Upload
ekoindrajit1969
View
53
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
HALAMAN 1 DARI 3 (C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2012
Konsep Managing for Excellenceoleh Prof. Richardus Eko Indrajit - [email protected]
EKOJI9
99 N
omor
111
, 28
Des
embe
r 201
2
Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan teknologi informasi. Untuk berlangganan, silahkan kirimkan permohonan anda melalui alamat email [email protected].
Ada sebuah kerangka menarik sehubungan dengan usaha peningkatan kinerja di sektor pelayanan publik yang diimplementasikan oleh pemerintah negara Singapura yang disebut sebagai konsep Managing For Excellence (MFE). Kerangka konsep ini diperuntukkan sebagai panduan strategis bagi pemerintah di tingkat kementrian dalam menyusun konsep penerapan e-‐Government di departemennya masing-‐masing.
Sumber: Singapore Prime Minister’s Of�ice
Berdasarkan konsep berbasis IPO (Input-‐Proses-‐Output) ini, setiap penyusunan strategi implementasi aplikasi teknologi di sektor publik harus dimulai dengan pende�inisian misi yang jelas. Misi yang ada tentu saja akan terkait erat dengan bidang kerja dari masing-‐masing kementrian yang ada. Berdasarkan misi ini disusunlah target-‐target kuantitatif yang ingin dicapai oleh kementrian yang bersangkutan. Target atau objektif ini harus dapat dinyatakan dalam ukuran kuantitatif agar mudah untuk dikontrol dan dimonitor seberapa jauh usaha yang harus dilakukan untuk mencapai angka-‐angka tersebut. Selanjutnya, target yang jelas akan memudahkan manajemen di kementrian terkait dalam mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimiliki institusi terkait. Pada akhirnya, interaksi antara sumber daya yang dimiliki dan dialokasikan institusi akan bekerja sesuai dengan penugasannya masing-‐masing berdasarkan proses yang telah disepakati. Hasil dari proses adalah keluaran (output) yang akan dipergunakan sebagai masukan (input) dari proses berikutnya sehingga membentuk sebuah rangkaian proses (chain) untuk melayani pelanggan. Berbagai output inilah yang kemudian akan diukur tingkat efektivitasnya dengan cara memetakannya ke dalam target atau objektif yang telah ditentukan terdahulu. Ukuran yang ada setelah proses dilaksanakan (actual outcomes) tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan ukuran yang telah ditargetkan oleh manajemen (desired outcomes) untuk melihat apakah strategi yang diterapkan terbukti efektif atau tidak. Harap diperhatikan di dalam kerangka MFE, bahwa kelima langkah utama tersebut dilaksanakan berdasarkan sistem dan proses kerja yang telah dianut oleh institusi terkait.
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
HALAMAN 2 DARI 3 (C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2012
Pemerintah Singapura melihat, bahwa keseluruhan proses untuk mencapai apa yang diistilahkan sebagai “Excellence in a Public Service Level” ini dapat dilakukan jika dilaksanakan empat buah program inti sebagai prayarat utama. Program pertama adalah “Total Organisation Excellence” dimana kementrian yang bersangkutan telah memiliki sebuah lingkungan manajemen institusi yang profesional di seluruh lini birokrasinya. Program kedua adalah telah dimengerti dan disepakatinya konsep e-‐Government sebagai sarana dan medium untuk meningkatkan kinerja pemerintahan oleh kalangan birokrat dan mereka yang berkepentingan. Program ketiga adalah dimengertinya konsep “More Vision, Less Bureaucracy” yang dicanangkan oleh pemerintah, dalam arti kata dibutuhkannya sejumlah pemain kunci di dalam pemerintahan yang visioner dan percaya pada adanya kecenderungan semakin terpangkasnya berbagai proses yang cenderung birokratis di dalam sektor publik (tergantikan oleh proses yang semakin cepat dalam lingkungan struktur organisasi yang semakin ramping). Program keempat yaitu “Innovative Public Organisations” berhubungan dengan dimungkinkannya kementrian terkait menjadi sebuah organisasi publik yang mampu untuk berinovasi menciptakan terobosan-‐terobosan baru untuk meningkatkan kinerja institusinya (harus didukung dengan undang-‐undang, peraturan pemerintah, serta budaya organisasi yang memadai agar terjadi lingkungan kondusif bagi organisasi publik untuk berinovasi).
Keseluruhan konsep MFE ini dikatakan berhasil dilaksanakan apabila kementrian berhasil mencapai suatu tahap “Excellence”, dimana terpenuhi empat aspek utama, yaitu:
1. Public-‐Center Management – dimana kementrian terkait berhasil melaksanakan sebuah konsep pengelolaan (manajemen) berbasis kepentingan publik;
2. System-‐Oriented Approach – dimana kementrian terkait berhasil menciptakan sebuah sistem yang menjamin terciptanya sebuah proses pelayanan publik yang efektif, e�isien, dan terkontrol dengan baik;
3. Customer-‐Focused Culture – dimana kementrian terkait berhasil menciptakan suatu budaya kerja di institusinya yang berorientasi pada kepentingan pelanggan; dan
4. Networked Government – dimana kepentingan terkait berhasil menjalin hubungan secara lintas sektoral dengan kementrian atau institusi publik lainnya untuk melayani publik.
-‐-‐-‐ akhir dokumen -‐-‐-‐
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
HALAMAN 3 DARI 3 (C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2012