Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 1
TENTANG
PENCAIRAN GAJI INDUK, DAN KEKURANGAN GAJI INDUK
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk memproses bahan usulan gaji Induk, gaji 13, gaji 14 dan
kekurangan gaji para pegawai di lingkungan Institut Seni Indonesia Surakarta.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup pengajuan usulan gaji Induk, gaji 13, gaji 14 dan kekurangan gaji
para pegawai di lingkungan Institut Seni Indonesia Surakarta.
3. REFERENSI
1) UUD 1945 pasal 23 sebagai prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan Negara.
2) UU no 17 tahun 2003, prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan Negara (Hukum Tata
Negara)
3) UU no 1 tahun 2004, kaidah administratif pengelolaan keuangan Negara (Hukum
administrasi Negara)
4) UU no 20 tahun 1997, tentang PNBP
5) UU no 15 tahun 2004, prinsip-prinsip umum pemeriksaan keuangan Negara.
6) PP nomor 22 tahun 1997, tentang jenis dan penyetoran PNBP
7) PMK Nomor 190 /PMK.05/2012 tentang tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja Negara.
8) PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang kedudukan dan tanggung jawab bendahara pada
satuan kerja pengelola anggaran pendapatan dan belanja Negara.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
4. DEFINISI
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
3) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari BUN
(Bendahara Umum Negara) untuk melaksanakan sebagian fungsi Kuasa BUN.
5) Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian
Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran.
6) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
7) Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PPSPM
adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.
8) Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian
Negara/Lembaga.
9) Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disingkat BPP adalah orang yang
ditunjuk untuk membantu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran
kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
10) Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai yang selanjutnya disingkat PPABP
adalah pembantu KPA yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola
pelaksanaan belanja pegawai.
11) Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah pembayaran
yang dilakukan langsung kepada Bendahara Pengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar
perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya melalui
penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung.
12) Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran tagihan kepada Negara.
13) Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut SPP-LS adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPK, dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima
hak/ Bendahara Pengeluaran.
14) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA.
15) Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah dokumen
yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA dalam
rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak/Bendahara Pengeluaran.
16) Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang
diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban
APBN berdasarkan SPM.
17) Bagan Akun Standar yang selanjutnya disingkat BAS adalah daftar perkiraan buku besar
meliputi kode dan uraian organisasi, fungsi dan sub fungsi, program, kegiatan, output,
bagian anggaran/unit organisasi eselon I/Satker dan kode perkiraan yang ditetapkan dan
disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaksanaan anggaran, serta
pertanggungjawaban dan laporan keuangan pemerintah pusat.
18) Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah seluruh
penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari pajak.
19) Arsip Data Komputer yang selanjutnya disingkat ADK adalah arsip data dalam bentuk
softcopy yang disimpan dalam media penyimpanan digital.
20) Gaji Induk adalah gaji yang dibayarkan secara rutin bulanan kepada pegawai negeri yang
telah diangkat oleh pejabat yang berwenang dengan surat keputusan sesuai ketentuan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
perundang-undangan pada Satker yang meliputi gaji pokok dan tunjangan yang melekat
pada gaji.
5. KETENTUAN UMUM
1) Pembayaran gaji induk dilakukan setiap bulan untuk pembayaran gaji para pegawai
paling lambat tanggal 15 bulan berjalan.
2) Pembayaran gaji 13 dan 14 dilakukan sekali dalam 1 tahun menurut peraturan yang telah
ditentukan.
3) Pembayaran kekurangan gaji dilakukan apabila ada pegawai baru, kenaikan
pangkat/jabatan yang Surat Keputusannya ditetapkan pada bulan yang telah berlalu.
6. PROSEDUR
1) PPABP:
a. Merekam seluruh elemen data setiap dokumen sumber yang berakibat pada
perubahan/mutasi data kepegawaian pada aplikasi GPP;
b. Memastikan kebenaran dan keabsahan dokumen sumber yang direkam ke dalam
aplikasi GPP;
c. Memproses perhitungan gaji, membuat ADK Perubahan Data Pegawai, ADK Belanja
Pegawai, dan Daftar Perubahan Data Pegawai ;
d. Menyampaikan daftar gaji, ADK Perubahan Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai,
Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya kepada Bendahara
Pengeluaran.
2) Bendahara Pengeluaran
a. Meneliti kesesuaian perubahan data dengan daftar gaji
b. Menandatangani lampiran penerimaan gaji induk dan kekurangan gaji induk;
c. Menyampaikan daftar gaji, ADK Perubahan Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai,
Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya kepada Pejabat Pembuat
Komitmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
3) PPK :
a. Menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;
b. Menyampaikan SPP dilengkapi daftar gaji, ADK Perubahan Data Pegawai, ADK
Belanja Pegawai, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya
termasuk SSP kepada Pejabat Penandatangan SPM(PPSPM).
4) PPSPM :
a. Kelengkapan dokumen pendukung SPP
b. Kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK
c. Kebenaran pengisian format SPP
d. Kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker
e. Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja
Anggaran Satker
f. Kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan
pembayaran gaji, dan kebenaran perhitungan gaji serta kewajiban di bidang
perpajakan.
5) PPSPM ke KPPN
a. Mencetak dan menandatangani Daftar Perubahan Pegawai;
b. Membuat ADK Belanja Pegawai dan ADK Perubahan Data Pegawai;
c. Mencetak dan menandatangani SPM (dalam rangkap 2);
d. Membuat ADK SPM dan memasukkan PIN PPSPM ke dalam ADK SPM;
e. Menandatangani SSP;
f. SPM, ADK SPM, Daftar Perubahan Pegawai, ADK Perubahan Data Pegawai, dan
SSP disampaikan ke KPPN.
6) KPPN
a. KPPN Melakukan pengujian atas tagihan belanja pegawai yang diajukan Satker
b. Menerbitkan SP2D kepada Bank untuk melakukan pembayaran ke pegawai.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
BAGAN PEMBAYARAN GAJI PEGAWAI
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 2
TENTANG
PENCAIRAN UANG MAKAN, DAN KEKURANGAN UANG MAKAN
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk memproses pengajuan uang makan dan kekurangan
uang makan para pegawai di lingkungan Institut Seni Indonesia Surakarta
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup pengajuan uang makan dan kekurangan uang makan para
pegawai di lingkungan Institut Seni Indonesia Surakarta
3. REFERENSI
1) UUD 1945 pasal 23 sebagai prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan Negara.
2) UU no 17 tahun 2003, prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan Negara (Hukum Tata
Negara).
3) UU no 1 tahun 2004, kaidah administratif pengelolaan keuangan Negara (Hukum
administrasi Negara).
4) UU no 20 tahun 1997, tentang PNBP.
5) UU no 15 tahun 2004, prinsip-prinsip umum pemeriksaan keuangan Negara.
6) PP nomor 22 tahun 1997, tentang jenis dan penyetoran PNBP.
7) PMK Nomor 190 /PMK.05/2012 tentang tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja Negara.
8) PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang kedudukan dan tanggung jawab bendahara pada
satuan kerja pengelola anggaran pendapatan dan belanja Negara.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
4. DEFINISI
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
3) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari BUN
(Bendahara Umum Negara) untuk melaksanakan sebagian fungsi Kuasa BUN.
5) Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian
Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran.
6) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
7) Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PPSPM
adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.
8) Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai yang selanjutnya disingkat PPABP
adalah pembantu KPA yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola
pelaksanaan belanja pegawai
9) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIP
10) Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang
diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban
APBN berdasarkan SPM.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
5. KETENTUAN UMUM
1) Pembayaran uang makan dilakukan setiap bulan untuk pembayaran bulan yang
sebelumnya.
2) Pembayaran kekurangan uang makan dilakukan apabila ada kesalahan dalam merekap
presensi kehadiran.
6. PROSEDUR
1) PPABP:
a. Memproses perhitungan uang makan, membuat ADK Pembayaran Uang Makan ;
b. Menyampaikan daftar uang makan, ADK Pembayaran Uang Makan, dan dokumen
pendukungnya kepada Bendahara Pengeluaran.
2) Bendahara Pengeluaran
a. Meneliti daftar penerimaan uang makan dengan daftar hadir.
b. Menandatangani lampiran penerimaan uang makan dan jika ada kekurangan uang
makan.;
c. Menyampaikan daftar penerimaan uang makan, ADK Pembayaran Uang Makan, dan
dokumen pendukungnya kepada Pejabat Pembuat Komitmen
3) PPK :
a. Menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;
b. Menyampaikan SPP dilengkapi daftar penerimaan uang makan, dan dokumen
pendukungnya termasuk SSP kepada Pejabat Penandatangan SPM(PPSPM).
4) PPSPM :
a. Kelengkapan dokumen pendukung SPP
b. Kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK
c. Kebenaran pengisian format SPP
d. Kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker
e. Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja
Anggaran Satker
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
f. Kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan
pembayaran uang makan, dan kebenaran perhitungan uang makan serta kewajiban di
bidang perpajakan.
5) PPSPM ke KPPN
a. Mencetak dan menandatangani Daftar Penerimaan Uang Makan;
b. Membuat ADK Pembayaran Uang Makan;
c. Mencetak dan menandatangani SPM (dalam rangkap 2);
d. Membuat ADK SPM dan memasukkan PIN PPSPM ke dalam ADK SPM;
e. Menandatangani SSP;
f. SPM, ADK SPM, Daftar Lampiran Penerimaan Uang Makan, dan SSP disampaikan
ke KPPN.
6) KPPN
a. KPPN Melakukan pengujian atas tagihan belanja uang makan yang diajukan Satker
b. Menerbitkan SP2D kepada Bank untuk melakukan pembayaran ke pegawai.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
BAGAN PEMBAYARAN BELANJA UANG MAKAN PEGAWAI
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 3
TENTANG
PENCAIRAN TUNJANGAN PROFESI, DAN
KEKURANGAN TUNJANGAN PROFESI
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk memproses pengajuan pembayaran tunjangan profesi
dosen dan kekurangan tunjangan profesi dosen di lingkungan Institut Seni Indonesia
Surakarta
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup pengajuan tunjangan profesi dosen dan kekurangan tunjangan
profesi dosen di lingkungan Institut Seni Indonesia Surakarta
3. REFERENSI
1) UUD 1945 pasal 23 sebagai prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan Negara.
2) UU no 17 tahun 2003, prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan Negara (Hukum Tata
Negara)
3) UU no 1 tahun 2004, kaidah administratif pengelolaan keuangan Negara (Hukum
administrasi Negara)
4) UU no 20 tahun 1997, tentang PNBP
5) UU no 15 tahun 2004, prinsip-prinsip umum pemeriksaan keuangan Negara.
6) PP nomor 22 tahun 1997, tentang jenis dan penyetoran PNBP
7) PMK Nomor 190 /PMK.05/2012 tentang tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja Negara.
8) PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang kedudukan dan tanggung jawab bendahara pada
satuan kerja pengelola anggaran pendapatan dan belanja Negara.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
4. DEFINISI
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
3) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari BUN
(Bendahara Umum Negara) untuk melaksanakan sebagian fungsi Kuasa BUN.
5) Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian
Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran.
6) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
7) Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PPSPM
adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.
8) Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai yang selanjutnya disingkat PPABP
adalah pembantu KPA yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola
pelaksanaan belanja pegawai
9) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA.
10) Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang
diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban
APBN berdasarkan SPM
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
5. KETENTUAN UMUM
1) Pembayaran tunjangan profesi dosen dilakukan setiap bulan untuk pembayaran bulan
yang sebelumnya.
2) Pembayaran kekurangan tunjangan profesi dosen dilakukan apabila ada penambahan
dosen baru yang menerima tunjangan profesi.
6. PROSEDUR
1) PPABP:
a) Memproses perhitungan tunjangan profesi dosen, membuat ADK Pembayaran
tunjangan profesi dosen ;
b) Menyampaikan daftar tunjangan profesi dosen, ADK Pembayaran tunjangan profesi
dosen, dan dokumen pendukungnya kepada Bendahara Pengeluaran.
2) BENDAHARA PENGELUARAN :
a) Meneliti daftar penerimaan tunjangan profesi dosen.
b) Menandatangani lampiran penerimaan tunjangan profesi dosen;
c) Menyampaikan daftar penerimaan tunjangan profesi dosen, ADK Pembayaran Uang
Makan, dan dokumen pendukungnya kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
3) PPK :
a) Menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;
b) Menyampaikan SPP dilengkapi daftar penerimaan tunjangan profesi dosen, dan
dokumen pendukungnya termasuk SSP kepada Pejabat Penandatangan
SPM(PPSPM).
4) PPSPM :
a) Kelengkapan dokumen pendukung SPP
b) Kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK
c) Kebenaran pengisian format SPP
d) Kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
e) Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja
Anggaran Satker
f) Kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan
pembayaran tunjangan profesi dosen, dan kebenaran perhitungan tunjangan profesi
dosen serta kewajiban di bidang perpajakan.
5) PPSPM ke KPPN
a) mencetak dan menandatangani daftar penerimaan tunjangan profesi dosen;
b) membuat ADK pembayaran tunjangan profesi dosen;
c) mencetak dan menandatangani SPM (dalam rangkap 2);
d) membuat ADK SPM dan memasukkan PIN PPSPM ke dalam ADK SPM;
e) menandatangani SSP;
f) SPM, ADK SPM, daftar lampiran penerimaan tunjangan profesi dosen, dan SSP
disampaikan ke KPPN.
6) KPPN
a) KPPN Melakukan pengujian atas tagihan belanja tunjangan profesi dosen yang
diajukan Satker
b) Menerbitkan SP2D kepada Bank untuk melakukan pembayaran ke pegawai.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
ALUR PENGAJUAN TUNJANGAN PROFESI DOSEN
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 4
TENTANG
PENCAIRAN TUNJANGAN KINERJA
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk memproses pengajuan pembayaran tunjangan kinerja
pegawai dan kekurangan tunjangan tunjangan kinerja pegawai di lingkungan Institut Seni
Indonesia Surakarta.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup pengajuan pembayaran tunjangan kinerja pegawai dan
kekurangan tunjangan tunjangan kinerja pegawai di lingkungan Institut Seni Indonesia
Surakarta.
3. REFERENSI
1) UUD 1945 pasal 23 sebagai prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan Negara.
2) UU no 17 tahun 2003, prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan Negara (Hukum Tata
Negara).
3) UU no 1 tahun 2004, kaidah administratif pengelolaan keuangan Negara (Hukum
administrasi Negara)
4) UU no 15 tahun 2004, prinsip-prinsip umum pemeriksaan keuangan Negara.
5) PMK Nomor 190 /PMK.05/2012 tentang tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja Negara.
6) PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang kedudukan dan tanggung jawab bendahara pada
satuan kerja pengelola anggaran pendapatan dan belanja Negara.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
4. DEFINISI
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
3) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari BUN
(Bendahara Umum Negara) untuk melaksanakan sebagian fungsi Kuasa BUN.
5) Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian
Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran.
6) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan
yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
7) Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PPSPM
adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.
8) Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai yang selanjutnya disingkat PPABP
adalah pembantu KPA yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola
pelaksanaan belanja pegawai
9) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA.
10) Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah
yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas
beban APBN berdasarkan SPM.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
5. KETENTUAN UMUM
1) Pembayaran tunjangan kinerja pegawai dilakukan setiap bulan untuk pembayaran bulan
yang sebelumnya.
2) Pembayaran kekurangan tunjangan kinerja pegawai dilakukan apabila ada penambahan
pegawai baru yang menerima tunjangan kinerja pegawai.
6. PROSEDUR
1) PPABP :
a. Memproses perhitungan tunjangan kinerja pegawai yang diberikan dari unit
kepegawaian.
b. Menyampaikan daftar tunjangan kinerja pegawai, ADK Pembayaran tunjangan
tunjangan kinerja pegawai, dan dokumen pendukungnya kepada Bendahara
Pengeluaran.
2) BENDAHARA PENGELUARAN:
a. Bendahara melakukan pengecekan rekening di Bank untuk mengetahui adanya
pemasukan dana tunjangan kinerja dari Biro Keuangan Kemenristekdikti.
b. Meneliti daftar tunjangan kinerja pegawai, ADK Pembayaran tunjangan profesi
tunjangan kinerja pegawai, dan dokumen pendukungnya kepada Wakil Rektor II.
3) Wakil Rektor II
a) Mencetak dan menandatangani daftar penerimaan tunjangan kinerja pegawai.
b) Memeriksa ADK untuk yang akan dibawa ke Bank oleh Bendahara.
4) Bank
a) Melakukan pengujian atas rincian belanja tunjangan kinerja pegawai yang diajukan
Satker.
b) Melakukan transfer ke rekening pegawai.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
ALUR PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 5
TENTANG
PENCAIRAN DANA UANG PERSEDIAAN (UP)
1. TUJUAN
Uang Persedian digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan operasional sehari-
hari Satker dan membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme
Pembayaran LS.
2. RUANG LINGKUP
Pembayaran dengan Uang Persedian dapat meliputi belanja barang, belanja modal
dan belanja lain-lain.
3. REFERENSI
1) UUD 1945 pasal 23 sebagai prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan Negara.
2) UU no 17 tahun 2003, prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan Negara (Hukum Tata
Negara).
3) UU no 1 tahun 2004, kaidah administratif pengelolaan keuangan Negara (Hukum
administrasi Negara).
4) UU no 20 tahun 1997, tentang PNBP.
5) UU no 15 tahun 2004, prinsip-prinsip umum pemeriksaan keuangan Negara.
6) PP nomor 22 tahun 1997, tentang jenis dan penyetoran PNBP.
7) PMK Nomor 190 /PMK.05/2012 tentang tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja Negara.
8) PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang kedudukan dan tanggung jawab bendahara pada
satuan kerja pengelola anggaran pendapatan dan belanja Negara.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
4. DEFINISI
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
3) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari BUN
(Bendahara Umum Negara) untuk melaksanakan sebagian fungsi Kuasa BUN.
5) Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian
Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran.
6) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan
yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
7) Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PPSPM
adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.
8) Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai yang selanjutnya disingkat PPABP
adalah pembantu KPA yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola
pelaksanaan belanja pegawai
9) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA.
10) Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah
yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas
beban APBN berdasarkan SPM
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
11) Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian
Negara/Lembaga.
12) Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disingkat BPP adalah orang yang
ditunjuk untuk membantu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran
kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu.
13) Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam jumlah
tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan
operasional sehari-hari Satker atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan
tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung.
14) Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPP-UP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran UP.
15) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA.
16) Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPM-UP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan UP.
17) Arsip Data Komputer yang selanjutnya disingkat ADK adalah arsip data dalam bentuk
softcopy yang disimpan dalam media penyimpanan digital.
18) Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah seluruh
penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari pajak.
5. KETENTUAN UMUM
1) Pemberian UP diberikan paling banyak:
a) Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP sampai dengan Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah);
b) Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan
melalui UP diatas Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.
2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah);
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
c) Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP diatas Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp.6.000.000.000 (enam miliar rupiah); atau
d) Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP diatas Rp. 6.000.000.000 (enam miliar rupiah).
e) Untuk UP DIPA yang bersumber dana PNBP dapat diberikan sebesar 20 % dari pagu
PNBP maksimal Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
2) Persetujuan perubahan besaran UP dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan.
3) Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran/BPP kepada 1
(satu) penerima/ penyedia barang/jasa paling banyak sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) kecuali untuk pembayaran honorarium dan perjalanan dinas.
6. PROSEDUR
1) BENDAHARA PENGELUARAN :
a) Bendahara menyusun rencana kegiatan sesuai kebutuhan untuk diajukan UP.
b) Menyusun dokumen pendukung untuk mengajukan UP.
c) Menyerahkan rencana kebutuhan dan dokumen pendukung ke Pejabat pembuat
Komitmen.
2) PPK :
a) Menerbitkan SPP-UP menggunakan aplikasi SPM untuk pengisian UP yang
dilengkapi dengan perhitungan besaran UP sesuai pengajuan dari BP;
b) Menyampaikan SPP-UP dan dokumen pendukungnya kepada Pejabat Penandatangan
SPM(PPSPM).
3) PPSPM :
a) Kelengkapan dokumen pendukung SPP-UP.
b) Kesesuaian penanda tangan SPP-UP dengan spesimen tanda tangan PPK.
c) Kebenaran pengisian format SPP-UP.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
d) Kesesuaian kode BAS pada SPP-UP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran
Satker.
e) Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP-UP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja
Anggaran Satker
f) Kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan
pencairan Uang Persedian (UP).
4) PPSPM ke KPPN
a) membuat ADK SPM-UP;
b) mencetak dan menandatangani SPM (dalam rangkap 2);
c) membuat ADK SPM dan memasukkan PIN PPSPM ke dalam ADK SPM;
d) SPM, ADK SPM, daftar lampiran permintaan UP, dan Dokumen Pendukung
disampaikan ke KPPN.
5) KPPN
c) KPPN Melakukan pengujian atas tagihan permohonan UP yang diajukan Satker
d) Menerbitkan SP2D kepada Bank untuk melakukan pembayaran ke Rekening
Bendahara Pengeluaran.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
ALUR PENGAJUAN UANG PERSEDIAAN
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 6
TENTANG
PENCAIRAN DANA GANTI UANG PERSEDIAAN (GUP)
1. TUJUAN
Prosedur ganti uang persediaan (GUP) ini bertujuan untuk melakukan revolving uang
persediaan apabila UP telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh persen).
2. RUANG LINGKUP
Penggantian Uang Persedian ini dapat untuk melakukan pembiayaan yang berupa
belanja barang, belanja modal dan belanja lain-lain.
3. REFERENSI
1) UUD 1945 pasal 23 sebagai prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan Negara.
2) UU no 17 tahun 2003, prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan Negara (Hukum Tata
Negara)
3) UU no 1 tahun 2004, kaidah administratif pengelolaan keuangan Negara (Hukum
administrasi Negara)
4) UU no 20 tahun 1997, tentang PNBP
5) UU no 15 tahun 2004, prinsip-prinsip umum pemeriksaan keuangan Negara.
6) PP nomor 22 tahun 1997, tentang jenis dan penyetoran PNBP
7) PMK Nomor 190 /PMK.05/2012 tentang tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja Negara.
8) PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang kedudukan dan tanggung jawab bendahara pada
satuan kerja pengelola anggaran pendapatan dan belanja Negara.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
4. DEFINISI
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
3) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari BUN
(Bendahara Umum Negara) untuk melaksanakan sebagian fungsi Kuasa BUN.
5) Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian
Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran.
6) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
7) Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PPSPM
adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.
8) Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai yang selanjutnya disingkat PPABP
adalah pembantu KPA yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola
pelaksanaan belanja pegawai.
9) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA.
10) Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang
diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban
APBN berdasarkan SPM.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
11) Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian
Negara/Lembaga.
12) Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disingkat BPP adalah orang yang
ditunjuk untuk membantu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran
kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu.
13) Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam jumlah
tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan
operasional sehari-hari Satker atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan
tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung.
14) Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPP-UP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran UP.
15) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA.
16) Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPM-UP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan UP.
17) Arsip Data Komputer yang selanjutnya disingkat ADK adalah arsip data dalam bentuk
softcopy yang disimpan dalam media penyimpanan digital.
18) Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah seluruh
penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari pajak.
19) Surat Permintaan Pembayaran Penggantian Uang Persediaan yang selanjutnya disebut
SPP-GUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi pertanggungjawaban
dan permintaan kembali pembayaran UP
20) Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPM-
GUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM dengan membebani DIPA, yang
dananya dipergunakan untuk menggantikan UP yang telah dipakai
5. KETENTUAN UMUM
1) Bendahara Pengeluaran melakukan penggantian (revolving) UP yang telah digunakan
sepanjang dana yang dapat dibayarkan dengan UP masih tersedia dalam DIPA.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
2) Penggantian UP sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilakukan apabila UP telah
dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh persen).
3) Kepala KPPN menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA, 1 (satu) bulan sejak
SP2D-UP diterbitkan belum dilakukan pengajuan penggantian UP.
4) 1 (satu) bulan berikutnya jika belum dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala KPPN
memotong UP sebesar 50% (lima puluh persen).
5) Pemotongan dana UP dilakukan dengan cara:
a. Memperhitungkan potongan UP dlm SPM dan/atau
b. Menyetorkan ke Kas Negara.
6. PROSEDUR
1) Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) :
a. BPP Melakukan pengajuan revolving kepada Bendahara Pengeluaran bila UP yang
dikelola sudah dipergunakan paling sedikit 50 %
b. BPP Melakukan Rekap Pengeluaran berdasarkan akun dan kode kegiatan sesuai POK
Satker untuk diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran.
2) BENDAHARA PENGELUARAN :
a. Bendahara membuat Daftar Rincian Permintaan Pembayaran (DRPP) dengan aplikasi
Silabi berdasarkan Bukti Pengeluaran dari BPP.
b. Mencetak Daftar Rincian Permintaan Pembayaran (DRPP), membuat ADK DRPP
untuk diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
3) PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) :
a. Menerbitkan SPP-GUP menggunakan aplikasi SPM untuk pengisian kembali UP
berdasarkan DRPP yang diajukan dari BP;
b. Menyampaikan SPP-UP dan dokumen pendukungnya kepada Pejabat Penandatangan
SPM(PPSPM).
4) PPSPM :
a. Kelengkapan dokumen pendukung SPP-GUP.
b. Kesesuaian penanda tangan SPP-GUP dengan spesimen tanda tangan PPK.
c. Kebenaran pengisian format SPP-GUP.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
d. Kesesuaian kode BAS pada SPP-GUP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran
Satker.
e. Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP-UP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja
Anggaran Satker.
f. Kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan
pencairan Ganti Uang Persedian (GUP).
5) PPSPM ke KPPN
a) membuat ADK SPM-GUP;
b) mencetak dan menandatangani SPM (dalam rangkap 2);
c) membuat ADK SPM dan memasukkan PIN PPSPM ke dalam ADK SPM;
d) SPM, ADK SPM, daftar lampiran permintaan GUP, dan Dokumen Pendukung
disampaikan ke KPPN.
6) KPPN
a) KPPN Melakukan pengujian atas tagihan permohonan GUP yang diajukan Satker
b) Menerbitkan SP2D kepada Bank untuk melakukan pembayaran ke Rekening
Bendahara Pengeluaran.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
ALUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 7
TENTANG
PENCAIARAN DANA TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TUP)
1. TUJUAN
TUP diberikan kepada satker untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu
bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan dan bersifat tidak daur ulang (revolving).
2. RUANG LINGKUP
Tambahan Uang Persedian ini dapat untuk melakukan pembiayaan yang berupa
belanja barang, belanja modal dan belanja lain-lain.
3. REFERENSI
1) UUD 1945 pasal 23 sebagai prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan Negara.
2) UU no 17 tahun 2003, prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan Negara (Hukum Tata
Negara).
3) UU no 1 tahun 2004, kaidah administratif pengelolaan keuangan Negara (Hukum
administrasi Negara).
4) UU no 20 tahun 1997, tentang PNBP.
5) UU no 15 tahun 2004, prinsip-prinsip umum pemeriksaan keuangan Negara.
6) PP nomor 22 tahun 1997, tentang jenis dan penyetoran PNBP
7) PMK Nomor 190 /PMK.05/2012 tentang tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja Negara.
8) PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang kedudukan dan tanggung jawab bendahara pada
satuan kerja pengelola anggaran pendapatan dan belanja Negara.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
4. DEFINISI
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
3) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari BUN
(Bendahara Umum Negara) untuk melaksanakan sebagian fungsi Kuasa BUN.
5) Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian
Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran.
6) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
7) Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PPSPM
adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.
8) Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai yang selanjutnya disingkat PPABP
adalah pembantu KPA yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola
pelaksanaan belanja pegawai.
9) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA.
10) Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang
diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban
APBN berdasarkan SPM.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
11) Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian
Negara/Lembaga.
12) Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disingkat BPP adalah orang yang
ditunjuk untuk membantu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran
kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu.
13) Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam jumlah
tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan
operasional sehari-hari Satker atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan
tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung.
14) Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPP-UP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran UP.
15) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA.
16) Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPM-UP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan UP.
17) Arsip Data Komputer yang selanjutnya disingkat ADK adalah arsip data dalam bentuk
softcopy yang disimpan dalam media penyimpanan digital.
18) Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah seluruh
penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari pajak.
19) Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPP-
TUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan Tambahan UP
20) Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPM-
TUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM dengan membebani DIPA, yang
dananya dipergunakan untuk mengajukan Tambahan Uang Persedian.
5. KETENTUAN UMUM
1) Digunakan dan dipertangungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D
diterbitkan.
2) Tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran LS.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
6. PROSEDUR
1) KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) :
a. KPA mengajukan Tambahan Uang Persedian (TUP) kepada KPPN disertai dengan
rincian penggunaan TUP.
b. Surat pendukung yang memuat syarat untuk penggajuan TUP.
Hasilnya :
c. Kepala KPPN dapat memberikan persetujuan sebagian atau seluruh permintaan TUP
melalui surat persetujuan pemberian TUP.
d. Apabila tidak memenuhi ketentuan, Kepala KPPN akan menolak permintaan TUP.
e. Persetujuan atau penolakan tersebut dilaksanakan paling lambat 1 (satu) hari kerja
setelah surat pengajuan permintaan TUP diterima KPPN.
2) BENDAHARA PENGELUARAN :
Apabila KPPN memberikan ijin TUP maka langkah selanjutnya Bendarahara
Pengeluaran melakukan :
a. Menyusun Rincian Penggunaan Dana (RPD). Dokumen ini berisi rencana
pengeluaran secara rinci yang akan dilaksanakan satuan kerja dalam satu bulan
berkenaan yang memuat informasi tentang jenis kegiatan/pekerjaan, pelaksana,
waktu, lokasi, output, tanggal selesai, jumlah dana dan seterusnya, yang akan
digunakan oleh KPPN sebagai acuan untuk menertibkan Surat Pertanggungjawaban
dari satker. Dalam hal menyusun Rincian Penggunaan Dana (RPD) Bendahara
Pengeluaraan mengacu pada ajuan anggaran yang telah dibuat oleh masing-masing
Unit Pengguna Anggaran.
b. Mencetak, menandatangi dan menyerahkan RPD kepada Pejabat Pembuat Komitmen
untuk dibuat SPP.
3) PPK
a. Menerbitkan SPP-TUP menggunakan aplikasi SPM untuk pengajuan TUP;
b. Menyampaikan SPP-TUP dan dokumen pendukungnya kepada PPSPM yang berupa
:
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
a) Rincian Penggunaan Dana yang ditandatangani oleh KPA/PPK dan Bendahara
Pengeluaran.
b) Surat Pernyataan dari KPA
c) Surat permohonan TUP yang telah memperoleh persetujuan TUP dari Kepala
KPPN.
4) PPSPM
a. Kelengkapan dokumen pendukung SPP-TUP.
b. Kesesuaian penanda tangan SPP-TUP dengan spesimen tanda tangan PPK .
c. Kebenaran pengisian format SPP-TUP.
d. Kesesuaian kode BAS pada SPP-GUP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran
Satker.
e. Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP-UP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja
Anggaran Satker
f. Kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan
pencairan Tambahan Uang Persedian (TUP).
5) PPSPM ke KPPN
a. Membuat ADK SPM-TUP;
b. Mencetak dan menandatangani SPM (dalam rangkap 2);
c. Membuat ADK SPM dan memasukkan PIN PPSPM ke dalam ADK SPM;
d. SPM, ADK SPM, RPD TUP, dan Dokumen Pendukung disampaikan ke KPPN.
6) KPPN
a) KPPN Melakukan pengujian atas tagihan permohonan TUP yang diajukan Satker.
b) Menerbitkan SP2D kepada Bank untuk melakukan pembayaran ke Rekening
Bendahara Pengeluaran.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
ALUR PENGAJUAN TUP
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 8
TENTANG
PEMBAYARAN LANGSUNG KE REKENING PENERIMA (LS)
NON BELANJA PEGAWAI
1. TUJUAN
Prosedur pembayaran langsung (LS) bertujuan untuk melakukan pembayaran tagihan
kepada pihak ketiga langsung dari rekening kas Negara.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup pembayaran langsung berupa pembayaran belanja
honorarium, langganan daya dan jasa, perjalanan dinas, pengadaan tanah, belanja modal.
3. REFERENSI
1) UUD 1945 pasal 23 sebagai prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan Negara.
2) UU no 17 tahun 2003, prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan Negara (Hukum Tata
Negara).
3) UU no 1 tahun 2004, kaidah administratif pengelolaan keuangan Negara (Hukum
administrasi Negara).
4) UU no 20 tahun 1997, tentang PNBP.
5) UU no 15 tahun 2004, prinsip-prinsip umum pemeriksaan keuangan Negara.
6) PP nomor 22 tahun 1997, tentang jenis dan penyetoran PNBP
7) PMK Nomor 190 /PMK.05/2012 tentang tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja Negara.
8) PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang kedudukan dan tanggung jawab bendahara pada
satuan kerja pengelola anggaran pendapatan dan belanja Negara.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
4. DEFINISI
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
3) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari BUN
(Bendahara Umum Negara) untuk melaksanakan sebagian fungsi Kuasa BUN.
5) Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian
Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran.
6) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
7) Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PPSPM
adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.
8) Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai yang selanjutnya disingkat PPABP
adalah pembantu KPA yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola
pelaksanaan belanja pegawai.
9) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA.
10) Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang
diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban
APBN berdasarkan SPM.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
11) Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian
Negara/Lembaga.
12) Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disingkat BPP adalah orang yang
ditunjuk untuk membantu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran
kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu.
13) Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam jumlah
tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan
operasional sehari-hari Satker atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan
tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung.
14) Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPP-UP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran UP.
15) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA.
16) Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPM-UP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan UP.
17) Arsip Data Komputer yang selanjutnya disingkat ADK adalah arsip data dalam bentuk
softcopy yang disimpan dalam media penyimpanan digital.
18) Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah seluruh
penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari pajak.
19) Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah pembayaran
yang dilakukan langsung kepada Bendahara Pengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar
perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya melalui
penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung
5. KETENTUAN UMUM.
1) Perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang/jasa; dan/atau
2) Penetapan keputusan yang mengakibatkan pengeluaran negara antara lain untuk:
a. pelaksanaan perjalanan dinas yang dilaksanakan secara swakelola;
b. pelaksanaan kegiatan swakelola, termasuk pembayaran honorarium kegiatan; atau
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
c. pelaksanaan belanja bantuan sosial dalam bentuk transfer uang kepada penerima
bantuan;
6. PROSEDUR
1) PPK :
a. SPP-LS langganan jasa dan daya.
SPP-LS Dilengkapi dengan dokumen pendukung berupa surat tagihan
penggunaan daya dan jasa yang sah.
b. SPP-LS Honorarium.
Dilengkapi dengan:
a) Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa biaya yang timbul akibat
penerbitan surat keputusan dimaksud dibebankan pada DIPA;
b) Daftar nominatif penerima honorarium yang memuat paling sedikit nama orang,
besaran honorarium, dan nomor rekening masing-masing penerima honorarium
yang ditandatangani oleh KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;
c) SSP PPh Pasal 21 yang ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran.
c. SPP-LS Perjalanan Dinas.
Dilengkapi dengan:
a) Perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan, dilampiri:
i. Daftar nominatif perjalanan dinas; dan
ii. Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas jabatan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai perjalanan dinas dalam negeri
bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.
b) perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan, dilampiri daftar nominatif
perjalanan dinas.
c) Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 ditandatangani
oleh PPK yang memuat paling kurang informasi mengenai pihak yang
melaksanakan perjalanan dinas (nama, pangkat/golongan), tujuan, tanggal
keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang diperlukan untuk masing-
masing pejabat.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
d) perjalanan dinas pindah, dilampiri dengan Dokumen pertanggungjawaban biaya
perjalanan dinas pindah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan
pegawai tidak tetap.
d. SPP LS Pengadaan Barang dan Jasa.
ULP Menyerahan syarat-syarat untuk dibuatkan SPP antara lain :
a) Untuk Belanja Modal/Barang secara kontraktual ke rekening pihak ketiga,
ADK kontrak terlebih dahulu disampaikan ke KPPN paling lambat 5(lima) hari
kerja setelah kontrak ditandatangani.
b) Kontrak/SPK yang mencantumkan nomor rekening rekanan;
c) Surat Pernyataan Kuasa PA mengenai penetapan rekanan;
d) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
e) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;
f) Berita Acara Pembayaran;
g) Kuitansi yang disetujui oleh Kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk;
h) Faktur pajak beserta SSP yang telah ditandatangani Wajib Pajak;
i) Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga
keuangan non bank;
j) Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya sebagian
atau seluruhnya bersumber dari pinjaman/hibah luar negeri;
k) Ringkasan Kontrak
l) Berita Acara pada butir 3), 4) dan 5) di atas dibuat sekurangkurangnya dalam
rangkap lima dan disampaikan kepada:
i. Asli dan satu tembusan untuk penerbit SPM;
ii. Masing-masing satu tembusan untuk para pihak yang membuat kontrak;
iii. Satu tembusan untuk pejabat pelaksana pemeriksaan pekerjaan.
2. PPSPM :
a. Kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS.
b. Kesesuaian penanda tangan SPP-LS dengan spesimen tanda tangan PPK .
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
c. Kebenaran pengisian format SPP-LS.
d. Kesesuaian kode BAS pada SPP-LS dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran
Satker.
e. Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP-LS dengan DIPA/POK/Rencana Kerja
Anggaran Satker
f. Kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi
persyaratan/kelengkapan pencairan LS.
3. PPSPM ke KPPN
a. membuat ADK SPM-LS;
b. mencetak dan menandatangani SPM (dalam rangkap 2);
c. membuat ADK SPM dan memasukkan PIN PPSPM ke dalam ADK SPM;
d. SPM, ADK SPM, dan Dokumen Pendukung disampaikan ke KPPN.
4. KPPN
a) KPPN Melakukan pengujian atas tagihan permohonan SPM LS yang diajukan
Satker.
b) Menerbitkan SP2D kepada Bank untuk melakukan pembayaran ke Pihak Ketiga.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
ALUR PENGAJUAN LS
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 13
TENTANG
PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KE KPPN
1. TUJUAN
1) Memberikan informasi antara pemberi dan penerima sumber daya.
2) Memberikan informasi kesesuaian pelaksanaan anggaran dengan anggaran yang telah
ditetapkan.
3) Memberikan informasi kesesuaian antara pencatatan dengan keadaan fisik sumber daya
4) Memberikan informasi tambahan atas perbedaan antara pencatatan akuntansi dan
pencatatan yang dilakukan bendahara secara pembukuan.
5) Memberikan informasi tambahan jika terdapat perbedaan antara pembukuan dengan
keadaan fisik sumber daya yang dikelola oleh bendahara.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi laporan Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan
Satuan Kerja.
3. REFERENSI
1) UUD 1945 pasal 23 sebagai prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan Negara.
2) UU no 17 tahun 2003, prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan Negara (Hukum Tata
Negara).
3) UU no 1 tahun 2004, kaidah administratif pengelolaan keuangan Negara (Hukum
administrasi Negara).
4) UU no 20 tahun 1997, tentang PNBP.
5) UU no 15 tahun 2004, prinsip-prinsip umum pemeriksaan keuangan Negara.
6) PP nomor 22 tahun 1997, tentang jenis dan penyetoran PNBP
7) PMK Nomor 190 /PMK.05/2012 tentang tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja Negara.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
8) PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang kedudukan dan tanggung jawab bendahara pada
satuan kerja pengelola anggaran pendapatan dan belanja Negara
9) Peraturan Menteri Keuangan nomor 73/PMK/2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementrian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
10) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-47/PB/2009 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Kementrian Negara / Lembaga / Kantor/ Satuan Kerja.
4. DEFINISI
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
3) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari BUN
(Bendahara Umum Negara) untuk melaksanakan sebagian fungsi Kuasa BUN.
5) Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian
Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran.
6) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
7) Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PPSPM
adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.
8) Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai yang selanjutnya disingkat PPABP
adalah pembantu KPA yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola
pelaksanaan belanja pegawai.
9) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA.
10) Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang
diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban
APBN berdasarkan SPM.
11) Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian
Negara/Lembaga.
5. KETENTUAN UMUM
Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan pada satuan kerja wajib menyampaikan LPJ
setiap bulan kepada Kepala KPPN yang ditunjuk dalam DIPA satuan kerja yang berada
dibawah pengelolaannya. Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) ini merupakan
pertanggungjawaban fungsional kepada Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) atas
pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya.
6. PROSEDUR
1) Penyusunan LPJ Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan :
LPJ Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan disusun secara bulanan melalui aplikasi
SILABI dan menyajikan informasi :
a) Keadaan pembukuan pada bulan pelaporan.
b) Keadaan kas pada akhir bulan pelaporan, meliputi uang tunai di brankas dan saldo di
rekening bank/pos;
c) Hasil rekonsilisasi internal (antara pembukuan bendahara dengan UAKPA);
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
d) Penjelasan atas selisih (jika ada), antara saldo buku dan saldo kas.
Format LPJ Bendahara Pengeluaran.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
Format LPJ Bendahara Penerimaan
2) Pejabat terkait melakukan verifikasi LPJ Bendahara dengan memperhatikan :
a) Membandingkan Saldo UP yang tertuang dalam laporan pertanggungjawaban (LPJ)
dengan Kartu Pengawasan Kredit Anggaran yang ada di KPPN.
b) Membandingkan saldo awal yang tertuang dalam laporan pertanggungjawaban
(LPJ) dengan saldo akhir yang tertuang dalam LPJ bulan sebelumnya.
c) Menguji kebenaran nilai uang di rekening bank yang tercantum dalam laporan
pertanggungjawaban dengan salinan rekening koran Bendahara.
d) Menguji kebenaran perhitungan (penambahan/pengurangan) pada laporan
pertanggungjawaban.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
e) Meneliti kepatuhan Bendahara Pengeluaran dalam penyetoran pajak dalam
penyampaian laporan pertanggungjawaban (LPJ).
f) Meneliti kepatuhan Bendahara Penerimaan dalam penyetoran PNBP dan Setoran
lain ke kas negara dalam penyampaian laporan pertanggungjawaban (LPJ).
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 14
TENTANG
PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
DANA PENGELOLA KEGIATAN
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk membiayai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh unit-
unit di lingkungan ISI Surakarta.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup untuk membiayai belanja barang, belanja modal dan belanja
lain-lain yang tidak bisa dibayar dengan LS.
3. REFERENSI
1) UUD 1945 pasal 23 sebagai prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan Negara.
2) UU no 17 tahun 2003, prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan Negara (Hukum Tata
Negara)
3) UU no 1 tahun 2004, kaidah administratif pengelolaan keuangan Negara (Hukum
administrasi Negara)
4) UU no 20 tahun 1997, tentang PNBP
5) UU no 15 tahun 2004, prinsip-prinsip umum pemeriksaan keuangan Negara.
6) PP nomor 22 tahun 1997, tentang jenis dan penyetoran PNBP
7) PMK Nomor 190 /PMK.05/2012 tentang tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja Negara.
8) PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang kedudukan dan tanggung jawab bendahara pada
satuan kerja pengelola anggaran pendapatan dan belanja Negara.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
4. DEFINISI
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
3) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4) Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian
Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran.
5) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
6) Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian
Negara/Lembaga.
7) Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disingkat BPP adalah orang yang
ditunjuk untuk membantu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran
kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu.
8) Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam jumlah
tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan
operasional sehari-hari Satker atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan
tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung.
9) Arsip Data Komputer yang selanjutnya disingkat ADK adalah arsip data dalam bentuk
softcopy yang disimpan dalam media penyimpanan digital.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
10) Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah seluruh
penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari pajak.
11) Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah pembayaran yang
dilakukan langsung kepada Bendahara Pengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar
perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya melalui
penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung
5. KETENTUAN UMUM
1) Untuk pembayaran kepada 1 (satu) penerima/ penyedia barang/jasa paling banyak sebesar
Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) kecuali untuk pembayaran honorarium dan
perjalanan dinas.
2) Pertanggung jawaban dana diselesaikan 7 hari setelah melakukan kas bon.
6. PROSEDUR
1) Unit :
a) Mengajukan rencana penggunaan dana ke Unit Keuangan.
b) Membuat kas bon uang muka kegiatan yang dilengkapi dengan tanda tangan dari
kepala unit masing-masing, PPK/Kabag Keuangan dan Kasubbang Keuangan.
c) Mempertanggung jawabkan dana kegiatan 7 hari setelah melakukan kas bon sesuai
format yang telah ditentukan.
2) Bendahara Pengeluran Pembantu
a) Melakukan pembayaran dengan memperhatikan ketersedian dana yang ada.
b) Meneliti Kas Bon dengan POK satker.
c) Menyampaikan batas waktu pertanggung jawaban penggunaan dana yang sudah di
bon.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
Format Kuitansi Pertanggung jawaban kegiatan.
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 16
TENTANG
LAPORAN KEUANGAN
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk dapat memberikan informasi yang berguna kepada para
pemakai laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/
pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan pada Institut Seni Indonesia (ISI)
Surakarta. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi
kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance).
Terlaksanya pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan tingkat Unit Akuntasi
Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) dengan mengunakan aplikasi Sistem Akuntasi Instansi
berbasis Akrual (SAIBA) sehingga data keuangan serta laporan keuangan yang
disajikan terintegrasi, sistematis, akurat dan tepat waktu
2. RUANG LINGKUP
Melakukan rekonsiliasi Internal dengan SIMAK-BMN, Bendahara pengeluaran dan
Bendahara Penerimaan. Melakukan rekon Ekternal dengan KPPN sehingga tersusun Laporan
Keuangan Semesteran dan Tahunan serta rekonsiliasi Internal dan Ekternal
3. REFERENSI
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
5. Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2006 Perubahan Kedua atas 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pusat;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan Sistem
Akuntansi Pemerintah berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat;
8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 62/PB/2009 Tentang Tata Cara
Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada Laporan Keuangan;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 272/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Likuidasi
Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan
dan penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;
4. DEFINISI
1. SAI yaitu Sistem Informasi Instansi yang terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi berbasis
Akrual (SAIBA) untuk pencatatan pengeluaran anggaran dan Sistem Informasi
Manajemen Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) untuk pencatatan barang/aset
2. UAKPA (Unit Akuntasi Kuasa Pengguna Anggaran) berkewajiban menyelenggarakan
akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan/BMN tingkat Satuan Kerja atas DIPA yang
dikelolanya
3. UAPPA/B-E1 yaitu Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Tingkat Eselon-I
berkewajiban mengkonsolidasikan Laporan Keuangan/BMN tingkat Satuan Kerja
dibawahnya dan menyusun Laporan Keuangan/BMN Tingkat Eselon I.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
4. UAPA/B yaitu Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang berkewajiban
mengkonsolidasikan Laporan Keuangan/BMN tingkat Eselon I dibawahnya dan
menyusun Laporan Keuangan/BMN Tingkat Kementerian.
5. LRA yaitu Laporan Realisasi Anggran yang menggambarkan perbandingan antara
anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja
selama periode Pelaporan. LRA disusun dan disajikan berdasarkan basis kas
6. Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
dana selama periode pelaporan akuntansi. Neraca disusun dan disajikan berbasis akrual
7. LO adalah Laporan Operasional yang menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,
surplus/defisit dari kegiatan operasi surplus/defisit dari kegiatan non-operasional,
suplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa dan surplus/defisit LO, yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar. LO disusun dan disajikan berbasis akrual
8. LPE adalah Laporan Perubahan Ekuitas yang menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. LRA
disusun dan disajikan berbasis akrual
9. CaLK adalah Catatan atas Laporan Keuangan yang menyajikan informasi tentang
penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran Neraca, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan
Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan
lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
5. KETENTUAN UMUM
Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan(CaLK)
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami
oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun manajemen
entitas pelaporan harus berisi informasi untuk memudahkan pengguna dalam memahami
Laporan Keuangan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
6. PROSEDUR
1. Penginputan dokumen sumber yaitu DIPA, Revisi Dipa, Estimasi Pendapatan SPM.
SP2D, SSBP, SSPB melalui aplikasi SAIBA ( Sistem Akuntansi Instansi berbasis
Akrual) versi 4.3 dan Referensi versi 4.2
2. Rekonsiliasi Internal
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
a. Melakukan rekonsiliasi internal dengan Bendahara Pengeluaran, untuk
membandingkan Kas di bendahara pengeluaran dan Setoran Pengembalian
Belanja yang di bukukan bendahara dengan SAIBA untuk kepentingan
penyusunan LPJ bendahara Pengeluaran.
b. Melakukan rekonsiliasi internal dengan Bendahara Penerimaan, untuk
membandingkan Setoran Pendapatan yang dibukukan bendahara dengan SAIBA
untuk kepentingan penyusunan LPJ bendahara Penerimaan
c. Melakukan Rekonsiliasi Internal dengan SIMAK-BMN untuk membandingkan
nilai neraca dan nilai Persediaan, dari SPM belanja modal yang diinput di
SIMAK-BMN dengan akun-akun neraca yang terkait dengan BMN dan jurnal
korolari dari belanja modal yang diinput di SAIBA. Hasil Rekonsilias dituangkan
dalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Internal yang ditandatangani oleh petugas
dari SAIBA, SIMAK BMN dan atas langsung yang bertanggung jawab.
3. Rekonsiliasi Ekternal
Melakukan rekon dengan KPPN Surakarta melalui aplikasi Aplikasi e-Rekon-LK
untuk proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan beberapa
sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama.,
e-rekon dalah aplikasi berbasis web yang dikembangkan dalam rangka proses
rekonsiliasi data transaksi keuangan dan penyusunan Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga.
Rekonsiliasi dilakukan dengan mencocokan data Pagu Belanja, Belanja, Pengembalian
Belanja, Estimasi PNBP, PNBP, Pengembalian PNBP, Pendapatan Pajak, Mutasi Uang
Persediaan, Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran, Saldo Kas pada BLU, dan Saldo Kas
Lainnya dari Hibah
Hasil Rekonsilias dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) yang
ditandatangani oleh Satker dan KPPN secara elektronis.
Aplikasi E-rekon
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
Berita Acara Rekonsiliasi (BAR)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
4. Penyusunan Laporan Keuangan dari laporan yang dihasilkan SAIBA berupa :
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yaitu laporan yang menyajikan informasi
realisasi pendapatan dan belanja, yang masing-masing dibandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode.
2. Laporan Operasional, yaitu laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya
ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintah dalam satu
periode pelaporan.
3. Laporan Perubahan Ekuitas yaitu laporan yang menyajikan informasi kenaikan
atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
4. Neraca yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
akuntansi dan entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, ekuitas dana per
tanggal tertentu.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
5. Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis
atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 9
TENTANG
PENGAJUAN KREDIT DAN PEMOTONGAN GAJI
1. TUJUAN
a. Membantu para pegawai dalam pengajuan aplikasi kredit di bank
b. Memberi kemudahan kepada para pegawai dalam membayar cicilan hutang dan
kewajiban yang harus dipenuhi
2. RUANG LINGKUP
Pengajuan kredit di bank meliputi Bank BPD, Bank BRI Karanganyar, dan BTN
Surakarta, serta pemotongan gaji KPRI ISI Surakarta
3. REFERENSI
1) Formulir aplikasi kredit dan plafond dari Bank
2) Daftar tagihan kredit dari Bank dan KPRI ISI Surakarta
4. DEFINISI
1) Formulir aplikasi kredit adalah form yang berisi informasi yang berkaitan dengan data
debitur
2) Daftar Tagihan Kredit adalah daftar ringkasan nama debitur, tagihan dan sisa kredit di
Bank
5. KETENTUAN UMUM
1) Pemotong gaji harus memperhitungkan dengan benar gaji yang di terima, jumlah plafond
pinjaman, dan batas waktu pensiun pegawai yang akan mengajukan kredit
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
2) Formulir aplikasi kredit harus di setujui pemotong gaji dan di tandatangani Bendahara
Pengeluaran dan Kepala Biro Umum dan Keuangan
6. PROSEDUR
1) PENGAJUAN KREDIT
a) Pegawai yang akan mengajukan kredit harus mengisi form aplikasi kredit di bank.
b) Pemotong gaji menghitungkan gaji yang di terima, jumlah plafond pinjaman, dan
batas waktu pensiun.
c) Pemotong gaji memberikan ACC /persetujuan atas kredit yang diajukan.
d) Bendahara Pengeluaran menandatangani form aplikasi kredit.
e) Kepala Biro Umum dan Keuangan menandatangani form aplikasi kredit.
f) Pegawai yang akan mengajukan kredit pergi ke bank untuk menyerahkan form
aplikasi kredit beserta lampirannya
2). PEMOTONGAN GAJI
Berdasarkan daftar tagihan kredit yang dari Bank dan KPRI ISI Surakarta, pemotong
gaji input data di aplikasi Sistem Informasi Slip Gaji Pegawai
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 10
TENTANG
PENGELOLAAN REKENING PENAMPUNGAN
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk menampung uang yang tidak dapat ditampung pada
Rekening Penerimaan dan Rekening Pengeluaran berdasarkan tugas dan fungsi Satuan
Kerja yaitu untuk menampung dana kerjasama dengan pihak ketiga baik intansi terkait
maupun instansi lainnya didasari MoU yang di tata usahakan oleh Bendahara
Penerimaan.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi pengelolaan Rekening Lainnya.
3. REFERENSI
1) UUD 1945 pasal 23 sebagai prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan Negara.
2) UU no 17 tahun 2003, prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan Negara (Hukum
Tata Negara)
3) UU no 1 tahun 2004, kaidah administratif pengelolaan keuangan Negara (Hukum
administrasi Negara)
4) UU no 20 tahun 1997, tentang PNBP
5) UU no 15 tahun 2004, prinsip-prinsip umum pemeriksaan keuangan Negara.
6) PP nomor 22 tahun 1997, tentang jenis dan penyetoran PNBP
7) PP Nomor 39 tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/ Daerah
8) PMK Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Kementerian Negara/
Lembaga/ Kantor/ Satuan Kerja.
9) PMK Nomor 58/PMK.05/2007 tentang Penertiban Rekening Pemerintah pada
Kementerian Negara/ Lembaga.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
10) PMK Nomor 67/PMK.05/2007 tentang Pengenaan sanksi dalam rangka pengelolaan
dan penertiban rekening pemerintah pada Kementerian/ Lembaga/ Kantor/ Satuan
Kerja.
11) PMK Nomor 05/PMK.05/2010 tentang Pengelolaan Rekening Kementerian Negara/
Lembaga/ Kantor/ Satuan Kerja.
12) PMK Nomor 190 /PMK.05/2012 tentang tata cara pembayaran dalam rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja Negara.
13) PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang kedudukan dan tanggung jawab bendahara
pada satuan kerja pengelola anggaran pendapatan dan belanja Negara.
14) PMK Nomor 252/PMK.05/2014 tentang Rekening Milik Kementerian Negara/
Lembaga/ Satuan Kerja.
4. DEFINISI
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
3) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4) Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian
Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan
kegiatan Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran.
5) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan
yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
6) Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada Kantor/Satuan Kerja Kementerian
Negara/Lembaga.
7) Rekening adalah Rekening milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja yang
dibuka pada bank umum/kantor pos dalam bentuk giro dan/atau deposito, yang dapat
didebit dan/atau dikredit dalam rangka pengelolaan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga/Satuan Kerja.
8) Rekening Lainnya adalah Rekening giro dan/atau deposito pada bank umum/kantor
pos yang dipergunakan untuk menampung uang yang tidak dapat ditampung pada
Rekening Penerimaan dan Rekening Pengeluaran berdasarkan tugas dan fungsi
Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja.
5. KETENTUAN UMUM
1) Bendahara Penerimaan wajib memiliki Rekening Lainnya yang telah disetujui oleh
Kuasa Bendahara Umum Negara
2) KPA dalam hal ini didelegasikan kepada Bendahara Penerimaan harus melaporkan
saldo seluruh Rekening yang dikelolanya setiap bulan kepada Kepala KPPN paling
lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
6. PROSEDUR
1) KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) :
a) KPA mengajukan permohonan persetujuan pembukaan Rekening Lainnya pada
Bank Umum/Kantor Pos kepada Kuasa BUN Pusat.
b) Permohonan persetujuan dibuat sesuai format dan ketentuan yang berlaku sesuai
PMK Nomor 252/PMK.05/2014.
Permohonan persetujuan dilampiri dokumen paling sedikit:
i. Salinan DIPA
ii. Surat pernyataan mengenai penggunaan Rekening yang dibuat sesuai format
PMK Nomor 252/PMK.05/2014.
iii. Surat kuasa KPA kepada Kuasa BUN Pusat dan Kuasa BUN di Daerah untuk
memperoleh informasi dan kewenangan terkait Rekening yang dibuka pada Bank
Umum/Kantor Pos yang dibuat sesuai format PMK Nomor 252/PMK.05/2014.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
c) KPA menyampaikan laporan pembukaan Rekening kepada Kuasa BUN paling
lambat 20 (dua puluh) hari kalender sejak terbitnya surat persetujuan pembukaan
Rekening.
2) KUASA BUN PUSAT
a) Memeriksa kelengkapan dokumen permohonan pembukaan Rekening.
b) Menilai kelayakan pemberian persetujuan pembukaan Rekening.
c) Dalam hal kelengkapan dokumen dan penilaian kelayakan telah terpenuhi, Kuasa
BUN menyetujui permohonan pembukaan Rekening dari KPA, kemudian
menerbitkan Surat persetujuan pembukaan Rekening.
3) BENDAHARA PENERIMAAN
a) Membuka Rekening Lainnya diberi nama sesuai dengan penamaan Rekening oleh
Kuasa BUN dalam surat persetujuan pembukaan Rekening di Bank Umum
(Bank BNI 46).
b) Penerimaan dana dari pihak ketiga akan masuk ke Rekening Lainnya.
c) Mengambil dengan cek dan mendistribusikan kepada unit terkait.
d) Melaporkan saldo akhir bulan yang ada di Rekening Lainnya berdasarkan
Rekening Koran pada setiap bulan ke KPPN dan Kuasa BUN Pusat.
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 11
TENTANG
PENGELOLAAN REKENING PENERIMAAN
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk menampung uang pendapatan Negara dalam rangka
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang di tata usahakan oleh
Bendahara Penerimaan.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi pengelolaan Rekening Bendahara Pengeluaran.
3. REFERENSI
1) UUD 1945 pasal 23 sebagai prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan Negara.
2) UU no 17 tahun 2003, prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan Negara (Hukum
Tata Negara)
3) UU no 1 tahun 2004, kaidah administratif pengelolaan keuangan Negara (Hukum
administrasi Negara)
4) UU no 20 tahun 1997, tentang PNBP
5) UU no 15 tahun 2004, prinsip-prinsip umum pemeriksaan keuangan Negara.
6) PP nomor 22 tahun 1997, tentang jenis dan penyetoran PNBP
7) PP Nomor 39 tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/ Daerah
8) PMK Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Kementerian Negara/
Lembaga/ Kantor/ Satuan Kerja.
9) PMK Nomor 58/PMK.05/2007 tentang Penertiban Rekening Pemerintah pada
Kementerian Negara/ Lembaga.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
10) PMK Nomor 67/PMK.05/2007 tentang Pengenaan sanksi dalam rangka pengelolaan
dan penertiban rekening pemerintah pada Kementerian/ Lembaga/ Kantor/ Satuan
Kerja.
11) PMK Nomor 05/PMK.05/2010 tentang Pengelolaan Rekening Kementerian Negara/
Lembaga/ Kantor/ Satuan Kerja.
12) PMK Nomor 190 /PMK.05/2012 tentang tata cara pembayaran dalam rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja Negara.
13) PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang kedudukan dan tanggung jawab bendahara
pada satuan kerja pengelola anggaran pendapatan dan belanja Negara.
14) PMK Nomor 252/PMK.05/2014 tentang Rekening Milik Kementerian Negara/
Lembaga/ Satuan Kerja.
4. DEFINISI
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
3) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4) Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian
Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan
kegiatan Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran.
5) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan
yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
6) Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada Kantor/Satuan Kerja Kementerian
Negara/Lembaga.
7) Rekening adalah Rekening milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja yang
dibuka pada bank umum/kantor pos dalam bentuk giro dan/atau deposito, yang dapat
didebit dan/atau dikredit dalam rangka pengelolaan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga/Satuan Kerja.
8) Rekening Penerimaan adalah Rekening giro pemerintah pada bank umum/kantor pos
yang dipergunakan untuk menampung uang pendapatan Negara dalam rangka
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Kementerian
Negara/Lembaga/Satuan Kerja.
5. KETENTUAN UMUM
1) Bendahara Penerimaan wajib memiliki Rekening Bendahara Penerimaan yang telah
disetujui oleh Kuasa Bendahara Umum Negara
2) KPA dalam hal ini didelegasikan kepada Bendahara Penerimaan harus melaporkan
saldo seluruh Rekening yang dikelolanya setiap bulan kepada Kepala KPPN paling
lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
6. PROSEDUR
1) KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) :
a) KPA mengajukan permohonan persetujuan pembukaan Rekening Penerimaan
dan/atau Rekening Pengeluaran pada Bank Umum/Kantor Pos kepada Kuasa
BUN di Daerah.
b) Permohonan persetujuan dibuat sesuai format dan ketentuan yang berlaku sesuai
PMK Nomor 252/PMK.05/2014.
c) Permohonan persetujuan dilampiri dokumen paling sedikit:
i. Salinan DIPA
ii. Surat pernyataan mengenai penggunaan Rekening yang dibuat sesuai
format PMK Nomor 252/PMK.05/2014.
iii. Surat kuasa KPA kepada Kuasa BUN Pusat dan Kuasa BUN di Daerah
untuk memperoleh informasi dan kewenangan terkait Rekening yang
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
dibuka pada Bank Umum/Kantor Pos yang dibuat sesuai format PMK
Nomor 252/PMK.05/2014.
d) KPA menyampaikan laporan pembukaan Rekening kepada Kuasa BUN paling
lambat 20 (dua puluh) hari kalender sejak terbitnya surat persetujuan pembukaan
Rekening.
2) KPPN
a) Memeriksa kelengkapan dokumen permohonan pembukaan Rekening.
b) Menilai kelayakan pemberian persetujuan pembukaan Rekening.
c) Dalam hal kelengkapan dokumen dan penilaian kelayakan telah terpenuhi, Kuasa
BUN menyetujui permohonan pembukaan Rekening dari KPA, kemudian
menerbitkan Surat persetujuan pembukaan Rekening.
3) BENDAHARA PENERIMAAN
a) Membuka Rekening Penerimaan diberi nama sesuai dengan penamaan Rekening
oleh Kuasa BUN dalam surat persetujuan pembukaan Rekening di Bank Umum
(Bank Mandiri).
b) Penerimaan pendapatan pendidikan akan masuk ke Rekening Penerimaan
c) Menyetor seluruh penerimaan negara di setor ke Kas Negara Setiap akhir bulan
d) Melaporkan saldo akhir bulan yang ada di Rekening Bendahara Penerimaan
berdasarkan Rekening Koran pada setiap bulan ke KPPN dan Kuasa BUN Pusat.
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)
SUBBAG KEUANGAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
No: 12
TENTANG
PENGELOLAAN REKENING PENGELUARAN
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk mengelola uang keperluan belanja negara dalam rangka
pelaksanaan APBN yang di tata usahakan oleh Bendahara Pengeluaran.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi pengelolaan Rekening Bendahara Pengeluaran.
3. REFERENSI
1) UUD 1945 pasal 23 sebagai prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan Negara.
2) UU no 17 tahun 2003, prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan Negara (Hukum Tata
Negara)
3) UU no 1 tahun 2004, kaidah administratif pengelolaan keuangan Negara (Hukum
administrasi Negara)
4) UU no 20 tahun 1997, tentang PNBP
5) UU no 15 tahun 2004, prinsip-prinsip umum pemeriksaan keuangan Negara.
6) PP nomor 22 tahun 1997, tentang jenis dan penyetoran PNBP
7) PP Nomor 39 tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/ Daerah
8) PMK Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Kementerian Negara/
Lembaga/ Kantor/ Satuan Kerja.
9) PMK Nomor 58/PMK.05/2007 tentang Penertiban Rekening Pemerintah pada
Kementerian Negara/ Lembaga.
10) PMK Nomor 67/PMK.05/2007 tentang Pengenaan sanksi dalam rangka pengelolaan dan
penertiban rekening pemerintah pada Kementerian/ Lembaga/ Kantor/ Satuan Kerja.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
11) PMK Nomor 05/PMK.05/2010 tentang Pengelolaan Rekening Kementerian Negara/
Lembaga/ Kantor/ Satuan Kerja.
12) PMK Nomor 190 /PMK.05/2012 tentang tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja Negara.
13) PMK Nomor 162/PMK.05/2013 tentang kedudukan dan tanggung jawab bendahara pada
satuan kerja pengelola anggaran pendapatan dan belanja Negara.
14) PMK Nomor 252/PMK.05/2014 tentang Rekening Milik Kementerian Negara/ Lembaga/
Satuan Kerja.
4. DEFINISI
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
3) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
4) Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian
Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran.
5) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
6) Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian
Negara/Lembaga.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
7) Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disingkat BPP adalah orang yang
ditunjuk untuk membantu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran
kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu.
8) Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam jumlah
tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan
operasional sehari-hari Satker atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan
tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung.
9) Rekening adalah Rekening milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja yang
dibuka pada bank umum/kantor pos dalam bentuk giro dan/atau deposito, yang dapat
didebit dan/atau dikredit dalam rangka pengelolaan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga/Satuan Kerja.
10) Rekening Pengeluaran adalah Rekening giro pemerintah pada bank umum/kantor pos
yang dipergunakan untuk menampung uang bagi keperluan belanja negara dalam rangka
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Kementerian
Negara/Lembaga/Satuan Kerja, termasuk didalamnya Rekening bendahara pengeluaran
pembantu.
5. KETENTUAN UMUM
1) Bendahara Pengeluaran wajib memiliki Rekening Bendahara Pengeluaran yang telah
disetujui oleh Kuasa Bendahara Umum Negara
2) KPA dalam hal ini didelegasikan kepada Bendahara Pengeluaran harus melaporkan saldo
seluruh Rekening yang dikelolanya setiap bulan kepada Kepala KPPN paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
6. PROSEDUR
1) KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) :
a) KPA mengajukan permohonan persetujuan pembukaan Rekening Penerimaan
dan/atau Rekening Pengeluaran pada Bank Umum/Kantor Pos kepada Kuasa BUN di
Daerah.
b) Permohonan persetujuan dibuat sesuai format dan ketentuan yang berlaku sesuai
PMK Nomor 252/PMK.05/2014.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
c) Permohonan persetujuan dilampiri dokumen paling sedikit:
i. Salinan DIPA
ii. Surat pernyataan mengenai penggunaan Rekening yang dibuat sesuai format PMK
Nomor 252/PMK.05/2014.
iii. Surat kuasa KPA kepada Kuasa BUN Pusat dan Kuasa BUN di Daerah untuk
memperoleh informasi dan kewenangan terkait Rekening yang dibuka pada Bank
Umum/Kantor Pos yang dibuat sesuai format PMK Nomor 252/PMK.05/2014.
d) KPA menyampaikan laporan pembukaan Rekening kepada Kuasa BUN paling lambat
20 (dua puluh) hari kalender sejak terbitnya surat persetujuan pembukaan Rekening.
2) KPPN
a) Memeriksa kelengkapan dokumen permohonan pembukaan Rekening.
b) Menilai kelayakan pemberian persetujuan pembukaan Rekening.
c) Dalam hal kelengkapan dokumen dan penilaian kelayakan telah terpenuhi, Kuasa
BUN menyetujui permohonan pembukaan Rekening dari KPA, kemudian
menerbitkan Surat persetujuan pembukaan Rekening.
3) BENDAHARA PENGELUARAN
a) Membuka Rekening Pengeluaran diberi nama sesuai dengan penamaan Rekening oleh
Kuasa BUN dalam surat persetujuan pembukaan Rekening di Bank Umum (Bank
Jateng).
b) Dana UP/ TUP/ GUP yang telah diterbitkan SP2D nya oleh KPPN secara otomatis
akan masuk ke Rekening Bendahara Pengeluaran.
c) Mengambil dana UP/ TUP/ GUP/LS Bendahara/ Tunjangan Kinerja yang ada di
Rekening Bendahara Pengeluaran mengunakan cek.
d) Melaporkan saldo akhir bulan yang ada di Rekening Bendahara Pengeluaran
berdasarkan Rekening Koran pada setiap bulan ke KPPN dan Kuasa BUN Pusat.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19, Surakarta 57126
Jawa Tengah, Indonesia. Telepon. 0271-647658, Fax. : 0271-646175
E-mail: [email protected] Website:www.isi-ska.ac.id
e) Pada akhir tahun posisi saldo di Rekening Bendahara Pengeluaran harus nol jika
masih ada uang sisa UP/TUP segera untuk menyetor kembali ke kas Negara.
Kasubbag Keuangan
Dhika Dwi Sriwahyuni, SE
NIP. 198505292008122002