Case Report Luka Bakar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

burn injury

Citation preview

I

CASE REPORT SESSIONLUKA BAKAR

Oleh :

Clarisa Dwi K.DearainiImam RamdhaniWan Nor Ezzati

Pembimbing :Irra Rubianti W., SpB., SpBP-RE(K)

SUB BAGIAN BEDAH PLASTIKRS DR. HASAN SADIKINFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN2015

I. IDENTITAS PASIENNama: An. DUmur: 1 tahun 10 bulanJenis kelamin: Laki-lakiAlamat: WangunrejoAgama: IslamTgl MRS: 13 Februari 2016Tgl Pemeriksaan: 15 Februari 2016

II. ANAMNESISKeluhan Utama : Luka bakarAnamnesis Khusus :Sejak 5 jam sebelum masuk RS, pasien sedang bermain di dekat kompor, kemudian pasien tersandung selang gas sehingga wajan di kompor yang berisi minyak panas tumpah mengenai kepala dan badan. Pasien langsung diberi kecap pada luka bakarnya oleh ibunya. Setelah itu pasien dibawa ke RS Santo Yusuf lalu dibersihkan lukanya, dioleskan salep berwarna kuning, tidak dipasang infus, diberikan obat anti nyeri. Pasien sudah meminum kurang lebih 200 cc air putih dan meminum asi. BAK (-), pingsan (-), muntah (-) dan sesak nafas (-). Pasien dirujuk ke RSHS untuk perawatan lebih lanjut.

III. PEMERIKSAAN FISIK BB : 10 kg, TB: 90 cm

Status GeneralisKesadaran: Kompos mentisKeadaan Umum: Tampak sakit sedang, status gizi baikTekanan darah: 110/70 mmhgNadi: 100 x / menitRespirasi: 24 x / menitSuhu: afebrisKepala: Konjungtiva tidak anemis Sklera tidak ikterik Pupil isokor, RC +/+ Leher: Sulit dinilaiToraks : Bentuk dan gerak simetris Pulmo: Sonor, VBS kiri = kanan, ronkhi -/-, wheezing -/- Cor: Bunyi jantung murni regularAbdomen: Sulit dinilai Hepar dan lien sulit dinilai BU (+) NormalEkstremitas : Sianosis -/- Status Lokalis :a/r Fascialis: Combustio grade I 9 %a/r Extremity superior dextra: Combustio grade IIA 0,5 %a/r Extremity superior sinistra: Combustio grade IIA 0,5 %a/r Extremity inferior dextra: Combustio grade IIA 0,5 %a/r Extremity inferior sinistra: Combustio grade IIA 0,5 %a/r Trunkus anterior: Combustio grade IIB 0,5 %a/r Trunkus posterior: Combustio grade IIA 1,5 %

IV.PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium (13 Februari 2016) :Hb: 14,6 g/dL (13,5-17,5)Leukosit: 24.800/mm3 (4.400-11.300)Ht: 45% (40-52)Trombosit: 926.000/mm3 (150.000-450.000)Eritrosit: 6,10 juta/uL (4,5-6,5)Ureum : 43 mg/dL (15-50)SGOT: 64 U/L ( 20% BSA in children3 > 10% BSABurns of face, feet, eyes, ears, perineumBurns in poor risk patient (age, current disease)Burns associated with inhalation, electrical injury, fractures or other major trauma

VIII. Derajat Luka BakarDerajat I Terbatas pada lapisan epidermis Bulae () Kering, hiperemis berupa eritem Nyeri (+) Sembuh spontan dalam 510 hariDerajat II Mengenai epidermis dan sebagian dermis Bulae (+) Nyeri (+) Derajat IIADangkal : superfisial dermis, melibatkan folikel rambut, kelenjar keringat dan sebasea utuh, sembuh dalam 1014 hari Derajat IIBDalam : sebagian besar dermis, sedikit adnexa kulit, sembuh 39 minggu

Derajat III Seluruh dermis dan lapisan di bawahnya Bulae () Abu-abu pucat Koagulasi protein pada epidermis dan dermis (eschar) Anestesi Penyembuhan lama

IX. Zona Kerusakan Jaringan1. Zona koagulasiTerjadi koagulasi protein (langsung)2. Zona statisKerusakan endotel, trombosit dan leukosit gangguan perfusi, permeabilitas kapiler dan respon inflamasi lokal. Pada 1224 jam paskatrauma, mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.3. Zona hiperemiTerjadi reaksi vasodilatasi tanpa reaksi seluler

X. Luas Luka BakarBerdasarkan Rules of Nines (% TBSA)ChildAdult

Head / neck189

Arm99

Anterior trunk1818

Posterior trunk1818

Leg (groin to toe)1418

Perineum51

XI. Perhitungan Luas Luka Bakar

XII. Penatalaksanaan di IGD Primary assessment Secondary assessment Evaluasi luka Resusitasi cairan Monitoring lain : dekompresi lambung, pain control, tetanus profilaktifXIII. Primary Survey Identify immediate life-threatening conditions Airway : Oksigen Observasi edema jalan napas : progressive hoarseness, LB kepala dan leher pasang ETT Breathing : lihat frekuensi napas dan ekspansi dada Circulation : frekuensi nadi lebih baik daripada tekanan darah C-spine immobilization : terutama pada korban ledakan atau KLLXIV. Secondary Survey A thorough head-to-toe evaluationAnamnesis riwayat trauma, mekanisme, ruang tertutup, gas kimia, trauma inhalasi, dan lain-lain Adanya trauma penyerta lain Evaluasi luka Resusitasi cairan Monitoring lain : dekompresi lambung, laboratorium, pain control, tetanus profilaktifXV. Resusitasi Cairan Pasien dengan luka bakar > 20% memerlukan resusitasi cairan intravena Pasien dengan luka bakar > 50% atau memiliki masalah medis lain, seperti sangat muda, sangat tua, atau mengalami inhalasi asap harus mendapatkan monitoring tekanan vena sentral. Formula Evans Formula Brooke Formula Baxter (Parkland) 8 jam pertama : jumlah cairan 16 jam berikut : sisanyaFORMULA EVANS 1 ml/kgBB/%LB koloif 1 ml/kgBB/%LB elektrolit 2000 ml glukosaMonitor: diuresis > 50 ml/jam CVP > +2 Hb Ht

FORMULA BROOKE 0,5 ml/kgBB/%LB koloif 1,5 ml/kgBB/%LB elektrolit 2000 ml glukosaMonitor: diuresis 3050 ml/jam CVP > +2 Hb HtFORMULA BAXTER (PARKLAND) 4 ml/kgBB/%LB ringer lactateMonitor: diuresis 50100 ml/jam CVP > +2 Hb HtXVI. Tetanus Profilaktif Apabila dalam 5 tahun terakhir mendapatkan booster tidak perlu profilaksis Dalam 10 tahun terakhir cukup tetanus toksoid booster Apabila tidak diketahui statusnya diberikan serum hiperimunXVII. Perawatan Luka Aseptik Nekrotomi, debridement AB topikal AgNO3 0,5% Mafenide acetate SSD 1% Gentamycin SO4 Posisi sendi ekstensi, abduksi Eksisi tangensial Escharotomy Fasciotomy Skin graft STSG FTSGESCHAROTOMY DAN FASCIOTOMY Escharotomy pada dada Diperlukan pada pasien dengan luka bakar sirkumferensial pada dinding dada. Dilakukan pada linea axillaris anterior bilateral, apabila dinding abdomen ikut terkena maka dilakukan incisi transversal costal margin. Escharotomy pada ekstremitas Dilakukan pada luka bakar sirkumferensial pada ekstremitas yang menyebabkan gangguan perkusi yang signifikan. Batas tekanan untuk dilakukan escharotomy adalah 30 mmHg dan dilakukan sepanjang garis midmedial atau midlateral.

XVIII. Nutrisi SuportifDapat dilakukan sedini mungkin, walaupun pada luka bakar luar terjadi gastroparesis menggunakan NGT pada distal ligamentum Treitz meningkatkan sintesis protein, menurunkan translokasi bakteri, meningkatkan hormon anabolisme (insulin) dan menurunkan stres hormon stres respon menurunSangat bermanfaat pemberian kalori dan protein untuk anabolisme dan katabolisme XIX. Infeksi dan Antibiotika pada Luka Bakar Mengatasi infeksi tindakan aseptik, pencucian dan perawatan luka, nekrotomi dan debridement, pemberian antibiotika topikal dan sistemik Prinsip tindakan : dilution is solution for pollution Pemberian antibiotik dibedakan sebagai profilaksis topikal dan sistemikANTIBIOTIK Terapeutik : diberikan untuk mengatasi infeksi yang terjadi dan telah dilakukan kultur Profilaksis : diberikan sesuai pola kuman rumah sakit, diberikan intravena 30 menit sebelum tindakan dan 24 jam paskatindakan, dapat juga diberikan per oral selama 5 hari berupa antibiotik yang tidak diserap usus untuk mencegah kontaminasi dari saluran cerna.XX. Problem Rekonstruksi Gangguan fungsi dan estetik : Kontraktur Parut hipertrofik KeloidBila kesulitan seperti yang disebutkan di atas ditemukan, tindakan operasi adalah tindakan yang paling memungkinkan.XXI. Jenis Operasi Release contracture Skin graft Z plasty Distant flap Free flap