drive Test

    Informasi tentang pelaksanaan drive test itu sendiri dapat dilihat pada tabel

    dibawah ini :

    Tabel 4.1 . Data Drive Test Site Kapas Panji

    Site Name:KapasPanji Site ID : LBB 023 BSC :

    BukitTinggi

    Drive testdate:

    18/04/07Drive test

    time:10:00 

    Weathercondition:

    Sunny

    Drive tester: Agus RidwanPhone

    number:

    081374298732  Company: PT. Mycom

    TEMS SWversion:

    6TEMS HP

    type:T 610

    Externalantenna:

     Yes

    Log filename(s):

    Idle lock.log; dedicated lock.log; dedicatedunlock.log;

    GPS type: Garmin

    Teknis pengujian dilakukan dengan dua etape, yaitu dari posisi Site

     bergerak menjauhi BTS atau disebut dengan clockwise, dan arah sebaliknya yaitu

    mendekati BTS atau unclockwise. Perjalanan drive test dimulai dari sektor 1

    secara clockwise kemudian berbalik arah yaitu unclockwise. Kemudian diteruskan

    ke sektor 2 clockwise  dan berbalik arah menuju BTS secara unclockwise.

    Berikutnya menuju sektor 3 clockwise  dan kembali ke BTS lagi dengan arah

    kebalikannya yaitu unclockwise.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    45/56

    Bab IV Analisa dan Implementasi Perangkat  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    45

    Bukit Tinggi

    Bukit Tinggi 2 DC

    Kapas Panj

     

    Gambar 4.3 Alur Teknis Pelaksanaan Drive Test

    Selama perjalanan yang dilalui, teknisi melakukan panggilan secara

    simultan atau terus menerus (continuous call ) untuk mengetahui tingkat

     penerimaan sinyal (Rx Level) dan Index Kualitas Suara  ( SQI ) dari BTS yang

    dilalui.

    Pengukuran atau drive test  yang dibahas dalam bab ini merupakan drive

    test   awal yang dilaksanakan ketika suatu BTS telah selesai di-install untuk

    mengetahui data awal suatu BTS juga menunjukkan tingkat kelayakan suatu

     jaringan. Setelah selesai install dan di on air   kan dilakukan test call   sebelum

    drive test tersebut dilakukan

    Sector 1

    Clockwise

    Unclockwise

    Unclockwise

    Clockwise

    Clockwise

    Unclockwise

    Sector 2

    Sector

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    46/56

    Bab IV Analisa dan Implementasi Perangkat  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    46

    Tabel 4.2 . Data Test Call site Kapas Panji

    No. Item Test Location and Source

    Number

    Location and Destination

    Number

    Result

    1. Originating Call

    a. MS TO MS 081374298732 081374291722 OK

     b. MS To Other PLMN 081374298732 085835043090 OK

    c. MS To PSTN 081374298732 021-719 3523 OK

    2. Terminating Call

    a. MS To MS 081374291722 081374298732 OK

     b. Other PLMN To MS 085835043090 081374298732 OK

    c. PSTN To MS 021-719 3523 081374298732 OK

    3 Send SMS

    a. Without Call 081374298732 081374291722 OK

     b. During Call 081374298732 081374291722 OK

    4. Receive SMS

    a. Without Call 085835043090 081374298732 OK

     b. During Call 085835043090 081374298732 OK

    5. Emergency Call

    a. Without SIM Card 081374298732 112 OK b. With SIM Card 081374298732 112 OK

    6. Special Service

    a. 222(VERONICA) 081374298732 222 OK

    Selain peta digital, data pengukuran juga ditampilkan dalam bentuk grafik.

    Perubahan setiap data akan digambarkan dalam grafik, sehingga melalui grafik

    dapat dilihat perubahan data, baik kenaikannya maupun penurunannya. Tampilan

    grafik dapat dilihat pada gambar dibawah :

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    47/56

    Bab IV Analisa dan Implementasi Perangkat  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    47

     

    Gambar 4.4 Grafik Data Rx Lev dan SQI hasil Drive Test

    4.3  Analisa Jaringan Telkomsel pada Daerah Dr ive Test  

    Hasil pengukuran dari drive test yang dianalisa dibagi dalam tiga

     parameter yang meliputi RX Lev Sub, RX Qual, serta SQI. Parameter ini juga

    sering disebut sebagai Key Performance Index (KPI).

    4.3.1 Analisa Tingkat Penerimaan Sinyal ( RX Lev )

    Dari hasil pengukuran drive test, Rx Level digunakan untuk mengetahui

    tingkat penerimaan sinyal pada ponsel. Kualitas Rx Level dibagi atas lima warna

    yang diwakili oleh warna biru tua dengan level antara -69 dBm sampai -60 dBm,

     biru muda -79 dBm sampai -70 dBm, hijau -89 dBm sampai -80m, kuning -99

    dBm sampai -90 dBm dan merah dengan level nilai -120 dBm sampai -100 dBm.

    Pengukuran Clockwise Rx Level dapat kita lihat dari warna plot atau alur drive

    test pada gambar dibawah.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    48/56

    Bab IV Analisa dan Implementasi Perangkat  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    48

     Gambar 4.5 Plot data Clockwise Rx Level Sub hasil drive test

    Indikator warna yang menunjukkan nilai atau range tertentu diperoleh

    langsung dari olah data yang dilakukan TEMS. Nilai parameter yang dihasilkan

    ditampilkan dalam angka yang sekaligus diterjemahkan ke warna sesuai dengan

    indikasi nilai warna tersebut. Pada gambar dibawah, logfile di jalankan (run)

    langsung dengan TEMS, serta seting warnanya merupakan default pada TEMS.

    Pada gambar 4.5 seting warna dan nilai sudah diatur sesuai dengan standart nilai

    dari Telkomsel.

    Gambar 4.6 Logfile yang di run dengan TEMS

    Logfile 

    Record ni lai

    & warna

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    49/56

    Bab IV Analisa dan Implementasi Perangkat  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    49

    Warna biru tua dan biru muda menggambarkan penerimaan sinyal yang

     bagus, yaitu sinyal ponsel penuh. Sedangkan warna hijau penerimaan sinyalnya

    lumayan, pada bar sinyal ponsel 2-3. Warna kuning berarti sama dengan 1 bar

    sinyal ponsel namun percakapan tidak putus dan pelanggan diupayakan tetap bisa

     berkomunikasi minimal mengirimkan pesan singkat.

    Gambar 4.7 Plot data Unclockwise Rx Level Sub hasil drive test

    Pada hasil drive test , level daya terima MS yang rendah mengakibatkan

    adanya drop call  dan access failure, dimana drop call  terjadi pada daerah dengan

    level daya terima MS sebesar -105 sampai -95 dBm, sedangkan access failure  -

    105 sampai -75 dBm.  Drop Call   merupakan kegagalan panggilan berhasil

    dilakukan namun berakhir tanpa pemutusan yang normal (putus secara tiba-tiba).

    Sedangkan access failure  adalah kegagalan panggilan akibat gagal mengakses

    kanal. Daerah yang mengalami drop call terjadi pada sektor 3 yaitu pada daerah

    dengan garis bujur 1000 22’ 70.3621” dan garis lintang 0190 17’ 24.5784”

    dengan jumlah titik warna merah yang direcord sebanyak 5333 atau dengan

     prosentase 24.31% untuk clocwise, dan 5407 titik atau 22.73% untuk

    unclockwise. Hal ini diakibatkan adanya obstacle  berupa bukit sehingga masih

    ada wilayah yang seharusnya tercakup memperoleh sinyal yang lemah dan bahkan

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    50/56

    Bab IV Analisa dan Implementasi Perangkat  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    50

    tidak mendapatkan sinyal. Akibatnya kegagalan call (access failure  dan drop

    call ) sering terjadi.

    Tabel 4.3 Prosentase Nilai Rx Level

    Clockwise UnclockwiseNo Warna

    Nilai Rx Lev(dBm) Jmlh Titik Prosentase Jmlh Titik Prosentase

    1 -120 to -100 5333 24.31 % 5407 22.73 %

    2 -99 to -90 2982 13.59 % 3478 14.62 %

    3 -89 to -80 4001 18.24 % 5392 22.67 %

    4 -79 to -70 3583 16.33 % 3428 14.41 %

    5 -69 to -10 6041 27.53 % 6082 25.57 %

    4.3.2 Analisa Kualitas Penerimaan Sinyal ( Rx Qual )

    Pengukuran nilai berdasarkan  Rx Qual   dari hasil drive test didasarkan

    sebagai kemampuan jaringan memberikan tingkat penerimaan kualitas suara yang

    dapat diterima dengan baik.  Nilai Rx Qual dibagi menjadi empat tingkatan warna

    yaitu : biru dengan nilai 0 -1, hijau 2 - 3, dan kuning untuk nilai 3 - 4. Sedangkan

    warna merah tidak diharapkan karena menunjukkan nilai yang tidak bagus yaitu

    sebesar 5 - 6. Pada clockwise masih terdapat banyak titik warna merah sebesar

    22.31 % dengan 4899 titik yang berhasil direcord.

    Gambar . 4.8 Plot data Clockwise Rx Qual hasil drive test

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    51/56

    Bab IV Analisa dan Implementasi Perangkat  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    51

     

    Pada alur  Rx Qual unclockwise  terdapat adanya warna merah (24.21%)

    dan tidak terdapat adanya warna kuning. Warna merah kemungkinan besar

    disebabkan adanya link interference. Interferensi bisa disebabkan forward traffic

    channel  dari home BTS, selain itu karena forward traffic channel  dari BTS lain.

    Gambar 4.9. Plot data Unclockwise Rx Qual hasil drive test

    Pada gambar di atas terdapat 5 titik yang mengalami kenaikan interval

    nilai Rx Qual, 1 titik di sektor 2 dan 4 titik di sektor 3. Kenaikan nilai yang paling

    nyata pada daerah yang ditunjukkan no 4 dengan garis bujur 1000 22’ 88.8823” 

    dan garis lintang 0200 07’ 81.3779” dengan nilai sebesar 5.65. Interferensi dapat

    dikurangi dengan melakukan pengurangan jumlah kanal trafik dan pengaturan

    arah antena.

    Tabel 4.4 Posisi nilai Rx Qual dengan interval 5 - 6

    No Garis Bujur Garis Lintang Sektor Nilai Rx Qual

      1000 22’ 16.3193” 0190 84’ 16.3172” 2 5.25

      1000 22’ 70.3671” 0190 93’ 73.6442” 3 5.40  1000 22’ 84.3396” 0190 80’ 42.3560” 3 5.05  1000 22’ 88.8823” 0200 07’ 81.3779” 3 5.65

      1000 22’ 91.9874” 0200 06’ 49.1462” 3 5.25

    Bila dibandingkan antara keduanya, maka hasilnya lebih bagus untuk

    clockwise dikarenakan prosentase warna merahnya lebih kecil yaitu 22.31%

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    52/56

    Bab IV Analisa dan Implementasi Perangkat  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    52

    dibandingkan dengan unclockwise sebesar 24.21%. Tetapi pada dasarnya

    keduanya tetap harus diperbaiki lagi dan dilakukan maintenance. Kemampuan

     jangkauan dan kapasitas mutlak ditingkatkan agar layanan memiliki tingkat

     probabilitas kesuksesan yang tinggi.

    Tabel 4.5 Prosentase Nilai Rx Qual

    Clockwise UnclockwiseNo warna Nilai Rx Qual

    Jmlh Titik Prosentase Jmlh Titik Prosentase

    1 5 to 6 4899 22.31 % 5765 24.21 %

    2 3 to 4 0 0 % 0 0 %

    3 2 to 3 1183 5.39 % 1025 4.30 %

    4 0 to 1 15872 72.30 % 17019 71.4 %

    4.3.3 Analisa Index Kualitas Suara ( SQI )

    SQI merupakan parameter yang digunakan untuk melihat unjuk kerja atau

     performansi dari sistem seluler. Parameter ini sangat bergantung pada Call

     success ratio  atau rasio keberhasilan panggil didasarkan pada panggilan sukses

    terhadap total panggilan yang dilakukan,  service coverage atau cakupan layanan,

    kualitas suara (Qual), serta drop call. Keempat faktor tersebut sangat berkaitan

    satu dengan yang lain. Ada trade off   antara area cakupan, kapasitas sistem dan

    kualitas suara saling mempengaruhi sehingga ketika salah satu performansi

    dinaikkan maka yang lain akan menurun.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    53/56

    Bab IV Analisa dan Implementasi Perangkat  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    53

     Gambar 4.10 Plot data Clockwise SQI hasil drive test

    SQI dibagi menjadi empat tingkatan warna yaitu biru dengan interval 21

    sampai 30, hijau 18 sampai 20, kuning 15 sampai 17 dan merah dengan interval 0

    sampai 14. Pada hasil drive test clockwise , secara keseluruhan hasilnya lumayan

     bagus dimana alurnya didominasi warna biru dengan nilai prosentase sebesar

    36.72%. Hal ini disebabkan pada parameter Rx Level dan Rx Qual clockwisetidak banyak mengalami masalah. Warna kuning juga mendominasi dengan

     jumlah titik 7507 (34.20%). Sedangkan warna merah nyaris tidak ada (0 %) dari

    total 21950 titik yang direcord. Warna hijau sebesar 29.08% dengan jumlah titik

    sebanyak 6382 tidak mempunyai selisih yang jauh dengan lainnya. Dengan

    demikian hasil drive test clockwise berada pada kondisi yang cukup bagus

    .

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    54/56

    Bab IV Analisa dan Implementasi Perangkat  

    Implementasi Perangkat Drive Test dan Analisa Data Logfile pada Jaringan GSM

    54

     Gambar 4.11 Plot data Unclockwise SQI hasil drive test

    Sedangkan pada alur drive test   SQI unclockwise, daerah dengan garis

     bujur 1000 22’ 79.6723” dan garis lintang 0200 17’ 47.1462” hasilnya tidak bagus.

    Terdapat 10589 titik warna kuning atau sebesar 44.50% dengan interval 15 -17

    yang cukup mendominasi. Warna merah dengan interval nilai 0 -14 sama sekali

    tidak ada atau 0%. Hal ini sangat dipengaruhi dari nilai Rx Qual yang tidak bagus

     pada daerah tersebut. Tapi secara keseluruhan dari total 23797 titik yang

    direcord, 28.66% merupakan warna biru yang menyatakan bahwa indikasi warna

    tersebut hasilnya adalah kurang bagus, karena masih ada selisih yang cukup jauh

    dengan warna kuning.

    Tabel 4.6 Prosentase Nilai SQI

    Clockwise UnclockwiseNo Warna Nilai SQI

    Jmlh Titik Prosentase Jmlh Titik Prosentase

    1 0 to 14 0 0 % 0 0 %

    2 15 to 17 7507 34.20 % 10589 44.50 %

    3 18 to 20 6382 29.08 % 6388 26.84 %

    4 21 to 30 8061 36.72 % 6820 28.66 %

    Dari hasil prosentase pada tabel diatas maka terlihat bahwa hasil drive test  

    untuk nilai SQI, hasil clockwise lebih bagus. Dengan demikian masih diperlukan

     perbaikan agar nilai kuning untuk unclockwise-nya dapat diminimalkan lagi.

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    55/56

      55

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan maka dapat diambil

     beberapa kesimpulan sebagai berikut

    1.  Dari hasil drive test awal dapat diketahui bahwa tingkat penerimaan sinyal

     pada ponsel cukup bagus namun tidak maksimal. Hal ini bisa dilihat dari

    adanya warna merah pada plot Rx Lev dengan prosentase yang cukup tinggi

    yaitu 24.31% dan 22.73%, sedangkan warna biru tua dengan nilai -69 sampai

    -10 dBm, selisih prosentasenya tidak jauh berbeda, yaitu 27.53% pada

    clockwise dan 22.73% untuk unclockwise. Nilai merah harus diminimalkan

    lagi agar warna biru lebih maksimal.

    2.  Pada alur  Rx Qual unclockwise  terjadi penurunan di beberapa titik, yaitu

    adanya warna merah (24.21%) dan clocwise (22.31%). Sedangkan pada SQI

    tidak terdapat warna merah, namun warna kuning cukup mendominasi.

    Untuk itu diperlukan perbaikan yaitu dengan cara melakukan tilting pada

    antenna BTS (downtilt atau uptilting).

    3.  Dengan adanya hasil pengukuran maka bisa diputuskan apakah keadaan radio

    suatu BTS masih layak atau perlu dilakukan suatu perbaikan

    5.2 Saran

    1. 

    Dari hasil yang di dapat dari pelaksanaan drive test awal , maka perlu

    dilakukan drive test maintaining, agar tidak ditemukan lagi adanya titik

    merah pada parameter Rx Lev dan Rx Qual, sehingga parameter SQI akan

    lebih maksimal lagi . Drive Test maintaining dilakukan dalam rangka

    memonitoring performansi BTS sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

    2.  Data sebaiknya di follow up dengan tim optimasi, dimana dalam

    implementasinya harus selalu berkoordinasi dengan pihak RF dan OMC

  • 8/17/2019 Drive Tes GSM

    56/56

    Bab V Penutup   56

    yang akan selalu memonitor terhadap KPI ( Key Performance Indikator ) darinetwork karena tuning frekuensi atau channel sangat berpengaruh terhadap

    kualitas network.