Modul Posyandu 7mei

Embed Size (px)

Citation preview

MODUL POSYANDU

Kerjasama

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia

Dan

Pertamina

2014MODUL POSYANDU Penyusun :

Mardatillah, SKM

Wahyu Kurnia, SKM, MKM

Arinda Veratamala

Dwi Rizki Purnamasari

Retno Ayu Widyastuti

Disain tata letak :

Foto :

Dokumentasi FKM UI

No. ISBN:

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

Dilarang memperbanyak sebagian atau keseluruhan tanpa izin tertulis dari penerbit

Diterbitkan oleh :

Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia

Kampus baru UI, Depok

KATA PENGANTAR

KATA SAMBUTAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

KATA SAMBUTAN

DAFTAR ISI

BAB I. KONSEP POSYANDU

1.1. Apa itu Posyandu?1.2. Tujuan Posyandu1.3. Sasaran Posyandu1.4. Apa saja Manfaat Posyandu?

1.5. Pengelolaan Posyandu

BAB II. KADER POSYANDU

2.1. Siapa itu Kader Posyandu?

2.2. Apa yang Diperlukan untuk Menjadi Kader Posyandu?

2.3. Apa Saja Tugas Kader Posyandu?

BAB III. KEGIATAN POSYANDU

3.1. Kegiatan Utama Posyandu

3.2. Kegiatan Tambahan Posyandu

BAB IV. PENYELENGGARAAN POSYANDU

4.1. Kapan Posyandu Dibuka?

4.2. Dimana Posyandu Dilaksanakan?

4.3. Penyelenggaraan Kegiatan

4.4. Pencatatan dan Pelaporan4.5. Apa Saja Macam Kategori Posyandu?

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I. KONSEP POSYANDU1.1. Apa itu Posyandu?

Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita (Kemenkes RI, 2011)Pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang sekurang-kurangnya mencakup lima kegiatan, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare1.2. Tujuan PosyanduMenunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBa) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat dengan meningkatkan peran masyarakat dan peran lintas sektor dalam pelayanan kesehatan dasar.

1.3. Sasaran PosyanduSasaran dari kegiatan Posyandu adalah seluruh masyarakat, terutama :

1. Bayi

2. Balita

2. Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui

3. Pasangan Usia Subur (PUS) dan Wanita Usia Subur (WUS)

1.4. Apa saja manfaat Posyandu?

a. Bagi Masyarakat

1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.

2. Pertumbuhan bayi dan anak balita terpantau melalui penimbangan berat badan setiap bulan sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk.

3. Bayi dan balita mendapatkan kapsul Vitamin A.

4. Bayi dan balita memperoleh imunisasi lengkap.

5. Ibu memperoleh pengetahuan tentang ASI untuk bayinya.

6. Bayi atau balita yang diare dapat segera ditangani.

7. Bayi dan balita mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

8. Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS) memperoleh imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

9. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe).

10. Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya secara teratur.

11. Ibu hamil dapat melahirkan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dan setelah melahirkan dapat melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

12. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).

13. Setiap Pasangan Usia Subur (PUS) dapat menjadi peserta KB.

14. Memperoleh penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak.

15. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke Puskesmas.

16. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak balita.b. Bagi Kader

1. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.

2. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang bayi dan anak balita serta kesehatan ibu.

3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan.

4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.

1.5. Pengelolaan Posyandu

Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara. Pelaksana Posyandu adalah kader dan dibantu oleh petugas Puskesmas. Kader dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat yang bersedia dan mampu.

BAB II. Kader Posyandu2.1. Siapa itu Kader Posyandu?

Kader posyandu adalah warga setempat yang dipilih oleh masyarakat dan selanjutnya diberi pelatihan oleh Dinas Kesehatan baik tingkat kecamatan maupun kabupaten/kota untuk memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat dan sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Selain bertugas sebagai pelaksana kegiatan posyandu, tugas seorang kader adalah mengelola, merencanakan kegiatan dan mengatur jalannya kegiatan di posyandu.

2.2. Apa yang Diperlukan untuk Menjadi Kader Posyandu?

Kriteria menjadi kader yaitu :

a. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.

b. Bisa membaca dan menulis huruf latin.

c. Mempunyai semangat pengabdian, jiwa pelopor, pembaharu dan mampu menggerakkan masyarakat.

d. Wanita atau pria yang berdomisili tetap di kelurahan setempat

e. Mau dan mampu bekerja secara sukarela, untuk kepentingan masyarakat.

f. Mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat disamping usahanya mencari nafkah.

2.3. Apa Saja Tugas Kader Posyandu?

A. Sebelum Hari Buka Posyandu

1. Mempersiapkan penyelenggaraan kegiatan posyandu. Mempersiapkan tempat, sarana dan prasarana Posyandu seperti alat timbang (dacin, sarung timbang), alat ukur panjang/tinggi bada, obat (kapsul vitamin A dan TTD), oralit, buku pencatatan dan pelaporan, dll.

2. Memastikan sasaran, jumlah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, PUS, dan WUS.

3. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu kepada masyarakat melalui pertemuan warga setempat, sarana ibadah, surat edaran, dan lainnya.

4. Membagi tugas lima meja antar kader yaitu pendaftaran, penimbangan, pengisian KMS, penyuluhan, dan pelayanan kesehatan. Selain itu terdapat pula tugas tambahan kader seperti pemberian makanan tambahan.

5. Berdiskusi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya terkait dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan. Jenis kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat atau berdasarkan program yang sudah ditetapkan pemerintah seperti pemberian kapsul vitamin A dan imunisasi.

6. Menyiapkan materi dan media penyuluhan sesuai dengan tema penyuluhan.

7. Menyiapkan PMT.B. Saat Hari Buka Posyandu

Tugas kader Posyandu pada saat hari buka Posyandu disesuaikan dengan penyelenggaraan 5 meja (5 kegiatan). Setiap kader berada di salah satu dari kelima meja yang telah dibagi sebelumnya dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan kegiatan di meja tersebut.C. Sesudah Hari Buka Posyandu

1. Membuat grafik SKDN.

2. Melakukan kunjugan ke rumah balita yang tidak hadir di hari buka posyandu, balita yang kurang gizi, balita yang mengalami gizi buruk rawat jalan, dll.

3. Memotivasi masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan keluarga dengan cara melakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan pemanfaatan pekarangan rumah dengan menanam sayur, buah, TOGA, dsb.

4. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat untuk menyampaikan hasil kegiatan posyandu serta berdiskusi membahas kegiatan posyandu yang akan datang.

5. Membuat pencatatan dan pelaporan dengan format SIP.

BAB III. KEGIATAN POSYANDU3.1. Kegiatan Utama Posyandu

1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

a. Ibu Hamil Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:

1. Penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pemantauan nilai status gizi melalui pengukuran lingkar lengan atas yang dilakukan oleh kader.b. Ibu Nifas dan Menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:

1. Penyuluhan kesehatan, ASI serta gizi ibu nifas dan ibu menyusui.

a. Beri Inisiasi Menyusu Dini (IMD) setelah bayi lahir. Letakkan bayi di perut ibu dan susui sesegera mungkin, 30 menit setelah bayi lahir.

b. Semua bayi 0-6 bulan diberi ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (ASI Eksklusif).

c. Bayi umur 6 bulan boleh diberikan makanan pendamping ASI.

d. Pemberian ASI dapat diteruskan sampai anak berumur 2 tahun.

2. Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI, yaitu:

a. 1 kapsul segera setelah melahirkan

b. 1 kapsul lagi diberikan setelah 24 jam dari pemberian kapsul pertama

3. Pemberian tablet tambah darah (Fe) untuk ibu nifas.

c. Bayi dan Anak Balita

Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara menyenangkan supaya anak dapat mengikuti kegiatan di Posyandu dengan baik. Jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk bayi dan balita mencakup:1. Penimbangan berat badan secara teratur setiap bulan dan pengukuran panjang badan atau tinggi badan oleh kader.

2. Penentuan status pertumbuhan bayi dan balita.

3. Pemberian kapsul Vitamin A pada bulan Februari dan Agustus yang diberikan kepada:

a. Bayi umur 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul Vitamin A warna biru (dosis 100.000 SI).

b. Balita umur 12-59 bulan memperoleh 1 kapsul Vitamin A warna merah (dosis 200.000 SI).

4. Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk bayi dan balita.

5. Penyuluhan dan konseling untuk bayi dan balita.

6. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan anak, pemantauan perkembanganbayi dan balita, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

2. Keluarga Berencana (KB)

1. Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan.

2. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas, dilakukan suntikan KB dan konseling KB.

3. Penyuluhan KB yang diberikan untuk Pasangan Usia Subur (PUS), Wanita Usia Subur (WUS), Ibu Hamil, Ibu Nifas, dan Ibu Menyusui.

3. Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.Pemberian imunisasi dasar lengkap untuk bayi umur 0-11 bulan : Umur BayiJenis Imunisasi

0-7 hariHepatitis B (HB) 0

1 bulanBCG, Polio 1

2 bulanDPT/HB 1, Polio 2

3 bulanDPT/HB 2, Polio 3

4 bulanDPT/HB 3, Polio 4

9 bulanCampak

Manfaat pemberian imunisasi dasar lengkap:

VaksinMencegah Penularan Penyakit

Hepatitis BHepatitis B dan kerusakan hati

BCGTBC (Tuberkulosis) yang berat

PolioPolio yang dapat menyebabkan lumpuh layuh pada tungkai atau lengan

DPT Difteri yang menyebabkan penyumbatan jalan nafas

Batuk rejan (Batuk 100 hari)

Tetanus

CampakCampak yang dapat mengakibatkan komplikasi radang paru, radang otak dan kebutaan

4. Pelayanan GiziPelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi:

1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan untuk memantau pertumbuhan sertamendeteksi dini gangguan pertumbuhan. Apabila ditemukan balita dengan berat badan yang tidak naik pada 2 kali penimbangan berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.

2. Pengukuran lingkar lengan atas pada ibu hamil. Apabila ditemukan ibu hamil dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm atau mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.

3. Pemberian makanan tambahan (PMT), pemberian kapsul Vitamin A, dan pemberian tablet tambah darah (Fe) sebagai upaya meningkatkan status gizi dan status kesehatan bayi, balita, dan ibu hamil.

4. Penyuluhan dan konseling gizi

Setiap keluarga dianjurkan makan makanan yang beraneka ragam dan biasakan makan pagi (sarapan).

Pada saat memasak makanan sehari-hari biasakan untuk selalu menggunakan garam beryodium.

Setiap ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui dianjurkan makan makanan bergizi 1 piring lebih banyak daripada sebelum hamil sesuai anjuran petugas kesehatan. Pemberian jenis makanan tambahan disesuaikan dengan umur bayi dan balita (dapat dilihat di Modul Pemberian Makanan Tambahan).3.2. Kegiatan Tambahan Posyandu

Selain 5 kegiatan utama Posyandu yang telah dijelaskan di atas, masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan baru. Salah satu kegiatan tambahan yang dapat dilakukan masyarakat adalah program pemanfaatan pekarangan rumah melalui penanaman sayur dan buah,Taman Obat Keluarga (TOGA), kandang ternak, dan lainnya. Pemanfaatan pekarangan rumah ini dapat mendukung penganekaragaman pangan dan dapat meningkatkan gizi keluarga dengan memakan berbagai jenis sayur, buah, dan hasil ternak yang didapat dari pekarangan rumahnya.

BAB IV. PENYELENGGARAAN POSYANDU 4.1. Kapan Posyandu Buka?

Posyandu buka sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu dipilih berdasarkan kesepakatan bersama. Apabila diperlukan, hari buka Posyandu bisa lebih dari satu kali dalam sebulan.

4.2. Dimana Posyandu Dilaksanakan?

Tempat penyelenggaraan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat tersebut dapat berada di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat.

4.3. Penyelenggaraan Kegiatan

Jumlah minimal kader saat penyelenggaraan Posyandu adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah kegiatan di Posyandu yang mengacu pada sistem 5 langkah atau biasa juga disebut 5 meja. Lima langkah tersebut adalah:

LangkahKegiatanPelaksana

PertamaPendaftaranKader

KeduaPengukuran (BB, PB, TB, LiLA)Kader

KetigaPengisian KMSKader

KeempatPenyuluhanKader

KelimaPelayanan KesehatanPetugas kesehatan dan sektor terkait bersama kader

Rincian kegiatan lima langkah di Posyandu adalah sebagai berikut.

1) Langkah Pertama: Pendaftaran

a. Kader mendaftar bayi/balita yang dibawa ibu-ibu dengan menuliskan nama bayi/balita tersebut dalam secarik kertas yang diselipkan dalam KMS-nya. Apabila bayi/balita adalah peserta baru, KMS baru diberikan terlebih dahulu.

b. Kader juga mendaftar ibu hamil dengan menuliskan nama ibu hamil dalam Formulir Ibu Hamil. Jika ibu hamil tidak membawa bayi/balita, langsung dipersilakan menuju langkah keempat.

2) Langkah Kedua: Pengukuran (BB, PB, TB, LiLA)

a. Kader di kegiatan/langkah pertama meminta ibu untuk membawa bayi/balitanya dan menyerahkan KMS kepada kader yang bertugas di kegiatan kedua.

b. Kader di kegiatan kedua mengukur berat badan (BB), panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) pada balita dan mengukur lingkar lengan atas (LiLA) ibu hamil.Hasilnya dalam secarik kertas yang diselipkan dalam KMS.

3) Langkah Ketiga: Pengisian KMS

Apa itu KMS?

KMS adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan berat badan menurut umur. KMS ini penting karena merupakan salah satu alat pemantau pertumbuhan anak.KMS dibedakan antara KMS anak laki-laki dengan KMS anak perempuan. KMS untuk anak laki-aki berwarna dasar biru dan terdapat tulisan Untuk Laki-Laki. KMS anak perempuan berwarna dasar merah muda dan terdapat tulisan Untuk Perempuan. KMS terdiri dari 1 lembar (2 halaman) dengan 5 bagian di dalamnya.

Halaman 1 terdiri dari 2 bagian sebagai berikut:

Halaman 2 terdiri dari 3 bagian sebagai berikut:

Langkah-langkah pengisian KMS:

a. Memilih KMS sesuai jenis kelamin

KMS Anak Laki-Laki untuk anak laki-laki dan KMS Anak Perempuan untuk anak perempuan.

b. Mengisi identitas anak dan orang tua pada halaman muka KMS

Tuliskan data identitas anak dan orang tua pada halaman 2 bagian 5.

Contoh:

c. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak

Tulis bulan lahir anak pada kolom Bulan Penimbangan di bawah umur 0 (nol) bulan.

Tulis semua kolom bulan berikutnya secara berurutan.

Contoh:

Apabila anak tidak diketahui tanggal kelahirannya, tanyakan perkiraan umur anak tersebut.

Tulis bulan saat penimbangan pada kolom sesuai umurnya.

Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan.

d. Meletakkan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan anak

Letakkan (ploting) titik berat badan hasil penimbangan

Tulis berat badan di bawah kolom bulan saat penimbangan

Letakkan titik berat badan pada titik temu garis tegak (umur) dan garis datar (berat badan)

Hubungkan (plot) titik berat badan hasil penimbangan

Jika bulan sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus

Jika bulan sebelumnya tidak ditimbang, maka garis pertumbuhan tidak dapat dihubungkan

e. Catat setiap kejadian sakit yang dialami anak pada bulan saat anak ditimbang di atas titik hasil penimbangan yang telah dibuat.

f. Mengisi catatan pemberian imunisasi

g. Mengisi catatan pemberian kapsul vitamin A

h. Mengisi kolom pemberian ASI Eksklusif

Isi kolom pemberian ASI Eksklusif dengan tanda centang () bila pada bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. Bila bayi telah diberi makanan lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi dengan tanda strip ().

i. Kader menyerahkan KMS pada ibu/keluarga bayi/balita yang kemudian menuju langkah keempat.

4) Langkah Keempat: Penyuluhan

a. Kader yang bertugas menerima KMS membacakan dan menjelaskan data KMS tersebut.

b. Status pertumbuhan anak dapat diketahui melalui 2 cara yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya atau dengan menghitung kenaikan berat badan (BB) anak dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).

c. Cara membaca KMS/menentukan status pertumbuhan anak:

Naik (N): grafik berat badan (BB) memotong garis pertumbuhan di atasnya dan kenaikan BB lebih besar dari Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).

Naik (N): grafik BB memotong garis pertumbuhan di bawahnya dan kenaikan BB lebih besar dari KBM.

Tidak Naik (T): grafik BB memotong garis pertumbuhan di bawahnya dan kenaikan BB lebih kecil dari KBM.

Tidak Naik (T): grafik BB mendatar dan kenaikan BB lebih kecil dari KBM.

Tidak Naik (T): grafik BB menurun dan kenaikan BB lebih kecil dari KBM.

d. Setelah kesimpulan didapat, status pertumbuhan anak tersebut dicatat pada kolom N/T dengan menuliskan N jika naik atau T jika tidak naik. Selanjutnya kader memberikan nasihat kepada keluarga bayi/balita sesuai data KMS maupun hasil pengamatan terhadap anaknya.

Contoh:

Keterangan:

a. Tidak Naik (T), grafik BB memotong garis pertumbuhan di bawahnya; kenaikan BB < KBM ( KBM (>900 gr)

c. Naik (N), grafik BB mengikuti garis pertumbuhannya; kenaikan BB > KBM (>500 gr)

d. Tidak Naik (T), grafik BB mendatar; kenaikan BB < KBM (